TEMMY MOKODOMPIT

temmymokodompit

New member
SAMPAI BERTEMU DI SURGA AKU DAN ENGKAU.

Temmy mencoba bertukar pikir dengan mamanya ia,harus bisa mengambil hati mamanya untuk merestui calon istrinya
“Tem,kamu ini harus sedikit berpikir untuk ke sananya,kamu harus bisa melihat apa,dan bagaimana jika kamu menikah dengan orang yang tak jelas bebet bobotnya,dan juga ia buta,apa yang akan kamu ambil selain kamu ini nanti kesusahan sendiri,berulang-ulang mama sudah katakan itu”.
“Mah,inikan pilihan aku sendiri,biar nanti aku yang tanggung dengan apa yang akan terjadinya nanti mah,aku sudah terlanjur kasihan dengan Zahra mah,aku tak ingin dengan wanita manapun”.
“Kau!” dengan sedikit geram mamanya menghentakkan kaki di lantai,sorot mata yang sangat tajam melotot ke arah Temmi. Dengusan nafas panjang pun seolah terdengar sampai keluar,wajahnya menahan marah.
Temmi tampak tenang melihat mamanya sedang marah,ia sudah terbiasa melihat hal yang seperti ini,ciri khas dari mamanya jika ia menentang apa yang di inginkan mamanya.

“Sekali lagi dengar Temm,mama tak pernah setuju titik!,nanti mama kenalkan dengan Soraya anak teman mama yang sedang kuliah ahkir ini selesai,dia cantik,pandai,dan dia anaknya orang kaya,dia lebih sepadan dengan kita dan cocok buat kamu.dia di bisnis garmen,nanti kamu juga lama-lama akan suka”
“Mah,aku tak mau titik!” balas juga Temmi
“Lihat saja kau jika masih bersikeras seperti itu,mama ini sayang kamu,Tem,papa sudah sering sakit da ia juga tak bisa bekerja lagi,sekarang kalau kamu dengan dia kamu, bisa membuka bisnis lagi yang lebih besar,kamu bisa cepat kaya tampak harus kamu bersusah payah dulu,pikirkan itu!”
Temmi tak membalas apa yang telah di katakan mamanya ia,memilih diam dan mamanya pun berlalu dengan kemarahannya. Tak habis pikir usia sudah semakin beranjak tua tetapi pikiran masih kolot dan hanya memikirkan dirinya sendiri. Jika belum bertemu dengan Zahra mungkin ia pun bisa berkenalan dengan teman mamanya,kenapa sekarang setelah ia bertemu dengan Zahra mamanya mengenalkanya,dulu hanya gembar-gembor saja untuk menikah,tanpa ada usaha mencarikannya,sekarang?
“Ah,tidak mah,aku tetap akan menikah dengan Zahra “gumam Temmi.

