Sukseskan Gerakan "Back To Masjid ..."

sibin

New member
Memakmurkan Masjid

Lewat masjid,.... Rasulullah membangun kultur masyarakat baru yang lebih dinamis, progresif.

Tulisan ini, hanya sebagai pengingat bagi kita, Umat Islam, untuk merekonstruksi paradigma terhadap masjid, yang menurut saya, sekarang pandangan sebagian Umat Islam dalam melihat masjid tidak sesuai dengan khittahnya.

Saat ini sebagian Masjid ditelantarkan (dalam arti sebenarnya) oleh sebagian Umat Islam. Selama saya tinggal di Banjarbaru, kondisi sebagian masjid saat ini saya lihat sangat menyedihkan. Baik dari fisik bangunan, program kegiatannya maupun SDM pengelolanya. Bahkan yang membuat saya lebih miris, di antara masjid di Banjarbaru dan Pelaihari, jarang sekali anak muda yang shalat berjamaah.

"Barang siapa yang membangun rumah Allah (masjid) di dunia, maka Allah akan membangunkannya rumah di surga." (HR Muslim). Hadits itu jelas sekali maksudnya. Tapi karena kita memahaminya hanya secara harfiah, tanpa mengkaji lagi asbabul wurud (sebab hadits itu diturunkan) sehingga kita mungkin beranggapan: cukup menjadi panitia pembangunannya, Allah sudah membangunkan kita rumah di surga. Apalagi jika kita melakukan aktivitas shalat jamaah di masjid, memakmurkan masjid. Tentu hal yang luar biasa.

Padahal paradigma seperti itu keliru. Bayangkanlah, jika pikiran kita seluruhnya sama seperti itu, maka siapa yang akan merawat rumah Allah tersebut. Siapa yang akan memakmurkan masjid tersebut? Padahal, memakmurkan masjid jauh lebih baik dan mempunyai nilai sangat strategis bagi Umat Islam. Di antaranya, ukhuwwah islamiyah Umat Islam dapat terjaga. Di masjid, tidak memandang status sosial. Tidak memandang pangkat, jabatan, kekuasaan, dll, seperti ketika kita berada di kantor, di pasar misalnya. Di sini, di rumah Allah yang mulia, sangat terasa persaudaraan itu.

Jika kita ada pada zaman Rasulullah, mungkin rumah kita dibakar oleh Rasulullah karena kita tidak menjalankan shalat jamaah di masjid. Renungkanlah percakapan antara umi maktum, sahabat Rasulullah yang buta. "Ya Rasulullah adakah rukshah (keringanan) bagi saya untuk tidak melakukan shalat jamaah di masjid." Rasul menjawab: "Apakah engkau masih mendengar azan?" Umi Maktum menjawab: "Masih." "Maka wajib bagimu untuk mendatangi masjid itu," jawab Nabi. Hadits meriwayatkan, hampir-hampir akan dibakar rumah orang yang tidak mau ke masjid untuk shalat jamaah, jika tidak terjadi fitnah.

Pusat Revolusi Peradaban

Masjid di zaman Rasulullah mempunyai banyak fungsi, selain tempat ibadah. Itu sebabnya, Rasulullah membangun masjid terlebih dahulu.

Untuk mengumpulkan pengikut Rasulullah, tempat yang tepat adalah masjid karena bebas nilai. Hanya nilai kebaikan dalam rangka mengesakan Allah, yang ada di masjid. Madinah dijadikan Rasulullah sebagai prototipe masyarakat berperadaban Islam. Lewat masjid, Rasulullah membangun kultur masyarakat baru yang lebih dinamis, progresif. Intinya dari masjid awal cahaya Islam menyebar ke seluruh cakrawala dunia.

Bagaimana kondisi masjid sekarang? Selain seperti yang saya jelaskan di atas, ada hal yang umumnya terjadi di sebagian masjid kita. Masjid fungsinya dibatasi, hanya sebagai tempat ibadah. Salah? Tidak. kemudian ada lagi permasalahan yang sering saya jumpai di masjid, yaitu ketika ada yang ingin melakukan kegiatan atas nama parpol tertentu, izinnya dipersulit. Bahkan pengurus juga tidak jarang mengatakan: "Masjid bukan tempat orang untuk bicara politik." Padahal di zaman Rasulullah, justru politik dibicarakan di masjid.

Ada juga persoalan yang sering terjadi jika ada ormas mau mengadakan kegiatan, tetapi mazhabnya berbeda dengan pengurus masjid, maka ormas itu tidak boleh memakai masjidnya.

Tips memakmurkan masjid:

Dari sisi SDM yaitu:

-Adakan pelatihan manajemen masjid dengan mengundang ahlinya sehingga diharapkan pengelolanya bisa maksimal mengurus masjid;

-Adakan pembinaan terhadap pemuda di sekitar masjid. Diharapkan mereka sebagai suplai SDM nantinya, jika orang tua sudah tidak ada.

Dari sisi program kerja:
Buat program kerja yang inovatif. Misalnya, selama satu tahun kepengurusan si Fulan yang ada di masjid hanya acara Shalat Tasbih, yasinan, maulid, kajian kitab kuning. Maka, tambahlah dengan bedah buku, mabit, ESQ, Talk Show, dll.

Back to Masjid

Kiranya tidak berlebihan, jika hal itu membawa dampak positif yang signifikan bagi kemakmuran masjid maupun masyarakat sekitar. Apalagi baru saja kita melewati Ramadhan. Kenapa tidak kita teruskan ibadah berjamaahnya? Apalagi sekarang Muharam, bulan ini dijadikan sebagai momentum hijrah bagi muslim. Mari kita shalat berjamaah di masjid, jika tidak mau, berarti ada yang salah dalam diri kita.

Kemudian Shalat Subuh bersama forum RT/RW, sehingga terlihat kedekatan pejabat dengan rakyatnya. Dampaknya luar biasa. Bukan hanya masjid yang hidup, tempat kita tinggal akan mendapat berkah dari langit. Apalagi jika gaya memimpin bupati/walikota seperti Umar bin Abdul Aziz. Subhanallah.

Kini saatnya kita kembali ke masjid. khususnya melakukan Shalat Subuh jamaah. Seorang Yahudi berkata: "Bangsa kami, Yahudi, baru akan takut jika Umat Islam telah melaksanakan Shalat Subuh seperti melakukan Shalat Jumat."

Tidak ada kata terlambat untuk memulai sebuah kebaikan. Mari mulai sekarang juga, kita makmurkan masjid di kompleks perumahan kita, di tempat kerja maupun di pusat perbelanjaan (jika memungkinkan). Hilangkan perbedaan yang tidak syar?i, kecurigaan terhadap sesama umat.

Sumber:
http://www.banjarmasinpost.co.id/content/view/15274/180/

Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS 9:18, At Taubah).
http://ccc.1asphost.com/assalamtafsir/Alquran_Tafsir.asp?SuratKe=9&No=18#18


Sukseskan Gerakan Back To Masjid ...

http://www.google.co.id/search?q="Back+to+Masjid"&btnG=Telusuri&hl=id

http://www.google.co.id/search?q="Back+to+Masjid"&hl=id&start=10&sa=N

INFO BUKU:
Nikmatnya Sholat Berjamaah - Suburkan Ruhiyah Eratkan Ukhuwah
Sukseskan Gerakan "Back To Masjid"
Penerbit : Nawaitu Pustaka

Fungsi dan Peran Masjid :yihaa:
http://www.immasjid.com/?pilih=lihat&id=149

hjm.jpg
pporm.jpg




Download 70kb
Sukseskan Gerakan "Back To Masjid"

http://c.1asphost.com/sibin/Sukseskan_Gerakan_Back_To_Masjid.doc
:arrow: ...PRINT DAN TEMPELKAN DIMASJID %peace%


Download file doc, 200kb
MEMBANGUN GENERASI QUR'ANI
http://ccc.1asphost.com/assalamquran/DOC_MEMBANGUN_GENERASI_QURANI.doc
http://c.1asphost.com/sibin/DOC_MEMBANGUN_GENERASI_QURANI.doc
 
Last edited:
Fungsi dan Peran Masjid

Masjid berarti tempat untuk bersujud. Secara terminologis diartikan sebagai tempat beribadah umat Islam, khususnya dalam menegakkan shalat. Masjid sering disebut Baitullah (rumah Allah), yaitu bangunan yang didirikan sebagai sarana mengabdi kepada Allah.

Pada waktu hijrah dari Mekah ke Madinah ditemani shahabat beliau, Abu Bakar, Rasulullah shallallahu ?alaihi wa sallam melewati daerah Quba di sana beliau mendirikan Masjid pertama sejak masa kenabiannya, yaitu Masjid Quba (QS 9:108, At Taubah). Setelah di Madinah Rasulullah juga mendirikan Masjid, tempat umat Islam melaksanakan shalat berjama?ah dan melaksanakan aktivitas sosial lainnya. Pada perkembangannya disebut dengan Masjid Nabawi.

Fungsi Masjid paling utama adalah sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat berjama?ah. Kalau kita perhatikan, shalat berjama?ah adalah merupakan salah satu ajaran Islam yang pokok, sunnah Nabi dalam pengertian muhaditsin, bukan fuqaha, yang bermakna perbuatan yang selalu dikerjakan beliau. Ajaran Rasulullah shallallahu ?alaihi wa sallam tentang shalat berjama?ah merupakan perintah yang benar-benar ditekankan kepada kaum muslimin.

Abdullah Ibn Mas?ud r.a. berkata: ?Saya melihat semua kami (para shahabat) menghadiri jama?ah. Tiada yang ketinggalan menghadiri jama?ah, selain dari orang-orang munafiq yang telah nyata kemunafiqannya, dan sungguhlah sekarang di bawa ke Masjid dipegang lengannya oleh dua orang, seorang sebelah kanan, seorang sebelah kiri, sehingga didirikannya ke dalam shaff.? (HR: Al Jamaah selain Bukhory dan Turmudzy).

Ibnu Umar r.a. berkata: ?Bersabdalah Rasulullah s.a.w.: ?Shalat berjama?ah melebihi shalat sendiri dengan dua puluh tujuh derajad.? (HR: Bukhory dan Muslim).

Sebenarnya, inti dari memakmurkan Masjid adalah menegakkan shalat berjama?ah, yang merupakan salah satu syi?ar Islam terbesar. Sementara yang lain adalah pengembangannya. Shalat berjama?ah merupakan indikator utama keberhasilan kita dalam memakmurkan Masjid. Jadi keberhasilan dan kekurang-berhasilan kita dalam memakmurkan Masjid dapat diukur dengan seberapa jauh antusias umat dalam menegakkan shalat berjama?ah.
Meskipun fungsi utamanya sebagai tempat menegakkan shalat, namun Masjid bukanlah hanya tempat untuk melaksanakan shalat saja.

Di masa Rasulullah shallallahu ?alaihi wa sallam, selain dipergunakan untuk shalat, berdzikir dan beri'tikaf, Masjid bisa dipergunakan untuk kepentingan sosial. Misalnya, sebagai tempat belajar dan mengajarkan kebajikan (menuntut ilmu), merawat orang sakit, menyelesaikan hukum li'an dan lain sebagainya.
Dalam perjalanan sejarahnya, Masjid telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dalam bentuk bangunan maupun fungsi dan perannya. Hampir dapat dikatakan, dimana ada komunitas muslim di situ ada Masjid. Memang umat Islam tidak bisa terlepas dari Masjid. Disamping menjadi tempat beribadah, Masjid telah menjadi sarana berkumpul, menuntut ilmu, bertukar pengalaman, pusat da?wah dan lain sebagainya.

Banyak Masjid didirikan umat Islam, baik Masjid umum, Masjid Sekolah, Masjid Kantor, Masjid Kampus maupun yang lainnya. Masjid didirikan untuk memenuhi hajat umat, khususnya kebutuhan spiritual, guna mendekatkan diri kepada Pencipta-nya. Tunduk dan patuh mengabdi kepada Allah subhanahu wa ta?ala. Masjid menjadi tambatan hati, pelabuhan pengembaraan hidup dan energi kehidupan umat.

Utsman Ibn ?Affan r.a. berkata: ?Rasul s.a.w. bersabda: Barangsiapa mendirikan karena Allah suatu Masjid, niscaya Allah mendirikan untuknya seperti yang ia telah dirikan itu di Syurga.? (HR: Bukhori & Muslim).

Masjid memiliki fungsi dan peran yang dominan dalam kehidupan umat Islam, beberapa di antaranya adalah:

1. Sebagai tempat beribadah.

Sesuai dengan namanya Masjid adalah tempat sujud, maka fungsi utamanya adalah sebagai tempat ibadah shalat. Sebagaimana diketahui bahwa makna ibadah di dalam Islam adalah luas menyangkut segala aktivitas kehidupan yang ditujukan untuk memperoleh ridla Allah, maka fungsi Masjid disamping sebagai tempat shalat juga sebagai tempat beribadah secara luas sesuai dengan ajaran Islam.

2. Sebagai tempat menuntut ilmu.

Masjid berfungsi sebagai tempat untuk belajar mengajar, khususnya ilmu agama yang merupakan fardlu ?ain bagi umat Islam. Disamping itu juga ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam, sosial, humaniora, keterampilan dan lain sebagainya dapat diajarkan di Masjid.

3. Sebagai tempat pembinaan jama?ah.

Dengan adanya umat Islam di sekitarnya, Masjid berperan dalam mengkoordinir mereka guna menyatukan potensi dan kepemimpinan umat. Selanjutnya umat yang terkoordinir secara rapi dalam organisasi Ta?mir Masjid dibina keimanan, ketaqwaan, ukhuwah imaniyah dan da?wah islamiyahnya. Sehingga Masjid menjadi basis umat Islam yang kokoh.

