Ketika Yesus, setelah perjamuan malam terakhir, berjalan bersama para murid, mereka segera melewati sebuah sungai kecil dan masuk ke dalam sebuah taman kecil, bernama Getsemani. Akhirnya Ia meninggalkan murid-muridNya, berjalan lebih jauh lagi ke dalam taman itu, sendirian untuk berdoa.
Mungkin Ia ingat dahulu kala, ketika Ia berjalan di taman Nya yang pertama bersama Adam dan Hawa di dalam persekutuan yang indah. Tetapi mereka memberontak terhadap firmanNya, dan harus diusir dari Taman Eden, meninggalkan Dia sendiri (Kejadian 3:8).
Ketika Ia berdoa di Taman Getsemani, Ia tahu beberapa jam lagi Ia akan dikuburkan di sebuah taman yang lain, "yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang."(Yohanes 19:41). Ia akan dibawa ke sebuah kuburan yang baru di sebuah taman yang baru dibuat, yang disiapkan oleh tangan-tangan yang penuh kasih - Yusuf dan Nikodemus -, sehingga membuatNya kembali dalam kesendirianNya.
Ia telah berjalan sendiri di taman yang pertama itu, mencari milik kepunyaanNya; kemudian Ia berlutut sendiri di taman yang kedua, berdoa untuk milik kepunyaanNya; dan akhirnya dikuburkan sendiri di taman yang ketiga, setelah Ia mati untuk milik kepunyaanNya.
Dan karena Ia datang "untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang"(Lukas 19:10), dan karena sekarang Ia "Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka." (Ibrani 7:25), setelah Ia membayar dengan harga penuh "yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,"(Efesus 1:7), sehingga semua yang percaya kepadaNya akan hidup di dalam kekekalan dalam persekutuan dengan Dia di taman yang indah. Disini mengalir "sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal" dikelilingi di kedua sisinya dengan "pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali" (Wahyu 22:1-2) dan semua akan menjadi sangat baik selama-lamanya.
"Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya." (Yohanes 18:1)
Mungkin Ia ingat dahulu kala, ketika Ia berjalan di taman Nya yang pertama bersama Adam dan Hawa di dalam persekutuan yang indah. Tetapi mereka memberontak terhadap firmanNya, dan harus diusir dari Taman Eden, meninggalkan Dia sendiri (Kejadian 3:8).
Ketika Ia berdoa di Taman Getsemani, Ia tahu beberapa jam lagi Ia akan dikuburkan di sebuah taman yang lain, "yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang."(Yohanes 19:41). Ia akan dibawa ke sebuah kuburan yang baru di sebuah taman yang baru dibuat, yang disiapkan oleh tangan-tangan yang penuh kasih - Yusuf dan Nikodemus -, sehingga membuatNya kembali dalam kesendirianNya.
Ia telah berjalan sendiri di taman yang pertama itu, mencari milik kepunyaanNya; kemudian Ia berlutut sendiri di taman yang kedua, berdoa untuk milik kepunyaanNya; dan akhirnya dikuburkan sendiri di taman yang ketiga, setelah Ia mati untuk milik kepunyaanNya.
Dan karena Ia datang "untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang"(Lukas 19:10), dan karena sekarang Ia "Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka." (Ibrani 7:25), setelah Ia membayar dengan harga penuh "yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,"(Efesus 1:7), sehingga semua yang percaya kepadaNya akan hidup di dalam kekekalan dalam persekutuan dengan Dia di taman yang indah. Disini mengalir "sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal" dikelilingi di kedua sisinya dengan "pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali" (Wahyu 22:1-2) dan semua akan menjadi sangat baik selama-lamanya.
"Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya." (Yohanes 18:1)