Kalina
Moderator
Agar si Kecil menjadi individu yang sukses di masa depan, ada banyak faktor yang menentukan. Salah satunya adalah memiliki karakter positif yang akan memudahkan anak menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Karakter positif adalah karakter yang dapat diterima di lingkungan sosial tempat anak tumbuh dan berkembang. Bagaimana agar si Kecil punya karakter ini? Ternyata, sudah sejak lama diketahui bahwa menerapkan metode disiplin yang tepat, dapat mengembangkan berbagai karakter positif dalam diri anak.
Menerapkan disiplin tidaklah mudah, terutama saat si Kecil berusia 2 tahun yang sering disebut sebagai ‘the terribles twos (or threes)’. Di usia ini, si Kecil senang menentang figur otorita (yang lebih tua), seperti orangtua atau pengasuh. Pada dasarnya, si Kecil memang sedang mengembangkan konsep 'aku'. Namun, jangan khawatir, Mama! Hal ini sangatlah wajar, karena setiap individu butuh mengembangkan ego-nya, sehingga kelak akan memiliki persepsi positif tentang diri sendiri sebagai individu yang memiliki keinginan dan tak lagi tergantung pada lingkungan. Sayangnya, si Kecil belum paham bagaimana membatasi dan mengatur diri sendiri. Itulah sebabnya, si Kecil perlu bantuan Anda untuk membimbingnya lewat pengenalan disiplin.
Perdebatan mengenai bentuk penerapan disiplin yang tepat untuk anak, seakan tak ada habisnya. Ya, metode disiplin memang ada beragam jenis. Salah satu yang paling banyak digunakan adalah penerapan konsekuensi dan memberi penjelasan logis pada anak tentang sebuah perilaku yang tepat. Konsekuensi dapat berupa reinforcement, yakni memberikan pujian atau pelukan hingga si Kecil merasa bahagia karena sudah mencapai sesuatu. Disebut reinforcement karena konsekuensi seperti ini, kelak akan mendorong anak menampilkan perilaku serupa. Ada reinforcement, ada pula punishment yang muncul saat anak menampilkan perilaku yang tidak tepat. Disebut punishment karena konsekuensi ini menjadikan si Kecil tak lagi mau mengulangi atau menunjukkan perilaku yang tidak tepat.
Selain reinforcement dan punishment, ada cara yang jauh lebih efektif untuk mengenalkan disiplin. Berikanlah alasan-alasan logis dan masuk akal tentang mengapa anak perlu atau tidak perlu melakukan aksi tertentu. Tentu saja saat menyampaikannya, gunakan bahasa sederhana yang dimengerti oleh si Kecil. Dan tahukah Anda? Bila menjelaskan dengan cara-cara yang hangat dan menyenangkan, respons tersebut kelak akan memengaruhi perilaku sosial anak. Anak yang memiliki orangtua dengan metode disiplin yang penuh kasih sayang, ternyata mudah berempati pada teman dan cenderung tidak berperilaku agresif.
Berikut ini saran untuk mengajarkan anak berdisiplin.
Susun Jadwal Mingguan
Ajak si Kecil untuk ikut serta menyusun jadwalnya. Jika usianya masih kecil, gunakan gambar dan hanya cantumkan aktivitas sederhana, seperti makan, mandi, bermain, dan tidur. Jika ia sudah memasuki usia sekolah, susunlah jadwal dengan lebih detail. Hal ini lebih mudah dilakukan, karena anak sudah bisa menulis dan membaca sendiri. Buat aturan agar anak bisa menerapkan disiplin secara berkesinambungan. Aturan diperlukan untuk menjadi tolak ukur perkembangan kedisiplinan anak.
Terapkan Pemberian Reinforcement
Berikan penghargaan atau pujian jika anak mampu menerapkan disiplin dengan baik. Jangan lupakan teguran (sebagai punishment), jika ia tak menampilkan perilaku yang diharapkan bersama.
Berikan Contoh secara Konsisten
Orangtua harus selalu memberikan contoh perilaku yang diharapkan ditampilkan oleh anak, dalam kehidupan sehari-hari.