4. Sebagai pusat da?wah dan kebudayaan Islam.

Masjid merupakan jantung kehidupan umat Islam yang selalu berdenyut untuk menyebarluaskan da?wah islamiyah dan budaya islami. Di Masjid pula direncanakan, diorganisasi, dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan da?wah dan kebudayaan Islam yang menyahuti kebutuhan masyarakat. Karena itu Masjid, berperan sebagai sentra aktivitas da?wah dan kebudayaan.

5. Sebagai pusat kaderisasi umat.

Sebagai tempat pembinaan jama?ah dan kepemimpinan umat, Masjid memerlukan aktivis yang berjuang menegakkan Islam secara istiqamah dan berkesinambungan. Patah tumbuh hilang berganti. Karena itu pembinaan kader perlu dipersiapkan dan dipusatkan di Masjid sejak mereka masih kecil sampai dewasa. Di antaranya dengan Taman Pendidikan Al Quraan (TPA), Remaja Masjid maupun Ta?mir Masjid beserta kegiatannya.

6. Sebagai basis Kebangkitan Umat Islam.

Abad ke-lima belas Hijriyah ini telah dicanangkan umat Islam sebagai abad kebangkitan Islam. Umat Islam yang sekian lama tertidur dan tertinggal dalam percaturan peradaban dunia berusaha untuk bangkit dengan berlandaskan nilai-nilai agamanya. Islam dikaji dan ditelaah dari berbagai aspek, baik ideologi, hukum, ekonomi, politik, budaya, sosial dan lain sebagainya. Setelah itu dicoba untuk diaplikasikan dan dikembangkan dalam kehidupan riil umat. Menafasi kehidupan dunia ini dengan nilai-nilai Islam. Proses islamisasi dalam segala aspek kehidupan secara arif bijaksana digulirkan.

Umat Islam berusaha untuk bangkit. Kebangkitan ini memerlukan peran Masjid sebagai basis perjuangan. Kebangkitan berawal dari Masjid menuju masyarakat secara luas. Karena itu upaya aktualisasi fungsi dan peran Masjid pada abad lima belas Hijriyah adalah sangat mendesak (urgent) dilakukan umat Islam. Back to basic, Back to Masjid.


AKTUALISASI FUNGSI DAN PERAN MASJID

Secara umum pengelolaan Masjid kita masih memprihatinkan. Apa kiranya solusi yang bisa dicoba untuk ditawarkan dalam meng-aktualkan fungsi dan peran Masjid di era modern. Hal ini selayaknya perlu kita pikirkan bersama agar Masjid dapat menjadi sentra aktivitas kehidupan umat kembali sebagaimana telah ditauladankan oleh Rasulullah shallallahu ?alaihi wa sallam bersama para sahabatnya.

Kita perlu melakukan pemberdayaan Masjid dahulu sebelum mengoptimalkan fungsi dan perannya. Dalam pemberdayaan ini kita bisa menggunakan metode Continuous Consolidation and Improvement for Mosque (CCIM) atau Penguatan dan Perbaikan Berkelanjutan untuk Masjid .

CCIM adalah metode pemberdayaan Masjid dengan menata kembali organisasi Ta?mir Masjid melalui pemanfaatan segenap potensi yang dimiliki diikuti dengan perbaikan yang dilakukan secara terus menerus. Dalam metode ini kita dapat memanfaatkan metode-metode yang sudah dikenal dalam dunia management maupun mutu, seperti misalnya: Siklus PDCA, QC Tools, SAMIE, MMT, ISO 9000, Lima-R dan lain sebagainya.
Penguatan atau dalam istilah umum organisasi disebut konsolidasi (concolidation), adalah merupakan upaya menata sumber daya yang ada secara sistimatis dan terarah.

Yang perlu dilakukan adalah meliputi:

a. Konsolidasi pemahaman Islam.

b. Konsolidasi lembaga organisasi.

c. Konsolidasi program.

d. Konsolidasi jama?ah.


Perbaikan (improvement) diperlukan untuk meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan kepada jama?ah. Beberapa cara yang cukup efektif dalam upaya perbaikan dapat diseleksi dan disesuaikan dengan kebutuhan, agar upaya perbaikan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan (continuous improvement).

Sambil melakukan konsolidasi dan perbaikan, aktivitas memakmurkan Masjid dan jama?ahnya dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan peran yang telah disebutkan di depan. Aktivitas disusun dengan melakukan perencanaan Program Kerja secara periodik dan diterjemahkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Pengelolaan (RKAP) setiap tahunnya.

Rencana yang telah ditetapkan selanjutnya ditindak lanjuti dengan melakukan koordinasi segenap sumber daya yang dimiliki dan dilaksanakan secara profesional. Aktivitas yang diselenggarakan dilaporkan, dievaluasi, distandardisasi dan dikaji untuk ditingkatkan kualitas maupun kuantitasnya.

Pada masa sekarang Masjid semakin perlu untuk difungsikan, diperluas jangkauan aktivitas dan pelayanannya serta ditangani dengan organisasi dan management yang baik. [size=16pt]Tegasnya, perlu tindakan meng-aktualkan fungsi dan peran Masjid[/size] dengan memberi warna dan nafas modern. Lokakarya idarah Masjid yang diselenggarakan di Jakarta oleh KODI DKI pada tanggal 9-10 November 1974 telah merumuskan pengertian istilah Masjid sebagai berikut: "Masjid ialah tempat untuk beribadah kepada Allah semata dan sebagai pusat kebudayaan Islam". Pemahaman tersebut menunjukkan bahwa Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan dari semua kegiatan-kegiatan yang cenderung kepada kemusyrikan. Disamping itu kegiatan-kegiatan sosial yang dijiwai dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam dapat diselenggarakan di dalamnya.

Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah. (QS 72:18, Al Jin).
http://ccc.1asphost.com/assalamtafsir/Alquran_Tafsir.asp?SuratKe=72&No=18#18

Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS 9:18, At Taubah).
http://ccc.1asphost.com/assalamtafsir/Alquran_Tafsir.asp?SuratKe=9&No=18#18

Pengertian Masjid sebagi tempat ibadah dan pusat kebudayaan Islam telah memberi warna tersendiri bagi umat Islam modern. Tidaklah mengherankan bila suatu saat, insya Allah, kita jumpai Masjid yang telah dikelola dengan baik, terawat kebersihan, kesehatan dan keindahannya. Terorganisir dengan management yang baik serta memiliki tempat-tempat pelayanan sosial seperti, poliklinik, Taman Pendidikan Al Quraan, sekolah, madrasah diniyah, majelis ta'lim dan lain sebagainya.

Sumber:
alkautsar.jpg

Fungsi dan Peran Masjid
http://www.immasjid.com/?pilih=lihat&id=149
 
Rapatkan dan Luruskan Syaf !!!!???

Sholat berjamaah di masjid adalah salah satu ciri utama masyarakat Islam. Dalam banyak ayat-Nya, Allah SWT memuji kaum muslimin yang komitmen dengan sholat berjamaah dan mencela orang yang menganggap remeh persoalan ini.

Di antara pujian Allah adalah :

1. Sholat berjamaah dijadikan salah satu indikator kesuksesan orang-orang mukmin. Allah berfirman:
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (1)... Dan orang-orang yang memelihara sholatnya (9)." (QS. Al Mu'minun : 1 dan 9)
http://ccc.1asphost.com/assalamtafsir/Alquran_Tafsir?SuratKe=23&No=1#1

2. Sholat berjamaah adalah salah satu indikator masyarakat yang bersyukur atas kemenangan yang di anugerahkan Allah kepada mereka. Allah berfirman:

"(yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan." (QS. Al Hajj : 41)
http://ccc.1asphost.com/assalamtafsir/Alquran_Tafsir.asp?SuratKe=22&No=41#41

Orang yang melalaikan dan menganggap remeh persoalan ini digambarkan oleh Allah sebagai salah satu sifat orang munafiq. Allah berfirman :
"Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan Karena mereka kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan." (QS. At Taubah : 54)
http://ccc.1asphost.com/assalamtafsir/Alquran_Tafsir.asp?SuratKe=9&No=54#54

Sholat jamaah adalah sunnah agung dari Rasulullah yang tidak boleh diabaikan. Jika diabaikan bisa berdampak kepada kesesatan. Ibnu Mas'ud menggambarkan urgensi sholat jamaah sebagai berikut :

من سره أن يلقى الله غدا مسلما فليحافظ على هؤلاء الصلوات حيث ينادى بهن فإن الله شرع لنبيكم صلى الله عليه وسلم سنن الهدى وإنهن من سنن الهدى ولو أنكم صليتم في بيوتكم كما يصلي هذا المتخلف في بيته لتركتم سنة نبيكم ولو تركتم سنة نبيكم لضللتم وما من رجل يتطهر فيحسن الطهور ثم يعمد إلى مسجد من هذه المساجد إلا كتب الله له بكل خطوة يخطوها حسنة ويرفعه بها درجة ويحط عنه بها سيئة ولقد رأيتنا وما يتخلف عنها إلا منافق معلوم النفاق ولقد كان الرجل يؤتى به يهادى بين الرجلين حتى يقام في الصف ( صحيح مسلم 1/ 453)

"Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Allah di hari esok dalam keadaan muslim hendaklah dia menjaga sholat-sholat mereka secara berjamaah di mana mereka diseru. Sesungguhnya Allah mensyariatkan kepada Nabi kalian sunnah yang agung, dan sholat berjamaah adalah diantara sunnah yang agung tersebut.

Andaikan kalian sholat di rumah-rumah kalian sebagaimana orang-orang yang 'suka tertinggal' itu sholat di rumahnya, maka kalian sudah meninggalkan sunnah Nabi kalian.

Jika kalian sudah meninggalkan sunnah Nabi kalian, maka kalian sudah tersesat. Tidak ada seorangpun yang berwudhu' dengan sempurna, lalu berangkat ke masjid, kecuali Allah menulis untuk setiap langkahnya satu kebaikan, mengangkatnya satu derajat, dan menggugurkan satu kesalahan.

Aku menyaksikan komunitas kami, tidak ada yang meninggalkan sholat jamaah kecuali munafik yang jelas kemunafikannya. Bahkan ada orang yang datang ke masjid dengan cara dibopong oleh dua orang sampai dia sampai ke shaf (sebagai bukti kesungguhan mereka melaksanakan sunnah Rasulullah)"

Dalam hadits lain disebutkan bahwa shaf yang tidak lurus saat sholat berjamaah adalah indikator tidak beresnya barisan kaum muslimin. Rasulullah bersabda saat meluruskan shaf :

عن أبي مسعود قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يمسح مناكبنا في الصلاة ويقول استووا ولا تختلفوا فتختلف قلوبكم ليلني منكم أولو الأحلام والنهى ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم قال أبو مسعود فأنتم اليوم أشد اختلافا ( صحيح مسلم ، جزء 1 - صفحة 323 )
?Dari Ibnu Mas'ud RA berkata : Rasulullah SAW menarik pundak-pundak kami pada saat mulai sholat. Beliau bersabda : luruskanlah shaf dan janganlah kalian berselisih sehingga hati-hati kalian menjadi berselisih. Hendaklah berdiri di belakangku orang-orang yang berilmu, kemudian orang setelahnya, kemudian orang setelahnya. Ibnu Mas'ud berkata : "Kalian hari ini perselisihannya jauh lebih hebat"

Jika shaf yang tidak lurus saat sholat jamaah menjadi salah satu indikator adanya ketidakberesan di dalam shaf kaum muslimin, apalagi meninggalkan sholat berjamaah.

قم إلى الصلاة متى سمعت النداء ، مهما كانت الظروف
"Dirikanlah sholat kapan saja kamu mendengar adzan, bagaimanapun kondisimu".


Artikel Lain..
http://ccc.1asphost.com/assalam/sholat/Wajib Sholat Berjamaah.asp
http://ccc.1asphost.com/assalam/sholat/Peringatan Meninggalkan Shalat.asp
http://ccc.1asphost.com/assalam/sholat/Keutamaan Shalat.asp

Download Audio 900 Kb
http://web.1asphost.com/assalamaagym/Kebangkitan.wav
 
Sang Kakek

Oleh Darul Ulum

"Assalamu'alaikum"?sapaku kepada seorang kakek. Kakek itu kira-kira berumur 60-tahunan yang sudah kukenal dua tahun silam.

"Wa'alaikumussalam" jawabnya lirih dengan perangai berseri-seri dan gerakan bibir yang merekah tersenyum ciri khasnya, kurasakan kesejukan hati bila saling tegur sapa dengan beliau.

"Kaifa haluk (apa kabar)" lanjutku kepadanya yang masih menggenggam tanganku sehabis salaman tadi.

"Alhamdulillah quwaisy (Alhamdulillah baik)."

"Wa inta? (dan kamu?)" tanyanya kepadaku.

"Alhamdulillah quwaisy (Alhamdulillah baik)" jawabku.

Obrolan panjang pun terus berjalan mulai membicarakan tentang kuliahku di Al-azhar yang baru saja beres ujian mid semester, sampai kabar orangtuaku yang ada di Indonesia pun menjadi buah obrolan di antara kami berdua.

Masih kurasakan keramahan sang kakek tersebut, hatiku bisa merekam betapa ikhlas dan bersihnya hati si kakek ini.

Syekh Taufik nama kakek itu. Dia tinggal di Mujawwarah 8, Nashr City, Cairo. Rumahnya bersebrangan dengan rumah kostku, hanyalah sebidang taman berukuran sepuluh kali lima belas meter yang memisahkan antara kost-anku dan rumahnya.

Semua orang yang tinggal di Mujawarrah 8 dan sering sholat berjama'ah di masjid AR-RAHMAN pasti mengenal sosok kakek berbadan kecil munggil ini. Syekh Taufik, selain terkenal dengan keramahanya, dia juga terkenal dengan tutur katanya yang begitu santun, bersahaja, lembut dan selalu berisikan wejangan-wejangan.

