bla_bla_bla
New member
Umar r.a. berkata, " Rasullulah saw. pernah ditanya, 'siapakah orang mukmin yang paling pandai?' Beliau bersabda, 'sseorang di antara mereka yang paling banyak mengingat maut dan paling baik dalam mempersiapkan bekal sesudahnya. Mereka itulah orang-orang yang pandai." ( H.r. Ibnu Majah).
Di dalam Al-Quran disebutkan, "Katakanlah : Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah, yang maha mengetahui yang ghaib dan yangnyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." ( Q.s. Al- Jumu'ah:8)
Para ulama berkata, manusia itu terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Orang yang tenggelam dalam kenikmatan dunia dan tidak pernah mengingat maut, karena maut dapat menyebabkan orang meninggalkan kesenangan dan kelezatan. Kalaupun mengingat maut, ia hanya mengingatnya dengan terpaksa.
2. Orang yang kembali kepada Allah swt. hanya dalam tahap permulaan. Ia takut kepada Allah ketika mengingat mati, dan ia juga tetap dalam taubat. Ia takut mati bukan karena meninggalkan dunia dan kelezatannya, tetapi karena belum sempurna taubatnya. Ia tidak ingin mati terlebih dahulu agar dapat memperbaiki amalannya. Maka orang semacam ini kebenciannya terhadap mati dapat dimaafkan. Ia tidak termasuk dalam golongan manusia sebagaimana yang disebutkan dalam hadist Nabi saw. yang artinya , " Barangsiapa benci berjumpa dengan Allah swt. maka Allah benci berjumpa dengannya." Sebenarnya orang ini tidak benci berjumpa dengan Allah, tetapi ia takut terhadap hal yang harus dihadapi sesudahnya. Orang ini seperti gadis yang bersiap-siap untuk menjumpai kekasihnya, agar kekasihnya itu senang kepadanya. Orang ini hanya sibuk dengan apa yang mesti dipersiapkan, bukan sibuk dengan yang lain. Kalau tidak, maka keadaannya sama dengan orang yang pertama yakni tenggelam dalam kesenangan dunia.
3. Seorang arif yang telah sempurna taubatnya. Orang ini menyukai mati, bahkan menginginkan kematian, karena bagi seorang kekasih tidak ada waktu yang lebih indah selain berjumpa dengan orang yang dikaihinya. Dan kematian baginya merupakan saat perjumpaan yang dirindukannya. Orang yang sedang dimabuk rindu tentu tidak akan pernah melupakan waktu kencannya. Mereka itu ingin segera mati, karena di situ akan terbukti manayang setia dan mana yang durhaka, serta apa yang akan didapatkannya.
4. Orang yang berada pada tingkatan tertinggi. Orang ini dalam keadaan rela, yakni segala sesuatu yang dimilikinya dipersembahkan hanya untuk Allah swt. Ia tidak mempunyai keinginan untuk mati ataupun hidup. Inilah puncak kerinduan, maqam ridha dan pasrah. Setiap saat orang ini selalu mengingat mati. Bahkan, bagi orang yang sibuk dalam keduniaan hendaknya mengingat mati, karena dengan mengingat mati akan menyebabkan seseorang mampu meninggalkan kelezatan dunia dan menjauhinya.
Sumber : Maulana Muhammad Islam dalam bukunya " rahasia setelah kematian "
Di dalam Al-Quran disebutkan, "Katakanlah : Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah, yang maha mengetahui yang ghaib dan yangnyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." ( Q.s. Al- Jumu'ah:8)
Para ulama berkata, manusia itu terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Orang yang tenggelam dalam kenikmatan dunia dan tidak pernah mengingat maut, karena maut dapat menyebabkan orang meninggalkan kesenangan dan kelezatan. Kalaupun mengingat maut, ia hanya mengingatnya dengan terpaksa.
2. Orang yang kembali kepada Allah swt. hanya dalam tahap permulaan. Ia takut kepada Allah ketika mengingat mati, dan ia juga tetap dalam taubat. Ia takut mati bukan karena meninggalkan dunia dan kelezatannya, tetapi karena belum sempurna taubatnya. Ia tidak ingin mati terlebih dahulu agar dapat memperbaiki amalannya. Maka orang semacam ini kebenciannya terhadap mati dapat dimaafkan. Ia tidak termasuk dalam golongan manusia sebagaimana yang disebutkan dalam hadist Nabi saw. yang artinya , " Barangsiapa benci berjumpa dengan Allah swt. maka Allah benci berjumpa dengannya." Sebenarnya orang ini tidak benci berjumpa dengan Allah, tetapi ia takut terhadap hal yang harus dihadapi sesudahnya. Orang ini seperti gadis yang bersiap-siap untuk menjumpai kekasihnya, agar kekasihnya itu senang kepadanya. Orang ini hanya sibuk dengan apa yang mesti dipersiapkan, bukan sibuk dengan yang lain. Kalau tidak, maka keadaannya sama dengan orang yang pertama yakni tenggelam dalam kesenangan dunia.
3. Seorang arif yang telah sempurna taubatnya. Orang ini menyukai mati, bahkan menginginkan kematian, karena bagi seorang kekasih tidak ada waktu yang lebih indah selain berjumpa dengan orang yang dikaihinya. Dan kematian baginya merupakan saat perjumpaan yang dirindukannya. Orang yang sedang dimabuk rindu tentu tidak akan pernah melupakan waktu kencannya. Mereka itu ingin segera mati, karena di situ akan terbukti manayang setia dan mana yang durhaka, serta apa yang akan didapatkannya.
4. Orang yang berada pada tingkatan tertinggi. Orang ini dalam keadaan rela, yakni segala sesuatu yang dimilikinya dipersembahkan hanya untuk Allah swt. Ia tidak mempunyai keinginan untuk mati ataupun hidup. Inilah puncak kerinduan, maqam ridha dan pasrah. Setiap saat orang ini selalu mengingat mati. Bahkan, bagi orang yang sibuk dalam keduniaan hendaknya mengingat mati, karena dengan mengingat mati akan menyebabkan seseorang mampu meninggalkan kelezatan dunia dan menjauhinya.
Sumber : Maulana Muhammad Islam dalam bukunya " rahasia setelah kematian "