BukanGUEpokoknya
New member
Pemprov DKI Jakarta disarankan membuat terobosan sistem transportasi untuk mengatasi masalah kemacetan. Peneliti dari Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Heru Sutomo mengatakan, pengelolaan transportasi harus dimulai dengan optimalisasi sarana transportasi publik. Salah satunya dengan merancang rute yang lebih terstruktur agar lebih mudah dipahami masyarakat.
Beberapa tahun belakangan ini jumlah penumpang angkutan umum terus menurun karena beralih ke kendaraan pribadi. Akibatnya, jumlah kendaraan pribadi membludak dan menjadi pemicu utama terjadinya kemacetan di Ibu
Kota. Sementara di sisi lain, layanan transportasi umum di jalan yang berujung pada terjadinya kemacetan/publik belum maksimal. Menurut dia, kebijakan Pemprov DKI Jakarta memprionitaskan busway sudah tepat, meskipun perlu dimaksimalkan lagi.
“Itu saláh satu keberanian Pemprov DKI Jakarta. Namun, busway belum mampu memindahkan secara maksimal masyarakat dan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan busway secara maksimal,” ujar Heru di seminar Restrukturisasi Transportasi Publik di Provinsi DKI Jakarta di Hotel Lumire Atrium Senen, Jakarta Pusat, kemarin.
Untuk itulah, pihaknya menyarankan perlunya optimalisasi busway, Pasalnya, saat ini pertambahan jumlah penumpang busway tidak signifikan. Dalam sehari, jumlah penumpang busway hanya 300.000 dan 2 juta orang yang beraktivitas di Jakarta.
Pendapat serupa disampaikan pakar transportasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Ofyar Z Tamin. Menurut dia, solusi untuk mengatasi kemacetan dalam rangka merestrukturisasi transportasi publik di DKI Jakarta adalah dengan kembali mengoptimalkan busway. Cara ini dinilai efektif untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Mengenai kebijakan penambahan infrastruktur, menurut Ofyar bukanlah solusi terbaik untuk mengatasi kemacetan, Sebab, kebijakan tetsebut justru akan menghabiskan banyak biaya. Selain itu akan merangsang masyarakat untuk memiliki kendaraan pribadi. Pelebaran jalan hanya menguntungkan pengguna kendaraan pribadi. Karena itulah, pihak-pihak yang berwenang mengurusi busway perlu melakukan restrukturisasi trayek melalui feeder dengan sistem satu tiket.
Sekretanis Daerah DKI Muhayat menjelaskan, pembenahan transpontasi diarahkan pada pengembangan pola transportasi makro (PTM). Salah satunya mengedepankan program prioritas yang terpadu dan memiliki keterkaitan dengan yang lain. Pemlihan program pembenahan transportasi ditekankan pada peningkatan kapasitas, jangkauan dan kualitas layanan transportasi publik. Harapannya, pengguna kendaraan pribadi beralih ke transportasi umum.
Sumber : Sindo
Apakah pendapat Anda untuk mengatasi kemacetan diatas sudah benar?
Beberapa tahun belakangan ini jumlah penumpang angkutan umum terus menurun karena beralih ke kendaraan pribadi. Akibatnya, jumlah kendaraan pribadi membludak dan menjadi pemicu utama terjadinya kemacetan di Ibu
Kota. Sementara di sisi lain, layanan transportasi umum di jalan yang berujung pada terjadinya kemacetan/publik belum maksimal. Menurut dia, kebijakan Pemprov DKI Jakarta memprionitaskan busway sudah tepat, meskipun perlu dimaksimalkan lagi.
“Itu saláh satu keberanian Pemprov DKI Jakarta. Namun, busway belum mampu memindahkan secara maksimal masyarakat dan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan busway secara maksimal,” ujar Heru di seminar Restrukturisasi Transportasi Publik di Provinsi DKI Jakarta di Hotel Lumire Atrium Senen, Jakarta Pusat, kemarin.
Untuk itulah, pihaknya menyarankan perlunya optimalisasi busway, Pasalnya, saat ini pertambahan jumlah penumpang busway tidak signifikan. Dalam sehari, jumlah penumpang busway hanya 300.000 dan 2 juta orang yang beraktivitas di Jakarta.
Pendapat serupa disampaikan pakar transportasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Ofyar Z Tamin. Menurut dia, solusi untuk mengatasi kemacetan dalam rangka merestrukturisasi transportasi publik di DKI Jakarta adalah dengan kembali mengoptimalkan busway. Cara ini dinilai efektif untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Mengenai kebijakan penambahan infrastruktur, menurut Ofyar bukanlah solusi terbaik untuk mengatasi kemacetan, Sebab, kebijakan tetsebut justru akan menghabiskan banyak biaya. Selain itu akan merangsang masyarakat untuk memiliki kendaraan pribadi. Pelebaran jalan hanya menguntungkan pengguna kendaraan pribadi. Karena itulah, pihak-pihak yang berwenang mengurusi busway perlu melakukan restrukturisasi trayek melalui feeder dengan sistem satu tiket.
Sekretanis Daerah DKI Muhayat menjelaskan, pembenahan transpontasi diarahkan pada pengembangan pola transportasi makro (PTM). Salah satunya mengedepankan program prioritas yang terpadu dan memiliki keterkaitan dengan yang lain. Pemlihan program pembenahan transportasi ditekankan pada peningkatan kapasitas, jangkauan dan kualitas layanan transportasi publik. Harapannya, pengguna kendaraan pribadi beralih ke transportasi umum.
Sumber : Sindo
Apakah pendapat Anda untuk mengatasi kemacetan diatas sudah benar?