************

Ada keraguaan dalam diri Zahra ketika Temmi memintanya untuk menikah dengannya dalam waktu dekat ini,ia tak ingin pacaran,sebab hatinya sudah pas dengan Zahra,banyak perbedaan di antara mereka berdua,Zahra hanya seorang gadis yang tinggal dipanti asuhan,ia tak pernah tahu siapa orang tuanya,ia hanya tahu tumbuh besar dipanti dan sekolah pun di biayai dipanti juga,ia hanya mengenal ibu panti bernama Aminah,sebagai ibu yang telah mendidik dan membesarkannya. Dengan tulus dan penuh kasih sayang ibu Aminah lah yang telah merawatnya,ia sama sekali tak pernah tahu,siapa dirinya sendiri dan siapa saudaranya. Banyak pendidikan kewanitaan yang ia peroleh dipanti,seperti menjahit,memasak dan mengetik,sehingga untuk ketrampilan ia pun tak buta sama sekali,semua anak panti di gembleng agar menjadi wanita-wanita yang bisa bermanfaat nantinya,setiap tahun panti sudah bisa memproduksi pakaian jadi untuk di pasarkan di tetangga dekat yayasan,hingga karya yang telah mereka buat bisa di perjual belikan. Panti asuhan yang di kelola ibu Aminah sudah menjadi panti sumber daya manusia,hingga tak ada yang menganggur saat mereka telah lepas dari panti. Zahra sangat beruntung ketika bisa di rawat oleh ibu yang penuh dengan kasih sayang ini,dia tidak terlantar di jalanan.
Sedih rasanya jika ia mengingat Temmi adalah orang yang akan menikahinya,ia tahu siapa Temmi,seorang pria dari keluarga kaya raya,dan seorang direktur di mana tempatnya bekerja,banyak sudah sumbangan darinya untuk panti ini,tiap bulan menjadi donator tetap untuk kegiatan dan untuk keperluaan dipanti ini.Tak pantas rasanya jika ia harus menikah dengannya.Ya Allah apa ini takdirMU?.
Pertemuaan ini seolah jawaban dari ingin Temmi,sebab ia tak pernah datang ke panti,jika menyumbang ia selalu menitipkan pada karyawanya,hingga ia tak pernah tahu siapa saja yang ada dipanti . Itu selalu yang ia dengar ketika bercakap –cakap dengan Temmi. Belum pernah ia singgah ke panti selama mengenal dan menjadi donator tetap. Acara gebyar muharam yang di selenggarkan pihak yayasan dalam rangka menyantuni anak-anak yatim-piatu,mengundang Temmi untuk meyaksikan hasil karya dari semua anak-anak panti dan membuka bazaar kecil-kecilan uantuk semua warga masyarakat terdekat. Andai mata Zahra tak buta ia bisa melihat tampanya wajah Temmi,senyumnya yang manis,dan ramah tamah pada semua . Zahra hanya bisa mendengar suara Temmi dengan seksama,ia tak pernah lupa suara Temmi,lembut dan sedikit sekali ia bicara,tertawanya pun terdengar merdu di telinga Zahra,ia yakin Temmi pria yang sangat baik,sekalipun ia orang kaya tetapi punya budi perkerti yang santun,kesan pertama yang bisa di raba oleh Zahra dengan mata hatinya. Sejak pertemuan itu dirinya pun selalu ingat Temmi,tak pernah di sangka Temmi meminta dirinya menjadi istrinya,sungguh tak pernah ada dalam bayangan menjadi istri seorang direktur. Ibu Aminah sudah mengingatkan Temmi untuk mengulang apa yang di inginkan sebab ibu Aminah tak ingin nantinya mereka menjadi masalah,perbedaan status dan juga kebutaan mata Zahra yang menjadi ibu Aminah khawatir dengan niat baik Temmi.
“Coba nak Temmi,pikir ulang lagi nak?”tanya ibu Aminah saat Temmi meminta keterangan siapa Zahra dan izin untuk menikahinya.
“Saya yakin bu,sebab baru kali ini saya bertemu wanita yang saya langsung suka bu,ibu tahu, saya banyak teman wanita, canti-cantik,pintar,tetapi saya tak pernah pas bu,entah kenapa saya melihat Zahra ada perasaan yang saya tak sangka bu,saya tak ingin pacaran bu,katanya berbahaya,lebih baik saya menikahinya saja”, Temmi memberikan keyakinan pada ibu Aminah.
“Bagaimana dengan orang tua nak Temmi?”.
“Ibu semua nanti saya yang urus bu,sebab orang tua saya juga sudah mendesak saya untuk menikah,ibu tenang saja soal itu”.
Rasa khawatir tetap saja mengendap di pikiran ibu Aminah selaku orangtua angkat di panti,sebab Zahra tak ada indentis sama sekali,bayi itu tiba-tiba ada di depan rumahnya,dan hanya meninggalkan secarik kertas nama Zahra Aulia,terlahir,Bekasi 24 Agustus 1991,tanpa nama wali atau nama alamat yang jelas,hanya permintaan tolong jaga bayi ini. Entah siapa orang tua yang tega meinggalkan bayinya yang mungil dan cantik,tega sekali membuangnya begitu saja,bayi yang tak berdosa itu hanya bisa menangis dan tertawa,ia tak punya beban dosa terlahir di dunia ini,tetapi masih saja ada orang yang tega berbuat seperti ini. Dengan penuh kasih sayang ibu Aminah pun mengambilnya dan merawat Zahra. Sedih mengingat Zahra sudah sekarang sudah hendak di pinang. Jika ia tak buta dan jelas siapa orang tuanya mungkin ibu Aminah tak sedih dan pikiran,ia bisa meminta untuk mencari orangtua Zahra,tapi ini?sejak kecelakaan maut itu terjadi,umur Zahra baru 15 tahun,bis yang ia tumpangi dengan rombangan menabrak pohon besar di tengah malam saat jelang pulang,angin kencang dan hujan turun dengan deras saat itu,entah bagaimana kecelakaan itu,tiba-tiba saja terdengar bunyi dam yang sangat dahsyat,banyak yang tewas,Zahra pun harus kehilangan kedua matanya,peristiwa naas ini terjadi sewaktu acara ziarah ke makam wali sanga. Mata Zahra bisa di operasi lagi,tetapi biayanya terlalu besar hingga ia pun tak bisa berbuat apa-apa,pasrah atas apa yang telah Allah berikan saat ini. Zahra tak pernah menyesal dengan kedua matanya yang buta,ia bisa mandiri dan bisa menghafal semua ayat Alquran yang ia dengarkan dari pak ustad yang mengajar pengajian untuk semua anak-anak dipanti,sekalipun buta ia tak menjadi minder,ia menjadi gadis yang sangat peduli dengan yang lainya,rasa sayang ibu Aminah pun semakin besar,ia sangat bersyukur apa yang ia tanam selama ini adalah kebaikan untuk semua anak-anak panti.


