G
guest
Guest
Kecintaannya terhadap kegiatan pramuka bisa dibilang mengalahkan profesi lainnya. Termasuk dalam membangun bahtera rumah tangganya. Dia dianggap lambat dibanding rekan sebayanya.
Di tahun 1978, dia sudah menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Yakni sebagai guru di Sekolah Dasar di Kecamatan Selawi. Berkat kecintaannya terhadap pramuka, dia memutuskan pindah ke SMP, agar lebih leluasa membina anggota pramuka yang ada di kecamatan tersebut.
"Kalau di SMP, kita punya waktu lebih panjang untuk mengurus pramuka" ungkap Uun, saat ditemui di tempat kerjanya.
Pria kelahiran Garut 6 September 1954 ini mengaku, sejak tahun 1978, pihaknya telah menciptakan lagu kepramukaan. Jumlahnya cukup banyak, yaitu sekitar 35 buah lagu, akunya.
Dari jumlah lagu tersebut, kata dia, yang paling popular dan kerap dikumandangkan semua anggota pramuka di tingkat nasional adalah lagu Api Unggun.
Yang paling membanggakan, kata suami Ny Lilis Lisnawati itu, ketika Jambore 2005, ternyata lagu Api Unggun dinyanyikan oleh anggota pramuka asal negara tetangga, Brunei Darussalam.
Selain Api Unggun, lagu-lagu hasil ciptaannya yang sering dinyanyikan yaitu "Kemah Putih, Manda Kitri dan Alam Terbuka" tutrnya.
Di katakan Uun, sejumlah lagu itu diciptakan selama 28 tahun dan rata-rata diciptakan menjelang hari ulang tahun pramuka.
Sedangkan, lagu yang terakhir dia ciptakan adalah lagu Bukan Terpaksa, tahun 2000. Dan lagu Sunda yaitu Kuring Heran, tahun 2006. "Dalam mencipta lagu, saya dibantu dengan alat musik gitar yang saya kuasai sejak SMP", ungkapnya,
Berbagai penghargaan telah ia terima, terkait dalam kepeduliannya dalam kegiatan pramuka. Termasuk penghargaan dari pemerintah atas hasil karya lagunya[FOOTNOTE]www.garutkab.go.id[/FOOTNOTE].
[h=1]Reference & Resources[/h]
[REFLIST]1[/REFLIST]
Di tahun 1978, dia sudah menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Yakni sebagai guru di Sekolah Dasar di Kecamatan Selawi. Berkat kecintaannya terhadap pramuka, dia memutuskan pindah ke SMP, agar lebih leluasa membina anggota pramuka yang ada di kecamatan tersebut.
"Kalau di SMP, kita punya waktu lebih panjang untuk mengurus pramuka" ungkap Uun, saat ditemui di tempat kerjanya.
Pria kelahiran Garut 6 September 1954 ini mengaku, sejak tahun 1978, pihaknya telah menciptakan lagu kepramukaan. Jumlahnya cukup banyak, yaitu sekitar 35 buah lagu, akunya.
Dari jumlah lagu tersebut, kata dia, yang paling popular dan kerap dikumandangkan semua anggota pramuka di tingkat nasional adalah lagu Api Unggun.
Yang paling membanggakan, kata suami Ny Lilis Lisnawati itu, ketika Jambore 2005, ternyata lagu Api Unggun dinyanyikan oleh anggota pramuka asal negara tetangga, Brunei Darussalam.
Selain Api Unggun, lagu-lagu hasil ciptaannya yang sering dinyanyikan yaitu "Kemah Putih, Manda Kitri dan Alam Terbuka" tutrnya.
Di katakan Uun, sejumlah lagu itu diciptakan selama 28 tahun dan rata-rata diciptakan menjelang hari ulang tahun pramuka.
Sedangkan, lagu yang terakhir dia ciptakan adalah lagu Bukan Terpaksa, tahun 2000. Dan lagu Sunda yaitu Kuring Heran, tahun 2006. "Dalam mencipta lagu, saya dibantu dengan alat musik gitar yang saya kuasai sejak SMP", ungkapnya,
Berbagai penghargaan telah ia terima, terkait dalam kepeduliannya dalam kegiatan pramuka. Termasuk penghargaan dari pemerintah atas hasil karya lagunya[FOOTNOTE]www.garutkab.go.id[/FOOTNOTE].
[h=1]Reference & Resources[/h]
[REFLIST]1[/REFLIST]