Adamsuhada
New member
Belgravia Group, perusahaan investasi yang berbasis di New Jersey, Amerika Serikat mengumumkan secara resmi ke Bursa Efek London kalau mereka tidak akan melanjutkan proses negosiasi untuk mengakuisisi Newcastle United.
Keputusan Belgravia ini tercetus setelah proses take-over tersebut terkatung-katung selama berbulan-bulan tanpa adanya kejelasan. Mantan Chairman The Magpies, Sir John Hall dan anaknya, Douglas Hall, sebelumnya berkeinginan untuk menjual sahamnya di St James Park.
Sementara Chairman Newcastle saat ini, Freddy Shepherd juga berencana akan melepas sahamnya jika kesepakatan harganya memuaskan. Namun Belgravia mengumumkan tidak dapat menemukan titik temu soal kesepakatan harga yang membuat mereka akhirnya mundur.
Belgravia mulai tertarik untuk mengakuisisi Newcastle sejak bulan Agustus tahun lalu. Mereka waktu itu optimis kesempatan untuk itu amat terbuka dan jika tidak ada halangan semuanya akan segera menjadi kenyataan. Tapi seperti dirilis Sky Sports News, Belgravia menyatakan: ?Hari ini (19/01), Belgravia mengumumkan tidak lagi membuat penawaran untuk membeli saham mayoritas Newcastle. Setelah lama bernegosiasi, Belgravia tidak dapat memenuhi tuntutan harga dan struktur transaksi yang diminta.?
Padahal, ?Dalam proses ini merupakan ketertarikan kami yang paling besar, seperti ketertarikan kami pada sepakbola dan juga para fans di dalamnya.? Tapi Belgravia juga siap mengajukan tawaran kembali jika keadaannya dan syarat-syaratnya memungkinkan untuk ditindaklanjuti.
?Belgravia masih memiliki kesempatan untuk kembali mengajukan tawaran atau kemungkinan tawaran untuk Newcastle seperti tercantum dalam peraturan 2.8 Tata Niaga Kota untuk enam bulan ke depan. Hal tersebut dapat saja terwujud melalui kesepakatan atau rekomendasi yang akan datang dari Dewan (pemegang saham) Newcastle atau ada pihak ketiga yang juga mengajukan penawaran,? tambah pernyataan Belgravia.
Belgravia Group merupakan pihak kedua dari sekian investor yang menarik diri dari proses negosiasi take-over Newcastle. Pihak pertama yang terlebih dahulu mundur teratur awal bulan ini adalah The St James Park Group yang didukung oleh perusahaan investasi Amerika Serikat, Polygon.
Keputusan Belgravia ini tercetus setelah proses take-over tersebut terkatung-katung selama berbulan-bulan tanpa adanya kejelasan. Mantan Chairman The Magpies, Sir John Hall dan anaknya, Douglas Hall, sebelumnya berkeinginan untuk menjual sahamnya di St James Park.
Sementara Chairman Newcastle saat ini, Freddy Shepherd juga berencana akan melepas sahamnya jika kesepakatan harganya memuaskan. Namun Belgravia mengumumkan tidak dapat menemukan titik temu soal kesepakatan harga yang membuat mereka akhirnya mundur.
Belgravia mulai tertarik untuk mengakuisisi Newcastle sejak bulan Agustus tahun lalu. Mereka waktu itu optimis kesempatan untuk itu amat terbuka dan jika tidak ada halangan semuanya akan segera menjadi kenyataan. Tapi seperti dirilis Sky Sports News, Belgravia menyatakan: ?Hari ini (19/01), Belgravia mengumumkan tidak lagi membuat penawaran untuk membeli saham mayoritas Newcastle. Setelah lama bernegosiasi, Belgravia tidak dapat memenuhi tuntutan harga dan struktur transaksi yang diminta.?
Padahal, ?Dalam proses ini merupakan ketertarikan kami yang paling besar, seperti ketertarikan kami pada sepakbola dan juga para fans di dalamnya.? Tapi Belgravia juga siap mengajukan tawaran kembali jika keadaannya dan syarat-syaratnya memungkinkan untuk ditindaklanjuti.
?Belgravia masih memiliki kesempatan untuk kembali mengajukan tawaran atau kemungkinan tawaran untuk Newcastle seperti tercantum dalam peraturan 2.8 Tata Niaga Kota untuk enam bulan ke depan. Hal tersebut dapat saja terwujud melalui kesepakatan atau rekomendasi yang akan datang dari Dewan (pemegang saham) Newcastle atau ada pihak ketiga yang juga mengajukan penawaran,? tambah pernyataan Belgravia.
Belgravia Group merupakan pihak kedua dari sekian investor yang menarik diri dari proses negosiasi take-over Newcastle. Pihak pertama yang terlebih dahulu mundur teratur awal bulan ini adalah The St James Park Group yang didukung oleh perusahaan investasi Amerika Serikat, Polygon.