Undang Investor, Maksimalkan Potensi Daerah

uRaN

New member
Undang Investor, Maksimalkan Potensi Daerah​



Setiap daerah tentu punya potensi dan kekhasan yang bisa dikembangkan dan dijual.

Tinggal seberapa inovatif dan kreatif pihak pemerintah daerah mengembangkan, mengemas, dan menjualnya. Tak cukup dengan menjalankan program rutin dan pembangunan saja. Butuh program khusus yang bisa mengangkat potensi daerah dan mengundang investor untuk mengembangkannya.

Soal terobosan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banggai, Sulawesi Tengah bisa dibilang cukup inovatif dan kreatif dalam mengelola potensi daerahnya. Utamanya, dalam upaya mengembangkan perkebunan, hasil laut, kehutanan, dan mengelola potensi gas alam yang tersimpan di bumi Banggai.

Ma’mun Amir, Bupati Banggai mengakui, ekonomi Kabupaten Banggai hingga kini masih bertumpu pada kehutanan, pertanian, perkebunan coklat dan kelapa, hortikultura,dan perikanan laut,serta didukung sektor pertambangan dan pariwisata. “Namun sayangnya, sebagain besar potensi dan kekayaan alam yang melimpah tersebut belum diolah dan dimanfaatkan dengan maksimal. Oleh karena itu, saya bersama Pemkab Banggai berupaya membuat program-program yang bersinergi dan mengundang investor membangun Banggai,”ujarnya.

City Gas
Salah satu program terobosan Pemkab Banggai adalah pengembangan Bukit Halimun sebagai Kota Baru Kabupaten Banggai, pengadaan jaringan city gas serta mengundang investor untuk mengelola dan mengolah hasil alam. Rencana pengembangan Bukit Halimun ini sebagai Kota Baru merupakan sebuah pilihan yang harus direalisasikan karena perkembangan Kota Luwuk yang semakin padat. Sehingga perlu adanya wilayah baru sebagai kota pemerintahan baru yang tertata dan modern.

Sedangkan pengadaan city gas, diakui Ma’mun Amir, masih sebatas wacana dan telah diusulkan ke pemerintah pusat, Hal ini terkait dengan telah disetujui pengelolaan dan eksploitasi gas alam di Banggai oleh PT Donggi Senoro.”Saya ingin gas yang ada di bumi Banggai ini mudah,” harapnya.

juga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Banggai. Setidaknya, dengan adanya city gas tersebut masyarakat dapat menggunakan gas dengan harga yang lebih murah dan mudah,” harapnya.

Selain gas, pemkab Banggai juga berupaya mengundang investor untuk mengelola perkebunan, pertanian dan kehutanan serta potensi galian tambang. Pasalnya, kandungan nikel, granit, marmer, batu gamping dan Gabro cukup besar di bumi Banggai.

Di wilayah yang diapit dua teluk -Teluk Tomini dan Teluk Tolo- dikenal gerakan gemar menanam, Diambil dari Bahasa Saluan, salah satu etnis di Banggai, gerakan itu diberi nama Monsuani Tano (menanami lahan). lntinya, membangkitkan kegemaran masyarakat menanam, di samping memotivasi mereka memanfaatkan lahan-lahan subur yang membentang luas, di darat maupun di laut.

Bahkan, Banggai pernah dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kopra terbesar, dengan produksi lebih dan 3.000 ton per bulan. Hingga saat ini kelapa dalam masih menjadi komoditas perkebunan yang menonjol. Sebaran luas lahan yang diusahakan dalam sektor perkebunan kelapa dalam menempati porsi terbesar, terdiri dari perkebunan milik rakyat dan perkebunan milik perusahaan swasta.

Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Banggai, Drs. Altris Saadjad mengungkapkan, saat ini, Pemkab Banggai sedang fokus mengembangkan Hutan Tanam Rakyat (HKR) dan Hutan Kemasyarakatan (HKm) dengan menanam Jabon dan Somama (Jabon Merah) dan Kahumama (Jati Hutan).”Hal ini telah kami lakukan sejak tahun 2001. Hasilnya, HKR dan HKm di Banggai menjadi yang terbaik di Indonesia. Oleh karena itu, dengan adanya Surat Keputusan Menteri Kehutanan tahun 2010 tentang HTR di Kabupaten Banggai yang menacapi 665 Ha akan dimanfaatkan untuk mengembangkan hasil hutan berupa Jabon, Somama dan Kahumana,”jelasnya. [agung prarnudyo/Info]
 
Back
Top