*************

“Ma,kau harus sedikit bijak,anak kita ingin memilih apa yang menjadi hak nya mah”papa Temmi berusaha memberi nasihat pada istrinya hingga ia bisa lunak dengan Temmi.
“Tapi pa,dia kan buta,mama justru sayang dengan Temmi,mama takut nanti Temmi malah repot ngurus dia pa,terus gimana dengan Temmi sendiri?,menikah itu untuk apa coba?siapa yang harus di urus dan siapa yang harus mengurus”.
“Papa tahu dan mengerti itu ma,mungkin nanti matanya kan bisa di operasi ma,papa melihat Temmi sepertinya serius dengannya,papa tak ingin mama memandang apa dan siapa dan bagaimana dia,mama kita harus ikhlas,mungkin ini memang takdir yang kuasa,hingga Temmi harus menikah dengan gadis buta,papa yakin,ini pasti sudah di atur oleh Allah”
“Terserah jika memang papa merestui,ya mama hanya mengikut saja apa yang papa setujui” dengan nada tak senang mamanya mengiakan apa yang di nasihatkan.
“Nah,gitu dong,itu namanya istri yang taat pada suami ” papanya mengoda dengan menahan rasa sakit yang di deritanya
“Sudah,sudah papa istirahat saja”mama membetulkan letak selimut yang turun ke bawah,ia tak tega melihat tawa papanya dalam kesakitan.
“Ajak Temmi ke sini,papa ingin melihat dia”
“Ya,nanti mama panggil dia,sekarang papa tidur dulu”.Mamanya pun sms Temmi untuk menemui papanya di kamar. Selang berapa menit Wemmi sudah tiba di kamar,ia mencium tangan papanya.
“Temmi,apa kau benar ingin menikahinya?”tanya papanya pelan.
“Iya pa”
“Kau yakin itu?”
“Yakin pa”
“Temuilah dia dan ajak dia ke sini,papa ingin berkenalan dengannya”
Temmi sangat terkejut mendengar apa yang papa nya ucapkan tadi,benarkah ini? Setengah tak percaya ia pun mendekat papanya.
“Benarkah pa,apa mama pun boleh pa?” Temmi bertanya dengan cemas dan ragu.
“Ma,apa mama ikhlas nih,punya mantu buta ma” papanya mencoba bercanda.
“Iye,iye mama ikhlas pa” dengan pelan mama nya menjawab.
Tampak gembira dan senang Temmi pun memeluk mamanya erat.
“Terimakasih ma,terimakasih ma,di ciumnya pipi mamanya dengan gemas dan sayang. Tubuh gembrotnya pun kuat menahan pelukan dari Temmi,dengan tulus dan sayang mamanya mengelus rambut anak semata wayangnya. Ia sangat cerewet,tetapi ia mempunyai hati yang sangat baik. Suara khasnya yang tinggi dan keras,bukan pertanda ia ibu yang jahat dan kejam. Rasa sosialnya amat sangat tinggi di kalangan ibu-ibu istri para pengusaha di kantornya. Temmi pun mencium tangan mamanya dengan kecupan bakti seorang anak. Rasa bahagia pun di rasakan Temmi. Ia membayangkan Zahra sudah berada di rumahnya,dan ia menuntun Zahra untuk memasuki kamar tidurnya.
“Ah,Zahra tunggu aku ke situ sekarang”Temmi pun bergegas meninggalkan mama dan papa nya.

