UNKNOWN NEWS

Hacker4Cheater

New member
Selandia Baru Rilis Ribuan Halaman Dokumen Rahasia UFO

images


WELLINGTON---

Setelah Badan Arsip Inggris memutuskan untuk membuka ribuan dokumen tentang unidentified flying object (UFO), kini giliran Selandia Baru.

Ribuan dokumen rahasia tentang UFO milik Angkatan Udara Selandia Baru dirilis. Jumlahnya, lebih dari 2.000 halaman dokumen dari tahun 1952 hingga tahun 2009.

Dari dokumen tersebut diketahui komunikasi adanya penampakan UFO dimulai pada 1952 -- yang selanjutnya disebut sebagai unidentified aerial sightings (UAS).

Dokumen tersebut berisi laporan penampakan yang disksikan oleh individu sipil maupun personel militer, investigasi yang dilakukan Kementerian Pertahanan dan departemen lain, kliping koran tentang UFO, juga surat dari sejumlah orang yang mengklaim berhubungan dengan alien atau pesawat luar angkasa.

Salah satu data yang paling menarik perhatian adalah dua penampakan sinar aneh di Pulau Selatan, bagian dari kota Kaikoura pada 1978. Salah satu penampakan tersebut tertangkap oleh seorang kru televisi yang ada di sekitar tempat kejadian. Penampakan tersebut menjadi berita utama media internasional pada waktu itu, namun laporan Angkatan Udara saat ini menyebutkan sinar tersebut kemungkinan hanyalah fenomena alam, seperti lampu dari kapal yang dipantulkan oleh awan atau penampakan Venus yang kadang memang terjadi.

"Ini semacam penampakan benda yang melayang di antara pepohonan, lalu melesat tajam ke atas lalu ke kiri," kata Lloyd McFadden, seperti diberitakan Oleh situs TVNZ.

Dokumen menyatakan bahwa mantan Perdana Menteri, Sir Robert Muldoon tertarik dengan kasus itu.

Dokumen juga menunjukkan, para investigator yakin, pesawat mirip cumi-cumi, atau kondisi atmosfer, atau meteor menjadi di balik cahaya misterius itu.

Namun, peneliti UFO, Suzanne Hansen berpendapat, cahaya itu yang pasti bukan penampakan Planet Venus yang biasa dikira UFO, pesawat bentuk cumi, atau burung yang terbang ke selatan.

"Jelas, itu sesuatu yang tidak bisa kita jelaskan," kata Hansen, diberitakan ONE News.

"Kita tak tahu pasti, tapi yang pasti sesuatu yang tidak dikenal dan tak biasa."

Dokumen-dokumen yang dirilis Badan Arsip Selandia Baru seharusnya tetap menjadi rahasia sampai tahun 2050, namun akhirnya diputus dirilis dibawah UU Kebebasan Informasi.

Meski demikian, Angkatan Bersenjata memutuskan untuk menghapus identitas personal dalam dokumen-dokumen tersebut demi memenuhi aturan UU Privasi, termasuk nama-nama personel militer.

Sebagian besar informasi yang terdiri dari 12 jilid itu berisi korespondensi yang sifatnya cukup aneh. Seperti, alien raksasa dengan ukuran kaki 440 atau sketsa mahluk mirip manusia menggunakan pakaian yang dibuat dari material perak dengan sabuk besar dan helm.

Tapi, ada juga dokumen pengamatan perwira Angkatan Udara yang dihormati tahun 1961. Ia mengaku melihat penampakan benda misterius berbentuk cerutu, yang bagian bawahnya terdapat bentuk mirip kokpit.


:finger:
 
Last edited:
Ilmuwan Temukan Asteroid Pembawa Unsur Kehidupan

asteroid_asteroidapophis_200_200.jpg


CALIFORNIA---

Sejumlah ilmuwan menemukan air beku alias es dan molekul organik dalam asteroid bernama 65 Cybele.
Ini merupakan asteroid kedua yang mengandung unsur dan cikal bakal kehidupan Bumi.

Seperti diberitakan laman The Telegraph, penemuan ini akan memperkuat ide bahwa asteroid membawa unsur utama kehidupan Bumi.

Temuan ini dibahas dalam pertemuan ilmuwan planet di Pasadena, Amerika Serikat.

Ilmuwan juga menduga bahwa bibit kehidupan Bumi sebenarnya dari luar angkasa kemudian dibawa masuk ke Bumi oleh asteroid.

Peneliti ini juga menyimpulkan hal serupa saat April lalu, mereka menemukan bukti pertama pada asteroid bernama 24 Themis. Kedua asteroid ini ditemukan di sabuk asteroid yang berada antara Mars dan Jupiter.

"Penemuan ini juga mengindikasikan bahwa wilayah tatasurya kita mengandung air beku lebih banyak dari perkiraan semula," kata Profesor Humberto Campinsan, ahli astronomi dari University of Central Florida. Dia juga mempimpin tim ilmuwan dalam penelitian ini.

"Ini mendukung teori bahwa asteroid telah menghantam Bumi dan membawa air ke planet kita ini dan membangun blok dan format kehidupan di planet ini."

Profesor Campins memaparkan penemuannya dalam pertemuan rutin 'American Astronomical Society’s Division for Planetary Sciences' di Pasadena, California.

Asteroid 65 Cybele ini lebih besar dibandingkan 24 Themis, dengan diameter 180 miles. Sedangkan, Themis berdiameter 124 miles.

:finger:
 
Last edited:
Ilmuwan Pecahkan Teka-Teki Rahasia Sel Induk Kehidupan

ilmuwan_ndsu_200_200.jpg


MAYNOOTH---

Ilmuwan berhasil memecahkan teka-teki yang berusia dua miliar tahun menyangkut bagaimana bentuk bangunan awal suatu kehidupan.
Big-bang alam merupakan saat di mana dua sel tunggal melebur menjadi satu organisme hidup. Peristiwa tersebut berhasil dipetakan pertama kali oleh peneliti yang dipimpin oleh tim dari Irlandia.
Dr James McInerney, ahli biologi senior di National University of Ireland (NUI), Maynooth, mengatakan bahwa penemuan ini diharapkan dapat membantu pelacakan nenek moyang manusia pertama.
Ini adalah peristiwa luar biasa yang hanya terjadi satu kali, kata McInerney.
Dua sel tunggal primitf yang hidup bersama dalam satu kejadian, pada dasarnya mungkin secara alamiah akan tumbuh menjadi sangat besar. Penelitian ini dapat menjelaskan apa yang menyebabkan perkembangan seluruh organisme multisel saat ini. Contohnya saja serangga, tumbuhan, hewan dan manusia.
Menggunakan berbagai informasi genetik dari pemetaan genom, bukti dari dua sel tunggal pertama yang dikenal sebagai prokariot ini berhasil ditemukan dalam eukariot di sel inti.
Peneliti mampu menunjukkan bahwa peragian, sebuah sistem model biologi molekular, mengandung satu genom eukariot yang berasal dari dua genom prokariot yang berbeda.
Ini adalah inti yang kita temukan pada DNA semua spesies. Selama bertahun-tahun, kejadian tersebut menjadi teka-teki bagaimana sebuah sel ini pertama kali diciptakan. Sekarang, kita berhasil mengetahui jawabannya, ujar McInerney.
Ilmuwan percaya bahwa unsur ini berusia dua miliar tahun berdasarkan umur fosil mikro tertua.
Penemuan ini mengikuti unsur pemetaan pohon keluarga seluruh unsur alam.
Karena manusia adalah eukariot, maka kita bisa melacak manusia kuno tertua, kata McInerney.
McInerney dari Unit Evolusi Mulekul dan Bioinformatika di Depatemen Biologi NUI bekerja sama dengan Dr James Cooton dari Sanger Institute, Cambridge, Inggris, dalam menciptakan penemuan ini.
Hasil kerja mereka dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, Amerika Serikat.
:finger:
 
Last edited:
Ilmuwan: Ada Lautan Dibawah Permukaan Es Planet Pluto

pluto2_qwick_200_200.jpg



CALIFORNIA---

Pluto, yang dulu dianggap sebagai planet di tata surya kita, diyakini memiliki lautan di bawah permukaan esnya.
Pasalnya panas radioaktif memiliki kemungkinan telah memanaskan inti dari Pluto. Demikian menurut sebuah penelitian terbaru.

