Kalina
Moderator
WONOSOBO - Dampak longsor di wilayah Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, 20 Januari lalu mulai mengganggu pariwisata andalan Wonosobo, Dataran Tinggi Dieng. Selain jumlah wisatawan mancanegara maupun domestik yang berkunjung ke kawasan wisata Dieng menurun, sejumlah awak angkutan juga mulai mengeluh karena penurunan penumpang.
Suwignyo, salah seorang petugas kawasan wisata Dieng, mengungkapkan bahwa jumlah wisatawan yang mengunjungi Dieng menurun drastis. Pasalnya, untuk bisa menuju kawasan wisata yang terdapat situs purbakala tersebut, pengunjung harus memutar melalui jalur barat Banjarnegara yang memakan waktu lebih lama serta biaya tinggi.
Longsor yang memblokade jalan menuju Dieng juga sangat dirasakan awak angkutan bus jurusan Wonosobo-Dieng-Batur. Angkutan dari arah Wonosobo hanya diperbolehkan menurunkan penumpang di Desa Tieng.
Hal itu membuat penumpang memilih menggunakan sepeda motor untuk menuju Wonosobo dari arah Dieng maupun sebaliknya. "Biasanya satu angkutan Wonosobo-Dieng bisa dapat Rp 250 ribu, sekarang karena hanya sampai Tieng, paling cuma Rp 125 ribu. Itu pun tidak banyak karena penumpang semakin sepi," ungkap Musyafak, salah seorang sopir mikrobus jurusan Wonosobo-Dieng-Batur, kemarin (31/1).
Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah Danang Atmodjo mengungkapkan, sampai saat ini proses perbaikan di lokasi longsor belum bisa dilakukan. Masih diperlukan pengamatan. Sebab, kawasan longsor masih diguyur hujan. "Kalau cuaca sudah membaik, kami akan memasang perbaikan sementara agar jalan bisa dilewati angkutan roda empat," katanya.
Suwignyo, salah seorang petugas kawasan wisata Dieng, mengungkapkan bahwa jumlah wisatawan yang mengunjungi Dieng menurun drastis. Pasalnya, untuk bisa menuju kawasan wisata yang terdapat situs purbakala tersebut, pengunjung harus memutar melalui jalur barat Banjarnegara yang memakan waktu lebih lama serta biaya tinggi.
Longsor yang memblokade jalan menuju Dieng juga sangat dirasakan awak angkutan bus jurusan Wonosobo-Dieng-Batur. Angkutan dari arah Wonosobo hanya diperbolehkan menurunkan penumpang di Desa Tieng.
Hal itu membuat penumpang memilih menggunakan sepeda motor untuk menuju Wonosobo dari arah Dieng maupun sebaliknya. "Biasanya satu angkutan Wonosobo-Dieng bisa dapat Rp 250 ribu, sekarang karena hanya sampai Tieng, paling cuma Rp 125 ribu. Itu pun tidak banyak karena penumpang semakin sepi," ungkap Musyafak, salah seorang sopir mikrobus jurusan Wonosobo-Dieng-Batur, kemarin (31/1).
Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah Danang Atmodjo mengungkapkan, sampai saat ini proses perbaikan di lokasi longsor belum bisa dilakukan. Masih diperlukan pengamatan. Sebab, kawasan longsor masih diguyur hujan. "Kalau cuaca sudah membaik, kami akan memasang perbaikan sementara agar jalan bisa dilewati angkutan roda empat," katanya.