Simak video berikut yang menggambarkan bahwa apa yang dilakukan orangtua sangat berpengaruh terhadap perilaku anak. Jadi, yuk kita contohkan hal-hal yang baik untuk si Kecil setiap hari!
Menerapkan disiplin tidaklah mudah, terutama saat si Kecil berusia 2 tahun yang sering disebut sebagai ‘the terribles twos (or threes)’. Di usia ini, si Kecil senang menentang figur otorita (yang lebih tua), seperti orangtua atau pengasuh. Pada dasarnya, si Kecil memang sedang mengembangkan konsep 'aku'. Namun, jangan khawatir, Mama! Hal ini sangatlah wajar, karena setiap individu butuh mengembangkan ego-nya, sehingga kelak akan memiliki persepsi positif tentang diri sendiri sebagai individu yang memiliki keinginan dan tak lagi tergantung pada lingkungan. Sayangnya, si Kecil belum paham bagaimana membatasi dan mengatur diri sendiri. Itulah sebabnya, si Kecil perlu bantuan Anda untuk membimbingnya lewat pengenalan disiplin.
Perdebatan mengenai bentuk penerapan disiplin yang tepat untuk anak, seakan tak ada habisnya. Ya, metode disiplin memang ada beragam jenis. Salah satu yang paling banyak digunakan adalah penerapan konsekuensi dan memberi penjelasan logis pada anak tentang sebuah perilaku yang tepat. Konsekuensi dapat berupa reinforcement, yakni memberikan pujian atau pelukan hingga si Kecil merasa bahagia karena sudah mencapai sesuatu. Disebut reinforcement karena konsekuensi seperti ini, kelak akan mendorong anak menampilkan perilaku serupa. Ada reinforcement, ada pula punishment yang muncul saat anak menampilkan perilaku yang tidak tepat. Disebut punishment karena konsekuensi ini menjadikan si Kecil tak lagi mau mengulangi atau menunjukkan perilaku yang tidak tepat.
Selain reinforcement dan punishment, ada cara yang jauh lebih efektif untuk mengenalkan disiplin. Berikanlah alasan-alasan logis dan masuk akal tentang mengapa anak perlu atau tidak perlu melakukan aksi tertentu. Tentu saja saat menyampaikannya, gunakan bahasa sederhana yang dimengerti oleh si Kecil. Dan tahukah Anda? Bila menjelaskan dengan cara-cara yang hangat dan menyenangkan, respons tersebut kelak akan memengaruhi perilaku sosial anak. Anak yang memiliki orangtua dengan metode disiplin yang penuh kasih sayang, ternyata mudah berempati pada teman dan cenderung tidak berperilaku agresif.
Berikut ini saran untuk mengajarkan anak berdisiplin.
Susun Jadwal Mingguan
Ajak si Kecil untuk ikut serta menyusun jadwalnya. Jika usianya masih kecil, gunakan gambar dan hanya cantumkan aktivitas sederhana, seperti makan, mandi, bermain, dan tidur. Jika ia sudah memasuki usia sekolah, susunlah jadwal dengan lebih detail. Hal ini lebih mudah dilakukan, karena anak sudah bisa menulis dan membaca sendiri. Buat aturan agar anak bisa menerapkan disiplin secara berkesinambungan. Aturan diperlukan untuk menjadi tolak ukur perkembangan kedisiplinan anak.
Terapkan Pemberian Reinforcement
Berikan penghargaan atau pujian jika anak mampu menerapkan disiplin dengan baik. Jangan lupakan teguran (sebagai punishment), jika ia tak menampilkan perilaku yang diharapkan bersama.
Berikan Contoh secara Konsisten
Orangtua harus selalu memberikan contoh perilaku yang diharapkan ditampilkan oleh anak, dalam kehidupan sehari-hari.
Simak video berikut yang menggambarkan bahwa apa yang dilakukan orangtua sangat berpengaruh terhadap perilaku anak. Jadi, yuk kita contohkan hal-hal yang baik untuk si Kecil setiap hari!