rahwana
New member
Bagi sebagian orang, sebelum hidup berumah tangga rasanya wajib bagi kita untuk bertunangan. Dalam acara pertunangan tersebut, kita seperti dinikahkan secara 'main-main' dihadapan orang banyak yang biasanya utamanya adalah keluarga. Tentu saja dampak dari pengumuman pertunangan ini bukan hal yang remeh untuk diperhitungkan.
Tunangan adalah hal yang hampir sesakral pernikahan. Tunangan merupakan pernikahan 'uji coba'. Dengan pertunangan tersebut, kita mencoba mengikatkan diri dengan pasangan kita. Dan konsekuensinya adalah, pola pikir kita berubah dari pola pikir penjajagan menjadi pola pikir 'mempertahankan'.
Kalau sewaktu pacaran kita bertengkar dengan pacar kita, kita bisa saja berpikir "terserah lu, mau ngaku apa nggak kalau lu salah. Kalau nggak ngaku ya kita pisah saja". Tetapi dalam hal sudah bertunangan, kita harus mencoba berpikir "Dia sudah berbuat salah, gimana caranya aku bisa memaafkan dia agar aku dan dia bisa mempertahankan hubungan yang retak ini".
Perbedaan konsep ini memang sama beratnya dengan konsep pemikiran pada saat pernikahan. Bedanya, kalau masih tunangan, kita bisa saja memutuskan 'gagal' dan mengakhiri pertunangan tanpa konsekuensi hukum. Tetapi kalau sudah menikah, kita tidak mudah untuk bilang gagal sehingga kita harus siap2 untuk menghadapi konsekuensi secara hukum.
Pada saat kita bertunangan dengan seseorang, sebenarnya kita secara tidak sadar telah menikah dengan dia. Menikah dalam konteks hati, belum secara hukum atau jasmani. Tetap ada konsekuensi kita memilih orang yang salah sehingga pertunangan ini terancam bubar. Tapi bisa juga kita menjadi yakin dengan pasangan kita.
Terlepas dari hasil atau konsekuensi yang dihadapi dalam pernikahan, rasanya kita perlu untuk kembali menyadari bahwa : pernikahan (ataupun pertunangan) adalah bagian dari perjudian terbesar dalam hidup kita. Yaitu perjudian dalam memilih pasangan hidup. Ada resiko menang, ada resiko hancur. Dan kita tidak akan pernah tahu sebelum kita terjun kedalamnya.
Apakah pertunangan wajib dan perlu dilakukan? Kembali lagi, pertunangan adalah pernikahan 'uji coba'. Kalau kita tidak terlalu yakin pada pasangan kita, bisa jadi pertunangan adalah jalan terbaik untuk memastikan. Namun jika kita sudah hakul yaqin pada tunangan kita, bisa jadi langsung menikah adalah pilihan terbaik biar bisa langsung punya anak
Terlepas dari perlu atau tidaknya tunangan, kita tetap harus kembali kepadaNya bahwa jalan hidup yang kita jalani adalah atas kehendakNya. Jadi, apapun yang terjadi dalam pertunangan kita, itu adalah bagian dari pembelajaran kehidupan untuk kita, agar kita menjadi lebih dewasa dalam bertindak, bersikap, dan berpikir.
Tunangan adalah hal yang hampir sesakral pernikahan. Tunangan merupakan pernikahan 'uji coba'. Dengan pertunangan tersebut, kita mencoba mengikatkan diri dengan pasangan kita. Dan konsekuensinya adalah, pola pikir kita berubah dari pola pikir penjajagan menjadi pola pikir 'mempertahankan'.
Kalau sewaktu pacaran kita bertengkar dengan pacar kita, kita bisa saja berpikir "terserah lu, mau ngaku apa nggak kalau lu salah. Kalau nggak ngaku ya kita pisah saja". Tetapi dalam hal sudah bertunangan, kita harus mencoba berpikir "Dia sudah berbuat salah, gimana caranya aku bisa memaafkan dia agar aku dan dia bisa mempertahankan hubungan yang retak ini".
Perbedaan konsep ini memang sama beratnya dengan konsep pemikiran pada saat pernikahan. Bedanya, kalau masih tunangan, kita bisa saja memutuskan 'gagal' dan mengakhiri pertunangan tanpa konsekuensi hukum. Tetapi kalau sudah menikah, kita tidak mudah untuk bilang gagal sehingga kita harus siap2 untuk menghadapi konsekuensi secara hukum.
Pada saat kita bertunangan dengan seseorang, sebenarnya kita secara tidak sadar telah menikah dengan dia. Menikah dalam konteks hati, belum secara hukum atau jasmani. Tetap ada konsekuensi kita memilih orang yang salah sehingga pertunangan ini terancam bubar. Tapi bisa juga kita menjadi yakin dengan pasangan kita.
Terlepas dari hasil atau konsekuensi yang dihadapi dalam pernikahan, rasanya kita perlu untuk kembali menyadari bahwa : pernikahan (ataupun pertunangan) adalah bagian dari perjudian terbesar dalam hidup kita. Yaitu perjudian dalam memilih pasangan hidup. Ada resiko menang, ada resiko hancur. Dan kita tidak akan pernah tahu sebelum kita terjun kedalamnya.
Apakah pertunangan wajib dan perlu dilakukan? Kembali lagi, pertunangan adalah pernikahan 'uji coba'. Kalau kita tidak terlalu yakin pada pasangan kita, bisa jadi pertunangan adalah jalan terbaik untuk memastikan. Namun jika kita sudah hakul yaqin pada tunangan kita, bisa jadi langsung menikah adalah pilihan terbaik biar bisa langsung punya anak
Terlepas dari perlu atau tidaknya tunangan, kita tetap harus kembali kepadaNya bahwa jalan hidup yang kita jalani adalah atas kehendakNya. Jadi, apapun yang terjadi dalam pertunangan kita, itu adalah bagian dari pembelajaran kehidupan untuk kita, agar kita menjadi lebih dewasa dalam bertindak, bersikap, dan berpikir.