Ultah non Gia membawa berkah

lala_lulu

New member
1 Juni adalah hari lahir Non Gia (Admin centil di ii.com), tapi sebelum kelahirannya pada tanggal yang sama merupakan hari kKesaktian Pancasila. Hari yang sangat momentum ketika bangsa Indonesia dikenalkan asas rumusan dasar falsafah bangsa Indonesia. Dan rupanya pada tanggal tersebut telah menyebabkan cairnya kebekuan hubungan antara 2 orang kaliber di negara ini, yakni SBY dan Megawati Soekarno Putri.

Kapan Pancasila lahir,semua orang tidak akan mengetahui jawabannya. Bahkan sebagian merasa tidak perlu menandai kapan Pancasila lahir.

Alasannya, jika ada kelahiran Pancasila berarti juga akan ada kematian Pancasila. Dalam konteks tersebut Pancasila dimaknai layaknya makhluk hidup yang mengenal kelahiran dan kematian.

Momen 1 Juni memang selama ini bukan dimaknai sebagai lahirnya Pancasila.Pada 1 Juni 194S, Presiden Soekarno atau Bung Karno berpidato dan mengenalkan Pancasila kepada rakyat Indonesia. Dalam pidatonya disebutkan,lima prinsip dasar tersebut sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.

Bung Karno pun mencontohkan dasar-dasar negara lain yang ada sebelum negara itu lahir. Pancasila, dalam pidato Bung Karno, merupakan dasar negara yang digali dari khazanah bumi Nusantara.

Pancasila, yang merupakan intisari khazanah bumi Nusantara ini, bisa dimaknai sebagai watak dan bangsa Indonesia. Bangsa ini mempunyai watak berketuhanan, berkemanusiaan, persatuan, bermusyawarah, dan berkeadilan. Itulah lima watak dasar bangsa Indonesia sejak dulu yang kemudian dijadikan dasar negara, yaitu Pancasila.

Pancasila, sebagai weltanschauung (ideologi) bangsa Indonesia, lahir dari rakyat Indonesia, oleh rakyat Indonesia, dan untuk rakyat Indonesia.

Karena sudah menjadi watak, tentu semua tindak tanduk ataupun ucapan berdasarkan pada lima prinsip dasar tersebut. Jadi, tidak salah jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidatonya berharap Pancasila menjadi living ideology (prinsip hidup) dan working ideology (prinsip bekerja).

Pancasila diharapkan bisa menjadi pedoman dalam berbangsa dan bernegara. Dalam pidatonya Presiden SBY juga meminta para pemimpin di Indonesia menjadi contoh.

Pada peringatan hari Pancasila kemarin di Gedung DPR, hampir semua pemimpin bangsa ini hadir. Mantan Wakil Presiden Try Soetrisno, mantan Presiden Megawati Soekarnoputni, mantan Wakil Presiden Hamzah Haz, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan beberapa pemimpin di lembaga legislatif maupun yudikatif. Momen yang paling menarik dan acara ini adalah ketika Presiden SBY berjabat tangan dengan mantan Presiden Megawati. Dua pemimpin bangsa yang selalu dianggap berseberangan dalam pandangan politik ini tampak akrab. Meski bukan momen pertama kali, namun jabat tangan antara SBY dan Megawati kemarin lebih bermakna karena bertepatan dengan peringatan hari Pancasila.

Sikap dua pemimpin bangsa itu menunjukkan watak leluhur bangsa, yaitu Pancasila atau sikap yang ber-Pancasila. Sikap yang tidak mementingkan kepentingan pribadi atau golongan atau kelompok; tapi sikap yang mementingkan bangsa yang terus bergerak maju. Sungguh hal luar biasa jika negara ini dibangun dengan pemikiran beragam dari semua pemimpin bangsa ini. Dengan potensi sumber daya manusia dan alam, bangsa ini pasti akan menjadi bangsa yang besar.



Sumber : Sindo
 
Back
Top