**************

Ya Allah jika ini memang kehendak MU,berikan kami petunjukMU ya Allah,hambamu hanya seorang ibu yang tak pernah tahu dengan jelas siapa orang tua kandung Zahra,siapa nantinya yang akan menjadi wali saksi sesungguhnya,ini adalah kuasaMU kami hanya orang miskin,jadikan ikatan ini adalah rahmatMU Ya Allah,jika ini memang jalan hidup Zahra,hamba sebagai ibu angkatnya rela dengan ikhlas melepas Zahra,tetapi jika ini bukan jalan yang Engkau tunjukan untuk kebahagiaan Zahra hamba mohon lepaskan lah ikatan ini,sebab Engkau yang lebih maha tahu apa yang terjadi nantinya dengan Zahra, hambamu pasrah kepadaMU Ya Allah.amin.
Dengan khusyuh ibu Aminah memanjatkan doa untuk Zahra,ia tahu Wemmi sangat serius dengan niat baiknya itu,rasa sayang untuk Zahra bisa di baca oleh ibu dengan sikap yang di tunjukan pada Zahra. Ia sangat yakin Temmi buka seorang yang hanya melihat wanita dari cantiknya saja. Sekalipun buta dan tahu siapa asal usul Zahra,Temmi tetap menyayanginya. Zahra bukan tipe gadis yang manja,ia begitu rajin dan taat pada ibu Aminah,dengan semua teman dipanti ia pun tak merasa cantik,ia punya budi pekerti yang sangat santun.
Pagi-pagi Temmi sudah tiba dipanti,ia ingin segera menyampaikan niatnya dan mengabarkan kedua orangtua nya sudah merestuinya.
“Apa yang ingin ibu minta dari saya bu?” tanya Temmi setelah menyampaikan semuanya.
“Nak Temmi,ibu tak meminta apa pun nak,asal nak Temmi bisa menjaga Zahra sampai ia mati,ibu sangat bahagia,hanya satu ingin ibu nak”
“Katakan bu,katakan saja apa yang menjadi ingin itu” Temmi seolah tak sabar ingin mendengar apa yang di ingin kan ibu.
“Operasi mata,hingga Zahra bisa melihat lagi” berlinang air mata ibunya sesaat mengucapkan itu,sebab ia tahu operasi itu sangat mahal dan harus di luar negeri. Tapi ia ingin melihat Zahra kembali seperti dulu.
“Insyaallah bu,akan saya lakukan itu,dan saya juga sudah punya niat itu bu,jauh sebelum ibu katakan tadi”
“Terimakasih,nak,terimakasih,ibu senang mendengarnya” Ibu Aminah pun semakin terharu mendengar ketulusan Temmi. Ia hanya mampu menangis.
“Saya janji bu,sampai surga pun saya akan tetap mencintainya bu,tak akan pernah ada cinta yang lain bu,karena ini adalah hadiah dari Allah untuk saya” Temmi berjanji dan mencium tangan ibu Aminah dengan rasa bahagia.
“Mana Zahra bu” tanya Temmi karena ia tak melihatnya.
“Mungkin di kamar,apa nak Temmi tak kasih tahu sebelumnya mau ke sini?”
“Tidak bu,saya ingin kasih dia kejutan”
“Ayo masuk saja nak Temmi tak usah sungkan”
Temmi pun melangkah menuja kamar Zahra,tiba di depan kamar Zahra ia tertegun mendengar suara Zahra mengaji dengan merdunya,ia tak mengira calon istrinya pandai mengaji,hatinya jadi merinding mendengarnya,selama ini,di rumahnya tak pernah ada yang mengaji,tiba-tiba ada suara alunan yang sangat lembut. Dirinya merasa hina sekarang ia yang masih sehat dan kuat,tapi dirinya tak bisa seperti orang yang telah kehilangan matanya. Di dengarnya hingga Zahra selesai mengaji.
“Ya Allah jika kak Temmi untuk ku,dekatkanlah untuk ku hingga kita pun bisa sama-sama berjihad di jalanMU,jika bukan untukku jauhkanlah hingga aku tak mengumbar maksiat di matanya.amin.
“Asalammualaikum”
“Waalaikumsalam,masuk kak Tem”
“Wah sudah hafal aku ya”
“Tentu kak,suara kakak sudah terpatri di hati” Zahra tersenyum dengan manis.
“Ajari kakak mengaji Zahra,kau begitu hafal, kakak jadi malu nih”
“Tentu kak,aku akan mengajarinya,jika aku sudah menjadi halal buat kakak jika tidak, kakak lebih baik belajar pada sesama lelaki kak”
“Kau tentu halal untukku, Zahra sebab orangtua ku mengundang kau untuk segera bertemu,kau tahu aku sampai tak bisa memejamkan mata untuk tidur,karena ingin segera bertemu denganmu”
“Alhamdulilah kak,semoga ini atas kehendak Allah”
“Amin”
“Apa tadi yang kamu baca namanya Zahra?”tanya Temmi.
“Oh,itu tadi surat AR-Rahman kak”
“Lalu apa artinya itu Zahra?”
“Surat AR-Rahman artinya surat kasih sayang. Allah sudah demikian sayangnya pada diri semua ciptaanya,tetapi mengapa kita selalu mendustakannya”
“Terimakasih Zahra,kau begitu pandai agama ,aku begitu yakin akan hati ini untuk meminangmu”
“Ah kak Temmi, pandai atau tidak ya memang kita harus bisa mengaji kak,dan memang harus belajar jika kita belum pandai kak,karena itu memang tuntunan buat kita semua kak,yang mengaku beragama Islam” kata Zahra.
Ada rasa bahagia menyelimuti Temmi dan Zahra,berdua mereka pun bercerita tentang semua yang akan di rajutnya nanti. Zahra selalu tersenyum dan tertawa tiap kali ada hal yang lucu. Temmi pun mengambil moment bahagia ini dengan handycam. Tawa dan senyum Zahra selalu menghias di tiap kata-katanya,wajah cemberutnya sangat lucu di mata Temmi. Sampai di surga aku dan engkau akan selalu bersama dan akan selalu mencintai. Janji Temmi untuk Zahra.