Meski suhu permukaannya sangat dingin akan tetapi planet kecil tersebut cukup hangat untuk memiliki lautan di bawah permukaannya.

Menurut sebuah peragaan yang ditujukan untuk mengukur tingkat panas radioaktif yang bisa memanaskan inti dari Pluto. Demikian diberitakan National Geographic.

"Lautan tersebut diperkirakan seluas 100 sampai 170 kilometer, yang ditutupi oleh lapisan es setebal 200 kilometer," ujar Guilaume Robuchon, ilmuwan dari University of California, Santa Cruz.

Apabila ini benar, berarti Pluto akan bergabung dengan Titan dan Enceladus, planet satelit milik Saturnus yang dipercaya memiliki sumber air.

Meskipun permukaan planet Pluto bersuhu sekira -230 derajat celsius namun air di bawah permukaannya mungkin tidak akan ikut membeku, menurut sebuah peragaan yang dilakukan oleh para ilmuwan tersebut.

"Es adalah materi perekat yang baik," ujar Francis Nimmo dari University of California, yang juga rekan dari Robuchon.

Robuchon menambahkan bahwa model peragaannya menunjukkan bahwa bagian dalam Pluto bisa mengandung air, asalkan inti dari Pluto mengandung setidaknya ratusan bagian per miliar kadar radioaktif potassium. Lalu, batuan di Pluto juga harus bertumpuk di inti yang berbatu, dengan air dan permukaan yang dilapisi oleh es.

Bukan hanya itu, Pluto juga diyakini memiliki atmosfir yang unik. Dibandingkan dengan milik Bumi, atmosfir di Pluto terbalik. Semakin tinggi, suhunya semakin tinggi, bukannya semakin rendah.

Dari pengukuran yang dilakukan oleh astronom, menggunakan Very Large Telescope milik European Southern Observatory, diketahui bahwa metana merupakan gas kedua paling banyak yang ada di atmosfirnya. Gas itu juga lebih panas di tempat yang lebih tinggi dibanding di permukaan planet.

Efek sampingnya, atmosfir bagian atas Pluto memiliki suhu sekitar 50 derajat Celcius. Lebih hangat dibandingkan dengan suhu di permukaan Pluto yang mencapai 230 derajat Celcius di bawah 0.

Menurut spekulasi Emmanuel Lellouch, ketua tim peneliti dari Paris Observatory, Prancis, di permukaan Pluto terdapat lapisan tipis beku dari metana dan gas-gas lain.

“Saat orbit Pluto sedang dekat dengan Matahari, gas beku itu menguap,” kata Lellocuh.

“Proses ini, disebut juga dengan sublimasi, mendinginkan permukaan Pluto sekaligus menghangatkan atmosfirnya,” ucapnya.

Menurut Leslie Young, Deputy Project Scientist for NASA, penemuan itu memberi petunjuk terhadap observasi lebih lanjut yang akan dilakukan satelit New Horizons.

“Kita tahu bahwa Pluto mengalami perubahan saat ia mengelilingi Matahari,” ucap Young.

“Mengombinasikan hasil temuan observasi di bumi dengan data yang akan dikumpulkan New Horizons akan memberikan petunjuk jelas seputar perilaku planet kerdil tersebut,” ucapnya.

Sebagai informasi, satelit New Horizons yang diluncurkan pada 19 Januari 2006 diperkirakan akan tiba di orbit Pluto pada 14 Juli 2015 mendatang.

:finger:
 
