nurcahyo
New member
Tip Buat si Rewel
Oleh trubus
N. gymnamphora termasuk kantong semar paling rewel. Daya adaptasinya kurang bagus, ujar Adrian Yusuf Wartono, hobiis di Malang, Jawa Timur. Maklum, sang entuyut berasal dari dataran tinggi. Begitu dirawat di dataran rendah ia mandeg hidup. Kalaupun tumbuh, ukuran kantong mengecil. Hobiis pemula tidak dianjurkan untuk memelihara kecuali yang bertempat tinggal di ketinggian lebih dari 500 m dpl.
Supaya N. gymnamphora tumbuh optimal, periuk monyet itu mesti ditanam di media bersifat lembap. Misal, cocopeat, arang sekam, sphagnum moss, kompos daun, atau campuran dari media-media itu. Alternatif lain menggunakan media dari daerah asal. Itu yang dilakukan Ceko Mulyando, hobiis nepenthes di Bogor. Mahasiswa Jurusan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, itu menggunakan tanah liat asli Wonosobo lantaran N. gymnamphora yang dikoleksi berasal dari sana.
Kelembapan udara lebih dari 80%. Jika kurang, kantong tidak terbentuk, daun menggulung dan mengering. Agar kelembapan terjaga, Ceko menyiram nepenthes setiap pukul 05.00-05.30 WIB. Penyiraman dilakukan pada media dan daun bagian bawah. Kalau menyiram di daun bagian atas takut terbakar bila terkena sinar matahari, ujar pria kelahiran Medan 1985 itu. Supaya tanaman sehat, Ceko memupuk dengan 1,5 sendok makan minyak ikan dan 1-2 gram pupuk majemuk ber-P tinggi. Kedua bahan itu dilarutkan dalam 5 l air lalu disiramkan ke periuk monyet setiap minggu pada pagi hari.
Hobiis lain mengganti pupuk dengan memberikan serangga pakan burung atau ikan seperti kroto, semut, atau jangkrik. Pakan itu dipotong kecil-kecil lalu dimasukkan ke dalam kantong. Maksimal 1/10 ukuran kantong. Pakan berlebihan menyebabkan periuk monyet membusuk. Dengan perawatan intensif keindahan kantong Nepenthes gymnamphora dapat dinikmati setiap saat.
Oleh trubus
N. gymnamphora termasuk kantong semar paling rewel. Daya adaptasinya kurang bagus, ujar Adrian Yusuf Wartono, hobiis di Malang, Jawa Timur. Maklum, sang entuyut berasal dari dataran tinggi. Begitu dirawat di dataran rendah ia mandeg hidup. Kalaupun tumbuh, ukuran kantong mengecil. Hobiis pemula tidak dianjurkan untuk memelihara kecuali yang bertempat tinggal di ketinggian lebih dari 500 m dpl.
Supaya N. gymnamphora tumbuh optimal, periuk monyet itu mesti ditanam di media bersifat lembap. Misal, cocopeat, arang sekam, sphagnum moss, kompos daun, atau campuran dari media-media itu. Alternatif lain menggunakan media dari daerah asal. Itu yang dilakukan Ceko Mulyando, hobiis nepenthes di Bogor. Mahasiswa Jurusan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, itu menggunakan tanah liat asli Wonosobo lantaran N. gymnamphora yang dikoleksi berasal dari sana.
Kelembapan udara lebih dari 80%. Jika kurang, kantong tidak terbentuk, daun menggulung dan mengering. Agar kelembapan terjaga, Ceko menyiram nepenthes setiap pukul 05.00-05.30 WIB. Penyiraman dilakukan pada media dan daun bagian bawah. Kalau menyiram di daun bagian atas takut terbakar bila terkena sinar matahari, ujar pria kelahiran Medan 1985 itu. Supaya tanaman sehat, Ceko memupuk dengan 1,5 sendok makan minyak ikan dan 1-2 gram pupuk majemuk ber-P tinggi. Kedua bahan itu dilarutkan dalam 5 l air lalu disiramkan ke periuk monyet setiap minggu pada pagi hari.
Hobiis lain mengganti pupuk dengan memberikan serangga pakan burung atau ikan seperti kroto, semut, atau jangkrik. Pakan itu dipotong kecil-kecil lalu dimasukkan ke dalam kantong. Maksimal 1/10 ukuran kantong. Pakan berlebihan menyebabkan periuk monyet membusuk. Dengan perawatan intensif keindahan kantong Nepenthes gymnamphora dapat dinikmati setiap saat.