The Incarnation (Part 1-Prolog)

Randy_Muxnahtis

New member
2003

Aku tak akan pernah melupakanya.... Saat itu aku masih kelas 3 SMP. Aku pulang sekolah, mendapati rumahku tampak sepi. Hanya ada kakek dan 2 pembantuku. "Kok sepi?" tanyaku sambil membuka sepatu. "Lagi pada pergi ke rumah sakit," jawab kakeku. "ho..." aku diam sebentar, "emang siapa yang sakit?" tanyaku lagi. Aku mengira neneku yang sakit, maklum, sudah tua. "Tante Karina," jawab kakeku lagi. Aku diam sebentar. Tante Karina memang sudah lama mengidap penyakit stress, dan sudah beberapa kali keluarga besarku mendiskusikan rencana ingin memasukan tanteku itu ke rumah sakit jiwa. Masih santai aku kembali bertanya, "memang Tante Karina kenapa?" pikiranku hanya berkata, paling stress-nya kambuh, dan perlu 'sedikit' perawatan. "Minum racun pembasmi serangga," jawab kakek getir, "satu botol penuh," tambahnya. Kau bisa bayangkan sendiri bagaimana reaksiku ketika mendengar berita itu. Jujur saja, hanya mukjizat dari Yang Maha Kuasa yang sanggup menyelamatkan nyawa Tante Karina. Maksudku, ayolah, sebotol penuh, coy! Hello!!! Kalau Tante minum hanya sedikit, seteguk atau dua teguk, mungkin masih bisa selamat, tapi ini, satu botol!!!! Aku membayangakan ibuku, neneku biar sudah tua umurnya) dan saudara-saudaraku yang lain berada di rumah sakit sedang berjuang menolong nyawa tanteku itu sambil menangis sejadi-jadinya, dan juga dokter. Tapi, yah, kita harus realistis. Satu botol, itu masalahnya. Singkat cerita, benar dugaanku, nyawa Tante Karina tidak tertolong, salah seorang pamanku menelpeon dari rumah sakit, memberi kabar bahwa Tante Karina sudah tidak ada... Silahkan kau bayangkan sendiri bagaimana kalutnya aku dan kakeku, dan mungkin, meskipun tidak seberapa, pembantuku juga ikut merasakanya. Singkat cerita, jenasah tante karina dikremasi, abunya kemudian dibuang ke laut. Kami berduka selama beberapa hari, ibuku bahkan sampai pingsan ketika jenasah dikremasi, dan juga beberapa hari setelah kejadian itu, di rumah kamu tercium aroma bunga dan kadang-kadang ada kupu-kupu (menurut kepercayaan, apabila hal itu terjadi, itu artinya tante sedang berkunjung). Aku sendiri juga mendapat mimpi Tante Karina berkata sambil menangis bahwa dia juga menyesal karena bunuh diri...

The Incarnation (Part 2)

9 tahun kemudian...

Aku sekarang sudah kuliah, meskipun sedikit terlambat lulus, dan aku juga sudah mempunyai pekerjaan part time sebagai guru bahasa inggris di sebuah tempat kursus. Secara umum, tidak banyak yang bisa aku ceritakan. Aku sudah bekerja di tempat kursus ini selama 4 tahun lebih. Akan tetapi, suatu hari, aku mempunyai murid baru, seorang anak laki-laki bernama Jack. Dia kelas 3 SMA IPA. Secara umum, tidak ada yang spesial dalam diri Jack, maksudku, dia hanayalah seorang anak sekolah biasa yang kursus bahasa inggris di tempatku bekerja dan sibuk menyiapkan diri menghadapi ujian akhir sekolah dan ujian akhir nasional.

