Dipi76
New member
Di tahun 2002 lalu, dunia fisika digemparkan oleh dua skandal besar. Salah satunya adalah ditariknya tulisan ilmiah mengenai penemuan unsur nomor 118. Unsur terberat yang pernah ditemukan manusia ini diberitakan di jurnal prestisius Physical Review Letters (PRL) di tahun 1999. Lantas pada tahun 2001, Lawrence Berkeley National Laboratory di California, AS, laboratorium tempat unsur nomor 118 ini disintesis, mengumumkan bahwa penemuan unsur ini kemungkinan besar merupakan suatu kesalahan. Waktu paruh unsur ini sangat pendek.
Pada pertengahan tahun lalu, tulisan ilmiah itu resmi ditarik dari jurnal PRL di saat sebuah tim melakukan investigasi mengenai hal ini. Pada akhirnya, setelah investigasi selesai, seorang ilmuwan, Dr. Victor Ninov dipecat dari institusi tersebut dan beberapa ilmuwan lainnya mendapat teguran keras karena keteledoran mereka atas hal yang cukup memalukan ini.
Sepanjang sejarahnya, Lawrence Berekeley Lab yang pernah dipimpin oleh Dr. Glenn T. Seaborg, telah berhasil mensintesa unsur-unsur berat seperti Plutonium (94), Kurium (96), Berkelium (97), Kalifornium (98), Einstenium (99), Fermium (100), Mendelevium (101), Lawrencium (103) dan tentu saja Seaborgium (106). Tetapi di tahun 1980an, Berkeley menemukan persaingan yang cukup berarti dari grup Jerman yang bekerja di GSI (Laboratorium untuk Riset Ion Berat). Para ilmuwan GSI berhasil menemukan bohrium/unnilseptium (107), hassium/unniloctium (108), meitnerium/unnilonium (109), dan unsur-unsur berat lainnya (110, 111, dan 112) yang belum punya nama. Ilmuwan Russia pun memberikan saingan yang ketat ketika pada tahun 1998 mereka mengumumkan penemuan unsur 114.
Dengan peralatan deteksi baru, Berkeley gas-filled separator (BGS) dan dua ilmuwan cemerlang: Dr. Kenneth E. Gregorich dan Dr. Victor Ninov-yang terakhir datang dari GSI dan membantu menemukan unsur 110, 111, 112-Berkeley Lab mencoba mengangkat posisinya seperti dulu. Dr. Robert Smolanczuk, seorang pakar teori dari Polandia mempunyai satu teori yang cukup meyakinkan. Menurutnya dalam kondisi yang mendukung, seseorang dapat melompati unsur 113, 114, 115, 116, dan 117 untuk mensintesa unsur 118. Dan kemungkinan untuk menciptakan unsur ini di laboraturium cukup besar. Akhirnya diputuskan untuk mencoba teori Dr. Smolanczuk ini.
Selama lima hari pada awal April 1999, para ilmuwan di Berkeley Lab membombardir target timah dengan nukleus unsur kripton. Puing-puing hasil hujanan nukleus tersebut dimasukkan ke dalam BEG dan berbagai macam detektor mencatat enerji, posisi dan waktu setiap tumbukan. Hasilnya merupakan data eksperimen yang sangat besar yang diproses oleh Dr. Ninov menggunakan software yang telah dikuasainya di GSI. Karena dia satu-satunya yang tau menjalankan program ini, dia pulalah yang diberikan tugas untuk menganalisa data eksperimen tersebut. Singkat kata, Dr. Ninov menunjukkan hasil analisanya dan mengumumkan bahwa dia menemukan jejak nukleus unsur 118 yang mengurai jadi unsur 116, 114, 112, terus sampai 106.
Para koleganya mempercayai hasil analisanya dan grup tersebut memberikan tulisan ilmiah mereka ke PRL yang dipublikasikan pada tanggal 9 Agustus 1999. Sebelum resmi mendapatkan nama dan dimasukkan ke dalam Tabel Periodik, unsur nomor 118 ini harus dibuktikan keberadaannya oleh lab-lab yang lain. Di tahun yang sama GSI mencoba membuktikan, tapi tanpa hasil. Usaha yang sama oleh Riken Institute di Jepang juga membuah hasil yang nihil. Tetapi ini tidak membuat Berkeley Lab curiga, sampai di musim semi tahun 2000. Berkeley Lab mencoba sekali lagi mengulangi eksperimen mereka, tapi kali ini tidak menemukan jejak unsur 118 sama sekali.
Masih belum ada yang curiga soal penipuan. Yang ada mereka memperbaiki alat eksperimen mereka dengan harapan alat deteksi yang diperbarui dapat mendeteksi unsur 118 seperti yang telah diberitakan. Setahun kemudian mereka mencoba sekali lagi. Sayangnya hasilnya masih sama. Setelah diusut lebih lanjut, maka terungkap bahwa Dr. Ninov telah memalsukan hasil analisanya mengenai jejak unsur 118. Walau Dr. Ninov bersikeras bahwa dia tidak menipu, dia akhirnya dipecat dari Berkeley Lab dan tulisan ilmiahnya ditarik dari jurnal TRL. Dan unsur nomor 118 yang sempat membuat heboh dunia sains itupun ternyata tidak pernah ditemukan.