Bagi diriku peribadi, ada lagi yang paling terkesan dari sosok syekh Taufik ini, walaupun dia merupakan kakek yang sudah lanjut usia, tapi tak pernah meninggalkan sholat berjama'ah di masjid, lebih kagum lagi dia tidak pernah masbuk dalam berjama'ahnya dan pasti ada di barisan depan, tepatnya di belakang sang Imam.

Ketepatan waktu dalam setiap sholat sudah menjadi jadwal rutinan beliau, setiap mendengar panggilan adzan sepertinya muncul tenaga yang berlipat untuk menyeret langkah kaki menuju masjid, demi bertemu sang Kholiq. Jarak pun tidak menjadi halangan yang berarti baginya, padahal jarak yang di tempuh dari rumah ke masjid mencapai setengah kilo meter.

Selain jarak yang jauh dari rumah ke masjid ada pula yang perlu kita kagumi dari sang kakek ini, tiap hari dia menaiki tangga rumah susun yang menuju rumahnya di lantai tiga, walaupun puluhan tangga menantang dan meletihkan kaki, tetapi seakan semua itu dia jadikan sebagai hitungan langkah kebaikan.

Setelah dua tahun aku merasakan kehidupan bersama beliau di negri Piramid ini, semua musim pun telah aku rasakan, mulai musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi, tetapi berubah-ubahnya musim tidak menjadi penghalang untuk menggiring dua langkah kakinya menysuri jalan menuju masjid.

"Subhanallah" hatiku bergumam setiap kali melihat sosok kakek berkewarga negaraan Mesir ini mengayunkan kedua kakinya di subuh hari musim dingin. Semua orang tahu betapa dinginya gigitan udara musim dingin di negri Kinanah.

Jangankan kakek-kakek yang telah berusia lanjut, seorang pemuda dua puluh tahun-an pun harus memakai jaket dalam semua aktifitasnya, tapi dengan jubahnya yang tebal dia tetap menjaga semangatnya untuk berjamaah.

Decak kagum pada beliau pun tidak hanya dalam urusan berjamaah, tetapi diriku terpana dengan ke istiqomahanya dalam membaca alquran setiap setelah sholat.

Sungguh ini hikmah bagi kita. Berbadan sehat, usia masih sangat muda, kendaraan ada dan jarak yang dekat kadang belum bisa menjadi wasilah (jalan) untuk beristiqomah dalam menjalankan solat berjamaah di masjid dan menjaga amalan lainya.

Kesibukan kadang menjadi kambing hitam semua kegagalan kita dalam menjaga hubungan kita dengan Allah Swt.

Wallahu al-mussta'an.

sumber: Oase Iman -eramuslim.com
http://www.eramuslim.com/atk/oim/8302023142-sang-kakek.htm


Ayo...Ke Masjid !!!
http://acmy.id.or.id/web/index.php?option=com_content&task=view&id=314&Itemid=68

Dari Kampus, Back To Masjid
http://nuansakabar.web.id/new/index.php?option=com_content&task=view&id=44&Itemid=2

Download : Manajemen Masjid
http://www.immasjid.com/?pilih=dl&mod=yes


Forum MASJID
http://www.forum.immasjid.com/

MISTERI SHOLAT SUBUH
Disajikan dalam format persentasi, silahkan download file dibawah ini, selamat menikmati, semoga bermanfaat :
500kb
misteri_sholat_subuh.pps

atau
http://buletinakhlak.multiply.com/journal/item/21/MISTERI_SHOLAT_SUBUH

ebook:Rahasia Otak Manusia - Tanda2 bagi yang Ber-Akal 1,5 Mb
(^.^) :arrow:Rahasia Otak Manusia - Tanda2 bagi orang yang Ber-Akal
 
[size=20pt]Mencintai Masjid[/size]


[size=15pt]Masjid merupakan salah satu sarana pembinaan umat yang mendapat perhatian begitu besar dari Rasulullah Saw. [/size]

Karena itu, pada saat singgah di Quba dalam perjalanan hijrah ke Madinah, beliau membangun masjid yang kemudian diberi nama dengan masjid Quba,

bahkan ketika sampai di Madinah, bangunan pertama yang didirikan adalah masjid yang kemudian diberi nama dengan masjid Nabawi. Oleh karena itu, sebagai muslim, semestinya kita memiliki perhatian dan cinta yang besar kepada masjid.

Kecintaan yang besar kepada masjid akan membuat kita memiliki rasa tang gung jawab yang besar terhadap pemakmurannya. Yang menjadi persoalan kita kemudian adalah, bagaimana kita membuktikan rasa cinta kepada masjid itu ?.

[size=14pt]Tanda-tanda ada tidaknya rasa cinta terhadap masjid :[/size]

1. Rindu Pada Masjid.

Cinta pada sesuatu biasanya membuat seseorang rindu pada sesuatu itu karena memang hatinya telah terikat dan terpaut kepadanya. Karena itu, kecintaan kita kepada masjid seharusnya membuat hati kita terpaut kepadanya sejak kita keluar dari masjid hingga kembali lagi ke masjid.

Manakala seseorang telah memiliki ikatan hati dengan begitu kuat dengan masjid, maka dia akan menjadi salah satu kelompok orang yang kelak akan dinaungi oleh Allah pada hari akhirat,

Rasulullah Saw bersabda yang artinya :
[size=16pt]Ada tujuh golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan kecuali dari Allah : seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid ketika ia keluar hingga kembali kepadanya .[/size] (HR. Bukhari dan Muslim).

Manakala hati seseorang telah memiliki rasa cinta dan terpaut kepada masjid, maka pembinaan yang didapat dari masjid akan memberikan pengaruh yang sangat positif terhadap seluruh aktivitasnya di luar masjid.

2. Berkorban Untuk Masjid

Ketika masjid hendak kita makmurkan sebagaimana mestinya, diperlukan pengorbanan yang besar, baik harta, jiwa, tenaga, waktu, pikiran maupun ilmu, pengalaman dan ketrampilan yang dimiliki. Karena itu, sejak membangun masjid, Rasulullah Saw telah menunjukkan pengorbanannya yang besar, bahkan dengan tenaga yang dimilikinya, beliau membawa batu bata hingga para sahabat melihat beliau nampak lelah , yang membuat para sahabat juga bersemangat untuk bekerja lebih giat.

Disamping itu, manakala ada sahabat yang menjadi jamaah masjid mengalami kesulitan ekonomi, beliau korbankan hartanya untuk membantu sahabat yang sulit itu hingga teratasi kesulitannya. Kalau mereka yang cinta pada kebathilan mau berkorban dengan segala yang mereka miliki, mengapa untuk yang haq seperti memakmurkan masjid kita tidak mau berkorban ?

3.Membersihkan Masjid

Kecintaan kita pada suatu benda biasanya membuat kita harus selalu memperhatikan dan merawat benda itu. Rumah yang kita cintai membuat kita harus merawatnya setiap hari, begitu pula semestinya kecintaan kita kepada masjid. Karena itu, masjid yang kita miliki harus terawat dan terpelihara kebersihan dan kenyamanannya, bahkan kita sangat dianjurkan untuk memberi wewangian agar menjadi harum baunya, baik pada ruang peribadatan, ruang pertemuan maupun ruang wudhu dan kamar mandi.

[size=14pt]Namun yang amat kita prihatinkan adalah begitu banyak masjid-masjid kita yang tidak terpelihara kebersihannya[/size] sehingga kesegaran dan kenyamanan di dalam masjid tidak kita dapatkan sementara tempat wudhu, kamar mandi atau WC memberikan aroma yang sangat tidak menyenangkan, karena itu, terdapat hadits yang memerintahkan kaum muslimin untuk membersihkan masjid, hadits tersebut

artinya: Dari Aisyah ra, ujarnya : Rasulullah Saw memerintahkan membangun masjid di kampung dan membersihkan serta memberinya wangi-wangian (HR. Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi).

Karena masjid harus dibersihkan dan diberi wangi-wangian, disamping lantainya dipel setiap hari, karpetnya juga harus dibersihkan dan sajadahnya dicuci, sementara pencahayaan dan sirkulasi udara masjid harus sebaik mungkin dan jamaah dilarang untuk melakukan hal-hal yang dapat mengotorinya, misalnya dilarang merokok di dalam masjid.

4. Rajin Mendatangi Masjid

Kecintaan terhadap masjid membuat seorang muslim, khususnya muslim yang laki-laki rajin mendatangi masjid setiap harinya, karena itu, shalat berjamaah yang lima waktu semestinya dilaksanakan secara berjamaah di masjid, sedang shalat di rumah baru dilakukan dalam kondisi yang sangat darurat.

Disamping untuk melaksanakan shalat berjamaah, kedatangan seorang muslim ke masjid juga untuk memakmurkan masjid itu dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakatnya.

Dengan kedatangan seorang muslim ke masjid guna memakmurkannya dengan sebaik-baiknya, maka kita tidak perlu lagi meragukan keimanannya, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Apabila kamu sekalian melihat seseorang biasa ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia benar-benar beriman (HR. Tirmidzi dari Abu Sa?id Al Khudri).

5. Tidak Menyalahgunakan Masjid

Masjid merupakan sarana untuk mengagungkan Allah Swt dengan segala aktivitas yang tidak bertentangan dengan segala ketentuan-Nya. Karena itu manakala kita cinta kepada masjid, jangan sampai masjid itu digunakan untuk hal-hal yang memang tidak dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya, misalnya :

pertama, melakukan jual beli di masjid, larangan ini terdapat dalam hadits yang artinya: Apabila kamu melihat orang berjual beli di masjid, maka katakanlah kepadanya : ?semoga Allah tidak menguntungkan perdagangan kamu (HR. Nasa?I dan Tirmidzi).

Kedua, mencari barang yang hilang, larangan ini terdapat dalam hadits yang artinya: ?Barangsiapa mendengar seseorang mencari sesuatu yang hilang dalam masjid, hendaklah dikatakannya: ?Semoga Allah tidak mengembalikannya kepadamu?, sebab masjid didirikan bukan untuk itu (HR. Muslim).

6. Menghormati Masjid

Bila kita cinta pada seseorang, biasanya kita menghormati orang itu dengan berbagai cara yang baik, demikian pula halnya dengan kecintaan kepada masjid. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan penghormatan kita kepada masjid.

Pertama, melaksanakan shalat tahiyyatul masjid ketika memasukinya masjid, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Apabila salah seorang diantara kamu datang ke masjid, maka hendaklah ia shalat dua rokaat sebelum duduk. (HR. Jamaah dari Abu Qatadah).

Kedua, tidak datang ke masjid dengan bau-bau yang tidak menyenangkan seperti mulut yang bau bawang merah, bawang putih atau kucai, karena itu pada zaman sekarang, jamaah mestinya menyadari bahwa merokok di masjid sesuatu yang tidak boleh dilakukan, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: ?Barangsiapa makan bawang putih, bawang merah dan kucai, maka janganlah sekali-kali mendekati masjid kami, sebab malaikat merasa terganggu oleh apa-apa yg mengganggu manusia.? (HR. Ahmad dan Bukhari dan Jabir ra).

Ketiga, membuang segala kotoran dari dalam masjid, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: ?Dihadapkan padaku semua pahala yang diperbuat umatku, sampai-sampai kepada satu kotoran yang dikeluarkan oleh seseorang dari dalam masjid (HR. Abu Daud,Tirmdizi dari Anas ra).

Dari uraian di atas, menjadi jelas bagi kita bahwa, masjid merupakan tempat yang harus kita cintai sebagaimana kita cinta pada rumah kita sendiri. Oleh karena itu, perhatian kita kepada masjid harus selalu kita tingkatkan dari waktu ke waktu [size=17pt]agar masjid tidak lagi merana seperti yang sekarang banyak terjadi.[/size]

Sumber:
Ikatan Remaja Masjid As-Sajadah's
http://irmaas.multiply.com/tag/masjid

:)
 
[size=20pt]?Lessons for Every Sensible Person?[/size]
Author by Imtiaz Ahmad M. Sc., M. Phil. (London)

MEMULIAKAN MASJID (RESPECT FOR MASAJID)

Nabi SAW bersabda, ?Semua orang dilahirkan dalam keadaan fitrah atau dengan iman yang benar. Adalah orang tuanya dan lingkungannyalah yang mengalihkan dia dari keimanan yang benar dan membuat dia menjadi Yahudi atau Kristen atau lainnya?. Karena itu ajaran agama Islam sangat berlawanan dengan kepercayaan Kristen yang menganggap bahwa tiap-tiap manusia lahir dengan membawa dosa sejak lahir, dan Yesus disalib untuk mencuci bersih dosa-dosa orang Kristen. :wataw:

Karena kehadiran keimanan yang sangat benar yang terpatri dalam sanubari manusia kepada Allah SWT inilah sehingga mereka menerima petunjuk yang dikirim kepada mereka melalui para Nabi. Allah SWT membimbing siapapun yang Ia kehendaki. Di manakah bisa ditemukan orang-orang seperti ini? Orang-orang ini biasanya ditemukan di dalam rumah Allah SWT atau masjid yang mendirikan shalat dan membiasakan diri mereka dengan banyak-banyak berzikir kepada Allah SWT.

Oleh karena itu kita harus memuliakan - menunjukkan rasa hormat yang besar terhadap masjid. An Nur 36 - 38

Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.