Ilmuwan Temukan Ikan "Hantu" Spesies Baru di Kedalaman Ekstrim

snailfish_tk_200_200.jpg



ABARDEEN---

Eksplorasi terhadap salah satu palung laut terdalam di dunia berhasil menemukan spesies baru ikan. Penemuan itu membuktikan kekeliruan anggapan semula bahwa tak ada ikan yang hidup dalam palung laut.
Penemuan ahli biologi kelautan dari Aberdeen, Tokyo, dan Selandia Baru itu telah menyingkap kehidupan di salah satu tempat terdalam di bumi dan distribusi global ikan serta organisme laut lainnya. Ekspedisi ke palung Peru-Cile di Samudra Pasifik tenggara itu menemukan spesies baru snailfish di kedalaman 7.000 meter.
Mereka juga menemukan sekelompok cusk-eel, ikan sejenis belut, dan krustasea pemakan bangkai di kedalaman laut itu untuk pertama kalinya.
Dalam ekspedisi selama tiga pekan di atas kapal riset Sonne itu, tim ilmuwan memanfaatkan teknologi pencitraan canggih, termasuk sistem kamera yang dapat menyelam bebas untuk mengambil 6.000 gambar dalam palung di kedalaman 4.500 dan 8.000 meter.
"Temuan ini mendorong evaluasi ulang terhadap keanekaragaman dan kelimpahan kehidupan di kedalaman ekstrim."
Para ilmuwan menyelidiki pada salah satu parit terdalam di dunia laut – yang sebelumnya dianggap tidak dihuni ikan – telah menemukan sebuah spesies yang sama sekali baru.
Temuan oleh tim ahli biologi laut dari Aberdeen, Tokyo dan Selandia Baru, telah memberikan penerangan baru tentang kehidupan di tempat-tempat terdalam di bumi dan distribusi global ikan di lautan kita.
Ekspedisi ke dalam parit Peru-Chili di selatan Samudra Pasifik Timur mengungkapkan spesies baru snailfish di kedalaman 7000 meter, belum pernah tertangkap atau terekam kamera.
Kelompok-kelompok masal belut-cusk dan pemakan bangkai crustacean besar juga ditemukan hidup di kedalaman ini untuk pertama kalinya.
Selama tiga minggu ekspedisi dengan kapal riset Sonne, tim ilmuwan memanfaatkan teknologi pencitraan keadaan-seni-kedalaman-laut, termasuk sistem kamera berumpan bebas-tenggelam pada ultra-kedalaman laut, untuk mengambil total 6000 foto di antara 4500 dan 8000 meter di kedalaman parit.
Ini merupakan espedisi ketujuh yang berlangsung sebagai bagian dari HADEEP – sebuah proyek penelitian kolaboratif antara Oceanlab Universitas Aberdeen dan Institut Penelitian Kelautan Universitas Tokyo, dengan dukungan dari Institut Air dan Atmosfer Nasional (NIWA) Selandia Baru.
Tim HADEEP telah menyelidiki kedalaman ekstrim di seluruh dunia selama 3 tahun. Temuan mereka sampai saat ini telah menyertakan penangkapan ikan dengan kamera di dunia terdalam untuk pertama kalinya.
Penemuan-penemuan terbaru ini memberikan wawasan baru ke kedalaman di mana ikan bertahan dan keragaman populasi yang bisa berada di titik-titik terdalam samudera di seluruh dunia.
Dr Alan Jamieson dari Oceanlab Universitas Aberdeen, yang memimpin ekspedisi, mengatakan: “Temuan kami, yang mengungkapkan spesies yang beragam dan melimpah pada kedalaman yang sebelumnya dianggap hampa ikan, akan meminta suatu pemikiran kembali mengenai populasi laut di kedalaman ekstrim.
“Ekspedisi ini dipicu oleh temuan kami tahun 2008 dan 2009 di Jepang dan Selandia Baru, di mana kami menemukan spesies baru snailfish yang dikenal sebagai Liparids – parit-parit tanpa habitat di Jepang dan Selandia Baru pada kedalaman sekitar 7000 meter – dengan masing-masing parit menjadi kediaman tersendiri bagi spesies ikan yang unik.
“Untuk menguji apakah spesies ini akan ditemukan di semua parit, kami mengulang eksperimen kami di sisi lain Samudera Pasifik di Peru dan Chile, sekitar 6000 mil dari pengamatan terakhir kami.” Apa yang kami temukan adalah bahwa memang ada spesies unik lainnya yang hidup,snailfish di kedalaman 7000 meter – spesies yang sama sekali baru bagi ilmu pengetahuan, yang tidak pernah tertangkap atau terlihat sebelumnya.
“Spesies belut-cusk – dikenal sebagai Ophidiids – juga berkumpul di depan kamera kami dan mulai berebut makanan (umpan pada kamera) selama 22 jam – keseluruhan durasi penyebaran.
“Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menguraikan apakah ini juga spesies belut-cusk yang sama sekali baru yang telah kami temukan.
“Penyelidikan kami juga mengungkapkan spesies pemakan bangkai crustacea – dikenal sebagai amphipod – yang sebelumnya tidak kami ketahui berada di kedalaman ini dalam jumlah besar.
“Makhluk ini seperti udang besar dalam satu kelompok tertentu, yang disebut Eurythenes, umumnya jauh lebih besar dan lebih banyak berada di parit daripada yang pernah ditemukan sebelumnya.”
Dr Niamh Kilgallen, seorang ahli amphipod dari Niwa mengatakan: “Kelimpahan dari amphipod besar saja sudah sangat luar biasa, khususnya pada kedalaman 7000, dan 8000 meter yang jauh lebih dalam dari yang telah ditemukan di dalam parit lain. Ini menimbulkan pertanyaan mengapa dan bagaimana mereka dapat hidup di parit yang begitu dalam ini tetapi tidak di tempat lainnya.”
Dr Toyonobu Fujii, ahli ikan laut dari Universitas Aberdeen mengatakan, “Seberapa dalam ikan bisa hidup telah lama menjadi pertanyaan yang menarik, dan hasil dari ekspedisi ini telah memberikan wawasan lebih dalam pada pemahaman kita tentang distribusi global ikan di lautan.”
Dr Jamieson menambahkan: “Temuan ini mendorong evaluasi ulang terhadap keanekaragaman dan kelimpahan kehidupan di kedalaman ekstrim. Selanjutnya, sekarang jelas bahwa masing-masing dari kedalaman parit di seluruh dunia mengatur perakitan unik hewan yang dapat berbeda jauh dari parit ke parit. Isolasi besar setiap parit menggambarkan kesejajaran dengan teori evolusi kepulauan yang dipopulerkan oleh burung-burungfinch Darwin.” Proyek HADEEP ini didanai oleh Nippon Foundation, Jepang, dan NERC, Inggris.
:finger:
 
Ilmuwan Ciptakan Tikus Mutan Yang Bisa Nyanyi Seperti Burung

tikus_livejournal_200_200.jpg



OSAKA---

Tim Peneliti Universitas Osaka menciptakan hewan dalam proyek penelitian yang dinamakan Evolved Mouse Project. Dalam proyek tersebut para peneliti menggunakan genetik tikus yang dimodifikasi sehingga rentan terhadap mutasi.

"Mutasi merupakan kekuatan untuk mendorong evolusi. Kami telah melakukan persilangan genetika pada tikus untuk melihat apa yang akan terjadi," kata pemimpin peneliti itu, Arikuni Uchimura seperti diberitakan laman The Telegraph.

Tim ini lalu memeriksa setiap tikus yang lahir dari hasil persilangan tersebut. "Satu hari, kami menemukan tikus yang bernyanyi seperti burung," Arukuni. Dia mengkau sangat terkejut dengan penemuan itu karena dia berharap adanya tikus yang memiliki fisik berbeda.

Dia mencatat bahwa 'tikus bernyanyi' itu lahir secara kebetulan tetapi sifat akan diwariskan ke generasi mendatang.

"Saya kaget karena telah mengharapkan tikus yang berbeda dalam bentuk fisik," ungkapnya.
Laboratorium yang dipimpin Profesor Takeshi Yagi dari Universitas Osaka Graduate School of Frontier Biosciences di Jepang Barat kini telah memiliki lebih dari 100 "tikus bernyanyi" untuk penelitian lebih lanjut.
Tim berharap mereka akan memberikan petunjuk tentang bagaimana manusia berevolusi bahasa, seperti studi penelitian burung penyanyi di negara-negara lain layaknya burung pipit untuk membantu mereka memahami asal-usul bahasa manusia.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa burung menggunakan elemen suara yang berbeda, menempatkan mereka bersama-sama ke dalam potongan kata-kata bahasa manusia dan kemudian membuat string dari mereka untuk menyanyikan "lagu", yang memiliki aturan-aturan linguistik tertentu.

"Tikus lebih baik daripada burung untuk belajar karena mereka adalah mamalia dan lebih dekat kepada manusia baik dalam struktur otak mereka dan aspek biologis lainnya," kata Mr Uchimura.

"Kami melihat bagaimana tikus yang memancarkan suara baru akan mempengaruhi tikus biasa dalam kelompok yang sama jika memiliki konotasi sosial," katanya.

Tikus biasa mencicit terutama ketika stres.Menimbang bahwa mutan tikus berkicau lebih keras jika diletakkan di lingkungan yang berbeda atau ketika jantan diletakkan bersama-sama dengan betina,

"Mungkin semacam ungkapan emosi atau kondisi tubuh mereka." ujar Mr Uchimura.

:finger:
 
Astronom Temukan Puluhan Kluster Galaksi Baru di Luar Angkasa


galaksi_hubblesite_200_200.jpg


SANTIAGO---

Alam semesta akan terlihat semakin padat setiap harinya. Planet, asteroid, bintang dan galaksi ditemukan setiap tahunnya dalam jumlah yang cukup banyak.

Situs web Discovery hari ini memberitakan tentang penemuan 23 kluster galaksi atau gugusan bintang-bintang yang terdiri dari beberapa galaksi oleh Atacama Cosmology Telescope (ACT). Di antara 23 kluster galaksi yang ditemukan itu, 10 di antaranya merupakan kluster galaksi baru.

Penemuan itu akan dilaporkan di Astrophysics Journal.