Sumber: Artikel Sains di New York Times, edisi 23 Juli dan 15 Oktober 2002
-dipi-
Pada pertengahan tahun lalu, tulisan ilmiah itu resmi ditarik dari jurnal PRL di saat sebuah tim melakukan investigasi mengenai hal ini. Pada akhirnya, setelah investigasi selesai, seorang ilmuwan, Dr. Victor Ninov dipecat dari institusi tersebut dan beberapa ilmuwan lainnya mendapat teguran keras karena keteledoran mereka atas hal yang cukup memalukan ini.
Sepanjang sejarahnya, Lawrence Berekeley Lab yang pernah dipimpin oleh Dr. Glenn T. Seaborg, telah berhasil mensintesa unsur-unsur berat seperti Plutonium (94), Kurium (96), Berkelium (97), Kalifornium (98), Einstenium (99), Fermium (100), Mendelevium (101), Lawrencium (103) dan tentu saja Seaborgium (106). Tetapi di tahun 1980an, Berkeley menemukan persaingan yang cukup berarti dari grup Jerman yang bekerja di GSI (Laboratorium untuk Riset Ion Berat). Para ilmuwan GSI berhasil menemukan bohrium/unnilseptium (107), hassium/unniloctium (108), meitnerium/unnilonium (109), dan unsur-unsur berat lainnya (110, 111, dan 112) yang belum punya nama. Ilmuwan Russia pun memberikan saingan yang ketat ketika pada tahun 1998 mereka mengumumkan penemuan unsur 114.
Dengan peralatan deteksi baru, Berkeley gas-filled separator (BGS) dan dua ilmuwan cemerlang: Dr. Kenneth E. Gregorich dan Dr. Victor Ninov-yang terakhir datang dari GSI dan membantu menemukan unsur 110, 111, 112-Berkeley Lab mencoba mengangkat posisinya seperti dulu. Dr. Robert Smolanczuk, seorang pakar teori dari Polandia mempunyai satu teori yang cukup meyakinkan. Menurutnya dalam kondisi yang mendukung, seseorang dapat melompati unsur 113, 114, 115, 116, dan 117 untuk mensintesa unsur 118. Dan kemungkinan untuk menciptakan unsur ini di laboraturium cukup besar. Akhirnya diputuskan untuk mencoba teori Dr. Smolanczuk ini.
Selama lima hari pada awal April 1999, para ilmuwan di Berkeley Lab membombardir target timah dengan nukleus unsur kripton. Puing-puing hasil hujanan nukleus tersebut dimasukkan ke dalam BEG dan berbagai macam detektor mencatat enerji, posisi dan waktu setiap tumbukan. Hasilnya merupakan data eksperimen yang sangat besar yang diproses oleh Dr. Ninov menggunakan software yang telah dikuasainya di GSI. Karena dia satu-satunya yang tau menjalankan program ini, dia pulalah yang diberikan tugas untuk menganalisa data eksperimen tersebut. Singkat kata, Dr. Ninov menunjukkan hasil analisanya dan mengumumkan bahwa dia menemukan jejak nukleus unsur 118 yang mengurai jadi unsur 116, 114, 112, terus sampai 106.
Para koleganya mempercayai hasil analisanya dan grup tersebut memberikan tulisan ilmiah mereka ke PRL yang dipublikasikan pada tanggal 9 Agustus 1999. Sebelum resmi mendapatkan nama dan dimasukkan ke dalam Tabel Periodik, unsur nomor 118 ini harus dibuktikan keberadaannya oleh lab-lab yang lain. Di tahun yang sama GSI mencoba membuktikan, tapi tanpa hasil. Usaha yang sama oleh Riken Institute di Jepang juga membuah hasil yang nihil. Tetapi ini tidak membuat Berkeley Lab curiga, sampai di musim semi tahun 2000. Berkeley Lab mencoba sekali lagi mengulangi eksperimen mereka, tapi kali ini tidak menemukan jejak unsur 118 sama sekali.
Masih belum ada yang curiga soal penipuan. Yang ada mereka memperbaiki alat eksperimen mereka dengan harapan alat deteksi yang diperbarui dapat mendeteksi unsur 118 seperti yang telah diberitakan. Setahun kemudian mereka mencoba sekali lagi. Sayangnya hasilnya masih sama. Setelah diusut lebih lanjut, maka terungkap bahwa Dr. Ninov telah memalsukan hasil analisanya mengenai jejak unsur 118. Walau Dr. Ninov bersikeras bahwa dia tidak menipu, dia akhirnya dipecat dari Berkeley Lab dan tulisan ilmiahnya ditarik dari jurnal TRL. Dan unsur nomor 118 yang sempat membuat heboh dunia sains itupun ternyata tidak pernah ditemukan.
Sumber: Artikel Sains di New York Times, edisi 23 Juli dan 15 Oktober 2002
-dipi-