***********


Keinginan Temmi adalah mengoperasi mata Zahra,sebelum pernikahan,tetapi Zahra menolak,dengan alasan ia tak ingin melihat wajah Temmi saat duduk di pelaminan,sebab jika ia yakin dengan semua yang telah di berikan Temmi,pastilah Temmi sudah cukup tampan untuk dirinya.
“Kenapa kau tak ingin operasi dulu Zahra?”tanya Temmi.
“Kak,aku sudah tahu kok kak,pasti kak Temmi tampan dan..
“Bukan itu saja Zahra,tapi kau juga bisa melihat lagi” potong Temmi.
“Tak apa kak,aku mau operasi jika aku sudah siap mental dan fisik ya kak,tak apa kan kak?”
Temmi pun tak bisa memaksa apa yang menjadi keinginan Zahra. Semua telah di persiapkan secara detail acara untuk hari pernikahannya,semua teman kantor dan teman bisnis papa mama nya sudah tercatat semua. Undangan tamu 1000 orang. Zahra amat sangat terharu,ia sungguh tak menyangka akan mendapat hadiah istimewa,yaitu cinta sejati dalam dirinya. Baju pengantin untuk Zahra pun sangat cocok dengan kecantikan natural yang di milik Zahra. Baju pengantin modern rancangan Iwan Gunawan.
Temmi sudah tak sabar untu menunggu hari minggu,di mana hari itu akan menjadi sejarah dalam hidupnya untuk selamanya. Dalam gelap malam ia melihat bintang yang sangat terang benderang,ia berjalan menepi dekat taman dalam rumahnya. Hatinya seolah resah,selalu di ingatnya wajah Zahra,ia tak percaya akan bertemu dia dalam hidupnya,satu bulan saja belum genap pertemuaan dengan dirinya. Tapi keyakinan akan pilihannya tak bisa di ragukan lagi. Walau dalam mata buta ia tak pernah berhenti untuk belajar,ia pun ahkirnya tak melanjutkan sekolah di SMA lagi,karena ia tak bisa melihat lagi,tapi terlihat dari keinginan untuk maju hingga ia pun belajar di sekolah khusus orang buta. Tak bertingkah genit atau pun manja dengan dirinya,ia selalu sopan dan ramah. Tak seperti kebanyakan gadis-gadis anak seusianya yang suka dengan kemewahan dan barang-barang mewah.
“Kak Tem,sekalipun kakak banyak uang,aku mohon kakak tak usah terlalu berlebihan kakak belanja untuk aku,yang wajar dan biasa saja kak,perbanyaklah untuk sedekah kak,biar harta kakak itu bertambah terus,karena itu janji Allah yang pasti,tapi bila kakak berlebihan belanja barang untuk aku,takutnya kita kelak akan di perbudak denga nafsu harta kak” alangkah bijaknya dia,hingga selalu memberi nasihat tentang apa yang ia tak mengerti. Temmi pun bersyukur,ia ingin bisa belajar banyak pada Zahra,ia ingin bisa sholat dan mengaji seperti yang Zahra lakukan. Zahra begitu tulus memberi pengetahuan tentang islam secara mendalam,ia tak pernah tahu akan hal ini sebelumnya. Zahra pun bukan gadis yang sembarangan,ia dekat dengan dirinya,tapi tak pernah ia mau di cium,ketakutan jika Temmi ingin lakukan itu. Sungguh sangat mulia,walau buta ia masih bisa menjaga dirinya.
“Kak Tem,jangan cium aku ya,nanti saja jika memang kakak sudah halal untukku,aku tak ingin kita melakukan hal yang tak di perbolehkan agama kak”
Temmi pun menghargai apa yang Zahra katakan,ia pun tak berani untuk menciumnya,walau dirinya rindu saat jauh dari Zahra. Semua rencana bahagia hidup dengan Zahra telah terbayang indah di matanya,ia akan selalu bercanda dan bermain bersama saat senja,dan ia akan belajar mengaji sehabis magrib,ia yang tentukan semua kesepakatan itu dengan Zahra,ia ingin jalan-jalan tiap pagi dan ingin hidup seribu tahun lagi untuk selalu bersama Zahra selamanya.

