pratama_adi2001
New member
Tolak Dana Perang dan Pasukan Tambahan
WASHINGTON - Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) George W. Bush untuk mengirimkan 21.500 personel militer tambahan ke Iraq terus menuai protes. Sabtu pagi waktu setempat, puluhan ribu aktivis antiperang memadati halaman depan Capitol Hill di Washington D.C. Mereka mendesak Kongres AS menghentikan perintah pengiriman pasukan tambahan dan memangkas dana Perang Iraq.
"Bawa pulang pasukan (AS) sekarang juga!" seru para demonstran. Selain aktivis anti-perang dan keluarga serdadu AS yang bertugas di Iraq, sejumlah politikus, veteran perang, dan bintang film terlibat dalam aksi ini.
Puluhan ribu demonstran itu sudah berkumpul di National Mall, taman terbuka di depan Capitol Hill, sejak pagi. Dua jam lebih beberapa pembicara berorasi bergantian di atas podium. Para demonstran lalu mengelilingi Capitol Hill sambil mengusung sebuah peti mati dibungkus bendera AS, lambing protes mereka atas penugasan pasukan AS ke Iraq.
"Saat saya ditugasi ke medan perang (Iraq), saya bangga. Ternyata, saya justru terlibat perang yang hanya menimbulkan banyak kerugian dan penderitaan. Karena itu, kita perlu lebih menekan pemerintah untuk memanggil pulang serdadu-serdadu AS yang bertugas di sana," kata seorang veteran Perang Iraq, Garett Reppenhagen. Sejak berkobar pada Maret 2003 lalu, Perang Iraq sudah "melahap" lebih dari 3.000 nyawa serdadu AS.
Jane Fonda, bintang film AS yang pernah gigih menentang Perang Vietnam, juga menyampaikan orasinya. "Dalam 34 tahun terakhir, saya sudah tidak pernah berorasi antiperang. Tapi, berdiam diri bukan pilihan terbaik," kata perempuan berusia 69 tahun itu. Fonda menyebut pemerintahan Bush kejam dan pendendam.
Public figur lain yang bergabung dalam aksi protes itu di antaranya aktor Sean Penn, aktris Susan Sarandon, aktor Tim Robbins, dan pejuang hak-hak sipil Jesse Jackson. "Perliharalah terus harapan. Tidak ada lagi kematian. Perliharalah terus harapan. Tidak ada lagi uang (dana perang). Perliharalah terus harapan. Bawa pulang pasukan!" seru negarawan keturunan Afrika tersebut. (afp/rtr/hep)
WASHINGTON - Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) George W. Bush untuk mengirimkan 21.500 personel militer tambahan ke Iraq terus menuai protes. Sabtu pagi waktu setempat, puluhan ribu aktivis antiperang memadati halaman depan Capitol Hill di Washington D.C. Mereka mendesak Kongres AS menghentikan perintah pengiriman pasukan tambahan dan memangkas dana Perang Iraq.
"Bawa pulang pasukan (AS) sekarang juga!" seru para demonstran. Selain aktivis anti-perang dan keluarga serdadu AS yang bertugas di Iraq, sejumlah politikus, veteran perang, dan bintang film terlibat dalam aksi ini.
Puluhan ribu demonstran itu sudah berkumpul di National Mall, taman terbuka di depan Capitol Hill, sejak pagi. Dua jam lebih beberapa pembicara berorasi bergantian di atas podium. Para demonstran lalu mengelilingi Capitol Hill sambil mengusung sebuah peti mati dibungkus bendera AS, lambing protes mereka atas penugasan pasukan AS ke Iraq.
"Saat saya ditugasi ke medan perang (Iraq), saya bangga. Ternyata, saya justru terlibat perang yang hanya menimbulkan banyak kerugian dan penderitaan. Karena itu, kita perlu lebih menekan pemerintah untuk memanggil pulang serdadu-serdadu AS yang bertugas di sana," kata seorang veteran Perang Iraq, Garett Reppenhagen. Sejak berkobar pada Maret 2003 lalu, Perang Iraq sudah "melahap" lebih dari 3.000 nyawa serdadu AS.
Jane Fonda, bintang film AS yang pernah gigih menentang Perang Vietnam, juga menyampaikan orasinya. "Dalam 34 tahun terakhir, saya sudah tidak pernah berorasi antiperang. Tapi, berdiam diri bukan pilihan terbaik," kata perempuan berusia 69 tahun itu. Fonda menyebut pemerintahan Bush kejam dan pendendam.
Public figur lain yang bergabung dalam aksi protes itu di antaranya aktor Sean Penn, aktris Susan Sarandon, aktor Tim Robbins, dan pejuang hak-hak sipil Jesse Jackson. "Perliharalah terus harapan. Tidak ada lagi kematian. Perliharalah terus harapan. Tidak ada lagi uang (dana perang). Perliharalah terus harapan. Bawa pulang pasukan!" seru negarawan keturunan Afrika tersebut. (afp/rtr/hep)