Tunangan? Gubraks deh!

rahwana

New member
Bagi sebagian orang, sebelum hidup berumah tangga rasanya wajib bagi kita untuk bertunangan. Dalam acara pertunangan tersebut, kita seperti dinikahkan secara 'main-main' dihadapan orang banyak yang biasanya utamanya adalah keluarga. Tentu saja dampak dari pengumuman pertunangan ini bukan hal yang remeh untuk diperhitungkan.

Tunangan adalah hal yang hampir sesakral pernikahan. Tunangan merupakan pernikahan 'uji coba'. Dengan pertunangan tersebut, kita mencoba mengikatkan diri dengan pasangan kita. Dan konsekuensinya adalah, pola pikir kita berubah dari pola pikir penjajagan menjadi pola pikir 'mempertahankan'.

Kalau sewaktu pacaran kita bertengkar dengan pacar kita, kita bisa saja berpikir "terserah lu, mau ngaku apa nggak kalau lu salah. Kalau nggak ngaku ya kita pisah saja". Tetapi dalam hal sudah bertunangan, kita harus mencoba berpikir "Dia sudah berbuat salah, gimana caranya aku bisa memaafkan dia agar aku dan dia bisa mempertahankan hubungan yang retak ini".

Perbedaan konsep ini memang sama beratnya dengan konsep pemikiran pada saat pernikahan. Bedanya, kalau masih tunangan, kita bisa saja memutuskan 'gagal' dan mengakhiri pertunangan tanpa konsekuensi hukum. Tetapi kalau sudah menikah, kita tidak mudah untuk bilang gagal sehingga kita harus siap2 untuk menghadapi konsekuensi secara hukum.

Pada saat kita bertunangan dengan seseorang, sebenarnya kita secara tidak sadar telah menikah dengan dia. Menikah dalam konteks hati, belum secara hukum atau jasmani. Tetap ada konsekuensi kita memilih orang yang salah sehingga pertunangan ini terancam bubar. Tapi bisa juga kita menjadi yakin dengan pasangan kita.

Terlepas dari hasil atau konsekuensi yang dihadapi dalam pernikahan, rasanya kita perlu untuk kembali menyadari bahwa : pernikahan (ataupun pertunangan) adalah bagian dari perjudian terbesar dalam hidup kita. Yaitu perjudian dalam memilih pasangan hidup. Ada resiko menang, ada resiko hancur. Dan kita tidak akan pernah tahu sebelum kita terjun kedalamnya.

Apakah pertunangan wajib dan perlu dilakukan? Kembali lagi, pertunangan adalah pernikahan 'uji coba'. Kalau kita tidak terlalu yakin pada pasangan kita, bisa jadi pertunangan adalah jalan terbaik untuk memastikan. Namun jika kita sudah hakul yaqin pada tunangan kita, bisa jadi langsung menikah adalah pilihan terbaik biar bisa langsung punya anak

Terlepas dari perlu atau tidaknya tunangan, kita tetap harus kembali kepadaNya bahwa jalan hidup yang kita jalani adalah atas kehendakNya. Jadi, apapun yang terjadi dalam pertunangan kita, itu adalah bagian dari pembelajaran kehidupan untuk kita, agar kita menjadi lebih dewasa dalam bertindak, bersikap, dan berpikir.
 
Nggak nyindir koq, cuma kebetulan engkau memberikan ilham untukku membuat sebuah renungan dikit. :)
 
rasanya tunangan.. menikah.. dan berkeluarga tuh.. gimana sih, mas?? kok kalo aku liat orang tuaku (sudah berpisah), kok ribet banget rasanya.. ya.. berantem tuh gak hanya karena satu masalah. ya karena anak, karena orang lain, bahkan karena ekonomi.. ato perbedaan pendapat. gimana sih, mas?! ribet.. bet.. bet..
 
Menikah itu sebenarnya sebuah perjudian. Kalau kita pas 'salah' kita akan ribet dengan berbagai macam 'kesulitan'. Tapi kalau kita tepat memilih, maka itu adalah surga kehidupan. Soal beda pendapat pasti tetap ada. Sama seperti engkau dengan mamamu, pasti ada beda pendapat every day maybe, tapi bukan berarti hal itu mengganggu hubungan kalian khan? Karena kalau hubungan batin itu sudah jalan dengan baik, maka sebenarnya perbedaan pendapat tadi hanya sebuah jalan untuk melepaskan kita dari masalah. Siapa tahu misalnya kita berpendapat belok kiri adalah benar, trus pasangan kita bilang belok kanan aja, trus akhirnya kita tidak jadi belok kiri ternyata adalah keputusan yang benar? Siapa tahu belok kiri tadi akan membuat kita bertabrakan atau something?

Menikah adalah perjudian. Karena itu jangan putuskan dengan emosi, tapi harus melibatkan lust (hasrat), logika, dan emosi. Dengan ketiganya itu kita akan bisa sedikit banyak terlepas dari problem ribet. Dan selalu ingat bahwa kita dan pasangan kita berbeda, dan bahwa perbedaan itu indah. Laki2 dan perempuan berbeda to? Tapi dengan perbedaan itu terjadi 'keindahan' dengan munculnya kehidupan baru.

