Tentang Ucapan Shadaqallahul Azhim

T-Rex

New member
Anak-anak kecil yang masih polos dan lucu terlihat bersemangat membaca surat Al-Ikhlas disamping surat pendek lainnya,..maklum namanya juga taman pendidikan Al-Qur'an. Tapi, sayang saya agak sedikit kecewa ketika mereka menyelesaikan bacannya, sang ibu guru lalu membaca Shadaqallahul Azhim,...dan tentu saja suara nyaring dari anak-anak didiknya serentak mengikuti. Ya,..itulah ukhti ucapan shadaqallahul azhim yang merupakan penutup setelah membaca Al-Qur'an tidak hanya nyaring terdengar dinegara kita saja, diluar negeripun tidak jauh berbeda. Para qari, asatidz baik dari timur tengah maupun barat juga ikut membacanya. Terlihat indah maknanya akan tetapi benarkah memang demikian tuntunannya??

Saya sangat berharap setelah ukhti semua membaca penjelasan berikut ini, hati kita akan sedikit terbuka bahwa ternyata Rasul kita sebaik-baik contoh yang wajib kita ikuti ternyata tidak melakukannya begitun pula para sahabat. Lho kok bisa?? lalu dari mana ucapan shadaqallahul azhim itu datang? Pertanyaan yang sangat bagus sekali, nah mari kita bersama mencari jawabannya.

Iya, ternyata ucapan tersebut merupakan bid'ah (sesuatu yang diada-adakan didalam islam) dan tentu saja akibatnya mematikan sunnah yang seharusnya dilakukan kaum muslimin dan muslimah justru tidak mereka kerjakan. Ini dia penjelasannya dengan lebih terperinci:

1. Para qari? biasa mengucapkan kalimat diatas setelah membaca Al-Quran padahal ini tidak berasal dari Rasulullah shalallahu alaihi wassalam.

2. Membaca Al-Qur?an adalah ibadah, maka tidak boleh ditambah-tambahi Nabi Shalallahu alaihi wassalam bersabda :

?Barangsiapa mengada-adakan dalam agama kita suatu amalan yang bukan berasal darinya(dari Nabi) maka ia tertolak? (hadits riwayat Bukhari dan Muslim] lihat dalam kitab Hadits Arbain Imam Nawawi nomor hadits kelima hal;22

3. Apa yang mereka lakukan itu tidak ada dalilnya baik dari Al-Quran dan Sunnah (Hadits) ataupun amalan para sahabat rasulullah, ia adalah amalan (bid?ah) oarang-orang yang datang kemudian.

4. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam mendengarkan bacaan Al-Qur?an dari Ibnu Mas?ud tatkala sampai pada firman Allah surat An-Nisaa ayat 41: beliau bersabda ?cukuplah.?(HR. Bukhari) Jadi beliau tidak mengucapkan shadaqallahul azhim, dan juga tidak memerintahkannya.

6. Orang yang tidak mengerti dan anak-anak kecil mengira bahwa bacaan tersebut adalah salah satu ayat Al-Quran maka mereka membacanya didalam dan diluar shalat.Ini tidak boleh karena bacaan tadi bukanlah ayat Al-Qur?an. Apalagi, kadang-kadang ditulis diakhir surat dengan kaligrafi mushaf.

7. Syaikh Abdul Aziz bin Baaz ketika ditanya tentang bacaan tersebut, beliau menegaskan bahwa hal itu adalah bid?ah.

Adapun firman Allah Ta?ala : ?Katakanlah ; benarlah firman Allah. Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus?.(Ali Imran :95) ? Maka ayat ini merupakan bantahan terhadap orang-orang Yahudi yang berdusta, berdasarkan ayat sebelumnya : ?Maka barang siapa mengada-adakan dusta terhadap Allah?? (Ali Imran :94)

Rasulullahpun mengetahui ayat ini, meski demikian beliau tidak mengucapkan hal tersebut setelah membaca Al-Qur?an. Begitupula para sahabat dan para As-salafus shalih.

8. Bid?ah ini sesungguhnya mematikan sunnah Nabi, yaitu do?a setelah membaca Al-Qur?an , berdasarkan sabda Nabi ; Barangsiapa membaca Al-Qur?an hendaklah ia Meminta kepada Allah dengan bacaanya itu? (HR. At-Tirmidzi , hasan)

9. Bagi para qari? hendaklah ia berdo?a kepada Allah sesuka hatinya setelah membaca Al-Quran dan bertawasul kepada Allah dengan yang dibacanya itu. Karena hal itu termasuk amal shalih yang menjadi sebab dikabulkannya do?a. Dan sebaiknya membaca do?a berikut ini :Rasulullah saw bersabda: apabila seorang hamba ditimpa kesulitan dan kesedihan , lalu ia berdo?a :? Ya, Allah sungguh aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu yang laki-laki dan anak hamba-Mu yang perempuan. Ubun-ubunku berada ditangan-Mu. Pasti terjadi keputusan-Mu pada diriku dan adillah ketentuan-Mu pada diriku. Aku memohon kepada-Mu dengan segala asma? milik-Mu yang engkau sebutkan untuk diri-Mu atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau engkau ajarkan kepada salah seorang makhluk-Mu atau masih dalam perkara ghaib yang hanya Engkau sendiri yang mengetahui. Jadikanlah Al-Qur?an penyejuk hatiku, cahaya penglihatanku, pembebas kesedihanku dan pengusir kegelisahanku.?

Tiada lain, Allah pasti akan menghilangkan kesulitan dan kesedihannya dan menggantikannya dengan kemudahan.? (HR.Ahmad, dengan sanad shahih)

Semoga risalah pembahasan diatas bermanfaat bagi ukhti semua, dan marilah kita bersama-sama mendakwahkannya menjelaskan kepada keluarga kita, sahabat rnkarib kerabat, agar mereka mengetahui dan memahaminya.Wallahu?alam bishawab.

Sumber rujukan :

* Bimbingan Islam untuk Pribadi dan Masyarakat, Syaikh Muhammad Jamil Zainu, Darul Haq, Jakarta, hal:114-116.
 
Back
Top