Kalina
Moderator
VIVAlife - Menyelamatkan nyawa seorang pasien menjadi kewajiban seorang dokter. Tak heran, jika
banyak dokter melakukan beribu cara untuk
menyembuhkan pasiennya, termasuk dengan cara
yang ekstrim.
Melansir Mirror, seorang dokter berhasil
menyelamatkan nyawa seorang pasien dengan
menyuntikan alkohol pada bagian jantungnya.
Pengobatan medis langka itu dilakukan untuk
menginduksi serangan jantung agar mudah
dikendalikan.
Kardiolog Dr Tom Johnson mengatakan, pasiennya
Aldom Ronald tidak akan pernah bisa meninggalkan
Heart Intitute Bristol jika tak ada perubahan pada
kondisinya. Ronald yang berusia 77 tahun didiagnosis menderita takikardia ventikal. Di mana kondisi ini mempengaruhi irama jantungnya.
Penyakit ini dipicu oleh serangan jantung yang pernah dialami sebelumnya. Sebelum melakukan sunyikan alkohol, tim bedah berencana untuk melakukan operasi jantung dengan prosedur standar, tapi hal ini sangat bertolak belakang
dengan kondisi Ronald yang telah berusia tua. Di
sinilah, para tim memutuskan untuk mengobatinya
dengan ablasi etanol.
Untuk prosedur penyembuhan, sebuah balon kecil
diletakkan di arteri jantung. Tujuannya untuk
menampung alkohol yang berasal dari suntikan.
Selanjutnya, alkohol disuntikan pada pembuluh darah
arteri pasien. "Prosedur ini bertujuan untuk menstabilkan irama jantung pasien" jelas Dr Johnson. Ronald juga menuturkan, kalau prosedur tersebut
cukup membuatnya tinggal selama tiga hari di rumah
sakit. "Saya pikir ini luar biasa, seorang dokter
mencoba segala cara untuk membantu
menyelamatkan saya" ujarnya.
VivaLife@vivanews.com
banyak dokter melakukan beribu cara untuk
menyembuhkan pasiennya, termasuk dengan cara
yang ekstrim.
Melansir Mirror, seorang dokter berhasil
menyelamatkan nyawa seorang pasien dengan
menyuntikan alkohol pada bagian jantungnya.
Pengobatan medis langka itu dilakukan untuk
menginduksi serangan jantung agar mudah
dikendalikan.
Kardiolog Dr Tom Johnson mengatakan, pasiennya
Aldom Ronald tidak akan pernah bisa meninggalkan
Heart Intitute Bristol jika tak ada perubahan pada
kondisinya. Ronald yang berusia 77 tahun didiagnosis menderita takikardia ventikal. Di mana kondisi ini mempengaruhi irama jantungnya.
Penyakit ini dipicu oleh serangan jantung yang pernah dialami sebelumnya. Sebelum melakukan sunyikan alkohol, tim bedah berencana untuk melakukan operasi jantung dengan prosedur standar, tapi hal ini sangat bertolak belakang
dengan kondisi Ronald yang telah berusia tua. Di
sinilah, para tim memutuskan untuk mengobatinya
dengan ablasi etanol.
Untuk prosedur penyembuhan, sebuah balon kecil
diletakkan di arteri jantung. Tujuannya untuk
menampung alkohol yang berasal dari suntikan.
Selanjutnya, alkohol disuntikan pada pembuluh darah
arteri pasien. "Prosedur ini bertujuan untuk menstabilkan irama jantung pasien" jelas Dr Johnson. Ronald juga menuturkan, kalau prosedur tersebut
cukup membuatnya tinggal selama tiga hari di rumah
sakit. "Saya pikir ini luar biasa, seorang dokter
mencoba segala cara untuk membantu
menyelamatkan saya" ujarnya.
VivaLife@vivanews.com