Akan tetapi, ada satu hal yang menarik dari Jack ini, yaitu betuk jari jempol tangan kananya. Jari jempolnya itu "bercabang" dua, tapi itu bukan hal yang perlu dirisaukan. Dan entah kenapa, setiap kali aku memandang Jack atau mengajarinya pelajaran, seperti ada sesuatu dari dalam dirinya yang memanggil-manggil diriku. Namun aku belum tau apa itu. "Ok, Jack, kita bahas vocabulary yang kamu kurang paham," kataku setelah memberi arti vocabulary yang dia tidak tau artinya, "kamu hafalkan vocabulary-nya, nanti saya kasih test seputar vocabulary itu," kataku. Jack mengambil buku catatanya dan mulai menghafalkan. Ketika sedang menunggu, aku mengalami kejadian aneh. Ada sebuah suara yang memanggilku, namun, suara itu langsung sampai di otaku, tanpa melalui telinga. Dalam ilmu pengetahuan alam, proses mendengar terjadi ketika suara yang kita dengar ditangkap oleh telinga, lalu masuk ke lubang telinga, melalui gendang telinga, dan seterusnya hinga sampai ke otak. Tapi yang terjadi kepadaku justru berbeda, suara yang memanggilku langsung tiba di otaku, tanpa melalui telinga. Aku memandang sekitar, mencoba mencari sumber suara itu, tapi suasana kelas berjalan normal. Aku agak bingung sebentar, lalu mengangkat bahu, "ah, mungkin itu cuma perasaanku saja," kataku dalam hati.


The Incarnation (Part 3)

(Mulai dari sini, sudut pandang cerita akan berubah menjadi Jack)

Belakangan ini, aku sering bermimpi aneh. Aku bermimpi tentang seorang wanita, agak gemuk, berkaca-mata, rambut dicat agak pirang. Wanita ini sepertinya sering menangis, menyesali sesuatu. Adegan melompat, aku melihat wanita ini pergi ke suatu tempat belanja, membeli sebotol obat nyamuk. Adegan berkutnya, wanita ini seperti sedang terbang di dalam sebuah ruangan sambil memandang ke bawah. Dia melihat sebuah peti mati dan orang-orang berkerumun di tempat itu, menangis sejadi-jadinya. Kemudian berganti, wanita itu seperti bermain di laut. Adegan berganti, wanita itu berada di sebuah ruangan, yah, tepatnya di tempat kremasi, melihat sebuah peti mati itu dimasukan ke dalam tempat pembakaran. Kemudian, wanita itu seperti berubah menjadi kupu-kupu, terbang tanpa arah yang jelas, atau mungkin sepertinya kupu-kupu jelmaan wanita itu sedang menunggu sesuatu, kadang-kadang kupukupu itu hinggap di dadaku. Aku bermimpi hal demikian selama beberapa malam, namun aku tidak tau apa maksud mimpi itu. Jelas aku tidak mengenal wanita itu. Namun aku tidak terlalu memikirkan mimpi itu, aku punya banyak hal lain yang lebih penting, yang lebih layak dan pantas untuk dipikirkan, seperti ujian, daripada mimpi tak beraturan. Sudah sekitar 2 bulan aku bermimpi seperti itu.