Misi penemuan kluster baru galaksi ini mulai dilakukan pada tahun 2008. Para peneliti menggunakan teknologi ACT yang akan mengumpulkan gelombang mikro untuk mampu mencitrakan kluster galaksi yang ingin ditemukan.

Mereka memilih Gurun Atacama di Chile sebagai tempat observasi agar kerja ACT tak banyak terganggu karena banyak uap air.
"Observasi di Atacama yang dipimpin oleh Luman Page dari Princeton University ini bermisi menemukan 'bayangan' yang selama ini dimaksudkan para ilmuwan sebagai kluster galaksi," kata Felipe Menanteau, peneliti dari School of Arts and Science, Rutgers, mengungkapkan tujuan dari observasi itu.
Bayangan yang dimaksud adalah bayangan kluster galaksi yang tercitra dalam ACT. Bayangan tersebut tercipta akibat adanya gas panas dalam kluster kosmik yang menyebabkan radiasi latar belakang kosmik meningkat energinya. Akibat peristiwa itulah, kluster galaksi tampak dalam bentuk bayangan.

Menanggapi hasil penelitian ini, Priyamvada Natarajan, professor fisika dan astronomi yang terlibat dalam penelitian ini mengatakan,


"Hasil penelitian ini akan membangun inventaris kami tentang bagian alam semesta yang paling jauh dan massif. Ini juga akan memberi tantangan penting pada model kosmos yang sekarang diterima. Saya bangga dengan temuan ini."


Sejumlah peneliti yang terlibat dalam observasi ini, selain Menanteu dan Natarajan, adalah Jack Hughes dari Rutgers dan Jorge Gonzales dari Pontifical Catholic University of Chile (PUC).
:finger:
 
NASA Temukan Makhluk Hidup Aneh di Sebuah Danau "Misterius"


arsenioc_nasa_200_200.jpg


CALIFORNIA---

Sebuah danau 'misterius' berair asin di California ternyata menyimpan makhluk hidup yang lebih aneh lagi di dalamnya. Di sana, peneliti menemukan bakteri berkembang biak dengan arsenik. Penemuan ini meredefinisi kehidupan yang kita ketahui saat ini.

Bakteri yang ditemukan tidak hanya memakan arsenik, kata peneliti, tetapi mereka juga menggabungkan unsur beracun secara langsung ke dalam DNA mereka.

Temuan menunjukkan bahwa ilmuwan saat ini hanya mengetahui sedikit saja varian makhluk hidup yang menghuni Bumi. Bahkan mungkin tidak ada apa-apanya jika mereka menemukan berbagai bentuk kehidupan di bulan dan planet-planet lain.

Dalam perbincangan tersebut, para ilmuwan mengatakan bahwa pihaknya tengah berkonsentrasi dalam meneliti biogeokimia arsenik, cyanobakteria dan metalloenzim yang belum terdeskripsikan. “Kami telah membuka pintu ke kemungkinan adanya kehidupan di tempat lain di jagat raya,” kata Felisa Wolfe-Simon, peneliti dari NASA Astrobiology Institute dan US Geological Survey yang mengepalai penelitian tersebut.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science tersebut, seperti diberitakan LA Times, menunjukkan salah satu racun paling berbahaya yang ada di planet Bumi bisa menjadi sesuatu sangat berharga bagi makhluk hidup lain.

Halomonadaceae, bakteri yang dimaksud, ditemukan di danau Mono, California. Danau itu berada di kawasan vulkanik yang sangat padat dengan mineral, termasuk arsenik dan kaya akan berbagai kehidupan, dan bakteria, kecuali ikan.

“Kehidupan umumnya mengandung elemen seperti karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, sulfur, dan fosfor. Keenam elemen itu membentuk asam nukleat dan protein,” sebut tim peneliti dalam jurnalnya.

“Tidak ada alasan elemen lainnya tidak digunakan, hanya saja ilmu pengetahuan tidak pernah menemukan apapun yang hidup yang menggunakan elemen di luar enam tersebut.”

Bakteri yang ditemukan itu tumbuh saat arsenik dan fosfor terkandung di air danau. Akan tetapi tidak demikian ketika keduanya disingkirkan dari air. Bahkan bakteri itu tumbuh dengan kadar arsenik yang tinggi.

“Sangat mengagumkan melihat bakteri itu bisa tumbuh dan bertahan hidup,” kata Wolfe-Simon.

“Kita tahu bahwa beberapa mikroba bisa bertahan dengan arsenik, namun yang kami temukan kali ini adalah mikroba yang melakukan hal baru. Mereka membutuhkan arsenik untuk berkembang biak,” ucapnya.

Paul Davis, peneliti lain dari NASA dan Arizona State menyatakan, bakteria tersebut adalah makhluk hidup baru yang sangat unik.

“Namun demikian, ia bukanlah mahkluk ‘alien’ yang hidup di silsilah yang berbeda dengan nenek moyang terpisah dengan makhluk hidup lain,” ucapnya.

Akibatnya, penemuan bakteri ini mendorong astrobiologis mencari kehidupan di planet lain yang tidak hanya memiliki elemen serupa dengan bumi. “Jika ada makhluk yang tidak lazim hidup di Bumi, kemungkinan ada juga kehidupan lain belum pernah kita lihat sebelumnya. Kini saatnya mencari tahu,” kata Wolfe-Simon.

:finger:
 
Inilah Sembilan Misteri Sains Yang Belum Bisa Terpecahkan

bintang_macsales_200_200.jpg



LONDON---

Walaupun peradaban manusia dan ilmu pengetahuan sudah mengalami kemajuan yang begitu pesat, namun beberapa beberapa hal masih menyisakan pertanyaan dan teka-teki. Berikut ini adalah misteri-misteri dikompilasi oleh situs LiveSience, yang hingga kini masih belum bisa dipecahkan oleh 'pisau bedah' ilmu pengetahuan murni.

9. Apa yang terjadi saat gempa bumi terjadi?

Hingga kini manusia masih belum mengetahui apa yang terjadi ketika gempa bumi berlangsung. Padahal gempa bumi terjadi di dalam perut planet bumi, tepat di bawah kaki kita sendiri. Hingga kini para pakar hanya bisa menjelaskan dari mana gempa bersumber dan patahan apa yang terlibat dalam peristiwa gempa tersebut, atau mungkin hanya memprediksi sampai kapan gempa susulan akan berlangsung.

Namun sampai kini mereka tak bisa secara pasti menjelaskan apa yang terjadi di dalam bumi ketika gempa berlangsung. Sifat dan perilaku kekuatan yang membuat patahan-patahan terus bergerak hingga kemudian akhirnya terjadi gempa hingga kini masih menjadi misteri. "Masalah pergeseran pada gempa adalah salah satu hal yang paling dasar dari semua ilmu tentang kebumian.
Namun itu masih menjadi cerita misteri yang berusia 30 tahun, yang belum terpecahkan," ujar Tom Heaton, seorang pakar geofisika dari Caltech.

8. Siapa Anda?

Kesadaran alamiah yang dimiliki manusia selama ini, masih membingungkan bagi para psikolog dan ilmuwan di bidang kognitif. Bagian dari jawaban pertanyaan mendasar di atas ada yang menjawab dengan sederhana: sesuatu yang memicu kita melakukan sesuatu, sudah menyatu dengan jaringan syaraf manusia.
Walaupun kita mengira bahwa apa yang kita lakukan adalah kehendak bebas, namun setiap pekerjaan yang dilakukan oleh manusia juga dipengaruhi oleh proses tak sadar dan lingkungan sekitar. Dan, bagaimana kita membuat sebuah keputusan secara sadar sehingga membuat manusia memiliki akal selain jiwa? Nah ini yang masih menjadi misteri.

