Bandi yang punya anak perempuan cantik dan seksi menjadi incaran orang di kampungnya untuk dijadikan istri.
Nah, cerita punya cerita para tetangganya pada marah pada pak Bandi ini karena ucapannya yang rada sombong dan sengak. Penduduk sih tahu kalau anak pak Bandi memang punya nilai lebih dari perawan lainnya, tapi ucapan pak Bandi itu yang menyebar menusuk perasaan ke seantero kampung.
"Maaf aja bapak-bapak ama ibuk-ibuk..bukan saya milih-milih...tapi ya, gimana ya, terus terang aja saya ngga mau anak saya dikawini sama orang sekampung." demikian penjelasan pak Bandi.
Nah, lagi-lagi ucapan ini yang ngga mau diterima penduduk.
"Belagu amat, tu orang. Mentang-mentang anaknya cakep dan seksi. nga mau ama kita-kita yang kampungan ini."kata salah seorang ibu.
"Iya, belagu amat. tapi mudah-mudahan anaknya mau ama anak saya. saya kan orang kaya di kampung ini. siapa yang nga tertarik dengan kekayaan saya?"timpa bu Minah orang kaya di kampung itu.
Lama kelamaan kegusaran ini tambah menjadi karena mulai banyak bensin yang disiramkan.
Akhirnya karena tak tahan, pak Bandi mengumpulkan para bapak dan ibu di rumahnya sekedar menjelaskan.
"Begini pak, buk. Bukan saya belagu atau pun sombong. Kata-kata saya itu tolong dicerna dulu...bukannya saya nga mau anak saya mendapatkan jodoh orang dari kampung kita ini. Tapi maksud saya...saya nga mau anak saya dikawinkan dengan orang sekampung. Maksudnya, apa bapak-bapak dan ibu-ibu tega lihat anak saya dikawinkan dengan orang SEKAMPUNG ini...pada seluruh anak muda sekampung ini?" terang pak Bandi semangat.
"Jadi maksud pak Bandi nga mau dengan orang sekampung itu jika dikawinkan dengan seluruh anak muda sekampung ni? Ohh, kalau gitu saya juga nga mau, pak. kasihan anak saya nanti melayani orang sekampung...bisa gempor dan lecet. Uhh ada ada saja isu-isunya" kata pak RT tersenyum kecut>8@
"Saya juga nga mau, pak. anak saya dikawinkan dengan orang sekampung.."ujar seorang ibu sambil nyelonong pergi.
"Tapi saya mau, pak!" teriak seorang ibu yang sudah bongkokkan sambil mengunyah sirih dimulutnya.
)
"Emang maunya.....sih." bu Rt membatin
Nah, cerita punya cerita para tetangganya pada marah pada pak Bandi ini karena ucapannya yang rada sombong dan sengak. Penduduk sih tahu kalau anak pak Bandi memang punya nilai lebih dari perawan lainnya, tapi ucapan pak Bandi itu yang menyebar menusuk perasaan ke seantero kampung.
"Maaf aja bapak-bapak ama ibuk-ibuk..bukan saya milih-milih...tapi ya, gimana ya, terus terang aja saya ngga mau anak saya dikawini sama orang sekampung." demikian penjelasan pak Bandi.
Nah, lagi-lagi ucapan ini yang ngga mau diterima penduduk.
"Belagu amat, tu orang. Mentang-mentang anaknya cakep dan seksi. nga mau ama kita-kita yang kampungan ini."kata salah seorang ibu.
"Iya, belagu amat. tapi mudah-mudahan anaknya mau ama anak saya. saya kan orang kaya di kampung ini. siapa yang nga tertarik dengan kekayaan saya?"timpa bu Minah orang kaya di kampung itu.
Lama kelamaan kegusaran ini tambah menjadi karena mulai banyak bensin yang disiramkan.
Akhirnya karena tak tahan, pak Bandi mengumpulkan para bapak dan ibu di rumahnya sekedar menjelaskan.
"Begini pak, buk. Bukan saya belagu atau pun sombong. Kata-kata saya itu tolong dicerna dulu...bukannya saya nga mau anak saya mendapatkan jodoh orang dari kampung kita ini. Tapi maksud saya...saya nga mau anak saya dikawinkan dengan orang sekampung. Maksudnya, apa bapak-bapak dan ibu-ibu tega lihat anak saya dikawinkan dengan orang SEKAMPUNG ini...pada seluruh anak muda sekampung ini?" terang pak Bandi semangat.
"Jadi maksud pak Bandi nga mau dengan orang sekampung itu jika dikawinkan dengan seluruh anak muda sekampung ni? Ohh, kalau gitu saya juga nga mau, pak. kasihan anak saya nanti melayani orang sekampung...bisa gempor dan lecet. Uhh ada ada saja isu-isunya" kata pak RT tersenyum kecut>8@
"Saya juga nga mau, pak. anak saya dikawinkan dengan orang sekampung.."ujar seorang ibu sambil nyelonong pergi.
"Tapi saya mau, pak!" teriak seorang ibu yang sudah bongkokkan sambil mengunyah sirih dimulutnya.
)"Emang maunya.....sih." bu Rt membatin