Suatu ketika, ketika aku sedang berjalan menuju kantin saat istirahat sekolah, aku mengalami kejadian aneh. Waktu seolah-olah berhenti, demikian juga orang-orang, guru, dan temen-teman di sekolah, juga kendaraan yang lewat di depan sekolahku. Semua berhenti. Tentu saja aku berpikir, mungkin ini sudah kiamat. Rasa terkejutku belum selesai, mendadak sesuatu berwarna hitam muncul di depan mataku, mungkin seperti portal, dan seorang berjubah dan berkerudung hitam muncul dari portal itu. Aku tidak bisa melihat wajah orang itu karena terhalang kerudung, namun yang bisa kuceritakan, orang itu lumayan tinggi, mungkin sekitar 170 cm. Orang itu berjalan menuju arahku. Aku ketakutan, namun gerakan orang itu lebih cepat. Segera, dia sudah tiba di tempatku, menangkap dan memegang bahuku, kemudian dia mengguncangkan badanku lumayan keras, sambil berkata, "bisakah kamu merasakan Karina?". Segera, aku melepaskan diri dari cengkraman orang itu. Bahuku agak sakit, aku mengusap-usap bahuku. "Siapa kau? Apa maumu? Siapa Karina?" tanyaku marah. Namun orang itu diam saja, malah dia berjalan kembali ke portal dan menghilang. Detik berikutnya, semua hal kembali berjalan normal. Hal ini membuatku amat sangat bingung. Aku membatalkan niatku ke kantin. Aku pergi ke ruang kepala sekolah, hendak melihat daftar murid yang bersekolah di tempatku. Memang ada murid di kelas lain yang bernama Karina, tapi aku tidak pernah terlibat masalah dengan Karina di sekolahku ini. Apa maksud orang berjubah hitam itu?

Malam harinya, aku bermimpi, lagi-lagi mimpi tetang wanita itu. Namun kali ini, agak sedikit berbeda, wanita itu berbicara kepadaku, atau lebih tepatnya, dia meminta tolong kepadaku sambil menangis. "Tolong saya.... Tolong saya.... Lepaskan saya.... Tolong saya, sang juru kunci.... Hanya kamulah yang bisa melepaskan saya, karena kunci itu dipegang kamu...." Tercium bau racun serangga keluar dari mulutnya ketika dia berbicara, bau racun itu sangat kuat. Wanita itu kemudian berubah menjadi kupu-kupu. Kupu-kupu itu mengeluarkan cahaya, cahaya tersebut berubah menjadi sebuah lubang kunci, kemudian kupu-kupu itu sendiri hinggap di dadaku dan kemudian menghilang. Hari sudah pagi. Bukan main bingungnya aku dengan mimpiku itu. Tanpa sadar, aku memegang dadaku, tempat di mana kupu-kupu dalam mimpi itu hinggap. Sisa hari itu berjalan seperti biasa. Hari berikutnya, lagi-lagi aku bermimpi aneh. Mimpi ini sama seperti sebelumnya, wanita yang menangis minta tolong, memintaku membebaskanya dari sesuatu, menyebutku sesuatu tentang juru kunci, kupu-kupu yang bercahaya lubang kunci, namun yang sedikit berbeda, sebelum kuku-kupu itu hinggap di dadaku, kuku-kupu itu hinggap sebentar di jari jempol tangan kananku yang "bercabang" dua, baru kemudian hinggap di dadaku dan menghilang. Kemudian, di sekolah, hal yang sama kembali terjadi. Kali ini, aku sedang belajar biologi. Waktu seolah-olah berhenti, demikian juga aktifitas orang-orang di sekelilingku. Sebuah portal hitam kembali muncul, diikuti seorang berjubah hitam. "Aku tau, kamu mendapat mimpi aneh belakangan ini. Aku datang untuk memberi jawaban tentang mimpi itu," kata orang itu. Aku yang semula mengira akan ditangkap lagi, terkejut. "Darimana kamu tau?" tanyaku. Dia tidak menjawab pertanyaanku, sebaliknya, dia menjulurkan tanganya ke arah papan tulis. Kemudian, di papan tulis, muncul sebuah film. Dalam film tersebut, tampak wanita yang sering muncul dalam mimpiku. Wanita itu tampaknya mengalami stress berat, hingga akhirnya merasa depresi dan hopeless, dan akhrinya memutuskan untuk bunuh diri dengan meminum sebotol penuh racun serangga. Ketika dia memegang botol racun serangga itu, orang berjubah hitam mem-"pause" film tersebut, lalu memperbesar gambar. Tampak jelas bahwa wanita itu juga memiliki kelainan di jari jempolnya, yaitu "bercabang" dua, seperti aku. Aku terkejut dan memandang jariku sendiri. Si orang berjubah hitam kembali meneruskan tayangan film. Aku tidak bercerita banyak tentang film itu, karena film itu sama persis dengan mimpiku (kecuali yang soal wanita itu menjadi kupu-kupu bercahaya, dan wanita itu meminta tolong kepadaku), tetapi yang soal bunuh diri, tempat kremasi, dan semuanya itu sama.