7. Bagaimana kehidupan bisa terjadi di bumi?

Manusia telah menemukan bukti-bukti awal tentang adanya kehidupan kuman sederhana di bumi sejak sekitar 3 miliar tahun yang lalu. Namun, bagaimana kemudian kejadian awal dari kehidupan mahluk lain di bumi, hingga kini belum diketahui. "Banyak teori dari asal kehidupan yang ditawarkan, namun sangat sulit untuk diterima dan dibuktikannya." kata Diana Northup, Cave Biologist dari University of New Mexico.

6. Bagaimana otak bekerja?

Hingga kini, belum ada yang bisa menjelaskan bagaimana otak manusia bekerja. Dengan miliaran neuron dan masing-masing neuron memiliki ribuan koneksi, otak memang sangat sulit untuk diteliti. "Kita semua berfikir bahwa kita bisa memahami otak kita, setidaknya melalui pengalaman kita sendiri. Padahal, pengalaman subyektif kita adalah panduan yang minim untuk menentukan bagaimana otak bekerja," ujar Scott Huettel, pakar dari Center for Cognitive Neuroscience dari Duke University. Hingga kini peneliti belum bisa menentukan bagaimana neuron-neuron membentuk jaringan fungsional ketika manusia sedang belajar, mengingat, atau melakukan aktivitas lainnya, termasuk saat melihat, mendengar, bergerak, atau saat tengah dimabuk cinta.

5. Di mana bagian alam semesta lainnya?

Manusia memiliki banyak keterbatasan saat hendak meneliti alam semesta. "Itu disebut juga sisi kelam dari alam semesta," kata Michael Turner, seorang pakar kosmologi dari University of Chicago. Menurut dia misteri terbesar dari alam semesta adalah materi gelap dan energi gelap. Walaupun para peneliti berusaha keras untuk mengeksplorasi hingga ke luar angkasa yang terjauh dan ke perut bumi yang terdalam, namun, diperkirakan baru 4 persen dari materi dan energi yang ditemukan. Sementara 96 persen lainnya masih belum bisa diketahui.

4. Apa yang menyebabkan gravitasi?

Walaupun gravitasi telah dipelajari sejak zaman Newton, namun bidang ini masih sedikit sekali diketahui oleh manusia. Gravitas tidak bisa dijelaskan oleh mode standar fisika. Para teoretisi meyakini gravitasi mungkin ada kaitannya dengan partikel kecil yang tak bermassa bernama graviton yang menimbulkan gaya gravitasi. "Gravitasi sama sekali berbeda dengan gaya lain yang bisa dideskripsikan dalam model standar," kata Mark Jackson, pakar fisika teori dari Fermilab di Illinois AS."Saat Anda mengerjakan perhitungan interaksi gravitasional kecil, maka Anda akan mendapat jawaban yang ngawur. Matematika sama sekali tak bisa bekerja," kata dia.

3. Benarkah ada Teori Segalanya?

Para pakar biasanya memiliki standar model yang cukup baik untuk mendefinisikan segala sesuatu di alam semesta hingga ke bagian partikel terkecil, mulai dari magnetisme hingga ke atom-atom yang menyusunnya dan bagaimana mereka bisa tetap stabil. Model standar ini memandang partikel-partikel menjadi titik-titik yang sangat kecil, yang beberapa di antaranya mengandung gaya dasar. Hanya saja, kelemahan dari model standar tadi, adalah kegagalannya untuk melakukan perhitungan terhadap gravitasi dan energi yang sangat tinggi. Nah, bila ada sebuah teori yang bisa secara konsisten menyertakan dua hal tadi ke dalam pemodelannya, maka teori fisika yang universal akan benar-benar dapat terwujud. Sayangnya, banyak peneliti menganggap hal itu tak akan pernah tercapai.

2. Apakah Alien memang benar-benar ada?

Adalah sesuatu hal yang logis ketika berasumsi bahwa ada kehidupan lain selain di bumi. Sebab, unsur-unsur yang dibutuhkan bagi kehidupan terdistribusi secara luas di alam semesta. Selain itu, sistem tata surya yang mirip dengan tata surya kita juga dijumpai di luar angkasa. "Jadi setidaknya, ada kemungkinan bahwa ada kehidupan lain di sana," kata Jill Tarter, Director of Center for SETI Research di California.

1. Bagaimana alam semesta tercipta?

Teori tentang dentuman besar yang mengawali keberadaan alam semesta sejak 13,7 miliar tahun lalu dipandang sebagai teori yang masuk akal, walaupun belum bisa langsung diuji. Pada teori ini, segala sesuatu dimulai dengan luar angkasa yang berukuran kecil dan kemudian memuai dan berkembang menjadi besar. oleh karena proses inflasi (pemompaan).

"Hingga kini kita belum mengetahui apa yang menyebabkan inflasi, atau bahkan apakah itu teori yang benar atau tidak," kata Eric Agol, seorang pakar astrofisika dari University of Washington.

:finger:|:mad:
 
Astronom: Andromeda 'Dibidani' Oleh Tabrakan Antar Galaksi


andromeda_newforest_200_200.jpg


PARIS---

Sebuah tim peneliti internasional baru-baru ini menyimpulkan bahwa kelahiran Andromeda, galaksi tetangga yang terdekat dengan galaksi Bima Sakti, dibidani oleh tabrakan antara dua galaksi.

Dengan simulasi ini, peneliti menggunakan delapan juta partikel sehingga mampu memproduksi sebagian besar properti Andromeda, seperi bintang, cincin gas, dan debu. Hasilnya, Andromeda diperkirakan berasal dari dua galaksi yang bertubrukan pada sekitar sembilan miliar tahun lalu, sebelum pada akhirnya melakukan fusi (bergabung) secara permanen, pada sekitar 5,5 miliar tahun yan lalu.

Hasil riset tim peneliti yang telah dipublikasikan pada Astrophysical Journal itu, juga telah berhasil disimulasikan melalui komputer. Kedua galaksi asal, adalah galaksi-galaksi yang memiliki ukuran lebih kecil dari ukuran Andromeda saat ini.

"Banyak pakar astronomi, khususnya spesialis di bidang ini mengira bahwa galaksi Andromeda kemungkinan merupakan hasil dari merjer yang lebih besar. Namun, hingga kini hal itu tidak pernah teruji," kata Francois Hammer, kepala penelitian dari Observatorium Paris, Perancis, diberitakan BBC. Lebih jauh, Hammer juga mewanti-wanti kemungkinan untuk merevisi semua pengetahuan tentang adanya kelompok galaksi lokal yang disebut-sebut sebagai kelompok 40 galaksi terdekat.

"Tim kami menemukan sesuatu yang potensial merevisi pengetahuan kita semua tentang kelompok galaksi lokal. Dan ini mungkin ada kaitannya dengan jumlah materi gelap di galaksi-galaksi," kata Hammer

Selama ini para peneliti menganggap galaksi Bima Sakti dan Andromeda adalah galaksi terbesar di antara galaksi-galaksi lain di kelompok 40 galaksi lokal. Dengan bantuan simulasi komputer, para astronom memandang Andromedia selama ini sebagai galaksi yang memiliki beberapa keunikan.