*************
Rumah Temmi telah di padati tamu undangan yang hadir,musik pun terdengar dengan kencang pertanda ada hajatan. Lagu-lagu roman mengalun dengan merdunya di telinga,ada yang mendengar ada pula yang tak peduli sama sekali dengan suara musik,yang terpenting menyaksikan pengantin yang jadi sorotan. Kecantikan Zahra sangat khas,ia seperti seorang artis,cantik sekali,riasan wajahnya tampak alami dan anggun,perias ternama yang di pakai oleh Temmi,yaitu Marta tilaar,Zahra tak nampak seperti buta,ia pun tampak bahagia dengan pernikahanya,ia tak peduli dengan suara sumbang tentang dirinya,ia begitu menikmati rasa bahagia itu,di dampingi ibu Aminah dan pak ustad. Ucapan selamat pun datang dari semua tamu undangan. Temmi pun tampak sangat bahagia sekali,ia selalu tersenyum saat banyak teman-temannya mengucapkan selamat akan pernikahanya. Ia tak henti-hentinya mencuri pandang pada Zahra,walau Zahra tak melihat ia tahu pasti ia merasakan rasa bahagia yang sama. Banyak teman-teman Temmi yang sengaja membuat acara sendiri dengan menyanyi dan membacakan puisi untuk Temmi dan Zahra.
“Kak,bisakah teman kakak membacakan puisi aku untuk kakak?”
“Ya,bisa kapan kau buat puisi itu sayang,kenapa kau tak kasih tahu aku?”
“Tentunya kak,ini untuk kejutan dan hadiah buat kakak Temmi” Zahra pun tersenyum dan meminta ibunya untuk memberikan selembar kertas pada Temmi. Dengan senang hati sahabat Temmi membacakan puisi yang tertulis dan di ciptakan oleh Zahra.



SAMPAI BERTEMU DI SURGA AKU DAN ENGKAU( CINTA SEJATI )

Jika aku mampu melakukan yang terbaik untukmu
Akan ku lakukan semampu aku
Untuk bisa mengapai semua
Cintaku..dan cintamu pada satu titik
“Keagungan dan kemuliaan”
Inilah aku..untukmu

Aku tetap aku,dan aku yang terbaik..
Yang tetap mencintaimu dan berharap
Karena engkau yang ada di jiwaku seutuhnya
Dan tak akan mungkin tergantikan yang lain
Jiwa ragamu segalanya bagiku

Aku tetap selalu berharap
Andaikata engkau ada di sampingku sisiku?
“Aku yakin itu”
Ini bukan fenomena alam cintaku
Sebua ilusi
Halusinasi
Sebuah angan
Imajinasi
Fatamorgana
Atau sebagaimananya dalam sebauh kisah cinta yang sangat tragedies.
Dan lain-lain.

Itu semua tak akan sirna
Hilang
Hampa
Terkubur
Tenggelam
Setengah hati
Dusta mengingkari
Khianati
Putus asa dll
“Apa yang akan terjadi bahwa aku menggantikanmu”
Belum pernah aku ingin terus memburu
Itu tak mungkin bagiku?

Karena sesungguhnya
Seutuhnya
Engkaulah yang terbaik untukku
Segalanya bagiku
Apapun wujudmu” Betapa aku mencintaimu”
Aku masih menyimpan rasa di jiwaku ruang dan waktu
Aku tetap bertahan
Juga berharap
Dan menanti
Menunggu
“Pasti engkau kembali lagi”

Aku akamn merangkai kata-kata dan bahasa
Berada di jiwaku” Lubuk hatiku yang terdalam”
Dan ku jadikan sebagaian kata dan bahasa

Agar engkau tahu isi hatiku?
“Hanya engkaulah maha tahu isi hatiku”
Semua terlukis denga cepat tanpa ada yang membentengiku
“Tak ada yang menghalangiku untuk mencintimu”

Hangat tubuhmu
Wanginya
Sampai aku terlena

Oh..betapa
Abadinya isi yang ada di dalam ini
Aku tak bisa meraih yang lain hanya engkau

Oh..terjadinya
Aku lemah tanpa jiwamu
Ku ingin engkau dampingi jiwaku
Aku pahami jiwamu terbaik untuk jiwaku
Sampai surga jiwamu mengharapkan jiwaku
Sampai surga akulah cinta abadimu nanti

OH..senangnya
Bersyukur dan bersujud aku kepada ALLAH SWT
Yang maha pencipta alam semesta
Sampai surga denganmu
Cintaku
Hanya Satu
Hanya engkau

Oh..aku terbangun dari tempat tidurku
Aku sadari .semua itu hanya mimpi
Ku sadari wanginya bunga tidurku dan aku tahu
Engkau menunggu
Cinta dariku agar kelak sempurna

Aku membenarkan jiwaku untuk mencintaimu
Aku mempersembahkan hidupku untuk bersama
Engkau dan hanya satu
Hanya engkau
Di jiwaku

