nurcahyo
New member
Terlalu Banyak Oksigen Berdampak Buruk Bagi Bayi
KapanLagi.com - Kadar oksigen dalam tubuh yang tinggi atau dikenal juga sebagai hiperoksia, yang disebabkan oleh therapi oksigen dapat menekan pernafasan bagi bayi yang baru lahir, menurut penemuan dalam penelitian pada hewan yang diterapikan dalam Jurnal Pernafasan Eropa.
Penelitian sebelumnya telah menyebutkan bahwa hiperoksia yang sering dapat membahayakan kemampuan jaringan untuk menyerap oksigen, terutama pada anak-anak, sehingga lebih rentan menghentikan pernafasan, yang dikenal sebagai apnea, menurut penulis.
Dr F Lofaso dari Rumah Sakit Raymond Poincare, Garches, Perancis menyelidiki dampak dari pengulangan hiperoksia dalam reaksi pernafasan pada tikus yang baru lahir dengan kondisi yang sama dengan anak kecil.
Pengulangan hiperoksia menyebabkan melambatkan pernafasan. Lebih jauh lagi hiperoksia terkait dengan peningkatan durasi apnea.
Kabar baiknya adalah dampak itu dapat diatasi dengan melakukan pernafasan dengan udara normal beberapa menit.
Penemuan itu mendukung "keperluan untuk mengendalikan therapi oksigen", terutama pengulangan pemberian oksigen pada periode perawatan kelahiran anak prematur," menurut kesimpulan mereka.
"Anak kecil yang menjalani therapi oksigen seharusnya diawasi kadar oksigen dalam darahnya untuk mencegah dari kondisi terlalu rendah atau terlalu tinggi," kata Lofaso. Penelitian itu juga dapat dipertimbangkan dalam perdebatan mengenai manfaat atau dampak buruk dari pemberian oksigen untuk menyadarkan bayi yang baru lahir.
KapanLagi.com - Kadar oksigen dalam tubuh yang tinggi atau dikenal juga sebagai hiperoksia, yang disebabkan oleh therapi oksigen dapat menekan pernafasan bagi bayi yang baru lahir, menurut penemuan dalam penelitian pada hewan yang diterapikan dalam Jurnal Pernafasan Eropa.
Penelitian sebelumnya telah menyebutkan bahwa hiperoksia yang sering dapat membahayakan kemampuan jaringan untuk menyerap oksigen, terutama pada anak-anak, sehingga lebih rentan menghentikan pernafasan, yang dikenal sebagai apnea, menurut penulis.
Dr F Lofaso dari Rumah Sakit Raymond Poincare, Garches, Perancis menyelidiki dampak dari pengulangan hiperoksia dalam reaksi pernafasan pada tikus yang baru lahir dengan kondisi yang sama dengan anak kecil.
Pengulangan hiperoksia menyebabkan melambatkan pernafasan. Lebih jauh lagi hiperoksia terkait dengan peningkatan durasi apnea.
Kabar baiknya adalah dampak itu dapat diatasi dengan melakukan pernafasan dengan udara normal beberapa menit.
Penemuan itu mendukung "keperluan untuk mengendalikan therapi oksigen", terutama pengulangan pemberian oksigen pada periode perawatan kelahiran anak prematur," menurut kesimpulan mereka.
"Anak kecil yang menjalani therapi oksigen seharusnya diawasi kadar oksigen dalam darahnya untuk mencegah dari kondisi terlalu rendah atau terlalu tinggi," kata Lofaso. Penelitian itu juga dapat dipertimbangkan dalam perdebatan mengenai manfaat atau dampak buruk dari pemberian oksigen untuk menyadarkan bayi yang baru lahir.