Setelah film itu selesai, orang berjubah hitam itu kembali membuka mulut, "dia itu tante saya. Namanya Karina. Dia melakukan hal nekad itu sekitar 9 tahun lalu. Kami berasal dari keluarga besar. Belakangan ini, kami sekeluarga mendapat mimpi aneh. Kami bermimpi bahwa Tante Karina mengunjungi kami dan berkata bahwa dia sudah bisa berenkarnasi kembali menjadi manusia, dia juga memberi tau kami bahwa untuk berenkarnasi, dia harus dilepaskan dulu. Saat ini rohnya sedang terkurung di dalam diri seseorang, tanda dari orang itu adalah dia punya jari jempol yang "bercabang" dua, seperti dirinya." Aku segera menyambar, "dan biar kutebak, akulah manusia tempat roh itu terkurung?" Orang berkeurudng itu kemudian menjawab, "awalnya kami tidak yakin, hingga suatu hari, saya mendapat kejadian aneh," dia diam sebentar, membuka kerudung yang menutupi kepalanya. Alangkah terkejutnya aku ketika melihat siapa dia, tak lain dan tak bukan, adalah guruku di tempat les bahasa inggris. "Waktu saya mengajar di kelas kamu, saya mendengar suara seperti memanggil saya. Tak hanya itu, kalau saya mengajar kamu, rasanya ada sesuatu dari dalam dirimu yang memanggil-manggil saya. Selama ini saya masih belum yakin. Hingga akhirnya sekitar seminggu lalu, tante Karina menjelaskan semuanya kepada saya dan seluruh anggota keluarga saya tentang proses renkarnasi dirinya melalui mimpi. Saat ini dia sedang meminjam tubuh salah seorang murid saya, yaitu kamu. Dia meminjam tubuh kamu, karena kalian berdua punya kesamaan, yaitu cacad pada bagian jempol tangan kanan." Dia mengakhiri penjelasan. Aku diam seribu bahasa, tidak percaya bahwa aku bisa dan sedang terlibat dalam hal seperti ini. "Sekarang," guruku itu melanjutkan, tanpa perduli reaksiku, "saya ingin kamu membatu keluarga saya. Keluarga yang ditinggalkan oleh Tante Karina. Kamu bisa bayangkan sendiri betapa kacaunya situasi kami. Saya minta kamu membantu kami untuk melepaskan roh Tanta Karina yang ada di dalam diri kamu. Tenang, Tante Karina tidak akan mengambil hidupmu. Nanti setelah roh tante Karina bebas, kamu akan menjadi kamu secara utuh, dan kamu tidak akan mengalami hal aneh lagi." Aku berkata, "kalau dia terkunci di dalam diri saya, sudah berapa lama dia terkunci, dan kenapa baru sekarang dia muncul ke permukaan?" "Pertanyaan pintar," kata guruku itu, "dia terkunci dari sejak kamu lahir. Kenapa dia baru muncul sekarang, itu karena dia harus menunggu selama 9 tahun, baru bisa berenkarnasi. Yah, semacam peraturan di dunia akhirat sana," jawabnya ringan. "Sekarang, maukah kamu membantu kami?"


the Incarnation (part 4)

(Masih dengan sudut pandang sebagai Jack)

