jainudin
New member
Masalah pendidikan merupakan salah satu isu global yang mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Dalam Milenium Development Goals (MDGs), pendidikan menjadi salah satu dari delapan poin penting dalam ‘Deklarasi Milenium’ yang bertujuan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembangunan sumber daya manusia dan pengentasan kemiskinan.
Kualitas yang belum merata dan fasilitas pendidikan yang sangat minim menjadi bagian dan problem pendidikan di Tanah Air. Kondisi ini mendapat perhatian dari kalangan swasta, Mereka merasa turut bertanggung jawab dalam membangun kualitas SDM dengan menggelar berbagai pelatihan lewat program corporate social responsibiiity (ICSR).
PT Topindo Atlas Asia. distributor tunggal pelumas sintetik TOP 1, merupakan salah satu korporasi yang perhatian terhadap masalah pendidikan. khususnya di sekolah kejuruan. “Bagi Topindo Atlas Asia dan TOP 1, potensi mekanik muda sangat bergantung pada perkembangan pendidikan di Indonesia, khususnya sekolah kejuruan jurusan otomotif, - kata Manajer Komunikasi Korporat PT Topindo Atlas Asia, Nugroh Agung Prasetyo.
Dukungan distributor TOP 1 dalam pengembangan pendidikan pada sekolah kejuruan dimulai 2007 melalui petatihan di Vocational Education Development Centre (VEDC). Malang. Jawa Timur. Dalam kegiatan tersebut, Topindo Atlas Asia menerjunkan tim technical supportnya guna menyampaikan materi pelatihan tentang pengetahuan pelumas kepada guru-guru SMK se-Indonesia dan para luLusan SMK.
dari komunikasi yang dibangun antara TOP 1 dan para guru sekoLah kejuruan tersebut kemudian muncul pengembangan kegiatan. “Korporasi meLihat adanya kebutuhan pemahaman dan pengetahuan tentang dunia pelumas otomotif secara lebih luas.’ ujarnya. Keterbatasan jumlah peserta yang hadir ke Malang, saat itu menjadi inspirasi bagi perusahaan ini untuk memberikan materi pelatihan secara Lebh luas lagi. “Kami kemudian berinisiatif membuat program CSR pendidikan berbasis industri bernama TOP 1 SMK Attack, kata Agung. Dalam kegiatan ini beberapa teknisi perusahaan diterjunkan menjadi pengajar, dan secara berkala hadir ke sejumlah sekolah kejuruan teknik mesin otomotif untuk menyampaikan materi perkembangan pelumas dan kerja mesin otomotif.
Program edukasi ini, lanjut dia, mendapat respons dari SMK di Tanah Air-. Karena itu, kegiatan TOP 1 SMK Attack dikembangkan dan pada tahun 2012 melibatkan 145 SMK se-Indonesia.
Inisiatif CSR SMK Attact TOP 1, Lanjut Agung, berkembang menjadi kegiatan yang Lebih besar. Penyelenggaraannya bertambah dengan sinergi aktivitas antara peLatihan SMK Attack, kontes kompetensi, dan lomba kewirausahaan dengan nama TOP 1 SMK Attact & Skill Contest’Program TOP I SMK Attact berlanjut di tahun. ini dengan pengembangan ke tingkat perguruan tinggi. Selain itu, program beasiswa petajar berprestasi juga menjadi bagian dalam program CSR pendidikan perusahaan ini.
Sumber:Republika
Kualitas yang belum merata dan fasilitas pendidikan yang sangat minim menjadi bagian dan problem pendidikan di Tanah Air. Kondisi ini mendapat perhatian dari kalangan swasta, Mereka merasa turut bertanggung jawab dalam membangun kualitas SDM dengan menggelar berbagai pelatihan lewat program corporate social responsibiiity (ICSR).
PT Topindo Atlas Asia. distributor tunggal pelumas sintetik TOP 1, merupakan salah satu korporasi yang perhatian terhadap masalah pendidikan. khususnya di sekolah kejuruan. “Bagi Topindo Atlas Asia dan TOP 1, potensi mekanik muda sangat bergantung pada perkembangan pendidikan di Indonesia, khususnya sekolah kejuruan jurusan otomotif, - kata Manajer Komunikasi Korporat PT Topindo Atlas Asia, Nugroh Agung Prasetyo.
Dukungan distributor TOP 1 dalam pengembangan pendidikan pada sekolah kejuruan dimulai 2007 melalui petatihan di Vocational Education Development Centre (VEDC). Malang. Jawa Timur. Dalam kegiatan tersebut, Topindo Atlas Asia menerjunkan tim technical supportnya guna menyampaikan materi pelatihan tentang pengetahuan pelumas kepada guru-guru SMK se-Indonesia dan para luLusan SMK.
dari komunikasi yang dibangun antara TOP 1 dan para guru sekoLah kejuruan tersebut kemudian muncul pengembangan kegiatan. “Korporasi meLihat adanya kebutuhan pemahaman dan pengetahuan tentang dunia pelumas otomotif secara lebih luas.’ ujarnya. Keterbatasan jumlah peserta yang hadir ke Malang, saat itu menjadi inspirasi bagi perusahaan ini untuk memberikan materi pelatihan secara Lebh luas lagi. “Kami kemudian berinisiatif membuat program CSR pendidikan berbasis industri bernama TOP 1 SMK Attack, kata Agung. Dalam kegiatan ini beberapa teknisi perusahaan diterjunkan menjadi pengajar, dan secara berkala hadir ke sejumlah sekolah kejuruan teknik mesin otomotif untuk menyampaikan materi perkembangan pelumas dan kerja mesin otomotif.
Program edukasi ini, lanjut dia, mendapat respons dari SMK di Tanah Air-. Karena itu, kegiatan TOP 1 SMK Attack dikembangkan dan pada tahun 2012 melibatkan 145 SMK se-Indonesia.
Inisiatif CSR SMK Attact TOP 1, Lanjut Agung, berkembang menjadi kegiatan yang Lebih besar. Penyelenggaraannya bertambah dengan sinergi aktivitas antara peLatihan SMK Attack, kontes kompetensi, dan lomba kewirausahaan dengan nama TOP 1 SMK Attact & Skill Contest’Program TOP I SMK Attact berlanjut di tahun. ini dengan pengembangan ke tingkat perguruan tinggi. Selain itu, program beasiswa petajar berprestasi juga menjadi bagian dalam program CSR pendidikan perusahaan ini.
Sumber:Republika