Anas RA meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, ?Siapapun yang mencintai Allah SWT, harus mencintai aku. Siapapun yang mencintai aku harus mencintai Sahabat-Sahabatku. Siapapun yang mencintai Sahabat-Sahabatku, harus mencintai Al Qur?an. Siapapun mencintai Al Qur?an, harus mencintai masjid. Masjid adalah rumah Allah SWT. Allah SWT telah memerintahkan kita untuk memuliakannya. Allah SWT telah memberkati tempat ini dan orang-orang yang menempatinya untuk urusan yang benar. Allah SWT melindungi masjid-masjid ini dan penghuninya. Para penghuni ini mendirikan shalat di dalam masjid-masjid ini. Allah SWT memenuhi kebutuhan mereka dan mengabulkan doa-doa mereka. Allah SWT melindungi harta-harta mereka selagi mereka berada di dalam masjid.? (Qurtubi)

Ada banyak karakteristik masjid yang mengangkat derajatnya di atas daripada tempat-tempat lain. Abu Omama RA meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, ?Siapapun yang memulai dari rumahnya menuju suatu masjid dengan mengambil wudhu akan mendapat pahala yang setara dengan pahala seseorang yang meninggalkan rumah nya dengan Ihram untuk Haji. Siapapun yang telah mempunyai wudhu kemudian meninggalkan rumahnya menuju masjid untuk shalat akan mendapat pahala setara dengan umrah. Jika orang ini tinggal di dalam masjid setelah shalat dan menantikan shalat yang berikutnya, namanya akan dicatat dalam Illiyiin.? (Muslim)

Burada RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, ?Siapapun yang berangkat ke masjid dalam kegelapan, sampaikan padanya bahwa ia akan mendapat penerangan pada Hari Akhirat?. (Muslim)

Abu Hurrairah RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, ?Berdo?a di dalam satu masjid adalah lebih baik daripada berdo?a di rumah atau di tempat lain.? Sesungguhnya, ketika seseorang berangkat dari rumahnya menuju masjid dengan berwudhu dengan niat hanya untuk berdo?a disana, maka tingkatannya diangkat oleh Allah SWT lebih tinggi dan semakin tinggi seiring dengan setiap langkahnya sampai ia tiba di masjid. Ketika ia sedang menunggu di dalam masjid berdo?a berjamaah, ia menerima pahala dari Allah SWT seolah-olah ia sedang mendirikan shalat. Malaikat akan terus berdo?a untuk dia selama menunggu ini asalkan ia tetap menjaga wudhunya dan tidak merugikan siapapun. Para Malaikat meminta kepada Allah, ?Ya Allah SWT limpahkanlah RahmatMu kepada orang ini dan ampunilah dosanya?? (Muslim)

Diriwayatkan oleh Hakam bin Umar RA bahwa Nabi SAW bersabda, ?Hiduplah di dunia ini seolah-olah kamu adalah seorang tamu disini. Anggaplah masjid sebagai rumahmu. Lunakkanlah hatimu dan bukalah hatimu untuk menjawab panggilan Allah SWT. Ingatlah akan karunia yang banyak dari Allah SWT yang telah dianugerahkanNya padamu. Menangislah karena kesadaran atau ketakutan terhadap Allah SWT. Jangan turutkan bujukan duniawi untuk membangun istana yang mewah yang mungkin tidak sempat kau huni. Hindarilah menghimpunkan kekayaan melebihi kebutuhanmu. Jangan mencoba untuk mengikuti hawa nafsu yang mana kamu tidak mungkin mencapainya.? (Qurtubi)

Abu Al Darda RA menasihati anaknya untuk menganggap masjid sebagai rumahnya karena ia mendengar Nabi SAW bersabda, ?Siapapun yang menganggap suatu masjid sebagai rumahnya, Allah SWT menjamin kedamaian hati baginya dan akan membuat penyeberangan di ?Jembatan Siratalmustaqim? mudah baginya pada Hari Akhirat.? (Qurtubi)

Nabi SAW bersabda, ?Di akhir zaman sebagian orang akan duduk dalam berbagai kelompok di dalam masjid dan hanya sibuk membicaraan duniawi yang menandakan cintanya terhadap kehidupan duniawi. Jangan duduk dengan mereka, karena Allah SWT tidak memerlukan orang-orang seperti itu di dalam masjid.? (Qurtubi)
Said bin Al Mussayib meriwayatkan, ?Siapapun yang sedang duduk di dalam rumah Allah SWT, ia sedang duduk bersama Allah. Ia seharusnya hanya melibatkan dirinya dalam kebaikan dan pembicaraan yang baik.? (Qurtubi)

Para ulama sudah menguraikan sedikitnya lima belas hal untuk memuliakan masjid:

1. Ucapkan salam ketika masuk ke dalam masjid jika orang-orang tidak sedang shalat atau membaca Al Qur?an atau berzikir. Jika tidak ada orang di masjid, ucapkanlah ?Salam bagi kita dan bagi orang-orang yang saleh? Tentu saja, Malaikat akan menjawab salam ini, jika kelihatannya tidak ada siapapun disana.

2. Dirikanlah shalat dua raka?at untuk memuliakan tempat ini (disebut Tahiyyatul Masjid), asalkan bukan pada salah satu dari ke tiga waktu dimana dilarang untuk shalat. Tiga waktu itu adalah ketika matahari terbit dan terbenam, dan ketika ia tepat berada di atas kepala di siang hari.

3. Jangan sibuk membicarakan perniagaan di dalam masjid.

4. Jangan mengeluarkan pedang/senjata.

5. Jangan membuat pengumuman tentang barang-barang hilang.

6. Jangan mengeraskan suara di dalam masjid.

7. Jangan sibuk membicarakan urusan duniawi.

8. Jangan bertengkar dengan orang lain.

9. Jangan memaksakan diri diantara dua orang yang bersebelahan jika tidak cukup tempat.

10. Jangan berjalan di depan seseorang yang sedang mendirikan shalat.

11. Usahakan untuk tidak meludah atau membersihkan hidung di dalam masjid.

12. Jangan membunyikan persendian tulang.

13. Jangan bermain-main dengan bagian manapun dari tubuh. Terutama ketika mendengarkan Khutbah Jum?at.

14. Jagalah kebersihan dan jangan membawa anak-anak yang masih bayi atau orang gila ke dalam masjid.

15. Sibukanlah diri dengan banyak-banyak berdzikir kepada Allah SWT. (Qurtubi)

Di dalam ayat 37 An Nur dijelaskan tanda-tanda laki-laki yang selalu berada di dalam masjid. Kata ?laki-laki? di dalam ayat ini menunjukkan bahwa masjid itu sesungguhnya untuk digunakan oleh laki-laki. Shalat untuk seorang perempuan lebih baik dilakukan di dalam rumah nya daripada di dalam masjid.

Ummi Salma meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, ?Masjid yang terbaik bagi seorang perempuan adalah di dalam rumahnya?. (Musnad Ahmad dan Bahiqi)

Ini berarti bahwa lebih besar pahalanya bagi seorang perempuan untuk shalat di dalam rumahnya. Bagaimanapun, dia boleh berada di dalam masjid jika ada suatu tempat yang terpisah untuk wanita-wanita. Wanita-wanita perlu dianjurkan untuk pergi ke suatu masjid jika ada beberapa kegiatan di bidang pendidikan yang berlangsung di dalamnya. Pendidikan adalah sangat penting dan sungguh disesalkan bahwa wanita-wanita mendapat peluang yang sangat terbatas untuk menerimanya. Seharusnya, tentu saja, diusahakan adanya tempat yang terpisah untuk wanita-wanita di masjid.

Di dalam ayat 37 An Nur, tanda-tanda orang yang sering berada di dalam masjid ini diuraikan dengan sangat tepat:

(a). Perniagaan dan jual beli tidak mengalihkan perhatian mereka dari banyak-banyak berdzikir kepada Allah SWT.

(b). Mereka mendirikan shalat.

(c). Mereka membayar Zakat.

(d). Hati mereka bergetar bila mengingat Hari Akhirat ketika mata dan hati akan dijungkirbalikkan karena kengerian terhadap Hari Akhirat itu. Karenanya penghuni masjid ini tidak pernah menyombongkan segala bentuk ibadahnya terhadap Allah SWT. Mereka memilih merendahkan dirinya dalam mencari-cari Rahman Allah SWT.
Berikut ini adalah suatu pertanyaan yang baik, siapakah yang berhak menjalankan urusan suatu masjid? Jawaban terhadap pertanyaan ini disampaikan dalam At Taubah 18

Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.

Karenanya tanda-tanda orang yang pantas menjalankan urusan suatu masjid adalah sebagai berikut:

(a). Mereka beriman kepada Allah SWT.

(b). Mereka beriman kepada Hari Akhirat.

(c). Mereka mendirikan shalat.

(d). Mereka membayar Zakat.

(e). Mereka tidak takut kepada siapapun kecuali Allah SWT.

Abu Said Al Khudri RA meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, ?Kamu harus bersaksi terhadap keimanan seseorang jika ia datang ke masjid secara teratur.? (Tirmidzi, Ibnu Majah)

Salman Faris RA meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, ?Siapapun yang datang ke masjid, ia seperti seorang tamu yang berniat untuk mengunjungi Allah SWT dan Allah SWT menghormati tamu Nya.? (Mazari)

Kata ?ya?muru? di dalam ayat 18 At Taubah berarti:

(a). Untuk membangun masjid.

(b). Untuk memelihara masjid.

(c). Untuk menjalankan urusan masajid.

(d). Untuk menggunakan masjid untuk banyak-banyak berdzikir, shalat dan pendidikan.

Dalam pelaksanaannya, tidak dibenarkan untuk melarang seseorang menggunakan suatu masjid untuk banyak-banyak berzikir kepada Allah SWT dan shalat. Al Baqarah 114

Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam Masjid-Masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (Masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.

Karenanya melarang orang-orang untuk menggunakan suatu masjid adalah sangat berdosa. Menurut suatu hadis, salah satu tanda telah dekatnya Hari Akhirat adalah bahwa masjid akan dibangun sangat mewah, tetapi orang-orang yang hadir pada setiap masjid sangat sedikit.

Ali RA meriwayatkan ada enam perihal penting yang menunjukkan perilaku yang manusiawi dan terhormat.

Sebanyak tiga hal bisa diamati ketika kita berada didalam rumah, dan tiga yang lain ketika sedang dalam perjalanan:

1. Membaca Al Qur?an.

2. Mengunjungi masjid secara teratur.

3. Mengumpulkan orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT.

4. Berbagi makanan dengan orang miskin.

5. Memperlihatkan akhlak yang baik.

6. Memperlakukan musafir dengan ramah sambil tetap menjaga diri kita di dalam aturan Allah SWT.

Semoga Allah menerima shalat kita dan ibadah-ibadah lain di dalam masjid, dan membuat kita menjadi orang yang selalu mengunjungi rumah Allah SWT (masjid) secara teratur. Amiin

sumber:
http://www.imtiazahmad.com/reminders/in_memuliakan_masjid.htm
 
[size=17pt]MEMAKMURKAN MASJID DAN MENDATANGI MASJID [UNTUK BERIBADAH][/size]

Oleh
Dr Shalih bin Ghanim bin Abdillah As-Sadlani.

Masjid merupakan Baitullah, di dalamnya Ia disembah dan senantiasa disebut nama-Nya. Masjid merupakan menara petunjuk dan bendera Islam. Allah memuliakan serta mengagungkan orang yang mengikatkan dirinya dengan masjid.

Allah berfirman.

"Artinya : Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah" [Al-Jin : 18]

Masjid-masjid itu dibangun agar manusia mengerjakan shalat dan berdzikir kepada Allah, membaca Al-Qur'an dan taqarrub kepada-Nya, merendah di hadapan-Nya dan mengharapkan pahala di sisi-Nya.

Sesungguhnya memakmurkan masjid adalah bagian terbesar untuk taqarub kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Di antara bagian dari memakmurkan masjid adalah membangun, membersihkan, membentangkan permadani, meneranginya dan masih banyak lagi bagian-bagian dari pemerliharaan masjid. Adapula memakmurkan masjid dengan i'tikaf di dalamnya, shalat dan senantiasa mendatanginya dengan berjama'ah, mengajarkan ilmu-ilmu yang bermanfaat, membaca Al-Qur'an, belajar dan mengajarkannya. As-Sunnah telah menjelaskan keutamaan dan balasan yang besar dalam memakmurkan, membangun dan memelihara masjid.

Diriwayatkan dalam shahih Muslim, Utsman Radhiyallahu 'anhu telah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Barangsiapa telah membangun masjid karena Allah Subhanahu wa Ta'ala (Bukair berkata : Saya menyangka beliau berkata dengan mengharap wajah Allah), maka Allah akan membangunkannya rumah di Jannah" [Shahih Muslim 1/378 no. 533 urutan 24 kitab al-Masajid bab 4]

Maksudnya karena ikhlas dengan mengharap wajah Allah Subhanahu wa Ta'ala semata serta mengharap keridhaan-Nya, tidak riya, sum'ah dan tidak pula karena mencari pujian manusia serta bukan karena satu tujuan atau tujuan-tujuan yang lain.

Seperti telah dijelaskan tentang keutamaan memakmurkan masjid, dijelaskan pula tentang keutamaan menyiapkan masjid untuk shalat dan pujian bagi orang yang melaksanakannya. Dalam shahih Muslim, Abu Hurairah berkata : Sesungguhnya ada seorang wanita berkulit hitam yang berkhidmat pada masjid (dalam riwayat lain ; seorang pemuda). Suatu ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak melihatnya, maka beliau bertanya tentang dia, para shahabat menjawab, Ia telah meninggal. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Apakah tidak ada kemampuan bagimu untuk memberitahukan kepadaku (tentang kematiannya, ada yang menjawab, sepertinya mereka menganggap kecil masalah itu. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Tunjukkan padaku kuburannya, maka ditunjukkanlah beliau pada kuburan tersebut, beliau mendo'akannya kemudian bersabda:"Artinya : Sesungguhnya ahli kubur ini dipenuhi kegelapan dan Allah meneranginya dengan shalatku terhadap mereka" [Shahih Muslim 2/658 no 956 urutan 71 Kitab al-Janaiz bab ash-shalat 'ala al-Kubur]

Telah ada beberapa nash sharih lagi shahih yang menjelaskan keutamaan mendatangi masjid untuk menunaikan shalat, dzikir dan qira'ah Qur'an. Orang yang menziarahi masjid itu berada dalam penjagaan Allah dan mendapatkan rahmat-Nya selagi ia duduk didalamnya, menjaga adab-adabnya dan selalu menghubungkan hatinya dengan Allah.