Aku akan selalu dan selalu menjadi pengikut setiamu
Walau begitu banyak hal yang akan menjerat leher kehidupanku
Hanya satu yang buatku bertahan dalam semua itu
Yaitu kasih sayang tulus darimu
Semoga aku selalu setia sampai aku bertemu
Satui kata tapi bermakna dan berasa
Di dalam lubuk hatiku
Sampai akupun berharap pintu surga selalu terbuka untukku
Dan untuk dirimu.( Zahra)



Temmi pun menetes kan air mata terharu mendengar puisi yang terbacakan dengan perasaan yang di wakilkan oleh sahabatnya.
Tepuk tanganpun ramai menyambut. Zahra tampak berkaca-kaca mendengar pembacaan puisi itu,ia sama sekali tak percaya puisi di bacakan dengan penuh penghayatan hingga Zahra pun meneteskan air mata. Rasa bahagia telah membuat puisi untuk suami tercinta.
Ia pun mengenggam tangan Temmi seolah takut akan kehilangan dirinya.
Temmi pun membalas dengan erat dan ” Sayang engkau akan ku jaga hingga kita pun selalu bertemu di surga nantinya” bisik Temmi dalam hati. Moment sejarah yang akan selalu Temmi dan Zahra kenang sepanjang hidup mereka.

