alibinabutholib
New member
Al-Qur’an merupakan kitab suci kaum Muslimin yang terjaga keotentikannya dari segala bentuk perubahan, tak ada keraguan didalamnya, sebaik-baik perkataan, yang tak ada satupun yang mampu menandinginya, bahkan gunung pun hancur lebur karena takutnya pada Alloh subahanahu wa ta’ala apabila menerima al-Qur’an.
Ada kemuliaan tersendiri bagi mereka-mereka yang mampu menghafal al-Quran, sebagaimana sabda Nabi sholallohu alaihi wasallam :
“(pada hari kiamat) akan dikatakan kepada ahli al-Qur’an, “bacalah dan naiklah (menuju tingkatan-tingkatan surga), bacalah dengan tartil, sebagaimana engkau membacanya ketika di dunia. Karena sesungguhnya tempat kedudukanmu (di surga) berada pada akhir ayat yang engkau baca” (HR. Tirmidzi Dan Abu Dawud)
Ir. Ahmad Qosim dalam sebuah karyanya “Kaifa Tahfadz al-Qur’an al-Karim fi syahr” menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menghafal al-Qur’an, diantaranya sebagai berikut:
Mengikhlaskan niat.
Hal pertama sebelum melakukan segala sesuatu adalah mengikhlaskan niat, karena hal ini mempunyai pengaruh yang sangat besar, termasuk dalam perjalanan menghafal al-Qur’an.
Berdoa memohon kemudahan.
Berdoalah… mintalah pada Alloh kemudahan niscaya Alloh akan memberikan-Nya.
“…dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu…” (QS. Ghofir [40]: 60)
Diantara doa yang diajarkan Nabi sholallohu alaihi wasallam yang bisa dibaca yaitu:
“Ya Alloh! Tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mu-dah. Sedang yang susah bisa Engkau jadikan mudah, apabila Engkau menghendakinya.” (HR. Ibn Hibban) dan doa-doa yang semisalnya.
Mengenali karakter akal manusia.
Akal manusia akan menerima, membenarkan dan melekat kuat dalam jiwa sesuatu yang diulang-ulang dan terus-menerus, baik itu salah atau benar. Semakin banyak dan sering membaca al-Qur’an maka ia akan hafal sadar atau tidak sadar. Padahal awalnya, mungkin kita tidak menginginkan untuk menghafalkan bacaan al-Qur’an tersebut, namun karena seringnya dibaca dan diulang-ulang, akhirnya kita dapat menghafalnya.
Menentukan tujuan.
Tujuan yang besar, dapat mendorong kita untuk meraihnya, termasuk dalam menghafal al-Qur’an. Agar tujuan dapat terwujud ingat 4 hal ini: a. jangan pernah mengeluh, bahwa anda tidak bisa. b. Pilih teladan dalam kehidupan kita. (bagi seorang muslim tentu teladanya Nabi sholallohu alaihi wasallam, dan orang-orang sholih terdahulu) c. Catat dan ingat-ingat pahala besar menanti sebagai motivasi d. Berikan hadiah walaupun pada diri sendiri apapun prestasi yang diraih (termasuk dalam hal ini).
Bangun tekad dan motivasi terkuat.
Bangun tekad yang kuat (faktor internal) dan motivasi yang tinggi (faktor ekternal) yang mampu mendorong untuk menggapai tujuan yang diinginkan. Hal ini merupakan faktor yang paling utama.
Mengatur waktu.
Agar kita dapat menghafal dengan baik, maka kita harus mengatur dan menata urusan-urusan kita agar dapat meluangkan waktu yang cukup untuk menghafal. Sesungguhnya diantara waktu yang paling baik untuk menghafal adalah waktu sahur.
Alloh subahanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا
“Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. (QS. al-Muzzammil [73]: 6)
Atur dan tata urusan kita dengan membuat jadwal kegiatan dalam sehari penuh, prioritaskan hal yang paling penting dari yang penting. Dan posisikan menghafal pada predikat yang paling penting.
Pilih tempat yang tepat dan konsentrasi.
Penting untuk diperhatikan dalam hal ini, hindari tempat yang menghambat konsentrasi seperti: suasana bising, tempat yang sempit, terdapat gambar/patung, dan sebagainya. Pilih tempat yang nyaman, tenang sehingga membantu konsentrasi untuk menghafal. Menjauhi dari kebisingan dan pusatkan konsentrasi pada hafalan, karena berkonsentrasi lebih baik daripada berpikir tanpa konsentrasi.
Hal ini bisa dilakukan dengan menghirup nafas dalam-dalam, hal ini dapat membantu oksigen yang masuk dalam otak (yang dibawa oleh darah) lebih banyak, agar otak bekerja lebih baik dari sebelumnya. Hindari menghafal setelah makan karena darah sedang sibuk dengan aktivitas pencernaan, sehingga menghafal akan semakin memberatkan dan melelahkan. Yang baik untuk menghafal, pada saat usus dalam keadaan kosong, bukan berarti dalam keadaan lapar, namun sedang diantara keduanya.
Muroja’ah (mengulang-ulang).
Mengulang-ulang memiliki banyak faidah. Ketika kita mengulang-ulang ayat yang dihafal, maka ketika itu pula kekuatan hafalannya bertambah, dan kelancarannya pun meningkat. Hal ini tuntutan yang harus dilakukan agar tidak kehilangan apa yang telah dihafal.
Rutin menghafal walaupun sedikit.
Nabi sholallohu alaihi wasallam pernah bersabda:
“…Sesungguhnya amalan yang paling dicintai oleh Alloh adalah yang rutin berkesinambungan, walaupun sedikit”. (HR. Bukhori, Muslim)
Apabila kita rutin menghafal setiap hari walaupun sedikit, maka hal itu akan menjadi rutinitas yang tak bisa ditinggalkan, sehingga akan lebih mudah dan cepat dalam menghafal dari waktu sebelumnya.
Demikianlah tips-tips yang insya Alloh dapat membantu kita dalam menghafal ayat-ayat suci al-Qur’an. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa menjaga kemurnian al-Qur’an dan dapat mengamalkan apa-apa yang ada di dalamnya. Aamiin…
SUMBER: fajrifm.com