jmw01
New member
REHOVOT (Berita SuaraMedia) - Berkat sebuah teknologi baru, pasien penderita locked-in syndrome bisa menggerakkan kursi roda atau berselancar di internet hanya dengan bernafas.
Locked-in syndrome merupakan kondisi cacat lumpuh (tuna daksa) yang diakibatkan kerusakan pada salah satu fungsi otak sehingga membuat seseorang tidak dapat bergerak atau berkomunikasi meskipun dia menyadari apa yang tengah terjadi di sekelilingnya.
[ame="http://www.youtube.com/watch?v=4jylh97RY1I"]YouTube- Sniff controller - chair software[/ame]
Ilmuwan dari Weizmann Institute of Science di Rehovot, Israel, kemudian menciptakan teknologi pendeteksi nafas.
Perangkat ini dapat mendeteksi perubahan tekanan udara yang terjadi di rongga nafas si pemakai dan mengubahnya kedalam bentuk sinyal elektrik.
Diberitakan Telegraph, Rabu (28/7/2010), perangkat yang diciptakan Noam Sobel dan timnya ini kemudian dipasangkan pada software khusus dan digunakan untuk menggerakkan kursor di layar komputer atau menggerakkan kursi roda.
"Nafas merupakan penggerak yang sangat baik dan cepat," kata Sobel seraya menyebutkan, perangkat yang diciptakannya tengah diujicoba pada tiga orang pasien penderita locked-in syndrome.
Salah satu pasien wanita berusia 51 tahun, memerlukan waktu 19 hari mempelajari cara menggunakan perangkat tersebut.
Hasilnya, dia bisa menulis email pada keluarganya untuk pertamakalinya.
Kesuksesan juga terjadi pada pasien lainnya, mereka yang menderita locked-in syndrome selama hampir 18 tahun bisa menggerakkan kursi roda dan menggunakan internet.
Namun Sobel belum bisa menyebutkan, kapan teknologi ini dikomersilkan. Hingga saat ini, dia masih mengembangkan perangkat pendeteksi nafas tersebut.
Locked-in syndrome merupakan kondisi cacat lumpuh (tuna daksa) yang diakibatkan kerusakan pada salah satu fungsi otak sehingga membuat seseorang tidak dapat bergerak atau berkomunikasi meskipun dia menyadari apa yang tengah terjadi di sekelilingnya.
[ame="http://www.youtube.com/watch?v=4jylh97RY1I"]YouTube- Sniff controller - chair software[/ame]
Ilmuwan dari Weizmann Institute of Science di Rehovot, Israel, kemudian menciptakan teknologi pendeteksi nafas.
Perangkat ini dapat mendeteksi perubahan tekanan udara yang terjadi di rongga nafas si pemakai dan mengubahnya kedalam bentuk sinyal elektrik.
Diberitakan Telegraph, Rabu (28/7/2010), perangkat yang diciptakan Noam Sobel dan timnya ini kemudian dipasangkan pada software khusus dan digunakan untuk menggerakkan kursor di layar komputer atau menggerakkan kursi roda.
"Nafas merupakan penggerak yang sangat baik dan cepat," kata Sobel seraya menyebutkan, perangkat yang diciptakannya tengah diujicoba pada tiga orang pasien penderita locked-in syndrome.
Salah satu pasien wanita berusia 51 tahun, memerlukan waktu 19 hari mempelajari cara menggunakan perangkat tersebut.
Hasilnya, dia bisa menulis email pada keluarganya untuk pertamakalinya.
Kesuksesan juga terjadi pada pasien lainnya, mereka yang menderita locked-in syndrome selama hampir 18 tahun bisa menggerakkan kursi roda dan menggunakan internet.
Namun Sobel belum bisa menyebutkan, kapan teknologi ini dikomersilkan. Hingga saat ini, dia masih mengembangkan perangkat pendeteksi nafas tersebut.