***************
“Selamat datang di rumah kita” sapaan lembut papa dan mama Temmi. Zahra pun tersenyum dan mencium ke dua tangan mereka.
“Terimakasih ma,terimakasih pa”.Temmi pun sama mencium tangan mama papanya. Tampak senyum kebahagian di wajah mereka berdua,melihat Temmi anak satu-satunya bahagia dengan wanita pilihannya.
Temmi menuntun Zahra menuju ke tempat kamar yang memang di khususkan untuk dirinya dan Zahra selepas menikah. Kamar yang memang belum pernah di tempati. Pantang buat pengantin baru menempati kamar bekas,itu alasan neneknya.
‘Apa kau mau istirahat dulu” Temmi menduduk kan istrinya di tepi ranjang warna pink.
“Ya,kak boleh juga”
“Nanti biar kau ku kenalkan dengan semua lingkungan rumah ini,hingga kau pun bisa merasa nyaman tinggal di sini”
“Ya,kak”
“Apa kau ingin kita punya rumah sendiri?” kata Temmi sesaat.
“Tidak kak,tak usah,ini saja sudah cukup kak,untuk apa kita punya rumah lagi,kakak anak tunggal di sini,biar kita bisa selalu menemani orangtua kak” Zahra menolak.
“Tapi kita akan berhadapan dengan mama,apa kau bisa Zahra?”
“Ya Allah kak,tabungkan saja jika memang kakak ada lebih rezeki,untuk hal-hal yang bermanfaat lainnya kak,kita jangan terlalu berlebihan kak. Allah tak suka dengan orang yang selalu berlebihan itu”
Temmi pun memeluknya dengan rasa bangga,akan mulianya hati Zahra,tak pernah ia silau akan harta yang ia milik. Di kecupnya kening Zahra dengan lembut dan penuh kasih sayang. Zahra pun tak menolak apa yang di lakukan Temmi.
“Kau sekarang tak menolakkan jika ku cium?”
“Tentu kak,aku kan sudah halal untuk kakak” Zahra tersenyum manis.
“Nah,ayo sini mari ku akan cium dengan sekuat tenaga”
“He he he siapa takut” Mereka pun terlarut dengan asmara yang memang harus di rasakan bersama. Canda pun mengiringi kebahagiaan mereka.
“Zahra,kapan puisi untuk kau buat?kenapa kau bisa membuat demikian romantis dan sendunya,aku tak percaya ini,akan aku simpan untuk selamanya” kata Temmi seraya mengambil selembar kertas yang tersimpan di dalam saku celananya.
“Semalam kak,saat itu aku sama ibu tak bisa tidur,hingga aku minta ibu menemaniku membuat puisi itu,puisi pertama dan terahkirku untuk kakak”
“Terimakasih ya sayang” Temmi pun mengecup kening Zahra dengan lembut.
“Ya kak,aku tak bisa memberikan apa pun untuk cinta ini,hanya itu yang bisa ku berikan kak”kata Zahra lembut.
“Sudah hampir malam,tidurlah sayang,satu minggu setelah ini kita akan lakukan operasi mata di Singapura”
“Kak Temmi,terimaksih atas semua yang telah kakak berikan untuk ku” Zahra memegang tangan Temmi dengan lembut dan menciumnya.
“Sayang tak usah berterimaksih,ini adalah cinta kita berdua,mari kita berdoa untuk cinta kita hingga sampai kakek nenek kita tetap bersama”
“Amin” Zahra mengusap kedua tangan ke mukanya,mendengar perkataan Temmi.
“Sekarang tidur dulu ya,aku mau bicara dengan mama papa sebentar.nanti aku menyusul”
Zahra pun baring di tempat tidur,ia merasakan dadanya sesak dan tak seperti biasanya,detak jantungnya begitu cepat berpacu. Apa yang ia rasakan tak seperti hari biasa,kepalapun agak pusing seketika. Di pejamkan matanya untuk bisa tidur hingga besok pagi. Tapi tak bisa ia pejamkan matanya,sesak dadanya yang ia rasakan semakin kuat,keringat dingin dan panas silir berganti di rasakan oleh Zahra. Antara setengah jam Zahra melawan rasa yang tiba-tiba menyerangnya. Demampun ia rasakan. Bibir Zahra berubah menjadi biru,seluruh tubuhnya pun pucat.
“Asalammualaikum” Temmi masuk ke kamar,ia sangat terkejut melihat kondisi Zahra.
“Ada apa Zahra,kenapa dengan dirimu,kenapa badanmu panas,kakimu sangat dingin dan bibirmu biru.apa yang terjadi” Temmi panik ketakutan ia pun menangis dan berteriak memanggil pembantunya untuk segera datang
“Ma,tolong dia ,kenapa dia begini ma?” Temmi menguncang kan tubuh Zahra yang tak berdaya sama sekali. Tidak ada tanda-tanda ia akan sakit.
“Ya,sudah bawa cepat ke rumah sakit!” kata mamanya.
“Tenang sayang,semua akan baik-baik saja” bisik Temmi
Zahra hanya berdzikir,terdengar dia selalu mengucap Allahuakbar.
Tak peduli tengah malam Temmi masuk ke ruang darurat,ia meminta susternya untuk mengurus Zahra. Dengan segera susterpun membantu dan menangani pasien. Dokter jaga pun segera datang.Tak ada tanda-tanda sakit yang di deritanya,tensi normal,hanya detak jantung yang semakin melemah,Zahra memegang tangan dokter dengan erat,ia mengucap sepatah kata tentang ginjal, ia ingin berikan untuk papanya Temmi.
Dokter pun tak kuasa dengan takdir Tuhan yang kuasa dengan semua hambanya.
Zahra telah menghembuskan nafas terahkirnya sesaat setelah berucap kata pada dokter.
‘Dokter,gimana istri saya dok?” dengan cemas Temmi berkata sesaat dokter keluar dari ruang UGD.
“Maaf pak Temmi,ini sudah kehendak yang kuasa,saya berharap anda bisa sabar menghadapinya,istri anda telah meninggal”
“Tidaaaaaaaak!”teriak Temmi dengan histeri,ia pun berlari masuk. Di peluk tubuh yang masih berbau wangi dan masih terlihat jelas di wajahnya riasan pengantinya. Bibirnya tersenyum. Terlihat dalam tidurnya wajah bahagia. Kulitnya yang putih semakin terlihat pucat.Temmi mencium wajah Zahra dengan tubuh gemetar. Ia tak kuasa melihat Zahra.
‘Zahra,kenapa kau tinggalkan aku” dengan isak tangis yang tak tertahan Temmi menguncangkan tubuh Zahra,ia berharap bisa bangun kan Zahra. Tubuh itu tak bergerak sedikitpun. Tetap tidur dengan gaun yang masih di pakai sesaatnya dari acara pernikahanya. Temmi sama sekali tak percaya ini. Ia pun lunglai di pinggir ranjang mayat istrinya.
“Sabar,Tem,mungkin ini memang sudah takdir Tuhan” mamanya menghibur Temmi,ia pun tak kuasa menangis melihat kesedihan anaknya. Tampak cantik wajah Zahra.
“Zahra,maafkan mama ya,walau kamu belum tinggal di rumah mama selamanya,mama bangga punya menantu kamu” setetes demi setetes air mata wanita bertubuh besar itu jatuh di atas tubuh Zahra. Ia mengusap wajah Zahra dengan lembut.
“Maaf pak Temmi,sebelum pergi istri anda meminta kepada dokter untuk mengambil ginjalnya,buat papa anda” kata susternya di depan mama dan Temmi.
Perasaan kacau balau di rasa Temmi,serasa ia pun ingin mati ikut Zahra,di saat kematiaanya pun ia masih beramal untuk papanya. Hatinya sungguh sangat mulia.
Zahra,namamu akan selalu abadi untuk selamanya. Inikah makna dari puisimu,kau berikan untuk yang pertama dan yang terahkir?Selamat jalan sayang,aku akan selalu mencintaimu,tunggu aku di surgamu.
 
jika ini kisah nyata. Salut
1_2good.gif
 
Back
Top