Megha
New member
Kalau seandainya benar Very Happy
Moskwa, Minggu - Melakukan hubungan seks di luar angkasa tentunya merupakan suatu hal menarik untuk diteliti. Namun sejauh ini belum pernah ada riset yang mengungkapnya.
Sebelumnya pernah beredar rumor bahwa para kosmonot dari Rusia dan Amerika Serikat pernah melakukan uji coba mengenai aktivitas seks di angkasa luar. Namun rumor ini dibantah oleh pihak Rusia. Menurut mereka, meskipun kosmonot seorang manusia biasa, tetapi tidak pernah ada bukti soal tersebut.
"Tidak ada bukti bahwa pada sebuah misi luar angkasa para kosmonot melakukan hubungan seks," ungkap kepala deputi Institute of Bio-Medical Problems, Valery Bogomolov, dalam sebuah jumpa pers di Moskwa seperti dikutip kantor berita Interfax..
"Kosmonot, juga manusia biasa, tetapi saya belum pernah mendengar sedikit pun soal seks di orbit," tegasnya.
Bogomolov tentu melakukan bantahan bukan tanpa dasar yang kuat. Ia mengambil kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan institusinya. Dalam riset itu, kosmonot mengikuti simulasi menyerupai kondisi sebuah misi ke planet Mars. Dari simulasi inilah seluruh masalah kesehatan kosmonot dianalisa.
Dua pekan dalam isolasi
Bogomolov menerangkan, riset yang dilakukannya melibatkan enam kosmonot, termasuk seorang wanita. Mereka harus menghabiskan masa isolasi selama dua pekan dalam sebuah kapsul bergravitasi nol. "Tidak ada keluhan dari mereka soal ketidakhadiran aktivitas seksual," terang Bogomolov.
Spekulasi mengenai seks di luar angkasa memang sempat mencuat sejak ketelibatan seorang wanita dalam tim peluncuran Soyuz ke stasiun luar angkasa pada 1982. Pada 1991, dua kosmonot AS Jan Davis dan Mark Lee juga naik ke pelaminan tak lama sebelum mereka berangkat ke orbit, sehingga rumor tentang kemungkinan adanya seks di antara para kosmonot pun kian merebak .
Para ahli dari Rusia ini sepertinya ingin merespon sebuah dokumen yang beredar di internet tentang sebuah eksperimen yang dilakukan NASA pada 1996. Eksperimen itu diduga telah menguji 10 posisi berbeda, termasuk posisi dengan bantuan pembalut elastis dan alat pengikat lainnya, untuk reproduksi optimal pada kondisi gravitasi nol.
"Kami tidak melakukan ekperimen seperti itu di negara kami," tandas Bogomolov.
Moskwa, Minggu - Melakukan hubungan seks di luar angkasa tentunya merupakan suatu hal menarik untuk diteliti. Namun sejauh ini belum pernah ada riset yang mengungkapnya.
Sebelumnya pernah beredar rumor bahwa para kosmonot dari Rusia dan Amerika Serikat pernah melakukan uji coba mengenai aktivitas seks di angkasa luar. Namun rumor ini dibantah oleh pihak Rusia. Menurut mereka, meskipun kosmonot seorang manusia biasa, tetapi tidak pernah ada bukti soal tersebut.
"Tidak ada bukti bahwa pada sebuah misi luar angkasa para kosmonot melakukan hubungan seks," ungkap kepala deputi Institute of Bio-Medical Problems, Valery Bogomolov, dalam sebuah jumpa pers di Moskwa seperti dikutip kantor berita Interfax..
"Kosmonot, juga manusia biasa, tetapi saya belum pernah mendengar sedikit pun soal seks di orbit," tegasnya.
Bogomolov tentu melakukan bantahan bukan tanpa dasar yang kuat. Ia mengambil kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan institusinya. Dalam riset itu, kosmonot mengikuti simulasi menyerupai kondisi sebuah misi ke planet Mars. Dari simulasi inilah seluruh masalah kesehatan kosmonot dianalisa.
Dua pekan dalam isolasi
Bogomolov menerangkan, riset yang dilakukannya melibatkan enam kosmonot, termasuk seorang wanita. Mereka harus menghabiskan masa isolasi selama dua pekan dalam sebuah kapsul bergravitasi nol. "Tidak ada keluhan dari mereka soal ketidakhadiran aktivitas seksual," terang Bogomolov.
Spekulasi mengenai seks di luar angkasa memang sempat mencuat sejak ketelibatan seorang wanita dalam tim peluncuran Soyuz ke stasiun luar angkasa pada 1982. Pada 1991, dua kosmonot AS Jan Davis dan Mark Lee juga naik ke pelaminan tak lama sebelum mereka berangkat ke orbit, sehingga rumor tentang kemungkinan adanya seks di antara para kosmonot pun kian merebak .
Para ahli dari Rusia ini sepertinya ingin merespon sebuah dokumen yang beredar di internet tentang sebuah eksperimen yang dilakukan NASA pada 1996. Eksperimen itu diduga telah menguji 10 posisi berbeda, termasuk posisi dengan bantuan pembalut elastis dan alat pengikat lainnya, untuk reproduksi optimal pada kondisi gravitasi nol.
"Kami tidak melakukan ekperimen seperti itu di negara kami," tandas Bogomolov.