Tergelincir di Juanda, Adam Air Patah

Kalina

Moderator
SURABAYA - Satu bulan 20 hari sejak hilangnya Adam Air di atas udara Sulawesi, tragedi kembali menimpa maskapai yang dikenal sebagai low cost carrier itu. Kemarin, sekitar pukul 15.24, pesawat Adam Air bernomor penerbangan KI-172 dari Jakarta tergelincir saat mendarat di Bandara Juanda, Surabaya.

Badan pesawat jenis Boeing 737-300 yang mengangkut 148 penumpang itu pun retak dan patah. Hujan lebat, angin kencang, serta kondisi landasan yang licin sementara diduga menyebabkan tergelincirnya pesawat buatan AS tersebut.

Belum ada penjelasan apakah kecelakaan itu juga disebabkan kondisi fisik pesawat yang tidak layak terbang atau tidak. Yang jelas, sebelum take-off dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, pesawat tersebut sempat rusak, kemudian diperbaiki. Perbaikan itu membuat penerbangan tertunda sekitar 30 menit.

Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, para penumpang panik dan shock. Sesaat setelah pesawat berhenti di tengah landasan, para penumpang berhamburan keluar melalui pintu darurat. Tanpa memedulikan hujan lebat yang mengguyur areal bandara, mereka berlarian menjauhi pesawat.

"Suasana di dalam (pesawat) kacau. Semua penumpang panik. Kami takut pesawat akan meledak," ujar Rusdi, salah seorang penumpang pesawat nahas itu.

Laki-laki 48 tahun asal Sunter, Jakarta, tersebut menambahkan, peristiwa itu berlangsung cukup cepat. Ketika roda-roda pesawat menyentuh landasan, terdengar suara nyaring yang janggal. "Saya mendengar suara braakk," ungkapnya.

Sejurus kemudian, kata Rusdi, barang-barang penumpang yang disimpan dalam bagasi di kabin pesawat berjatuhan. Dia merasakan pesawat tidak bergerak lagi di atas landasan. Dia juga mengaku melihat percikan api dalam kabin bagian depan.

Penumpang panik dan berebut keluar. Tapi, menurut Rusdi, pramugari tak segera membuka pintu darurat. "Mereka malah bilang agar kami tenang. Padahal, suasana di dalam sudah sangat kacau," ujarnya.

Begitu pintu dibuka dan berhasil keluar dari pesawat, Rusdi baru menyadari bahwa kondisi yang terjadi cukup memiriskan hati. "Saya melihat bodi pesawat melengkung di bagian tengah. Sepertinya patah. Padahal, saya duduk persis di tengah, dekat sayap," katanya sambil menunjukkan tiket dengan nomor kursi 5C.

Rusdi melanjutkan, saat itu dia akan pergi ke Jember bersama ibu mertuanya, Sri Hendriani, 75. Ada kerabatnya di Jember yang meninggal dunia. Dia membeli tiket pesawat Adam Air, pulang pergi Jakarta-Surabaya.

Dia sebenarnya sudah mencium tanda-tanda tak beres sejak akan berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta. Saat itu, katanya, pihak maskapai mengumumkan bahwa keberangkatan pesawat ditunda setengah jam.

Pesawat yang sedianya berangkat pukul 13.10, baru diberangkatkan sekitar pukul 14.00. Menurut pihak maskapai, penundaan itu disebabkan adanya penggantian ban pesawat. "Kami percaya saja karena kami tidak bisa melihat yang sebenarnya," katanya.

Selama penerbangan Rusdi tak merasakan kejanggalan. Namun, dia merasakan guncangan. "Waktu itu ada sinar matahari. Tapi, saya tidak tahu, pesawat sedang melewati awan atau tidak. Sebab, jendela di samping kursi saya dalam keadaan tertutup," katanya.

Sahram, penumpang yang lain, menuturkan kisah yang sedikit berbeda. Ketika roda pesawat menyentuh landasan, terdengar suara ledakan satu kali. "Yang saya dengar, ada ledakan di bagian kiri pesawat," ujarnya.

Laki-laki asal Desa Dasanlekong, Lombok Barat, itu juga mengaku melihat asap mengepul di kabin setelah terdengar suara ledakan tersebut.

Petugas Airport Duty Manager (ADM) Bandara Juanda Wiryatmo menjelaskan kronologi tergelincirnya Adam Air kemarin. "Pesawat berhenti dengan bodi bagian tengah melengkung. Ada retakan di bagian yang melengkung itu," bebernya. "Belum jelas apa penyebabnya. Yang pasti, seluruh bagian pesawat (kecuali bodi yang melengkung itu) normal," ujarnya.

Wiryatmo melanjutkan, sekitar pukul 15.50, setelah para penumpang dievakuasi, pesawat nahas itu ditarik ke hanggar Merpati. Sekitar pukul 16.00 landasan nomor 28 tersebut dapat berfungsi normal. Namun, pengamatan Jawa Pos di lapangan, badan pesawat tuntas ditarik ke hanggar Merpati sekitar pukul 16.17.

Menurut Wiryatmo, akibat peristiwa itu, pendaratan dua pesawat terpaksa dialihkan. Yaitu, pesawat Batavia Air 341, jurusan Jakarta-Surabaya, dan Batavia Air 344 jurusan Ambon-Surabaya. "Pendaratan dua pesawat itu dialihkan ke Denpasar," ujarnya.

Selain itu, ada dua pesawat yang terpaksa kembali ke bandara pemberangkatan (return to base). Yaitu, Batavia Air 701 jurusan Jakarta-Surabaya dan Wing Air 8974 jurusan Jakarta-Surabaya.

Baru Dua

Mendengar satu pesawatnya celaka lagi, Dirut Adam Air Adam Suherman segera angkat bicara. Dia kepada Jawa Pos mengatakan, pihaknya belum lalma menggunakan pesawat Boeing 737-300 yang celaka di Bandara Juanda itu.

"Kami mendapat pesawat itu, dari perusahaan penerbangan Varig, Brazil. Mulai kami gunakan pada 8 Desember 2006," ujarnya.

Pesawat itu, lanjut dia, diproduksi pada 1994. Namun, sebelum diserahkan ke Adam Air, keondisi pesawat itu oleh Varig sudah dicek secara menyeluruh. "Selama dua bulan kami gunakan tidak ada keluhan," tutur Adam.

Lalu, mengapa bodi pesawat bisa sampai patah saat mendarat di Bandara Juanda? Ditanya demikian, Adam mengaku belum dapat mengetahui secara persis penyebabnya. Namun, diduga hal itu akibat pesawat mendarat terlalu keras.

Saat peristiwa itu terjadi, Bandara Juanda memang tengah diguyur hujan deras. Dalam kondisi demikian, kata Adam, pesawat diharuskan melakukan positive landing, atau mendarat dengan keras. Tujuannya, mencegah pesawat tergelincir keluar landasan.

"Nah, kemungkinan saat positive landing, mendaratnya terlalu keras. Sebab, bagian pesawat yang lain kan normal semua, ketika mendarat," jelasnya.

Untuk mengetahui secara persis penyebab kecelakaan itu, Adam menegaskan akan mengikuti instruksi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mensterilkan pesawat yang celaka tersebut.

Adam sudah mengeluarkan perintah kepada seluruh anak buahnya agar tidak mendekati pesawat itu. "Kami akan menunggu sampai KNKT datang. Informasinya, besok (hari ini, Red) KNKT terbang ke Surabaya untuk melakukan penyelidikan," tandasnya.

www.jawapos.com
 
Back
Top