Tanpa pikir panjang, aku langsung menyetujui permohonan guruku itu. Aku ada beberapa alasan mengapa menyetujui permintaan guruku itu. Pertama, aku sudah muak dengan kejadian dan mimpi aneh tentang Tante Karina. Kedua, aku tidak mau tubuhku menjadi tempat bersemayam roh orang yang tidak kukenal sama-sekali, terutama, roh orang yang meninggal karena bunuh diri dengan meminum sebotol penuh racun serangga, dan, lebih buruk lagi, orang tersebut bunuh diri karena merasa depresi, stress dan hopeless. Maksudku, c'mon, life is difficult, yes, indeed, but still, committing suicide is not the solution, instead, it's the worst idea of the worst ideas and the stupidest idea. Can't this woman think about another solution, but committing suicide? I don't think so. Doesn't she think about her family whom she lest after her death? Her husband, her children, her nephews, and so on? Guruku itu tersenyum. Dia kembali berjalan menuju portal, tetapi ketika dia tiba di depan portal, dia berhenti dan menunggu. Ragu-ragu, aku mengikutinya. Aku memang berkata akan membantunya, namun, aku tidak pernah masuk ke dalam portal aneh, yang entah menuju ke mana. Seakan membaca pikiranku, guruku itu berkata, "tenang, portal ini hanya akan menuju 2 tempat, yaitu rumah saya, tempat di mana seluruh anggota keluarga besar saya sedang menunggu untuk memulai upacara pembebasan roh Tante Karina. Lalu dari rumah saya, kita akan lewat portal ini lagi menuju sebuah rumah sakit bersalin, tempat Tante Karina akan kembali lahir sebagai manusia dalam rupa seorang bayi." Dengan waspada, aku mengikuti guruku itu menuju portal dan masuk. Ternyata tidak ada yang perlu dirisaukan berada di dalam portal. Di dalam portal itu seperti berada di suatu dimensi kosong dan sepertinya luas (aku tidak bisa menjelaskan dengan tepat, yang bisa kuceritakan adalah, bayangkan dirimu berada di sebuah tempat luas, kosong, dan bewarna putih semua, seperti dunia ketidak-beradaan, namun kau bisa berjalan bebas di dunia putih-kosong itu, hanya saja, latar belakang portal ini tidak putih, melainkan bewarna-warni) dan sepertinya aku dan guruku itu berjalan lurus saja, aku tidak yakin, karena suasana portal ini membuatku agak pusing sehingga, kalaupun ternyata kami ada berbelok, aku tidak merasakanya. Perjalanan itu berlangsung sebentar, mungkin sekitar 1 menit, di ujung portal, aku melihat sebuah cahaya terang, dan kami berjalan menuju cahaya itu (yang tak lain, merupakan pintu keluar portal).

Kami tiba di sebuah rumah. Rumah guruku. Di sana, sudah berkumpul beberapa orang, semuanya memakai jubah hitam dan berkerudung. Meskipun aku tidak bisa memandang wajah mereka, namun aku bisa merasakan mereka semua memandangku ketika aku tiba di tempat itu. "Akhrinya, sang pemegang kunci," kata salah seorang dari mereka sambil berjalan mendekatiku. Aku sedikit merasa takut, gugup, dan salah tingkah. "Semua sudah siap?" tanya guruku, mengabaikan situasi. Semua yang ada di ruangan itu mengangguk, lalu mereka semua menjulurkan tangan ke sembarang tempat, dan dari arah itu, portal-portal bermunculan. Masing-masing pemilik portal itu masuk ke dalamnya. Orang yang menyapaku juga membuka portalnya, namun tidak langsung masuk. Dia berkata kepadaku dan guruku, "Sampai ketemu di rumah sakit bersalin," baru kemudian masuk ke dalam portal dan menghilang. Aku memandang guruku itu. Dia mengangguk sebentar, dan juga membuka portal, lalu kami masuk ke dalam portal itu.