Antara lain piringan besar tipisnya yang meliputi cincin gas dan debu raksasa, gelembung masif di pusatnya, cakram raksasa yang lebih tebal, dan aliran bintang tua yang besar.

Tim Hammer juga berhasil membuat simulasi pembentukan Andromeda tersebut. Simulasi yang menggunakan komputer berkinerja tinggi pada National Astronomical Observatory of China (NAOC) dan Observatorium Paris itu, menggunakan delapan juta partikel untuk mensimulasikan bintang-bintang, gas, serta materi hitam pada Andromeda.

Menurut Dr Hammer, riset ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengetahui kelahiran dari galaksi kita, galaksi Bima Sakti. "Bukan berarti galaksi kelahiran Bima Sakti tidak melalui cara ini (merjer galaksi). Mungkin saja, tapi bila memang seperti itu, itu terjadi jauh sebelum Andromeda," katanya.

Andromeda adalah galaksi berbentuk spiral yang paling dekat dengan Bimasakti. Galaksi Andromeda terletak di langit utara. Namanya diambil dari rasi bintang Andromeda yang terletak di tempat galaksi ini terlihat dari bumi.

Galaksi Andromeda bisa dilihat dari bumi dengan mata telanjang dan akan tampak seperti kabut tipis di langit utara. Jika diamati dengan teropong, akan tampak bintang-bintang redup di tepiannya. Galaksi Andromeda dan Bimasakti bersama Galaksi Triangulum, kecil lainnya tergabung dalam sekumpulan galaksi yang dikenal dengan Local Group Galaxies.

Berjarak 2,5 tahun cahaya dari rasi bintangnya, Galaksi Andromeda mendekati Bimasakti dengan kecepatan sekitar 100 km per detik. Sehingga, ilmuwan memperkirakan Galaksi Andromeda dan Bimasakti akan bertabrakan sekitar 4,5 miliar tahun lagi.

Dampak benturan ini kemungkinan akan membentuk galaksi eliptik raksasa. Namun belum diketahui bagaimana nasib bumi dan sistem tata surya kita jika terjadi benturan ini. Ada kemungkinan sistem tata surya dikeluarkan dari Bimasakti atau bergabung dengan Andromeda.
:finger:
 
Last edited:
Exoplanet
andromeda_newforest_200_200.jpg

Umumnya, planet-planet yang dikenal sebagai exoplanet oleh ilmuwan ini mengorbit bintang di luar tata surya.

Tak hanya itu, planet-planet ini memiliki banyak kejutan. Berikut jenis-jenis dunia eksotis yang telah ditemukan ilmuwan sejauh ini.
Planet Pulsar
Penemuan planet pertama di luar tata surya terjadi pada 1994 ketika astronom radio menemukan dunia di sekitar PSR B1257+12, sekitar 980 tahun cahaya dari rasi bintang Virgo. Pulsar tertua yang pernah ditemukan diberi nama Methuselah yang menjadi planet populer yang terletak di 5.600 tahun cahaya dari Bumi di rasi bintang Scorpio.
Yupiter Panas
Planet ini merupakan gas raksasa yang berada lebih dekat ke bintangnya dibanding Merkurius dengan matahari. Penemuan pertama planet di luar tata surya ini adalah 51 Pegasi B, exoplanet sejauh 50 tahun cahaya dari Bumi. Hingga kini, telah ditemukan 429 exoplanet.
Exo-Bumi
Meski sebagian besar exoplanet merupakan raksasa gas atau es, jumlah exoplanet terestrial bisa melebihi jumlah raksasa ini. Misi akan datang bisa segera menemukan dunia berbatu seukuran Bumi dengan kondisi atmosfer sama.
Super-Bumi
Planet Super-Bumi merupakan planet bermassa 10 kali lebih besar dari Bumi. Super-Bumi pertama yang ditemukan adalah, dua planet di sekitar PSR B1257 +12. Secara geologi, Super-Bumi lebih aktif dari Bumi. Astronom Harvard-Smithsonian for Astrophysics menyatakan, planet ini memiliki lempeng tektonik alami yang lebih kuat karena memiliki lempeng tipis yang tertekan.
Planet Eccentric
Planet-planet di tata surya umumnya memiliki orbit melingkar. Sejauh ini seperti ditulus Science, exoplanet memiliki orbit yang jauh lebih eksentrik, bergerak mendekat dan menjauh dari bintang-bintang mereka. Jika lingkaran sempurna memiliki nilai eksentrisitas nol, setengah exoplanet memiliki eksentrisitas 0,25 atau lebih besar. Orbit eksentrik bisa menyebabkan exoplanet mengalami gelombang panas ekstrim.
Neptunus Super
Hanya satu ‘super Neptunus’ ditemukan sejauh ini, yakni pada 2009. Astronom menemukan planet sedikit lebih besar dari Neptunus mengorbit bintang di 120 tahun cahaya dari Bumi. Planet ini mendapat nama ‘super Neptunus’ karena memiliki karakteristik fisik serupa Neptunus tata surya. Neptunus berdiameter 3,8 kali Bumi dan 17 kali massa Bumi, Neptunus Super (HAT-P-11b) 4,7 kali ukuran Bumi dan memiliki 25 kali massa Bumi.
Neptunus Panas
Neptunus Panas diperkirakan 10-20 kali massa Bumi ini sangat dekat bintangnya dibanding Merkurius dengan matahari. Neptunus panas yang pertama ditemukan adalah Gliese 436b, sekitar 33,4 tahun cahaya di rasi bintang Leo. Planet ini memiliki permukaan ‘es panas,’ air yang tetap solid meski keadaaan panas akibat dikompresi gravitasi planet.
Dunia Air
Terdapat dua jenis dunia yang mungkin sepenuhnya tertutup air. “Bayangkan Neptunus panas yang hampir seluruhnya terdiri dari air dan berada cukup dekat bintangnya hingga air yang ada tak bisa beku. Alhasil memiliki ribuan kilometer samudra dalam dan atmosfer seperti gas raksasa dengan banyak hidrogen dan uap air,” ujar astronom dan direktur eksekutif Exoplanet NASA Science Institute Charles Beichman.
Planet Chthonian
Terkadang, Yupiter panas atau Neptunus panas mengorbit terlalu dekat bintangnya, dan panas bintang dan gravitasi bisa merusak air atau atmosfer planet itu dan hanya menyisakan inti berbatu. Para ilmuwan menjuluki inti ini sisa-sisa uap ‘planet chthonian’. Kedekatan ini bisa membuat bintang-bintang tertutup lahar.
Planet mengambang bebas
Terdapat petunjuk sejumlah benda memiliki massa gas raksasa mungkin mengambang bebas daripada mengorbit bintang. Benda-benda ini melarikan diri dari matahari atau memang tak pernah memiliki bintang sejak awal dan terlahir di daerah pembentuk bintang tanpa massa yang diperlukan untuk menyala.
Planet pengembara
Planet ini merupakan obyek sebesar planet yang dikeluarkan dari sistemnya dan tak lagi terikat gravitasi bintang apapun. Alhasil, planet ini mengorbit galaksi secara langsung. Untuk menjadi planet pengembara, obyek bermassa planet harus dikeluarkan dari sistem surya agar tak berbintang.
Hal ini bisa dengan menyaingi kekuatan gravitasi matahari dan planet-planet yang lebih besar. Planet yatim ini butuh aktivitas panas Bumi untuk bertahan hidup tanpa energi dari bintang.