Sesungguhnya shalat seseorang di dalam masjid dilebihkan dari shalat yang dilakukan di rumah atau di pasar dengan 25 derajat atau 27 derajat. Beberapa nash telah menjelaskan bahwa orang yang mendatangi masjid dalam gelap, maka Allah akan meneranginya dengan sempurna pada hari kiamat, seperti orang yang pergi ke masjid di pagi hari atau di malam hari, Allah akan menyediakan baginya rumah di jannah.

Ini merupakan fadhilah yang besar, takkan ada orang yang melampui batas atau meremehkannya kecuali orang yang lalai atau pemalas, maka haram baginya mendapatkan kebaikan saudaranya semuslim.

Lihat beberapa hadits yang telah menjelaskan apa yang telah saya katakana ini, supaya menjadi ilmu, bashirah dan petunjuk, dengan itu pula supaya kalian melaksanakan rukun ini sebagai ilham dari syi'ar-syi'ar Islam di masjid bersama jama'ah lain untuk mendapatkan ridha dan balasan dari Allah di dunia dan di akhirat.

Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Shalat seseorang (di masjid dengan berjama'ah) itu dilebihkan dengan 25 derajat dari shalat yang dikerjakan di rumah dan di pasar, sesungguhnya salah seorang di antara kalian jika berwudlu kemudian menyempurnakannya lalu mendatangi masjid, tak ada keinginan yang lain kecuali untuk shalat, maka tidaklah ia melangkah dengan satu langkah pun kecuali Allah mengangkatnya satu derajat, dan terhapus darinya satu kesalahan hingga ia masuk masjid ..." [Muttafaqun 'alaih, Lu'lu wal Marjan, yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim 1/131 no. 387]

Orang yang menziarahi masjid berada dalam perlindungan dan rahmat dari Allah selagi tetap dalam duduk dan menjaga adab-adabnya dengan menghadapkan hati kepada Allah semata.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Maukah aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang menyebabkan Allah
menghapuskan kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat ..? para shahabat menjawab ; Ya wahai Rasulullah, beliau bersabda, "Menyempurnakan wudlu meski dalam keadaan susah dan banyak-banyak mendatangi masjid, menunggu shalat setelah shalat.... itulah ribat, itulah ribat, itulah ribat" [Shahih Muslim 1/219 no 251 urutan 41 bab 14 kitab At-Thaharah]

Allah berfirman.

"Artinya : Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas" [An-Nur : 36-38]

Banyak sekali ayat dan hadits-hadits dalam bab ini, maka bagi orang yang berkhidmat di masjid dan bertanggung jawab atas masjid baik atas nama pribadi, jama'ah, yayasan atau yang lain haruslah menghidupkan masjid dengan membangun, membersihkan, menghamparkan permadani, penerangan dan kesinambungan pemenuhan air serta lainnya yang termasuk di dalamnya demi kemudahan dan kelancaran hamba Allah untuk melaksanakan amal-amal yang besar di dalam masjid.


[Disalin dari kitab Shalat Al-Jama'ah Hukmuha Wa Ahkamuha Wat Tanbih 'Ala Ma Yaqa'u Fiiha Min Bid'ain Wa Akhthain edisi Indoensia Shalat Berjama'ah, Panduan Hukum, Adab, Hikmah. hal 61-65, Pustaka Arafah]

Sumber:
http://www.almanhaj.or.id/content/829/slash/0
 
SBY Ajak Umat Islam Memakmurkan Masjid

Tremas :pada sambutannya di Ponpes Tremas, Pacitan, Rabu (12/4) siang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengucapkan terimah kasih pada pimpinan Wuahei, Microsoft Indonesia, PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia, Telkom dan yang berpartisipasi karena Community Acces Point bisa terlaksana. Demikian juga telah diresmikannya pengoperasian komunikasi pedesaan mencakup 8 kabupaten di Jatim dan Jateng, serta 1 Kabupaten Lampung ini.”Sedang kepada para santri, pengurus dan alumni pesantren ini saya berbangga hati dan bersyukur atas perkembangan kemajuan Perguruan Islam Ponpes Tremas Pacitan yang didirikan sejak 1830, dan telah melahirkan ribuan alumni yang tersebar di seluruh Indonesia,” katanya.

Menurut Presiden SBY, para alumni adalah asset bangsa dan asset ummat yang sangat berharga. “Para santri dan alumni ini adalah insan-insan muslim yang memahami ajaran Islam dengan prinsip – prinsip keikhlasan, kesederhanaan dan kebebasan, Ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wahdaniyah yang merupakan pilar penting dalam mempertahankan dan mengembangkan perguruan ini. Prinsip-prinsip itu akan sejalan dengan kemajuan jaman. Dalam segala aspek kehidupan, kita perlu menjaga keikhlasan dalam beramal saleh, sederhana dalam penampilan namun tetap cerdas dalam berpikir dan berahklak mulia,” tambah Presiden.

Presiden juga mengajak kepada seluruh umat Islam untuk memakmurkan mesjid atas dasar iman yang teguh akhlak yang mulia dan ibadah yang ikhlas, dan semua itu ditujukan untuk mendapatkan ridha Allah S.W.T. “Dan kepada para Alumni Ponpes yang akan melaksankan Mubes, saya minta, tampillah sebagai pemimpin Islam sejati. Sebagai pemimpin –pemimpin di negeri ini, bahkan pemimpin dunia yang membangun dunia dengan damai, adil, demokratis, dan sejahtera,”

kata Presiden.”Insya Allah, kalau kita benar-benar ikhlas menjalankan semua itu sebagai bagian dari ibadah kita, sebagai bagian perjuangan kita sambil memohon ridha Allah, maka akan terbuka jalan di depan kita karena Allah akan membuka jalan yang mulus di depan kita,” katanya.

Mengenai masjid Ponpes Tremas ini, Presiden SBY berharap agar masjid ini diisi dengan berbagai kegiatan dalam upaya menyemarakkan syiar Islam. “Kita juga harus memiliki komitmen yang kuat untuk memberdayakan masjid sebagai pusat dakwah Islam. Masjid adalah pusat ibadah umat Islam mulai dari ibadah yang bersifat ritual sampai ibadah yang bersifat sosial, masjid memiliki peran sangat vital dalam dakwah pengembangan umat Islam.”

[size=18pt]Dikatakan, dalam sejarah Islam sendiri Nabi Muhammad SAW telah menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan ummat, sebagai pusat tarbiyah, sebagai pusat pendidikan, dan sebagai pusat pembinaan para sahabat dan pembentukan karakter bagi para sahabat sehingga memiliki keimanan dan ketakwaan yang kokoh,” kata Presiden, pada peresmian pemugaran masjid Ponpes Tremas, Pacitan.[/size]

Sumber:
http://www.tremas.net/journal/?p=8
 
Hidup Sehat Dengan Shalat Subuh
Category: Books
Genre: Religion & Spirituality
Author: Adnan ath-Tharsyah
Penelitian mutakhir membuktikan, shalat Subuh bisa menjadi terapi berbagai penyakit. Selain menghilangkan kemalasan dan menyegarkan badan, shalat yang dianggap berat oleh orang munafik ini juga dapat melancarkan peredaran darah pasca tidur. Tak hanya itu. Langkah kaki ke masjid ternyata dapat meningkatkan daya tahan tubuh, mengganti sel-sel rusak, memperbaiki kinerja jantung dan meningkatkan kemampuan otak.

Sungguh, sebuah manfaat luar biasa yang selama ini banyak dilupakan. Limpahan fasilitas hidup?seperti televisi?justru membuat kita beralasan untuk tidak shalat Subuh berjamaah tepat waktu. Pola hidup yang memforsir tubuh untuk bekerja hingga lelah di malam hari juga menjadi sorotan Syaikh Adnan Tharsyah, Sang Penulis, sebagai salah satu penyebab malas bangun dini hari. Lalu, bagaimana solusinya?

Dengan gaya tutur yang mengalir, Penulis memaparkan tips untuk mempermudah kita meraih manfaat besar pelaksanaan shalat Subuh. Lebih daripada itu, buku ini juga mengingatkan kembali keagungan shalat Subuh di mata syariat. Sebuah pembahasan penting, agar kita tak terjebak dalam niat yang keliru: shalat Subuh hanya untuk menjaga kesehatan.

http://www.aqwam.com/katalog/117.html
http://www.rumahbukuislam.com/index.php?id=10&kodebuku=AQW13&jml=2

sumber:
http://komunitassubuh.multiply.com




Keutamaan Subuh

Oleh : Muhammad Jihad Akbar

Shalat Subuh merupakan satu di antara shalat wajib lima waktu yang mempunyai kekhususan dari shalat lainnya dan mempunyai keutamaan yang luar biasa. Pada saat inilah pergantian malam dan siang dimulai. Pada saat ini pula malaikat malam dan siang berganti tugas (HR Al-Bukhari).

Karenanya, beruntunglah mereka yang dapat melaksanakan shalat Subuh pada awal waktu sebab disaksikan oleh malaikat, baik malaikat yang bertugas pada malam hari maupun siang. Allah SWT berfirman: ''Dan dirikanlah shalat Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh para malaikat).'' (QS Al-Isra' [17]: 78).

Selain itu, shalat Subuh juga bisa menjadi penerang pada hari ketika semua orang berada dalam kekalutan (kiamat). Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, ''Berilah kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan di kegelapan menuju masjid (untuk mengerjakan shalat Subuh) dengan cahaya yang terang benderang (pertolongan) pada hari kiamat.'' (HR Abu Daud, Tirmidzi dan Ibn Majah).

Tak hanya itu, Allah pun telah menyiapkan pahala yang luar biasa bagi mereka yang membiasakan shalat Subuh tepat pada waktunya, yaitu mendapatkan pahala sebanding dengan melakukan shalat semalam suntuk. Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis, ''Barangsiapa yang shalat Subuh berjamaah, maka seakan-akan dia telah melaksanakan shalat semalam suntuk.'' (HR Bukhari).

Di antara hikmah dan alasannya adalah karena shalat Subuh merupakan shalat wajib yang paling ''sulit'' dikerjakan pada awal waktu. Banyak di antara kita lebih memilih untuk tidur di atas kasur empuk dan selimut yang hangat. Padahal, seruan Allah (adzan) pada waktu Subuh telah memberitahukan kita bahwa shalat itu lebih baik daripada tidur.

Secara ilmiah, benar adanya bahwa bangun pagi dan melakukan shalat lebih baik daripada terus tidur. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Louis J Ignarro dan Ferid Murad, pembuluh darah manusia akan mengembang pada tengah malam terakhir sampai menjelang siang. Kemudian secara berangsur-angsur sekumpulan sel darah akan menggumpal pada dinding pembuluh sehingga terjadi penyempitan. Inilah yang mengakibatkan tekanan darah tinggi.

Menurut peraih Nobel bidang Fisiologi dan Kedokteran tahun 1998 ini, ada cara alamiah yang bisa dilakukan oleh setiap orang, yaitu menggerakkan tubuh sejak pagi buta. Karena, penelitian mereka menunjukkan bahwa dengan menggerak-gerakkan tubuh, gumpalan sel tadi akan melebur bersama aliran darah yang terpompa dengan kencang pada saat bergerak.

Maka, beruntunglah mereka yang terbiasa menggerakkan tubuh pada waktu Subuh dengan bangun tidur lalu berwudhu kemudian berjalan menuju masjid guna shalat Subuh berjamaah.

sumber:
http://komunitassubuh.multiply.com/links/item/8/Keutamaan_Subuh



Gerakan Subuh Massal

[Dipetik dari Buku "Menguak Misteri Shalat Subuh" hlm. 123]
http://komunitassubuh.multiply.com/reviews/item/3

Istilah ini menyeruak bersama terbitnya buku "Misteri Shalat Subuh" edisi Bahasa Indonesia. Gerakan Subuh Massal, gerakan apa pula ini? Penulis paham, bahwa ini hanya sebentuk ajakan, sebentuk dakwah untuk mengajak kaum muslimin melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Itu sungguh niat yang tulus. Tapi, semata-mata niat baik, di sisi Allah tidaklah cukup.

Abdullah bin Mas'ud ra menyatakan, "Berapa banyak orang yang berniat baik tetapi tidak mendapatkan kebaikan tersebut."[1]

Mengajak orang atau masyarakat Islam untuk rajin melaksanakan shalat Subuh, sangatlah bagus, bahkan itu tuntutan bagi setiap juru dakwah. Tapi untuk kemudian memberi istilah khusus bagi dakwah tersebut dengan gerakan subuh massal, masih sangat diragukan keabsahannya, kalau tidak bisa dibilang tidak benar dan cukup berbahaya. Karena kalau istulah itu baik, tentu sudah digunakan oleh para ulama. Dan kalau itu digunakan, kenapa tidak ada dipakai juga istilah gerakan Isya' massal, gerakan haji massal, gerakan puasa Ramadhan massal dan sejenisnya? Selain itu istilah gerakan subuh massal dikhawatirkan akan memberikan kekhususan tersendiri pada shalat Subuh. Betapapun keistimewaan dari shalat Subuh, pengkhususan seperti itu tidaklah pernah didengung-dengungkan oleh para ulama Ahlussunnah. Ini seolah-olah merupakan dakwah khusus, untuk memassalkan shalat Subuh.

