Tujuh Organisasi Kepemudaan Temui Deplu-RI dan Dubes AS Terkait Kedatangan Bush

nurcahyo

New member
Tujuh Organisasi Kepemudaan Temui Deplu-RI dan Dubes AS Terkait Kedatangan Bush

Kapanlagi.com - Perwakilan dari tujuh Organisasi Kepemudaan Antar-Agama Indonesia, Jumat, menyampaikan pernyataan sikap mereka atas rencana kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush ke Bogor pada 20 November mendatang kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Bush.

"Kami menyampaikan pernyataan sikap kepada Presiden Yudhoyono melalui Jurubicara Departemen Luar Negeri-RI Desra Percaya dan kepada Bush melalui Duta Besar AS di Indonesia Lynn Pascoe," kata Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Raja Juli Antoni, di Jakarta.

Menurut dia dalam pertemuan satu jam tersebut, Pascoe berjanji untuk langsung menyampaikan pernyataan sikap itu kepada Bush.

Dalam pernyataan sikapnya kepada Bush, tujuh Organisasi Kepemudaan itu menuntut empat hal yaitu AS menghentikan sikap standar ganda kebijakan luar negerinya, menghentikan agresi dan pendudukan ke negara-negara merdeka, mempromosikan budaya perdamaian untuk menyelesaikan perselisihan antarnegara, dan mengambil langkah serius dalam reformasi PBB.

Sedangkan pernyataan sikap mereka kepada Presiden Yudhoyono berisi masukan mengenai perkembangan di masyarakat terkait rencana kedatangan Bush.

"Kami meminta agar persiapan penyambutan Bush dilakukan secara proporsional tidak berlebihan sehingga menimbulkan citra Bush sebagai tamu super spesial yang sekaligus memperlihatkan inferioritas kita sebagai bangsa berdaulat. Apalagi jika persiapan itu membawa dampak buruk pada perekonomian masyarakat Bogor," katanya.

Kedua, lanjut dia, agar Pemerintah Indonesia dapat memanfaatkan pertemuan dengan Bush untuk menunjukkan sikap dan kecenderungan Indonesia yang cinta damai dan tidak setuju dengan kebijakan luar negeri AS.

"Dan kami menuntut Pemerintah Indonesia melakukan perundingan yang setara dan sederajat tanpa didikte, serta seluruh hasil negosiasi berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan rakyat," ujarnya.

Sementara itu, Sekertaris Jenderal PP Gerakan Pemuda Ansor Malik Haramain mengatakan bahwa mereka tidak mengambil posisi menolak kedatangan Bush karena sadar bahwa itu merupakan bagian dari kepentingan diplomasi bilateral Indonesia-AS.

"Kami tidak lagi bicara mengenai menolak atau menerima karena ditolak juga akan tetap datang," katanya.

Namun, lanjut dia, Organisasi Kepemudaan Antar-Agama memandang reaksi dan kritik yang dilakukan oleh masyarakat sebagai sebuah keharusan karena berbagai kebijakan luar negeri Bush, dalam konteks global dan tanpa batas telah memperburuk tatanan dunia global.

"Tragedi 11 September menjadi pemantik gerakan perang melawan teror yang menjustifikasi perang, imperialisme dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di berbagai belahan dunia," katanya.

Ketua Umum DPP GAMKI (Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia) Sahat Sinaga berkata bahwa penolakan atau penerimaan kedatangan Bush bukan lagi berada dalam tataran agama.

"Kami menuntut kedatangan Bush membawa suatu perundingan yang setara antar dua kepala negara dan menghasilkan suatu usulan nyata bagi Indonesia," ujarnya.

Sedangkan Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Natalis Situmorang berkata bahwa kedatangan Bush merupakan momentum bagi rakyat Indonesia untuk menunjukkan bahwa rakyat Indonesia cinta damai, keadilan, anti perang dan imperialisme serta rindu tatanan dunia yang adil dan beradab.

Tujuh Organisasi Kepemudaan Antar-Agama itu adalah PP Pemuda Muhammadiyah, PP GP Anshor, DPN Peradah Indonesia, DPP Gemabudhi, DPP GAMKI, PP Pemuda Katolik, dan PP GM Konghucu.
 
Back
Top