:finger:
 
Jejak Piramida di Mesir Ditemukan Melalui Satelit


201105252248451_n.jpg


Arkeolog dunia baru-baru ini menemukan belasan piramida baru terkubur di kota purba Tanis, Mesir. Pencarian yang dilakukan lewat satelit itu juga menemukan mumi keluarga Kerajaan Mesir.

Menurut laporan berita BBC, piramida terdeteksi lewat bantuan pengideraan infra merah satelit NASA di Birmingham, Inggris. Sinar infra merah dapat meneropong, menembus bangunan bawah tanah. Rekaman gambar infra merah menunjukan adanya pola jalan dan rumah di Tanis, salah satu kota paling misterius di dunia yang pernah menjadi ibukota Mesir kuno pada sekitar abad 3150 SM.

Para arkeolog memperkirakan juga ada 1.000 makam dan 3.000 pemukiman dari zaman dahulu di sekitar area piramida. Dr. Sarah Parcak, arkeolog pelopor penggunaan satelit untuk pencarian jejak situs purbakala, berujar, "Ini merupakan situs yang dekat dengan permukaan. Ada ribuan lainnya yang tertutup oleh endapan lumpur Sungai Nil." Selanjutnya kini dilakukan penggalian terhadap sejumlah temuan. Sarah yakin, masih banyak yang akan ditemukan jika penggalian segera dilakukan, lebih-lebih jika menelusuri aliran Sungai Nil.

Pengindraan jauh dengan satelit untuk melacak benda bersejarah semacam ini bisa dilakukan lantaran warga mesir kuno membangun rumah-rumah yang terbuat dari bata lumpur. Struktur bangunan pun padat sehingga bentuk lancip rumah serupa piramida mudah terdeteksi.



[COLOR=#000000 ! important][/COLOR]
 
Situs arkeologi di Arab Saudi ditemukan lewat Google Earth



Hampir dua ribu situs arkeologi potensial di Arab Saudi berhasil dijelajahi oleh seorang arkeolog asal Perth, Australia, David Kennedy, tanpa mengunjunginya secara langsung. Ini berkat aplikasi Google Earth.

"Saya belum pernah ke Arab Saudi. Itu bukan negara yang mudah untuk ditembus," ujar profesor arkeologi Universitas Western Australia ini dalam penuturannya kepada Telegraph. Sebagai gantinya, Kennedy memindai area seluas 1.240 kilometer persegi di Arab Saudi dengan menggunakan Google Earth.

Dari gambar satelit dunia maya beresolusi tinggi itulah ia menemukan sekitar 1.977 situs arkeologi potensial, termasuk di antaranya 1.082 makam purbakala yang terbuat dari batu.

Menurut Kennedy juga, foto udara Arab Saudi tidak bisa dilakukan oleh semua arkeolog karena faktor kesulitannya yang tinggi, bahkan mustahil terbang di udara negeri itu. Tetapi Google Earth dapat membuat mereka lebih dekat.

Sejak aplikasi Google Earth diluncurkan lima tahun lalu, peluang mengembangkan "arkeologi dari belakang meja" itu memang terbuka lebar-lebar. Meskipun demikian, Kennedy menegaskan, verifikasi lapangan tetap diperlukan. Ia sendiri memiliki staf di Arab Saudi untuk diminta melakukan verifikasi ke lokasi situs.

Pada 2008 lalu, para peneliti dari Melbourne, Australia pun telah menemukan 463 situs purbakala potensial di gurun Registan di Afganistan, hanya dengan memanfaatkan komputer mereka.
 
Indonesia awal peradaban dunia?




Hasil riset yang menyimpulkan bahwa Indonesia sebagai induk peradaban dunia mendapat sorotan para peneliti di Indonesia. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) langsung merespon temuan Profesor Stephen Oppenheimer, seorang ahli genetika dan struktur DNA manusia dari Oxford University, Inggris tersebut sebagai bahan perdebatan yang menarik untuk diungkapkan kepada publik.Dr. Hery Harjono, Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian (IPK) LIPI, mengungkapkan bahwa menarik untuk mencermati penelitian yang menyebutkan Indonesia merupakan awal peradaban dunia. Analisis yang sering dikenal sebagai Teori Oppenheimer tersebut tertuang dalam buku karangannya berjudul "Eden in the East". Menurutnya, pendapat tersebut tentu bisa menjadi referensi bagi masyarakat Indonesia untuk melengkapi berbagai teori yang telah berkembang.

"Teorinya dikenal sebagai Oppenheimer Theory yang dengan tegas menyatakan bahwa nenek moyang dari induk peradaban manusia modern (Mesir, Mediterania dan Mesopotamia) adalah berasal dari tanah Melayu yang sering disebut dengan sunda land (Indonesia)," paparnya.

Dia menambahkan bahwa "Eden In The East" mendasarkan kesimpulannya kepada penelitian yang dilakukan selama puluhan tahun. Dokter ahli genetik dengan struktur DNA manusia tersebut, lanjutnya, melakukan riset struktur DNA manusia sejak manusia modern ada selama ribuan tahun yang lalu hingga saat ini dengan pendekatan dasar yang digunakan disiplin keilmuan kedokteran, geologi, linguistik, antropologi, arkeologi, dan folklore.

Lebih lanjut, Hery mengulas bahwa buku Prof. Dr. Stephen Oppenhenheimer menegaskan orang-orang Polinesia (penghuni Benua Amerika) bukan berasal dari China sebagaimana yang terpampang dalam setiap teks sejarah buku pelajaran, melainkan dari orang-orang yang datang dari dataran yang hilang dari pulau-pulau di Asia Tenggara.
Penyebaran kebudayaan dan peradaban tersebut, sambungnya, disebabkan "banjir besar" yang melanda permukaan bumi pada 30.000 tahun yang lalu. "Inilah yang menarik diperdebatkan dan menjadi kontroversi karena pertentangan dengan teori sebelumnya," pungkasnya.
 
Molekul Penyusun Air dan Oksigen Ada di Tata Surya

andromeda_newforest_200_200.jpg



Untuk yang pertama kalinya, hidrogen peroksida terdeteksi di luar angkasa. Penemuan hidrogen peroksida dapat menjadi petunjuk mengenai mata rantai antara dua molekul penting, air dan oksigen.

Tim astronom internasional mendapati hidrogen peroksida dengan bantuan teleskop APEX (Atacama Pathfinder Experiment), yang diletakkan di titik ketinggian 5.000 meter di Pegunungan Andes. Para astronom melakukan observasi suatu daerah di tata surya, dekat kompleks awan Rho Ophiuchi, dan melihat karakteristik hidrogen peroksida pada salah satu bagian awan.

Per Bergman, astronom dari Onsala Spaca Observatory di Swedia, yang mengepalai studi menyatakan, "Kami sangat senang menemukan tanda-tanda adanya hidrogen peroksida dengan APEX. Kamu tahu dari laboratorium, gelombang udara yang dicari. Namun jumlah hidrogen peroksida di awan ini hanya 1 dari 10 miliar molekul air, sehingga untuk mendapatkannya diperlukan pengamatan yang benar-benar cermat." Studi diterbitkan dalam jurnal Astronomy & Astrophysics ini.