Memang, penulis yakin, pencetus istilah ini tidaklah berkeinginan untuk membuat kerancuan dalam istilah dakwah. Tapi sebagai rambu-rambu, penulis selalu ingatkan dengan sabda Nabi saw,

"Barangsiapa yang membuat-buat suatu amalan baru dalam agama kita ini yang bukan darinya, maka amalannya tersebut tertolak."[2]

--

[1] Diriwayatkan oleh Ad-Darimi dalam Sunan-nya nomor 210, dengan tahqia Abdullah Hasyim Yamani. Sanadnya dinyatakan sahih oleh Al-Albani dalam Silsilah Al-Hadits Ash-Shahihah dengan nomor 2005. Lihat Majma'uz Zawa-id I:181

[2] Dikeluarkan oleh Al-Bukhari (2697) dan Muslim (1718) dari hadits 'Aisyah.

sumber:
http://komunitassubuh.multiply.com/journal/item/15/Gerakan_Subuh_Massal


rahasia salat subuh

oleh : Dr. dr. Barita Sitompul SpJP

Setiap pagi kalau kita tinggal didekat mesjid maka akan terbangun mendengar adzan subuh, yang menyuruh kita untuk melaksanakan shalat subuh. Bagi mereka yang beriman segera saja melemparkan selimut dan segera wudhu dan shalat baik di rumah masing-masing atau ke mushalla atau masjid terdekat dengan berjalan kaki.

Mungkin menjadi pertanyaan mengapa Tuhan memerintahkan kita bangun pagi dan shalat subuh? Berbagai jawaban dari semua disiplin ilmu tentunya akan banyak dijumpai dan membedah serta memberikan jawaban akan manfaat shalat subuh itu. Dibawah akan diulas sedikit mengani manfaat shalat subuh, instruksi Allah sejak 1400 tahun yang lalu.

Dalam adzan subuh juga akan terdengar kalimat lain dibandingkan dengan kalimat-kalimat yang dikumandangkan muazin untuk waktu-waktu shalat selanjutnya. Kalimat yang terdengar berbeda dan tidak ada pada azan di lain waktu adalah ?ash shalatu khairun minan naum?.

Arti kalimat itu adalah shalat itu lebih baik dari pada tidur. Pernahkah kita mencoba sedikit saja menghayati kalimat ?ash shalatu khairun minan naum??

Mengapa kalimat itu justru dikumandangkan hanya pada shalat subuh, tatkala kita semua sedang terlelap, dan bukan pada adzan untuk shalat lain.

Sangat mudah bagi kita semua mengatakan bahwa shalat subuh memang baik karena menuruti perintah Allah SWT, Tuhan semesta Alam, Apapun perintahnya pasti bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tetapi disisi mana manfaat i tu? Apa supaya waktu banyak untuk mencari rezeki, tidak ketinggalan kereta atau bus karena macet? Pada waktu dulukan belum ada desak-desakan seperti sekarang semua masih lancar, untuk itu tinjauan dari sisi kesehatan kardiovaskular masih menarik untuk dicermati.

Untuk tidak berpanjang kata, maka dikemukakan data bahwa shalat subuh bermanfaat karena dapat mengurangi kecenderungan terjadinya gangguan kardiovaskular.

Pada studi MILIS, studi GISSI 2 dan studi-studi lain di luar negeri, yang dipercaya sebagai suatu penelitian yang shahih maka dikatakan puncak terjadinya serangan jantung sebagian besar dimulai pada jam 6 pagi sampai jam 12 siang. Mengapa demikian? Karena pada saat itu sudah terjadi perubahan pada sistem tubuh dimana terjadi kenaikan tegangan saraf simpatis (istilah Cina:Yang) dan penurunan tegangan saraf parasimpatis (YIN). Tegangan simpatis yang meningkat akan menyebabkan kita siap tempur, tekanan darah akan meningkat, denyutan jantung lebih kuat dan sebagainya.

Pada tegangan saraf simpatis yang meningkat maka terjadi penurunan tekanan darah, denyut jantung kurang kuat dan ritmenya melambat. Terjadi peningkatan aliran darah ke perut untuk menggiling makanan dan berkurangnya aliran darah ke otak sehingga kita merasa mengantuk, pokoknya yang cenderung kepada keadaan istirahat.

Pada pergantian waktu pagi buta (mulai pukul 3 dinihari) sampai siang itulah secara diam-diam tekanan darah berangsur naik, terjadi peningkatan adrenalin yang berefek meningkatkan tekanan darah dan penyempitan pembuluh darah (efek vasokontriksi) dan meningkatkan sifat agregasi trombosit (sifat saling menempel satu sma lain pada sel trombosit agar darah membeku) walaupun kita tertidur. Aneh bukan? Hal ini terjadi pada semua manusia, setiap hari termasuk anda dan saya maupun bayi anda. Hal seperti ini disebut sebagai ritme Circardian/Ritme sehari-hari, yang secara kodrati diberikan Tuhan kepada manusia. Kenapa begitu dan apa keuntungannya Tuhan yang berkuasa menerangkannya saat ini.

Namun apa kaitannya keterangan di atas dengan kalimat ?ash shalatu khairun minan naum?? Shalat subuh lebih baik dari tidur?

Secara tidak langsung hal ini dapat dirunut melalui penelitian Furgot dan Zawadsky yang pada tahun 1980 dalam penelitiannya mengeluarkan sekelompok sel dinding arteri sebelah dalam pada pembuluh darah yang sedang diseledikinya (dikerok).

Pembuluh darah yang normal yang tidak dibuang sel-sel yang melapisi dinding bagian dalamnya akan melebar bila ditetesi suatu zat kimia yaitu: Asetilkolin. Pada penelitian ini terjadi keanehan, dengan dikeluarkannya sel-sel dari dinding sebelah dalam pembuluh darah itu, maka pembuluh tadi tidak melebar kalau ditetesi asetilkolin.

Penemuan ini tentu saja menimbulkan kegemparan dalam dunia kedokteran.
?Jadi itu toh yang menentukan melebar atau menyempitnya pembuluh darah, sesuatu penemuan baru yang sudah sekian lama, sekian puluh tahun diteliti tapi tidak ketemu?.

Penelitian itu segera diikuti penelitian yang lain diseluruh dunia untuk mengetahui zat apa yang ada didalam sel bagian dalam pembuluh darah yang mampu mengembangkan/melebarkan pembuluh itu. Dari sekian ribu penelitian maka zat tadi ditemukan oleh Ignarro serta Murad dan disebut NO/Nitrik Oksida.

Ketiga penelitian itu Furchgott dan Ignarro serta Murad mendapat hadiah NOBEL tahun 1998.

Zat NO selalu diproduksi, dalam keadaan istirahat tidur pun selalu diproduksi, namun produksi dapat ditingkatkan oleh obat golongan Nifedipin dan nitrat dan lain-lain tetapi juga dapat ditingkatkan dengan bergerak, dengan olahraga.

Efek Nitrik oksida yang lain adalah mencegah kecenderungan membekunya darah dengan cara mengurangi sifat agregasi/sifat menempel satu sama lain dari trombosit pada darah kita.

Jadi kalau kita kita bangun tidur pada pagi buta dan bergerak, tatkala tamu yang tidak kita inginkan selalu saja sowan pada setiap pagi gelap, maka hal itu akan memberikan pengaruh baik pada pencegahan gangguan kardiovaskular. Naiknya kadar NO dalam darah karena exercise yaitu wudhu dan shalat sunnah dan wajib, apalagi bila disertai berjalan ke mesjid merupakan proteksi bagi pencegahan kejadian kardiovaskular.

Selain itu patut dicatat bahwa pada posisi rukuk dan sujud terjadi proses mengejan, posisi ini meningkatkan tonus parasimpatis (yang melawan efek tonus simpatis). Dengan exercise tubuh memproduksi NO untuk melawan peningkatan kadar zat adrenalin di atas yang berefek menyempitkan pembuluh darah dan membuat sel trombosit darah kita jadi bertambah liar dan inginnya rangkulan terus.

Demikianlah kekuasaan Allah, ciptaannya selalu dalam berpasang-pasangan, siang-malam, panas-dingin, dan NO-Kontra anti NO.

Allah, sudah sejak awal Islam datang menyerukan shalat subuh. Hanya saja Allah tidak secara jelas menyatakan manfaat akan hal ini karena tingkat ilmu pengetahuan manusia belum sampai dan masih harus mencarinya sendiri walaupun harus melalui rentang waktu ribuan tahun. Petunjuk bagi kemaslahatan umat adalah tanda kasihNya pada hambaNya. Bukti manfaat instruksi Allah baru datang 1400 tahun kemudian. Allahu Akbar.

Mudah-mudahan mulai saat ini kita tidak lagi memandang sholat sebagai perintahNya akan tetapi memandangnya sebagai kebutuan kita. Sehingga tidak merasa berat dan terpaksa dalam menjalankan ibadah dan selalu shalat subuh didahului dengan shalat sunnah dan kalau dapat jalan ke mesjid.

Dan juga anda jangan jadi terlalu bersemangat, karena ingin sehat sehingga shalat subuhnya jadi 3 atau 4 rakaat. Itu tidak ada dalam petunjuk shalat. Selamat shalat subuh dengan penuh rasa syukur pada Allah akan karunia ini. Amien.

sumber:
http://komunitassubuh.multiply.com/journal/item/11/rahasia_salat_subuh



KEAJAIBAN SHALAT SUBUH

Category: Books
Genre: Religion & Spirituality
Author: Imad Ali Abdus Sami Husain
-Menguak Misteri Kemuliaan dalam Sholat Subuh-

Penulis adalah Doktor bidang Dakwah dan Tsaqofah Islamiyah Universitas Al-Azhar, Kairo
Penerbit: W.I.P (Wacana Ilmiah Press)

SINOPSIS:

Sungguh, masjid-masjid di seluruh penjuru dunia ini merintih pedih dan mengeluh kepada Allah karena dijauhi oleh mayoritas kaum muslimin ketika shalat Subuh tengah dilaksanakan. Kalau bukan karena ketentuan Allah bahwa benda-benda mati itu tidak bisa bicara, tentu manusia dapat mendengar suara rintihan dan gemuruh tangis masjid-masjid itu mengadu kepada Robbnya Yang Agung.

Masjid-masjid itu semakin merintih tatkala di waktu jamaah sholat Subuh ditegakkan, keadaan dirinya laksana "panti jompo" saja, karena hanya dihadiri oleh orang-orang yang telah lanjut usia, itupun hanya beberapa gelintir orang saja. Dimanakah kaum muda kita? Dimanakah mereka yang begitu bersmangat menghadiri jamaah shalat Jum'at, namun merasa berat dan malas tatkala menghadiri jamaah shalat Subuh di waktu pagi buta itu? Tidak tahukah mereka bahwa Rasul saw. telah bersabda, "Shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat Isya' dan Subuh." (HR. Ahmad).

Buku ini disusun dilatarbelakangi oleh keprihatinan penulis tentang diremehkannya pelaksanaan shalat Subuh oleh umat Islam, padahal di dalamnya terkandung kemuliaan yang agung. Buku ini berusaha mengungkapkan keajaiban dan misteri kemuliaan yang ada di balik pelaksanaan shalat Subuh. Dalam buku ini juga dimuat beberapa kiat praktis untuk menggugah diri agar merasa enteng menghadiri jamaah shalat Subuh. Sebuah buku praktis dan penting untuk dimiliki oleh kaum muslimin di manapun saja berada.

sumber:
http://komunitassubuh.multiply.com/reviews/item/2


http://komunitassubuh.multiply.com

http://gerakansubuhmassal.multiply.com
 
Ajaran Sosial Shalat

Oleh : A Zaenal Muttaqien
Amal hamba yang pertama diperiksa pada hari kiamat adalah shalat. Jika sempurna shalatnya maka sempurna amal yang lainnya. (HR Ahmad). Shalat adalah tolok ukur utama untuk menentukan bagus tidaknya amalan seseorang, begitu kurang lebih maksud sabda Rasul SAW tersebut.

Sebagai ibadah wajib, shalat berbeda dengan ibadah yang lainnya. Dalam Alquran kata perintah yang dipakai oleh Allah untuk mewajibkan perintah shalat memakai kata iqoma yang artinya tegakkan. Kata tegak di sini mengandung pengertian bahwa shalat tidak berhenti pada pelaksanaannya saja, lebih dari itu adalah mewujudkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Karena, shalat pada dasarnya miniatur kehidupan orang beriman.

Shalat termasuk ibadah ritual yang tidak dapat dipisahkan dengan masalah sosial. Baik tidaknya shalat seseorang tidak hanya dinilai dari segi teknisnya (kaifiyah) saja, tapi juga perilaku sosialnya. Firman Allah: Sesungguhnya shalat itu mencegah dari keji dan mungkar (QS Al-Ankabut [29]: 45). Bahkan, Allah mencela orang yang shalat tapi perilakunya buruk.

Firman Allah, ''Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan memberi dengan barang berguna.'' (QS Al Ma'un [107]: 4-5). Kalau selama ini kita mengerjakan shalat tapi perilaku sosial kita belum baik, itu artinya kita belum termasuk dalam kategori menegakkan shalat.

Budaya jam karet yang masih subur dan rendahnya disiplin di kalangan orang Islam, tidak sejalan dengan ajaran shalat yang lebih utama dilakukan di awal waktu. Makin suburnya individualisme, hedonisme, dan pudarnya rasa kegotongroyongan sangat betolak belakang dengan ajaran shalat yang lebih diutamakan dikerjakan dengan berjamaah.

Shalat sangat ditekankan untuk dilaksanakan dengan berjamaah. Perbandingan pahala shalat berjamaah dengan shalat sendirian satu berbanding dua puluh tujuh.

Shalat bila ditegakkan dengan benar, juga akan membuat jiwa-jiwa menjadi tenang dan tenteram. ''Bahwasanya manusia dijadikan berkeluh kesah, apabila ditimpa kesukaran ia gundah, dan apabila mendapat kebaikan ia kikir, kecuali orang-orang yang shalat. (QS Al Maarij [70]: 19-22).

Sudahkah kita menegakkan shalat? Ataukah kita sekadar melakukannya untuk menggugurkan kewajiban saja?

