GMediator
New member
Dua orang pengayuh becak mencari penumpang di depan sebuah mall. Kemarin, yang seorang rajin menawarkan pada pengunjung yang lalu lalang dan mendapat banyak pemasukan. Sedangkan yang lain, seharian hanya berteduh dari terik, harus puas dengan uang tak seberapa. Tetapi, esok hari, situasi berbalik. Ia yang rajin menjajakan becaknya nyaris tak membawa uang pulang. Malah yang duduk-duduk di bangku becaknya di hampiri penumpang.
Mengapa ada kenyataan seperti ini? Ada yang rajin bekerja lalu menerima imbalan yang menyenangkan. Kita sebut itu “ usaha”. Ada orang seolah tak melakukan apa-apa malah mendapat hasil tiada kepalang. Kita bilang itu “keberuntungan”. Bagi yang tidak menemukan jawaban, hanya bergumam ,”yah itulah nasib”.
Sesungguhnya hampir-hampir kita tak berkuasa atas diri kita sendiri. Kita tak mampu memerintahkan segores luka untuk sembuh semau kita. Apalagi kuasa penuh atas roda kehidupan ini. Karenanya, orang bijak tak henti bertutur agar kita tetap bekerja sekuat tenaga, jangan terlepas dari doa dan harapan, namun setelah itu serahkan semuanya pada kehendak PenusaSemesta, berserah diri sepenuhnya.
Mengapa ada kenyataan seperti ini? Ada yang rajin bekerja lalu menerima imbalan yang menyenangkan. Kita sebut itu “ usaha”. Ada orang seolah tak melakukan apa-apa malah mendapat hasil tiada kepalang. Kita bilang itu “keberuntungan”. Bagi yang tidak menemukan jawaban, hanya bergumam ,”yah itulah nasib”.
Sesungguhnya hampir-hampir kita tak berkuasa atas diri kita sendiri. Kita tak mampu memerintahkan segores luka untuk sembuh semau kita. Apalagi kuasa penuh atas roda kehidupan ini. Karenanya, orang bijak tak henti bertutur agar kita tetap bekerja sekuat tenaga, jangan terlepas dari doa dan harapan, namun setelah itu serahkan semuanya pada kehendak PenusaSemesta, berserah diri sepenuhnya.