Kami berada di sebuah rumah sakit, namun aku tidak bisa bilang, karena jujur saja, rumah sakit ini agak berbeda dengan rumah sakit umumnya. Seluruh dinding rumah sakit ini seperti berkarat, ada beberapa bagian yang sepertinya sudah runtuh, demikian juga lantainya seperti berkarat. Cahaya di rumah sakit itupun juga, yah, sangat minim, malah cenderung gelap. Jujur saja, kalau boleh dikomentari, tempat itu sangat tidak layak disebut rumah sakit. "Tempat apa ini?" tanyaku takut. "Ini rumah sakit buatan kami. Sebetulnya kami bisa saja melakukan proses renkarnasi di rumah sakit biasa, namun kami tidak mau membuat kehebohan di dunia sana, karena proses renkarnasi ini sangat unik dan tidak akan dipercaya oleh manusia di dunia sana, jadi kami akan melakukanya secara rahasia. Mari," kata guruku itu. Kami berjalan menuju suatu ruangan dan masuk ke dalamnya. Di ruangan ini, orang-orang yang sebelumnya aku temui di rumah guruku sudah berkumpul. Di tengah-tengah ada sebuah ranjang, yah, secara singkat, itulah kamar bersalin "rumah sakit bersalin" itu, dan di atas ranjang itu, ada seorang perempuan, berumur kira-kira 28 tahun. Aku tau dia perempuan karena dia berpenampilan normal, tidak memakai jubah hitam ataupun berkerudung. Secara umum, perempuan ini tampak biasa, cuma agak sedikit gugup. Perempuan ini berukuran sedang, mungkin sekitar 165 cm, berkaca-mata, memakai kawat gigi, yah, lumayan mirip dengan Tante Karina. Segera, pikiranku mulai berisi hal-hal yang gila. Aku mulai berpikir tentang auatu aliran sesat, tumbal manusia, dan hal-hal mengerikan lainya. Aku ingin berlari dari tempat itu, namun tidak bisa, karena untuk kabur, harus melalui portal, dan tentu saja, aku tidak bisa membuka portal. Kalaupun aku kabur ke tempat lain, mau ke mana? Orang-orang berjubah hitam itu pasti bisa menemukanku. Pasrah akan apa yang terjadi berikutnya, aku hanya bisa mengikuti arus. Aku dan guruku berjalan mendekati perempuan yang di atas ranjang itu, lalu kami semua (termasuk orang-orang berjubah hitam yang lain) mengelilingi perempuan itu.


The Incarnation (Part 5-End)

(Masih dengan sudut pandang Jack)