Sumber:
http://komunitassubuh.multiply.com/links/item/7


http://komunitassubuh.multiply.com
http://gerakansubuhmassal.multiply.com
 
Kedahsyatan Sholat Berjamaah

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku?(QS. Al-Baqarah; 43)
http://ccc.1asphost.com/assalamtafsir/Alquran_Tafsir.asp?SuratKe=2&No=43#43

Hampir selama hidupnya, Rasulullah saw tidak pernah meninggalkan sholat berjamaah. Bahkan dalam keadaan perang sekalipun, beliau bersama sahabatnya melaksanakan sholat dengan berjamaah. Padahal mereka sedang sibuk-sibuknya dengan tugas suci.

Kalau dibanding dengan kita memang sangat jauh, padahal kita tidak segenting keadaan perang. Kita bahkan sedang istirhat kerja siang, atau sedang asik menyantap makanan, atau sedang bercumbu dengan keluarga. Namun saat sedang terdengar adzan, kita masih santai saja. Tidak segera berangkat ke masjid atau musholla untuk melaksanakan sholat berjamaah.

Suatu hari datang seorang laki-laki buta kepada Rasulullah saw bermaksud ingin meminta keringanan dalam sholat berjamaah karena kondisinya yang buta. Orang buta itu berkata, ?Wahai Rasulullah, saya tidak ada seorang penuntun yang menuntunku ke Masjid, bolehkah aku tidak sholat dengan berjamaah dan cukup sholat di rumah?? Lalu Nabi saw memberi keringanan tentang hal itu, namun tatkala orang itu mau beranjak, Rasulullah saw memanggilnya dan bertanya, ?Apakah kamu mendengar adzan panggilan sholat?? Orang buta itu menjawab, ?Ya?. Rasulullah bersabda, ?Kalau begitu, sambutlah (berangkatlah sholat berjamaah)? (HR: Muslim)

Subhanallah !!, sebegitu pentingnyanya sholat berjamaah hingga kepada orang buta yang tidak ada seorang yang menuntunnya saja Rasulullah masih memerintahkan untuk sholat berjamaah, apalagi dengan kita yang masih sehat bugar?

Bahkan Rasulullah saw hampir-hampir akan membakar rumah orang muslim yang tidak berangkat sholat berjamaah. Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, ?Demi Allah yang jiwaku dalam genggamanNya, sungguh aku pernah akan menyuruh mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan untuk shalat, lalu adzan pun dikumandangkan. setelah itu, aku menyuruh orang untuk menjadi imam shalat berjamaah. Lalu aku pergi ke rumah orang-orang yang tidak memenuhi panggilan shalat, dan aku bakar rumah mereka saat mereka berada di dalamnya. ? (HR: Bukhori Muslim).

Mengapa sholat berjamaah begitu penting?
Mengapa Rasulullah sangat menekankan sholat berjamaah?
Rahasia apa yang ada dibalik sholat berjamaah?

Beberapa keutamaan dan rahasia di balik shalat berjamaah antara lain:

Pertama, Orang yang sholat berjamaah akan mendapat pahala 27 derajat dibanding sholat sendirian. Rasulullah saw bersabda, ?Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian, dengan dua puluh tujuh derajat? (HR: Bukhori Muslim). Jadi, dengan sholat berjmaaah kualitas sholat kita 27 kali lipat dibanding sholat sendirian. Kalau dianalogikan dengan emas, sholat berjamaah itu 24 karat atau emas murni.

Kedua, Setiap langkah kaki dalam perjalanan kita ke Masjid diangkatnya derajat kita dan dihapuskannya dosa kita. Rasulullah saw bersabda, ?Apabila dia wudhu sempurna, kemudian keluar menuju ke masjid dengan niat hanya untuk shalat, maka setiap kali ia melangkah, derajatnya dinaikkan dan kesalahan dosanya dihapuskan? (HR: Bukhori Muslim)

Ketiga, Orang yang sholat berjamaah senantiasa didoakan oleh para malaikat. Rasulullah saw bersabda, ?Malaikat akan senantiasa memohonkan ampun dan rahmat untuknya, selama ia masih tetap berada di tempat shalatnya dan tidak berhadast. Malaikat berkata,?Ya Allah, ampunilah dia, Ya Allah rahmatilah dia? (HR: Bukhori Muslim)

Keempat, Orang yang rajin shalat berjamaah maka akan terhindar dari penguasaan syetan, seperti kesurupan atau kerasukan. Rasuluillah saw bersabda, ?Tidaklah tiga orang berada di suatu desa atau kampung lalu mereka tidak melakukan shalat berjamaah, kecuali mereka telah dikuasai oleh syetan? (HR: Abu Daud)

Kelima, Suatu penduduk apabila rajin melaksanakan sholat berjamaah, maka akan diberikan ketentraman, persatuan, persaudaraan dan tidak mudah diprofokasi. Rasulullah saw bersabda, ?Karena itu shalatlah dengan berjamaah !, karena srigala itu hanya menerkam kambing yang jauh terpencil dari kawan-kawannya (jamaahnya)? (HR: Abu Daud)

Ketika Eropa dikuasai Islam berabad-abad lamanya, orang Nasrani ingin merebut kembali Eropa, lalu diuituslah orang di antara mereka untuk menyelidiki kondisi umat Islam. Saat masuk, utusan ini menyaksikan di subuh hari masjid-mesjid penuh sesak dengan orang yang shalat dengan berjamaah, sedang di siang harinya, pemuda muslim merasa sedih hanya dapat memanah satu sasaran dalam latihan memanah dan tidak bisa lebih dari itu. Lalu orang nasrani ini melaporkan temuannya, dan mereka menyimpulkan bahwa orang islam sulit diserang secara fisik. Akhirnya mereka mengirim budak-budak wanita cantik ke negeri Islam. Lalu setelah setahun, mereka menyelidiki kondisi umat Islam lagi, sekarang terlihat masjid-mesjid sepi jamaah di subuh hari, dan pemuda Islam bersedih bukan karena tidak bisa memanah tapi karena wanita. Pada saat itulah orang Nasrani menyerang umat islam, dan akhirnya umat Islam pun hilang dari peta Eropa hingga kini. ##

sumber:
http://muhammadjamhuri.blogspot.com/2007/06/kedahsyatan-sholat-berjamaah.html


Telusuri lagi di
http://www.google.co.id/search?q=Sh...&rls=org.mozilla:en-US:official&start=10&sa=N


**********************************


Mari Shalat Berjama?ah :yihaa:​

Betapa mudahnya kita mencari masjid (termasuk mushalla) di Jakarta. Hampir di setiap RT ada masjid. Ketika waktu shalat tiba, berkumandanglah adzan di mana-mana. Kumandang itu tidak hanya dari satu dua speaker, tetapi bisa jadi dari lima atau enam corong suara masjid. Subhanallah.

Akan tetapi tidak semua muslim yang mendengar seruan Allah itu terpanggil dan mendatangi masjid untuk shalat berjama?ah.

Kesadaran sebagian kaum muslimin akan pentingnya shalat berjama?ah ?yang dalam sebuah hadits diterangkan jika manusia tahu keutamaan shalat berjama?ah, dia akan mendatanginya, walaupun dalam keadaan merangkak? masih belum tumbuh. :( Buktinya dapat kita lihat pada shaf-shaf shalat di masjid.

Pengaruh globalisasi juga terasa sampai ke rumah-rumah kaum muslimin. Mereka terkotak-kotak dalam batas administratif seperti RT/RW, desa/kelurahan. Jarang muslim yang sedang mukim di suatu wilayah administratif shalat di masjid seberang (lain RT/RT atau desa/kelurahan). Sehingga jika di suatu RT,misalnya, tidak terdapat masjid/musholla kebanyakan masyarakat memilih shalat di rumahnya daripada harus shalat di masjid lain RT.

Fenomena lainnya adalah adanya sebagian ?ahli agama?, seperti yang biasa disebut ?ustadz? yang jarang shalat lima waktu di masjid.
Mereka lebih sering kelihatan di masjid waktu Shalat Jumat saja. :-\

Ada cerita ironi yang aku dengar dari seorang teman. Seseorang mencari alamat seorang ?ustadz? untuk suatu keperluan. Karena belum tahu alamat persisnya, dia mencari masjid di sekitar alamat rumah ?ustadz? tersebut. Dalam pikirannya dia berharap akan bertemu ?ustadz? di masjid atau kalaupun tidak ada di masjid dia bisa menanyakan alamatnya kepada salah satu jama?ah di masjid itu.

Akan tetapi, ternyata ?ustadz? itu tidak dikenal oleh jamaah masjid. Bahkan beliau jarang/tidak pernah shalat di masjid itu. Subhanallah. :jaim:

Ada anekdot yang berkembang di sebagian ikhwah, setelah kejadian pemboman AW Restoran di Mal Kramat Jati Indah beberapa waktu yang lalu. Pelaku bom tersebut selamat. Ternyata dia itu seorang yang rajin beribadah, rajin shalat di masjid, rajin mengaji. Kemudian, orang-orang pada menebak, siapa dia. Ada yang menjawab, bahwa pelaku pemboman itu pasti bukan ikhwah. Alasannya adalah karena ikhwah sekarang sudah nggak rajin shalat berjamaah dan nggak rajin mengaji (membaca Al-Qur?an) lagi. Gubrak! Aku sendiri tidak setuju seratus persen dengan sindiran ini, walaupun fenomena ini mesti harus kita waspadai.

Memang masih ada beberapa kekurangan yang kita temui di masjid-masjid kita.

Pertama, masalah kebersihan masjid termasuk toilet. Seorang dai terkenal pernah menyindir kejorokan kita dengan mengatakan bahwa untuk mencari masjid cium saja yang bau-bau (maaf, maksudnya bau pesing). :wataw:

Yang kedua, mengenai ketepatan waktu shalat. Poros putar bumi terhadap matahari tidak tegak lurus. Hal ini mengakibatkan salah satunya waktu shalat yang berdasarkan matahari dari hari ke hari berubah-ubah secara periodik tahunan. Kadang-kadang waktu shalat Isya? jam tujuh malam kurang. Kadang-kadang lebih dari jam setengah delapan malam baru masuk waktu Isya?. Beberapa masjid masih secara tradisional menentukan waktu shalat dengan berpedoman pada jam. Pokoknya waktu shalat Isya? itu jam tujuh malam. Padahal, jadwal shalat selama setahun sudah banyak tersebar. Televisi dan radio pun juga sering memperdengarkan suara adzan (walaupun sebagian besar hanya untuk shalat maghrib doang). Dan satu lagi, masjid itu berada di tengah kota besar. Kan berabe kalau pas jadwal waktu shalat Isya? jam setengah delapan lewat masjid itu sudah selesai shalat Isya? jam tujuh seperempat. Ini mengenai sah dan tidahnya shalat. Shalat sah salah satunya jika dikerjakan pada waktunya.

Berikutnya, jeda waktu antara adzan dan iqamah hanya sebentar, :koran: sekitar dua rekaat ringan saja. Sehingga untuk orang yang letak rumahnya dengan masjid cukup jauh atau untuk orang yang masih harus BAK dulu rawan menjadi makmum masbuk. Apalagi untuk shalat subuh, dengan logika orang bangun tidur karena mendengar adzan subuh. Setelah itu dia tidak bisa langsung ke masjid.
Mungkin kucek-kucek mata dulu, melihat jam, pergi ke toilet, wudhu, lalu shalat sunnah fajar. Baru pergi ke masjid. Bukan tidak mungkin ketika dia sampai di masjid tinggal salam saja. Kalau tidak mengerjakan shalat sunnah fajar dan langsung ke masjid berarti dia meninggalkan shalat sunnah yang pahalanya lebih baik daripada dunia seisinya.
Al-Ustadz Daud Rasyid Sitorus dalam sebuah acara pernah mengatakan, idealnya, jarak waktu antara adzan dan iqamah itu sekitar 15 sampai 20 menit. Jadi, tidak banyak makmum yang masbuk seperti sekarang. dan ini akan meningkatkan semangat jamaah ke masjid karena dia berfikir bahwa pasti belum telat shalat berjamaah.

[size=13pt]Berikutnya, sering kita temui bacaan imam yang belum sesuai dengan tajwid. Memang ini karena kemungkinan memang tidak ada yang lain yang mau memimpin shalat berjamaah.[/size]

Tata cara dzikir yang tidak sesuai juga agak mengganggu bagi jamaah yang tidak biasa. Terus terang, saya sejak kecil dibesarkan bukan di lingkungan yang menjaharkan dzikir dan doa setelah shalat fatdhu. Jadi agak terganggu dengan masjid yang di dalamnya ada dzikir dan doa setelah shalat secara jahr. :koran:

Betapapun masih banyak kekurangan yang kita temui di masjid-masjid kita, bukan berarti kita meninggalkan mereka. bahkan dengan kehadiran kita diharapkan kekurangan-kekurangan itu seduikit demi sedikit bisa kita kurangi.

Pernah seorang teman mengirim email yang berisi slide shalat berjamaah di berbagai negara yang karena susahnya mencari masjid sampai ada yang shalat di jalanan, di trotoar, di stasiun kereta api, dan sebagainya. Mereka bersemangat shalat berjamaah walaupun kondisinya jauh dari ideal, yaitu di masjid. Banyak pula walaupun kondisi perang, tetap mempertahankan syariat shalat berjamaah. Apalagi kita yang secara umum dalam keadaan aman.

So, mari kita shalat berjama?ah..... :yihaa: :iyes:

Sumber:
http://kaveleri.wordpress.com/2007/01/18/mari-shalat-berjamaah/

Referensi google O0: :koran:
Search GOOGLE.....:koran:



Mari... ^,^ Back To Masjid.....
http://sibin2007.multiply.com/tag/masjid
 
Shalat Kita

assalaamu?alaikum wr. wb.
Bagaimana pun saya haqqul yaqiin bahwa sebagian besar Muslim di Indonesia ini paham betul bahwa shalat adalah tiang agama. Jangankan Muslim, teman saya yang non-Muslim saja banyak yang mengetahui hal tersebut. Sebagai sarjana teknik sipil, saya bisa menjamin bahwa keberadaan tiang dalam sebuah bangunan itu sifatnya sangatlah struktural, bukan sekedar ornamental. Jangankan rubuh, tiang baru retak-retak pun kita harus sudah mulai waspada.

