Tolak Revisi PP 37/2006, DPRD Se-Indonesia Satroni Jakarta

gupy15

Mod
11/02/2007 18:21 WIB
Tolak Revisi PP 37/2006, DPRD Se-Indonesia Satroni Jakarta
Arfi Bambani Amri - detikcom


Jakarta- Ratusan anggota DPRD se-Indonesia mendatangi
Jakarta. Untuk bantu korban banjir? Tidak! Ternyata, mereka datang
untuk menyampaikan penolakan terhadap revisi PP 37/2006.

"Kami akan menyampaikan pernyataan sikap politik, menanggapi revisi PP
37/2006," beber anggota Dewan Penasihat Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh
Indonesia (Adkasi) Suhandojo saat dihubungi <b>detikcom</b> melalui telepon, Minggu (11/2/2007)

Pernyataan sikap politik tersebut dibahas dalam pertemuan Rapimnas
Adkasi dengan Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (Adeksi) dan Badan
Komunikasi DPRD Provinsi se-Indonesia. Tak kurang dari 300 peserta
telah berkumpul di Prambanan Room, Hotel Sahid Jaya, Jalan Sudirman,
Jakarta, Minggu ini (11/2007).

Apakah pertemuan ini karena batal mendapatkan Rapelan, Tunjangan
Komunikasi Insentif dan Dana Operasional? "Pertemuan ini perlu untuk
menyikapi secara jernih rencana revisi dan opini-opini yang menyudutkan
DPRD," jawab Handojo, yang saat dihubungi sedang berada dalam forum
Rapimnas tersebut

Rencananya, barisan DPRD pro-PP 37/2006 tentang Kedudukan Keuangan dan
Protokoler Pimpinan dan Anggota DPRD ini akan menyampaikan pernyataan
politik tersebut ke DPR dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

"Kami akan menyampaikan rumusan tersebut ke DPR dan pemerintah," tandas Harjono
 
Barangkali kita musti mengingat perihal perkataan Gus Dur ketika ia masih menjadi presiden bahwa anggota dewan tidak lebih dari taman kanak-kanak. Statemen Gus Dur ketika itu langsung menuai kritik dan kontroversi yang berkepanjangan. Alasannya cukup sederhana, mereka (anggota dewan) merasa tersinggung berat dengan predikat yang dilontarkan oleh Gus Dur.

Tetapi, barangkali juga kita hanya bisa NGELUS DADA demi melihat kenyataan bahwa anggota dewan (DPRD) se Indonesia melakukan protes ke gedung DPR hanya demi memperjuangkan perutnya sendiri, kepentingannya sendiri tanpa mau melihat dengan sejumlah bencana dan prahara yang menimpa negeri ini. Betapa mereka tidak punya malu, karena berbondong-bondong menolak revisi PP No.37/2006 yang substansinya praktis mereka tidak mau mengembalikan uang rapelan yang sudah terlanjur mereka terima. Alangkah tidak pantasnya mereka mengingat dalam kapasitas mewakili rakyat daerah masing-masing. Sementara rakyat daerah masing-masing (rata-rata) semakin hari semakin miskin dan tidak mempunyai kemampuan apapun untuk bersuara. Bukankah para anggota dewan ini sudah berpenghasilan lebih dari cukup plus dapat fasilitas yang kesemuanya gratis. Telepon gratis, PLN gratis, PAM gratis, rumah dinas gratis, biaya pembantu + sopir gratis, ponsel gratis, biaya pakaian dinas gratis, mobil gratis dan barangkali juga (istri +++) gratis.

Sekedar ilustrasi, seorang pensiunan anggota dewan (DPRD Jateng) pernah mengungkapkan bahwa selama bertugas menjadi anggota dewan selama lima tahun ia belum pernah sekalipun melontarkan bantahan, kritikan, saran atau sekedar menanggapi sebuah rancangan kebijakan atau apalah. Tetapi toh jatah dan fasilitas tetap jalan dan diterima dengan mulus-mulus tanpa ada yang meng-komplain. Ibarat kata, makan gaji buta, datang-duduk-diam-dengar-duit.

Kalau begitu, agaknya tidak terlalu salah jika kita katakan mereka bicara tanpa menggunakan nurani. Hanya omong doang, hanya omong (seolah-olah) memperjuangan kepentingan rakyat, tetapi kenyataannya memperjuangkan udelnya sendiri. (orang jawa bilang (maaf) kakekane..).

Nah..berkaitan dengan protesnya para anggota dewan se Indonesia itu, lantas muncul pertanyaan, sudah sedemikian parahkah moral mereka yang selalu berkoar mengatasnamakan rakyat. Bukan pemimpin bukan pula orang yang mewakili rakyat, ternyata podo wae..rakyat hanya dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadi. Para anggota dewan yang protes tersebut harusnya sadar, bukan malah bangga sembari berteriak-teriak seolah-olah seorang jagoan atau preman. Padahal sesungguhnya mereka ini goblok dan geblek. Bagaimana tanggapan rekan-rekan..lainnya
 
Terima kasih tanggapannya...1 reputasi dah por yu


makanya kalo milih partai yang bener !!!!!!
Buat besok2, kalau gak kenal caleg secara benar2, lebih baik golput ajah...

GOLPUT TIDAK BERDOSA N GOLPUT TIDAK MELANGGAR UNDANG-UNDANG
:)
 
Back
Top