Guruku berdiri di tengah lingkaran, dan mereka semua membuka kerudungnya, sehingga aku bisa melihat mereka semua. Yah, mereka hanyalah manusia biasa, normal. Lalu mereka menjulurkan kedua tanganya, hampir bersentuhan antara orang satu dengan yang lainya. Aku juga hendak melakukan hal yang sama, ketika guruku melambaikan tangan ke arahku, "ke mari," panggilnya. Aku menurut, berjalan ke tangah dan berdiri diam. Suasana hening, aku tegang dan gugup. semua orang menutup mata, termasuk guruku. Aku juga ikut menutup mata, meskipun alasan aku menutup mata karena aku takut apa yang terjadi berikutnya, "Oh, GOD, help me," aku berdoa dalam hati. "Hanya mereka yang benar-benar menyayangi Tante Karina dengan sepenuuh hati, dan benar-benar menyesali akan kesalahanya sembilan tahun lalu, sehingga menyebabkan Tante Karina mengambil jalan nekad, bunuh diri dengan meminum racun serangga sebotol penuh, yang akan bisa membantu Tante Karina ber-renkarnasi kembali menjadi manusia," guruku berkata. "Sekarang kita semua berkumpul di sini untuk membantu proses renkarnasi. Tante Karina akan kembali lahir menjadi manusia, melalui rahim anak perempuanya sendiri." Aku terkejut, tidak percaya dengan apa yang kudengar barusan, "what the....? Apa ga salah? Ibu berenkarnasi melalui rahim anak perempuanya sendiri? Namun proses upacara terus berlanjut, "melaui proses ini, kita semua diberi kesempatan untuk menyesali dan memperbaiki sikap buruk kita di masa lampau, terutama terhadap Tante Karina. Biarlah renkarnasi Tante Karina ini nanti hidup menjadi manusia, dan kita akan merawatnya dengan baik, sehingga supaya kejadian 9 tahun lalu tidak terulang kembali," guruku masih terus berbicara. Serentak, semua yang ada di ruangan itu berguncang hebat tubuhnya, termasuk tubuhku. Semua orang berjubah hitam kemudian muncul cahaya. Cahaya itu lalu terpusat di satu titik, lalu tubuhku sendiri juga mengeluarkan cahaya serta kupu-kupu. Cahaya yang keluar dari tubuhku bergabung dengan cahaya lain, sementara kupu-kupu itu hinggap di jari jempolku yang "bercabang" dua. Kupu-kupu itu kemudian berubah menjadi cahaya dan berubah menjadi sebuah betuk kunci besar. Segera aku pegang kunci itu, rasanya seperti memegang sebuah pedang besar yang berbentuk kunci. Sementara itu, Cahaya yang menyatu itu berubah menjadi lubang kunci. Aku mengangkat kunci yang kupegang, dari ujung kunci, keluar sebuah cahaya yang mengarah ke lubang kunci itu. Ok, kunci sudah terbuka, lagi-lagi tubuhku berguncang hebat. Di sela-sela guncangan, aku merasakan ada sesuatu yang keluar dari tubuhku. Sejumlah besar kupu-kupu keluar dari tubuhku, Perasaanku bercampur aduk ketika kupu-kupu itu keluar, tapi yang paling menonjol adalah rasa geli seperti di-gelitik, dan saat yang bersama, aku merinding, semua bulu roma, tengkuk, kuduk berdiri.

Kupu-kupu itu berkumpul di pusat cahaya, hingga akhirnya, setelah kuku-kupu terakhir keluar dari tubuhku, semua kuku-kupu itu bercahaya dan menyatu dan membentuk sebuah bola putih kecil yang bersinar. Roh Tante karina yang keluar dari tubuhku dan siap berenkarnasi. Roh itu melayang sebentar sebelum masuk ke dalam tubuh perempuan yang berada di atas ranjang. Detik berikutnya, perempuan itu menjadi (maaf) telanjang, dan dalam posisi siap melahirkan. Segera, sebagian kecil dari orang berjubah hitam itu mendekati perempuan itu, hendak membantu proses melahirkan (renkarnasi) Tante Karina. Yah, kau bisa menebak apa yang terjadi berikutnya; perempuan itu melahirkan seorang bayi perempuan.