Ironisnya, banyak yang meremehkan shalat. :eek: Masih banyak hal yang dalam shalat yang digampangkan oleh sebagian besar jamaah shalat di masjid-masjid, apalagi mereka yang shalat sendirian di rumah. Perlu suara-suara kritis untuk mengumandangkan protes kepada umat ini,
Setujuh...ane... O0.... ;)
karena banyak diantara mereka yang telah mengabaikan shalatnya. Karena shalat lima waktu itu dianjurkan berjamaah (setidaknya buat laki-laki), dan shalat berjamaah adalah urusan publik, maka menjadi tanggung jawab kita bersama pula untuk meluruskannya. O0

Semoga tulisan serba ringkas dan sederhana ini bisa membuat kita lebih waspada akan tiang agama kita, sehingga tidak rubuh begitu saja ketika diterpa badai, atau digerogoti oleh rayap secara perlahan.

Kerapatan Shaf

Apa susahnya merapatkan shaf? Pertanyaan ini sudah bergayut-gayut dalam pikiran saya sejak SD. Mengapa orang-orang begitu sulit merapatkan shaf? Apakah mereka jijik dengan orang di sebelahnya? Ataukah mereka ingin terlihat ?terpisah dari yang lain?, dengan kata lain : asal beda? Karena ego, gengsi, atau sajadah yang terlalu lebar?

Saya seringkali kecewa menyaksikan bapak-bapak yang selalu tiba duluan sebelum adzan berkumandang, duduk dengan setia menunggu waktu shalat, dengan pakaian yang rapi, kemudian berdzikir dan (kelihatannya) khusyuk sekali. Akan tetapi, ketika berdiri untuk shalat, mereka mengambil jarak terlalu jauh sesuai lebar sajadahnya yang bagus-bagus itu. Ini shalat atau pagelaran fashion sajadah??? Barangkali banyak yang lupa bahwa sajadah itu sama sekali tidak wajib untuk dibawa. Ia bisa digantikan dengan tikar, atau jika tempatnya sudah cukup bersih, lantai marmer atau beton pun sah untuk shalat. Adapun kerapatan shaf adalah syarat bagi kesempurnaan shalat. Apa di negeri ini memang sudah jarang orang yang ingin menyempurnakan shalatnya?

Keseriusan Bacaan

Jangan pernah mengadakan survei pengetahuan tentang makna bacaan shalat, karena kelihatannya Anda pasti kecewa!

Ketika bacaan hanya menjadi sekedar komat-kamit di mulut dan tidak menghasilkan getaran perasaan apa pun di dalam dada, maka perbedaan antara mereka yang shalat dan dukun yang mencari wangsit di kuburan sangatlah tipis. Barangkali banyak yang akan tersinggung jika dirinya diperbandingkan dengan para pelaku khurafat seperti dukun, akan tetapi maafkanlah perbandingan ini jika sekiranya memang ekstrem, dan pikirlah baik-baik. Apa bedanya?

Jika agama ini kita anut atas dasar ketidakmengertian kita, atau kita memutuskan untuk menjadi Muslim dengan niat untung-untungan seperti membeli lotere, maka tidaklah heran jika shalat kita tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan pribadi. Jangan banyak berteori tentang bagaimana shalat mencegah kita dari perbuatan keji dan munkar, karena yang biasa kita lakukan selama ini hanyalah ?jurus? dan ?mantera? belaka. ?Jurus? adalah gerakan-gerakan shalat, sedangkan bacaan-bacaan yang tidak kita mengerti itu kurang lebih sama saja dengan ?mantera?.

Mana yang Didahulukan?

Jika Anda disuruh memilih antara yang bid?ah dan yang wajib, manakah yang akan Anda tunaikan terlebih dahulu? Orang waras pasti memilih yang wajib. Namun kenyataannya, yang wajib dalam shalat justru sering diabaikan, sementara yang bid?ah (harap diingat bahwa bid?ah belum tentu buruk) dipraktekkan secara konsisten.

Di masjid-masjid, kebiasaan bersalaman setelah shalat justru lebih konsisten dilakukan daripada menjaga kerapatan shaf atau melaksanakan shalat dengan tuma?ninah. Jangankan para ma?mum, imamnya pun seringkali membaca dengan kecepatan tinggi, sehingga prinsip tuma?ninah hanya menjadi materi hapalan buat anak-anak SD saja. Sulit mengharapkan anak-anak untuk mempraktekkan tuma?ninah jika orang tuanya sendiri shalat lebih cepat dari bayangannya sendiri (ungkapan hiperbola yang dipinjam dari komik Lucky Luke tanpa ijin ? red).

Menunggu Pionir...:hmmm:
O0
Sebenarnya tidak sulit membiasakan shalat yang benar. Sayangnya, sudah terlanjur mewabah ucapan semacam : ?Jadi orang baik itu susah!?. Jika kita yakin bahwa ajaran Islam itu sesuai dengan fitrah, maka sudah barang tentu Islam ini tidak sulit. Justru melanggar aturan Islam itulah yang menyusahkan hati manusia. Ketimbang melaksanakan shalat dengan benar, mengabaikan aturan-aturan shalat sudah pasti lebih menyusahkan, karena akan menimbulkan akibat negatif, atau setidaknya, membuat shalat kita menjadi tidak ?tepat sasaran?.

Mengajak teman-teman sekantor untuk shalat tepat waktu itu tidak sulit.
Mengajak mereka untuk shalat di Masjid pun bukan mustahil.
Barangkali perubahan tidak akan terjadi dalam sekejap, tapi pasti ada hasilnya. O0

Mengapa banyak yang terlalu takut untuk menjadi pionir? ::)
Mengapa terlalu malu untuk menerima sebutan ?orang alim?,
padahal seorang Muslim memang tidak boleh tidak alim?
Mengapa harus menahan diri untuk melakukan perubahan?
Mengapa harus menunggu-nunggu orang lain untuk sebuah inisiatif sederhana?
Aneh bukan kepalang... :-\
wassalaamu?alaikum wr. wb.

kutip:
http://akmal.multiply.com/journal/item/524/Shalat_Kita


*********************************************


Aktifkan GSM-mu!

3 jaringan GSM-mu!. Heheh pake 3 memang ngirit. Bayangkan aja, dengan voucher sms cukup 10 rb gratis sms sesama 3,nelpon 1 rp/menit dari jam 1 pagi ampe jam 1 siang, sms ke lain operator Rp 110. Murah banget oey.. Sampai-sampai anak DS Sleman yang se amanah dengan saya pada punya nomor wajib n nomor sunnah, nomor sunnahnya ya nomor 3. Ada keunggulan pasti ada kelemahan, memang itulah sifak fisis dunia. Klo udah pulkam, 3 ga ada sinyal, klo mau SMS atau nerima SMS harus mendeket tower listrik duluw, di tengah sawah. [waduw]. Huayoo para provider dan developer 3 diperbagus dunk jaringannya, kalahkan dengan teknologi kengiritan jaringan CDMA. Semoga aja yang baca ada salah satunya provider 3. [Hehehe]. Udah aghh ngiklannya?


GSM disini sebenarnya bukan rivalnya si CDMA.
Tapi GSM, Gerakan Subuh Massal.
Aktifkan GSM-mu!.


Berdasarkan survey saya sholat ini yang paling banyak ditinggalkan anak-anak SMA.
Kesiangan lah, terlalu dingin, keburu sekolah lah dsb. Lawong namanya juga punya mutarobi anak SMA ya harus benar-benar sabar, memang beda karakteristiknya dengan anak-anak kampus. Beda jauh!.Kelompok halaqoh yang beda, problem pun juga beda begitu pula terapi penyembuhannya. Ehm,.. harus belajar ulang mensejajarkan level pemikiran, menaikkan pemahaman yang memang harus dinaikkan. Berusaha ?berbicaralah sesuai denagn kaumnya? ya itu dia.. . Dimana-mana mah praktek mah lebih susye dari teori, so keinginan kuat untuk melakukan suatu hal yang kita niati.

Semoga yang merequest tulisan ini, tidak berkecil hati karena saya baru sempat nulis tentang hal ini. Akhir-akhir ini memang agak padat kesibukannya. [ Afwan yaa..].

The next, menuju keshalihan pribadi dan keshalihan umat. Gimana mau sholeh secara jamai lawong kesholehan diri saja susye melakukannya. Logika gampangannya seperti itu. Sedikit mengintip kebiasaan Rosul zaman dahulu, yang tak henti-hentinya segala peradaban di zaman itu merupakan peradaban yang ?unic n wonderfull? dan merupakan kiblat ibadah untuk segala zaman.

Salah satu peradaban lingkungan yang membudaya adalah, masjid menjadi center of activity, center learning, n center of solution.

Oleh karena itu hati para syuhada dan sahabat begitu dekat sekali dengan yang namanya Masjid. Untuk mengecheck seberapa kuat barisan perang, ya di check pada saat aktivitas sholat berjamaah di masjid. Untuk mengecheck iltizam ( komitmen-red) seorang sahabat ya dilihat dari kedatangan sahabat tersebut dalam forum sholat berjamaah. Terlambatkah? Tepat waktunya kah? Kondisi sholatnya? Dsb.

Sehingga dari masjid tercipta basis sosial Islami. Saya teringat pas ramadhan lalu, i?tikaf di masjid Jogokaryan. Hampir sama kondisinya, masyarakat di sekitar masjid benar-benar terkondisikan menjadi masyarakat yang Islami. Wagh klo pas jualan pun waktu sholat benar-benar dialokasikan untuk sholat.

Wagh angannya saya mulai terbayang ke masa gemilang itu, indah kali ya berada di lingkungan seperti itu. Mulai dari sebuah masjid sebuah peradaban baru mulai dibentuk dan dibina. Mulai dari sebuah masjid tatanan pemerintahan mulai dirancang.

Sungguh masjid punya peran besar dalam pembentukan karakter seseorang, jujur saja terbilang agak ?kacaw? dan lumayan ?tersandung? bahkan mungkin hamper ?jatuh? pasca KKN dan amanah saya kelar untuk ngurusi dakwah kampus yang juga center of activitynya di MMU ( Mushola Mipa Utara).
Sertasa ada yang berbeda. Mulai menjerambah dakwah sekolah, center of activitynya juga di Masjid, ya agak lumayan terkondisikan. Kemudian ganti amanah untuk daerah local yang berbeda, center of activity-nya bukan lagidi Masjid, walaupun aktivitasnya masih aktivitas yang berbau dakwah, tapi ternyata kerasa juga bedanya. Memang rumahNya lebih terasa adem dan tenang disbanding bangunan lain, sesimple apapun rumahNya itu.

Sempat protes juga dalam hati, ruangan sesempit itu koq digunakan syuro untuk ikhwan akhwat segh! Ga nyaman ajah!. Sekali lagi, jamaah ini adalah jamaah manusia yang punya banyak kekurangan disana sini, saya bisa terima itu, tapi akan lebih bagus lagi klo qt benahi bersama bukan?. Terlepas saya sebagai seorang manusia juga, yang mungkin Alloh masih menutupi aib saya, dan semoga yang tahu hanya saya dan Dia SWT. Dan Astaghfirulloh? Izinkan aku memperbaikinya ya Robb secepatnya sebisanya?

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz said that ? Menjadi kewajiban bagi setiap mukmin untuk takut kepada Allah dalam meninggalkan shalat berjamaah, serta berhati-hati terhadap musibah yang banyak menimpa manusia (musibah tidak shalat berjamaah). ?Berlindunglah kepada Allah dari akibat shalat di rumah dan ketinggalan shalat di masjid. Keadaan mereka nyaris menyerupai keadaan kaum munafik.

Ia melaksanakan shalat fardhu di rumah, padahal Allah telah mengaruniakan kesehatan kepadanya, barangkali juga ia mengakhirkan shalat Shubuh hingga terbitnya matahari, bahkan sampai waktu ia akan berangkat kerja baru melaksanakan shalat Shubuh, atau bahkan ia tinggalkan shalat sama sekali.

Ini adalah musibah yang besar dan kemungkaran yang membahayakan, karena shalat adalah tiangnya Islam. Barangsiapa menjaga berarti menjaga agamanya, barangsiapa menyia-nyiakannya tentulah ia akan lebih menyia-nyiakan hal yang lain, barangsiapa meninggalkannya maka termasuk kafir. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi Shallallahu ?alaihi wa sallam

?Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka itu kekal di dalam neraka? (QS At-Taubah: 17).

Mari aktifkan GSM qt. Gerakan Subuh Massal, yang ikhwan berduyun-duyun ke Masjid. O0
Dan yang akhwat bersama-sama juga menggiatkan GSM di lngkungannya. Hehhehe termasuk juga mensupport diri untuk kembali menggiatkan GSM di Karima yang sempat mati akhir-akhir ini karena kesibukan diri, wagh kadang males banget ngebangunin anak-anak, sok cuek, sok males. Alhasil ga kompak degh subuhannya. Gimana mau sholeh secara jamai ngelola subuhan di kost aja ga bisa, koreksi besar buwatmu Mel?

Yupz.. mari perbaiki diri kondisi dan lingkungan sekitar kita, aktifkan GSM-m, mulai dari lingkungan yang terdekat denganmu. Menuju kesholehan umat berawal dari kesholehan pribadi. Mustahil dakwah social bisa berjalan tanpa qt juga berjalan didalamnya.

sumber:
http://melati-asih.web.ugm.ac.id/2008/02/26/aktifkan-gsm-mu/
 
Back
Top