subhanluffy
New member
Terminal bus merupakan salah satu tempat umum yang rawan kejahatan. Di negeri ini, terminal bus menjadi surga para pencopet, tukang palak, calo, dan penipu. Mereka mengamati setiap orang dan selalu siap menerkam korban yang potensial.
Karena itu, Anda harus ekstra hati-hati jika berada di terminal, apalagi kalau belum kenal kawasan terminal tersebut. Berikut ini sejumlah tips yang mungkin akan sangat membantu Anda ketika berada di suatu terminal yang asing.
Tampil sederhana. Kenakan pakaian dan aksesori yang tidak mahal. Jangan jadikan diri Anda sebagai target dari para pencopet atau tukang palak dengan penampilan yang mencolok. Di area terminal hindari menggunakan barang-barang berharga seperti telepon seluler atau kamera.
Miliki peta kota atau kawasan di mana terminal itu berada. Dengan bantuan peta, Anda lebih mudah menentukan orientasi saat turun dari bus dan tidak terlihat bingung atau panik. Orang yang bingung dan panik akan menjadi mangsa empuk pencopet, calo atau tukang palak.
Kalau tidak punya peta, sekali lagi jangan bingung dan panik. Tetaplah berjalan dengan yakin seakan Anda sudah tahu seluk-beluk terminal tersebut. Berhentilah di kios rokok, warung makan, atau toilet sambil mengamati kondisi sekitar. Perhatikan rambu atau petunjuk arah jalan atau nomor serta nama bus-bus yang melintas.
Kalau belum berhasil menentukan orintasi, bertanyalah kepada petugas resmi seperti polisi atau petugas DLLAJR atau lakukan obrolan ringan dengan pekerja warung makan atau penjaga kios.
Jika Anda masih melanjutkan perjalanan ke kota lain dengan bus, belilah tiket pada loket penjualan tiket bus resmi atau PO (perusahaan otobus) resmi. Abaikan calo-calo yang getol menawarkan tiket, jangan sekali-kali beri kesempatan kepada calo, sekali Anda menawar, mereka akan terus mengejar.
Jika naik bus malam, naiklah dari PO atau agen resmi bus tersebut. Jika terpaksa naik di terminal, datang lebih awal.
Bus yang kosong atau sesak sama bahayanya, dua kondisi itu ideal bagi pencopet. Mereka biasa bergerombol, tiga sampai lima orang. Karena berbentuk gerombolan, awak bus pun tidak berdaya untuk membantu Anda. Modus gerombolan pencopet sangat banyak tetapi umumnya mereka berusaha mengalihkan perhatian korban dengan menjatuhkan barang atau menawarkan sesuatu. Begitu perhatian korban terbagi, aggota komplotan yang lain beraksi.
Dalam bus yang sesak, Anda perlu waspada saat naik atau turun. Jika Anda merasa dihalang-halangi saat naik atau turun, waspadalah, hal itu bisa menjadi tanda bahwa pencopet tengah beraksi.
Jangan menerima tawaran minuman atau makanan dari orang yang baru Anda kenal di kawasan terminal. Dalam banyak kasus, orang terbius setelah makan atau minum minuman atau makanan yang ditawarkan oleh orang yang baru dikenal. Jika ada tawaran seperti itu tolaklah dengan santun.
Dompet sebaiknya jangan ditaruh di saku. Simpan uang secukupnya saja di saku baju depan. Lebih aman lagi kalau saku tersebut bertutup. Barang berharga lainnya disimpan saja dalam tas atau ransel yang selalu Anda pegang. Tas atau ransel itu sebaiknya digendong di depan atau selalu dalam jangkauan pandangan mata Anda. (EGP)
Sumber: Kompas.com
Karena itu, Anda harus ekstra hati-hati jika berada di terminal, apalagi kalau belum kenal kawasan terminal tersebut. Berikut ini sejumlah tips yang mungkin akan sangat membantu Anda ketika berada di suatu terminal yang asing.
Tampil sederhana. Kenakan pakaian dan aksesori yang tidak mahal. Jangan jadikan diri Anda sebagai target dari para pencopet atau tukang palak dengan penampilan yang mencolok. Di area terminal hindari menggunakan barang-barang berharga seperti telepon seluler atau kamera.
Miliki peta kota atau kawasan di mana terminal itu berada. Dengan bantuan peta, Anda lebih mudah menentukan orientasi saat turun dari bus dan tidak terlihat bingung atau panik. Orang yang bingung dan panik akan menjadi mangsa empuk pencopet, calo atau tukang palak.
Kalau tidak punya peta, sekali lagi jangan bingung dan panik. Tetaplah berjalan dengan yakin seakan Anda sudah tahu seluk-beluk terminal tersebut. Berhentilah di kios rokok, warung makan, atau toilet sambil mengamati kondisi sekitar. Perhatikan rambu atau petunjuk arah jalan atau nomor serta nama bus-bus yang melintas.
Kalau belum berhasil menentukan orintasi, bertanyalah kepada petugas resmi seperti polisi atau petugas DLLAJR atau lakukan obrolan ringan dengan pekerja warung makan atau penjaga kios.
Jika Anda masih melanjutkan perjalanan ke kota lain dengan bus, belilah tiket pada loket penjualan tiket bus resmi atau PO (perusahaan otobus) resmi. Abaikan calo-calo yang getol menawarkan tiket, jangan sekali-kali beri kesempatan kepada calo, sekali Anda menawar, mereka akan terus mengejar.
Jika naik bus malam, naiklah dari PO atau agen resmi bus tersebut. Jika terpaksa naik di terminal, datang lebih awal.
Bus yang kosong atau sesak sama bahayanya, dua kondisi itu ideal bagi pencopet. Mereka biasa bergerombol, tiga sampai lima orang. Karena berbentuk gerombolan, awak bus pun tidak berdaya untuk membantu Anda. Modus gerombolan pencopet sangat banyak tetapi umumnya mereka berusaha mengalihkan perhatian korban dengan menjatuhkan barang atau menawarkan sesuatu. Begitu perhatian korban terbagi, aggota komplotan yang lain beraksi.
Dalam bus yang sesak, Anda perlu waspada saat naik atau turun. Jika Anda merasa dihalang-halangi saat naik atau turun, waspadalah, hal itu bisa menjadi tanda bahwa pencopet tengah beraksi.
Jangan menerima tawaran minuman atau makanan dari orang yang baru Anda kenal di kawasan terminal. Dalam banyak kasus, orang terbius setelah makan atau minum minuman atau makanan yang ditawarkan oleh orang yang baru dikenal. Jika ada tawaran seperti itu tolaklah dengan santun.
Dompet sebaiknya jangan ditaruh di saku. Simpan uang secukupnya saja di saku baju depan. Lebih aman lagi kalau saku tersebut bertutup. Barang berharga lainnya disimpan saja dalam tas atau ransel yang selalu Anda pegang. Tas atau ransel itu sebaiknya digendong di depan atau selalu dalam jangkauan pandangan mata Anda. (EGP)
Sumber: Kompas.com