Singkat cerita, proses renkarnasi itu selesai. Sebagian besar dari orang berjubah hitam membuka portal, masuk ke dalamnya, dan menghilang. Hanya tinggal 4-5 orang, ditambah aku dan guruku. "Tugas kita selesai, sekarang, saya antar kamu pulang," kata guruku itu. "Bagaimana dengan mereka?" Tanyaku sambil menunjuk ke arah sisa orang berjubah hitam juga perempuan yang habis melahirkan itu dan juga bayinya. "Tenang, mereka akan baik-baik saja. Biasa, manusia setelah melahirkan, perlu perawatan ekstra, dan juga bayinya. Kami semua sangat berterima-kasih kepadamu," kata guruku, Air mata mengalir deras di pipinya. Tanpa sadar, aku juga ikut menangis. Dia kemudian membuka portal, hendak menganturku pulang. Aku masuk ke dalam portal itu, dan kembali ke dunia nyata, lebih tepatnya, kami kembali ke sekolahku, tempat di mana pelajaran biologi masih berlangsung. Waktu masih berhenti. "Saya harap kamu belajar sesuatu dari pengalaman ini," kata guruku lagi, "janganlah memperlakukan orang lain secara buruk, hingga menyebabkan orang itu menjadi stress, depresi dan hopeless, hingga akhirnya memutuskan untuk bunuh diri, seperti yang terjadi di keluarga saya. Kami semua menyesal atas kejadian itu. Untunglah kami diberi kesempatan untuk belajar dari kesalahan itu, dan juga Tante Karina menyesal atas tindakan nekadnya, sehingga kami diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan kami. Janganlah bebruat buruk terhadap orang lain, karena, nantinya belum tentu akan ada kesempatan untuk memperbaikinya." Aku mengangguk dan menangis. Guruku itu ragu-ragu sebentar sebelum berkata, "maaf, tetapi aku harus melaksanakan suatu prosedur." Aku mengangkat muka, bingung. "Menghapus ingatanmu tentang kejadian ini. Apalagi kamu itu murid saya di tempat les bahasa inggris, bisa gawat kalau kabar ini bocor," kata guruku itu santai, seolah-olah menghapus memori seseorang itu hanyalah soal sepele dan tidak penting sama-sekali. Aku hendak protes dan marah, namun guruku itu hanya tersenyum, "tenang, kau tidak akan sampai hilang ingatan. Kau akan tetap normal seperti biasa, hanya saja kau tidak akan ingat kejadian ini, kecuali pesanku tadi." Dan dia menjentikan jarinya. Kemudian semua menjadi gelap.

"Jack, Jack, bangun!" kurasakan tubuhku diguncang oleh seseorang. Aku bangun. Aku mendapati diriku sedang tertidur di kelas, di tengah pelajaran biologi. Sejak saat itu, aku tidak pernah bermimpi aneh lagi.

(Sudut pandang kembali berubah menjadi Aku <guru bahasa="" inggris=""></guru>

Tugasku selesai. Aku sudah membantu proses renkarnasi Tante Karina. Kurasa aku dan keluargaku harus bersyukur karena diberi kesempatan untuk memperbaiki hidup dan perilaku kami semua. Lewat kejadian tante karina, kami belajar banyak hal tentang hidup ini, dan apa itu hidup manusia. Jelas kami berhutang kepada Jack, tapi prosedur tetaplah prosedur, mau tak mau aku harus menghapus ingatan Jack tentang renkarnasi Tante Karina. Porsedur itu dibuat karena beberapa alasan, aku tidak mau kekuatan renkarnasi menjadi bocor ke masyarakat luas, dan kemudian orang-orang menyalah-gunakanya. Selain itu, Jack adalah muridku, aku tidak mau kejadian ini mempengaruhi tempat aku mengajar. Kami juga merawat tante Karina (yang masih bayi) dengan baik. Kami betul-betul belajar dan menyesali tindakan kami di masa lalu, 9 tahun yang lalu.





4 Maret 2003...

Dalam kenangan Tante Karina...

You will be missed...

Seandainya cerita ini sungguhan, saya akan senang sekali, Tante bisa hidup lagi....

Benarkah Tante menyesal karena mengambil jalan nekad itu.....

Karena beberapa hari setelah Tante berbuat nekad seperti itu, saya mendapat mimpi.....

Bahwa tante menangis dan berkata bahwa tante menyesal.......



Tante tidak melihat masa depan, betapa anak-anak dan suami tante masih membutuhkan tante...

Sekarang anak-anak tante sudah suskes....

Anak perempuan tante yang paling tua, sekarang tinggal di Singapura

Anak tante yang kedua, menjadi semacam dealer mobil

Anak tante yang ketiga sekarang menjadi pengusaha kue sukses

Anak tante yang palingf kecil sekarang sudah kuliah dan membantu sedikit anak tante yang nomor dua.....



Salam,

Keponakanmu

Martinus Handy...





----------------------------------------------END----------------------------------------------
 
Back
Top