Karena itu, hati2 dalam memilih pasangan hidupmu.
 
wait.. kalo ****.. kan musti ada moda.. modalnya apa?? selain cinta.. dan materi.. tentunya..
 
Dalam hal menikah dan menentukan jodoh, modal yang paling kita pertaruhkan adalah nama baik atau nilai sosial. Kegagalan dalam pernikahan akan menghasilkan cibiran dan cercaan orang dan juga kesengsaraan hati. Namun keberhasilan dalam pernikahan, bisa mendatangkan kebahagiaan yang tidak terkira. Aku rasa itulah yang paling dipertaruhkan dalam hal menikah.
 
mas betulkan lebih baik batal menikah daripada batal dalam rumah tanggga(cerai).mas aq mo nanya nich apa solusinya agar rumah tangga menjadi awet???kadang eh bahkan sering saya sering cemburu ke dia bahkan itu selalu menjadi pokok permasalahan dirumah..
 
mas betulkan lebih baik batal menikah daripada batal dalam rumah tanggga(cerai).mas aq mo nanya nich apa solusinya agar rumah tangga menjadi awet???kadang eh bahkan sering saya sering cemburu ke dia bahkan itu selalu menjadi pokok permasalahan dirumah..

Klw saya sih mendingan batal menikah deh daripada ntar cuman Cerai.
Supaya Rumah tangga awet harus saling pengertian, saling berbagi dan saling mencintai.
Cemburu sih wajar saja, tp jangan sampai berlebihan. klw ngga cemburu berarti ngga sayang, karena cemburu itu berarti kita sayang dan takut kehilangan.
Berantem dalam rumah tangga itu wajar saja, klw suatu rumah tangga ngga pernah berantem itu yang perlu di pertanyakan..:)
 
Kalau biasanya, orang yang belum menikah selalu berpikir : kalau aku putus atau batal pacaran ataupun batal menikah dengan si X seperti 'aib'. Rasanya maluuuu banget karena dihina2 orang.
Lucunya orang sering lupa kalau sudah menikah bahwa kalau cerai itu ya lebih malu. Biasanya orang hanya ingat emosi dan kemarahan yang menyebabkan cerai dibanding malunya ke tetangga.
Tetapi kalau menurut saya, sebaiknya adalah batalkan saja pernikahan kalau memang kira2 hanya akan saling menyakiti. Gitu...
 
Makannya, Langsung nikah aja KK, lebih afdhol katanya si... hehehe

mas betulkan lebih baik batal menikah daripada batal dalam rumah tanggga(cerai).mas aq mo nanya nich apa solusinya agar rumah tangga menjadi awet???kadang eh bahkan sering saya sering cemburu ke dia bahkan itu selalu menjadi pokok permasalahan dirumah..

Intinya sih kalo menurut ane sih ya harus saling percaya dulu... Mbakk (sotoy bgt gw, padahal bloN pernah ngalamin). Kan itu dasarnya pernikahan, harus saling percaya sama pasangan masing-masing...

Cemburu itu perlu, dalam kadar tertentu mungkin, karena itu menunjukkan kita perhatian dan sayang ama pasangan kita (kita g mau si 'Dia' ampe deket direbut orang lain). Tapi jangan berlebihan, karena itu akan menimbulkan ketikdaknyamanan pada pasangan kita, berupa tekanan psikologis untuk tidak berinteraksi dengan lawan jenis, bahkan bisa menimbulkan perasaan terkekang untuk melaukan hal-hal yang menyangkut interaksi dlm human relation, padahal menurut dia perlu... dlll.
Jadi, jangan terlalu keras menetapkan batas-batas berhubungan dengan orang lain, dan jangan terlalu lunak pula. Kalo erlu pasang mata-mata dehh (hehe canda ding) . Dan jangan terlalu cemburuan juga. OK
 
Kalina, putus itu artinya kamu akan mendapat ganti yang lebih baik. So, don't worry karena orang yang baru itu akan segera datang untukmu. Jangan menutup mata ya...
 
iya, mas.. aku gak akan terpuruk dengan putus sama dia. aku tetap akan bangkit. toh, cuma pacaran ini.. ya, kan..

apa kabar, mas rahwana?
 
Aih, manis sekali mendengar jawabanmu. Good girl!
Aku sih kabarnya baek2 aja, dan di ulang tahun pernikahanku yang pertama kemarin, aku mendapat hadiah 'anak' dari istriku. Sekarang dah umur 3 bulan tuh si kecil.
Kamu sendiri sekarang apa kegiatannya?
 
wahh.. selamat ya, mas.. jadi bapak, neh..

aku sendiri.. kegiatanku nyelesaikan kuliyah, dan terus lanjut dengan novel-novel dan puisiku.. lumayan sibuk. juga.. terima orderan edit video.. asik, deh!
 
Wah, makin tekun aja sama film. Bagus lah. Aku di Surabaya punya temen2 di Radio yang juga sering bikin film2 bertema rohani. Mungkin kapan2 kalau mau kerjasama bikin2 film boleh deh rundingan... :)
 
wah.. film rohani, yah?
aku juga lagi nulis novel buat bulan ramadhan gitu.. abiz ni kan ramadhan.. hehehe..
 
Back
Top