Di Bumi, hidrogen peroksida berperan penting dalam reaksi kimiawi air dan ozon dalam atmosfer. Studi baru ini akan juga membantu menyingkap alasan mengapa molekul-molekul udara sangat sulit ditemukan galaksi. Satu-satunya penemuan molekul oksigen di tata surya sampai sekarang ini adalah penemuan pada tahun 2007, oleh Satelit Odin.
 
Komunikasi Paling Efektif di Luar Angkasa




Komunikasi di luar angkasa lebih efektif menggunakan neutrino ketimbang pancaran optik atau radio.

Neutrino? Neutrino mirip dengan elektron, tapi tidak memiliki muatan listrik sehingga mereka bisa diteruskan dengan apa saja. Dengan demikian, neutrino sangat cocok untuk komunikasi jarak sangat jauh karena tidak akan terganggu oleh gas, demu, dan materi lain yang dapat mengganggu gelombang radio.

Para ilmuwan berspekulasi kalau (jika ada) alien, mereka mungkin berkomunikasi menggunakan media neutrino.

Selama ini, para astronom telah puluhan tahun mencari sinyal radio yang mungkin dihasilkan oleh alien untuk berkomunikasi. Belakangan ini, astronom mulai mencari pancaran cahaya yang tidak natural. Sejauh ini hasilnya belum memuaskan. "Kami benar-benar tidak tahu bagaimana peradaban mereka berkomunikasi dengan kita. Kami juga tidak tahu untuk apa mereka berkomunikasi dengan kita," kata ahli fisika John Learned dari University of Hawaii.

Learned mengakui kalau upaya pencarian itu seperti penjelajahan. "Justru itu bikin semakin menyenangkan," katanya.

Alien bisa saja mengirimkan pancaran neutrino pada level energi yang sesuai. Karena pancarannya tidak natural, ilmuwan seharusnya bisa mengenali. Cara lain yang mungkin dilakukan adalah teknik komunikasi yang membuat neutrino mengubah kelip bintang pulsar.

Menurut Learned, alien dapat membuat akselerator besar yang mengumpulkan energi dari bintang dan menyimpannya. Kemudian, energi itu dilepaskan pada saat yang tepat. "Hasilnya, bintang akan berpijar dengan periode yang bervariasi," jelasnya.

Sayangnya, untuk menciptakan sinyal neutrino ini sangat mahal. "Energi yang dibutuhkan untuk mengirimkan sinyal sederhana saja butuh energi yang setara dengan energi yang dipakai oleh seluruh mobil, truk, kereta, perahu, dan pesawat di seluruh dunia dalam satu hari," jelas astronom SETI Seth Shostak.
 
Melacak Alien dengan Melacak Pertambangan



Ilmuwan kembangkan cara baru selidiki keberadaan alien: melacak penambangan material di sabuk asteroid. Alien diperkirakan menambang material, seperti emas, platinum, besi, dan silikon, yang terdapat dalam jumlah melimpah di asteroid.

Ialah Dr. Duncan Forgan dari University of Edinburgh dan Dr Martin Elvis dari Harvard Smithsonian Center For Astrophysics di Massachusets yang mengembangkan gagasan itu. Menurut mereka, menyelidiki jejak penambangan sangat mudah sebab aktivitas itu akan melepaskan banyak debu berkaitan dengan efek suhu lokal.

Penambangan asteroid akan menimbulkan tiga efek yang secara teori bisa dilihat dari Bumi. Pertama, ilmuwan telah paham rasio unsur yang biasa ditemukan di pecahan sabuk asteroid. Dengan demikian, ilmuwan bisa menentukan wilayah dalam sabuk asteroid yang rasio unsurnya berbeda menggunakan spektroskopi.

Kedua, alien akan cenderung menambang sabuk asteroid besar sebab lebih banyak unsur dan mineral yang bisa diperoleh. Ketiga, penambangan asteroid akan menghasilkan debu dalam jumlah besar yang akan mengambil panas dari bintang terdekat, menghasilkan anomali suhu yang bisa dideteksi.

Forgan dan Elvis mengklaim bahwa dengan menyelidiki penambangan material itu, kemungkinan menemukan makhluk luar angkasa akan lebih tinggi. Meski demikian, ia mengakui bahwa perubahan pada sabuk asteroid juga bisa terjadi secara alami.

Intinya, menyelidiki hal tersebut akan meningkatkan kesempatan menemukan alien.

Di tata surya, sabuk asteroid terdapat di antara Planet Mars dan Jupiter. Sementara itu, sabuk asteroid juga terdapat di tata surya lain, disebut Epsilon Eridani System. Di kedua sabuk asteroid itulah penambangan material oleh alien kemungkinan dilakukan... bila mereka ada.
 
Kehidupan di Bumi diperkirakan berasal dari luar angkasa



Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa kehidupan di bumi berasal dari luar angkasa. Berdasarkan teori mereka, Bumi pernah dibombardir oleh asteroid yang membawa molekul kehidupan.


Akhir-akhir ini, teori itu semakin menguat karena penemuan asam amino pada pecahan asteroid oleh Dr Daniel Glavin dari Goddard Space Flight Center NASA pada tahun 2009. Asam amino merupakan molekul dasar pembentuk protein, molekul yang berperan besar dalam kehidupan.


Dengan penelitian lebih lanjut, Glavin meneliti 9 meteroid dan mendapati adanya asam amino L-isovaline pada kesembilan meteorit. Beberapa meteorit mengandung L-isovaline. Beberapa meteorit lagi memiliki asam amino L dan asam amino R dalam porsi yang seimbang. Tetapi, tak satu pun meteorit yang kaya asam amino R.


Asam amino L adalah jenis yang banyak terdapat pada makhluk hidup. Asam amino R dilihat dari strukturnya adalah "cermin" atau isomer (istilah kimia) dari asam amino L. Asam amino R hanya terdapat pada bakteri dan beberapa jenis siput laut.


Dengan hasil penelitian yang diterbitkan pada Meteoritics & Planetary Science , Glavin mengungkapkan, "Ini menjadi bukti bahwa penemuan yang lalu bukanlah kebetulan. Memang ada sesuatu yang terjadi sehingga meteorit ini juga kaya akan asam amino L."


"Meteorit-meteorit itu mungkin mengirim asam amino L ke bumi yang akhirnya membantu terbentuknya 'sup' pra kehidupan. Ini bisa menjadi petunjuk bahwa kita ditakdirkan menjadi makhluk hidup L," katanya.


Peran air


Dalam risetnya, Glavin juga menemukan bahwa air punya peran dalam meningkatkan jumlah L asam amino. Glavin menemukan adanya mineral yang bereaksi dengan air pada meteorit yang kaya asam amino L.


"Air sepertinya menjadi kunci. Semakin banyak asteroid mengalami kontak dengan air, semakin banyak L asam amino yang didapati," tandasnya. Namun, mekanisme air meningkatkan jumlah asam amino L belum diketahui.


Sementara itu, Glavin juga menyinggung peran radiasi dalam dominasi asam amino L. Radiasi sinar kosmos saat tata surya masih berusia muda mungkin sedikit mendukung terciptanya asam amino L dan hancurnya asam amino R.


Seluruh hasil bisa jadi petunjuk bahwa bagian tata surya lain pun didominasi oleh asam amino L. Jadi, jika terdapat kehidupan di bagian tata surya lain, maka kehidupan itu mungkin didominasi oleh asam amino L.
 
Back
Top