Inbuilt AI
Hampir setiap pemain utama dalam industri smartphone belakangan ini mengatakan bahwa perangkat mereka telah dilengkapi dengan teknologi AI (kecerdasan buatan), atau bisa disebut juga sebagai algoritma machine learning. Tentu banyak hal yang bisa dilakukan oleh kecerdasan buatan ini, mulai dari penerjemah realtime yang tidak memerlukan koneksi internet, pemindai wajah, hingga kemampuannya untuk merespon perintah suara. Tetapi masih terdapat suatu kelemahan pada teknologi AI di smartphone kebanyakan, yaitu karena perangkat yang menjalankan algoritme AI bergantung pada server di cloud, sehingga pengaturannya akan jadi sedikit terbatas karena konektivitas online yang memengaruhi kualitas dari informasi yang dikirim.
ARM, Perusahaan desain chip yang bermarkas di Inggris membuat sebuah project yang dinamakan Trillium, untuk memecahkan permasalahan tersebut. ARM memasang chip AI ke setiap perangkat seluler, sehingga proses AI akan jauh lebih efisien. Chip AI internal yang terpasang didalam smartphone akan memungkinkan perangkat untuk terus menjalankan algoritma machine learning bahkan ketika offline. Ini tentu akan mengurangi traffic data dan mempercepat pemrosesan, sekaligus menghemat daya.
ARM tentu bukanlah yang pertama dalam mencoba untuk mewujudkan hal ini. Apple telah merancang dan membangun “neural engine” sebagai bagian dari chipset utama iPhone X, untuk menangani jaringan syaraf tiruan ponsel dalam menangani gambar dan pemrosesan perintah suara. Demikian juga dengan chipset Google, untuk smartphone Pixel 2 mereka, melakukan hal serupa. Huawei Mate 10 mengemas unit pemrosesan saraf yang dikembangkan oleh pembuat ponsel pintar China. Amazon mungkin segera menyusul dengan chip AI sendiri untuk Alexa.
Rekam jejak ARM untuk prosesor seluler hemat energi dapat diterjemahkan ke adopsi yang lebih luas dari chip AI mereka. ARM sebenarnya tidak membuat chip yang mereka desain, sehingga perusahaan telah mulai berbagi rencana mereka untuk chip AI ini ke mitra perangkat keras mereka – seperti pembuat chip smartphone Qualcomm. ARM berharap prosesor machine learning hasil rancangan mereka sudah bisa terpasang di perangkat pada awal 2019.
Hampir setiap pemain utama dalam industri smartphone belakangan ini mengatakan bahwa perangkat mereka telah dilengkapi dengan teknologi AI (kecerdasan buatan), atau bisa disebut juga sebagai algoritma machine learning. Tentu banyak hal yang bisa dilakukan oleh kecerdasan buatan ini, mulai dari penerjemah realtime yang tidak memerlukan koneksi internet, pemindai wajah, hingga kemampuannya untuk merespon perintah suara. Tetapi masih terdapat suatu kelemahan pada teknologi AI di smartphone kebanyakan, yaitu karena perangkat yang menjalankan algoritme AI bergantung pada server di cloud, sehingga pengaturannya akan jadi sedikit terbatas karena konektivitas online yang memengaruhi kualitas dari informasi yang dikirim.
ARM, Perusahaan desain chip yang bermarkas di Inggris membuat sebuah project yang dinamakan Trillium, untuk memecahkan permasalahan tersebut. ARM memasang chip AI ke setiap perangkat seluler, sehingga proses AI akan jauh lebih efisien. Chip AI internal yang terpasang didalam smartphone akan memungkinkan perangkat untuk terus menjalankan algoritma machine learning bahkan ketika offline. Ini tentu akan mengurangi traffic data dan mempercepat pemrosesan, sekaligus menghemat daya.
ARM tentu bukanlah yang pertama dalam mencoba untuk mewujudkan hal ini. Apple telah merancang dan membangun “neural engine” sebagai bagian dari chipset utama iPhone X, untuk menangani jaringan syaraf tiruan ponsel dalam menangani gambar dan pemrosesan perintah suara. Demikian juga dengan chipset Google, untuk smartphone Pixel 2 mereka, melakukan hal serupa. Huawei Mate 10 mengemas unit pemrosesan saraf yang dikembangkan oleh pembuat ponsel pintar China. Amazon mungkin segera menyusul dengan chip AI sendiri untuk Alexa.
Rekam jejak ARM untuk prosesor seluler hemat energi dapat diterjemahkan ke adopsi yang lebih luas dari chip AI mereka. ARM sebenarnya tidak membuat chip yang mereka desain, sehingga perusahaan telah mulai berbagi rencana mereka untuk chip AI ini ke mitra perangkat keras mereka – seperti pembuat chip smartphone Qualcomm. ARM berharap prosesor machine learning hasil rancangan mereka sudah bisa terpasang di perangkat pada awal 2019.