Vaksin MMR Tak Picu Autis

chickenfighter

New member
Elshinta - Newsroom,

Sebuah studi yang dipimpin Amerika menyimpulkan bahwa tidak ada kaitan antara vaksin MMR dan timbulnya autisme atau gejala-gejala percernaan pada anak-anak yang mengalami keduanya.

Studi baru ini mereplikasi atau mematahkan studi di Inggris tahun 1998 yang menjelaskan pertama kali adanya kaitan antara MMR dan autisme karena temuan virus campak dalam kelompok anak-anak autis dengan gangguan percernaan yang telah divaksinasi.

Studi yang dipimpin oleh Dr. W Ian Lipkin dari Mailman School of Public Health Universitas Columbia dan dipublikasi sebagai artikel terbuka secara online dalam PLoS online edisi 4 September 2008. Dalam siaran pers yang dikutip Medpage Today, Lipkin menyatakan bahwa para ilmuwan menyimpulkan tidak ada kaitan itu.

Banyak orangtua di Inggris, Amerika dan bagian dunia lain yang tidak melakukan vaksinasi anak-anak mereka terhadap campak, gondok dan rubella (MMR) karena mereka takut berkaitan dengan autis, khususnya sejak artikel dalam jurnal Lancet tahun 1998 yang mengatakan adanya kaitan MMR dengan autisme.

Semenjak studi tahun 1998, bebrapa studi telah gagal menemukan kaitan antara paparan terhadap virus campak dengan autistic spectrum disorder (ASD). Tapi masyarakat masih tidak percaya karena studi tidak menguji bukti virus campak dalam usus anak-anak atau menguji ASD yang berkaitan dengan masalah percernaan atau para peneliti mereplikasi studi aslinya.

Jadi, Lipkin dan koleganya melakukan studi terkontrol kasus untuk menemukan apakah gangguan pencernaan dan autis lebih banyak virus RNA campak dan atau inflamasi di dalam jaringan usus besarnya dibandingkan gangguan pencernaan tanpa autis. Mereka juga menyelidiki apakah onset autis dan atau setiap gangguan pencernaan berkaitan dengan waktu menerima vaksin MMR.

Mereka melihat sampel jaringan usus dari 38 anak-anak yang telah menjalani ileokolonoskopi untuk alasan klinis karena mereka mengalami gangguan percernaan. 25 anak diantaranya autis, sedangkan 13 lainnya tidak. Sampel jaringan diuji adanya virus campak di 3 laboratorium terpisah yang tidak tahu alasan uji ini, termasuk yang dilibatkan pada studi asli tahun 1998 yang melaporkan adanya kaitan antara virus dan autisme.

Dalam analisisnya, Lipkin dan koleganya fokus pada 3 hal : pola onset autisme, onset gangguan pencernaan dan waktu vaksin MMR. Mereka menemukan tidak ada perbedaan kelompok kasus dan kontrol mengenai keberadaan RNA virus campak di ileum dan cecum. Hasil ini sama di 3 laboratorium.

Mereka juga menemukan bahwa gejala saluran cerna dan onset autis tidka berkaitan dengan waktu vaksinasi MMR. Kesimpulan para peneliti bahwa studi ini memberikan bukti kuat melawan kaitan autisme dengan adanya RNA virus campak dalam saluran Autisme dengan gangguan pencernaan berkaitan dengan meningkatnya angka regresi dalam bahasa dan keterampilan lain dan dapat menggambarkan perbedaan endofenotif dari ASD.

Menurut informasi dari US Centers for Disease Control and Prevention dimana para ilmuwannya berpartisipasi dalam studi ini, orang dengan ASD memiliki kesulitan bermakna berinteraksi sosial dan berkomunikasi dengan orang lain. Mereka juga belajar, memperhatikan dan bereaksi terhadap situasi dengan cara berbeda dibandingkan tanpa ASD, dengan kemampuan yang bervariasi. ASD biasanya mulai sebelum umur 3 dan menetap seumur hidup. ASD lebih sering terjadi (4 kali lipat) para anak pria dibandingkan wanita dan terjadi pada semua ras, etnik dan kelompok sosialekonomi. (kalbemedical)
 
kalo boleh ikut rembug,..sepengetahuan saya vaksin ini memang masih kontroversial walaupun banyak pihak mengklaim bawha tidak menimbulkan autis,...yang perlu dipahami adalah komposisid ari vaksin ini sendiri karena tidak stabil dalam suhu ruangnan sehingga harus selalu dimasukkan kulkas,..dan setahu saya memang terdapat zat pengawet untuk mempertahankan vaksin ini sendiri inilah yang menyebabkan efek samping autis. kalo komposisi produk aslinya sih gak papa tapi campuran pengawetnya yang bermasalah.

http://drbram.blogspot.com/
http://www.ksh.co.id/
 
kalo boleh ikut rembug,..sepengetahuan saya vaksin ini memang masih kontroversial walaupun banyak pihak mengklaim bawha tidak menimbulkan autis,...yang perlu dipahami adalah komposisid ari vaksin ini sendiri karena tidak stabil dalam suhu ruangnan sehingga harus selalu dimasukkan kulkas,..dan setahu saya memang terdapat zat pengawet untuk mempertahankan vaksin ini sendiri inilah yang menyebabkan efek samping autis. kalo komposisi produk aslinya sih gak papa tapi campuran pengawetnya yang bermasalah.

wah pengetahuannya banyak juga makasih dah nambahin
 
perkenalkan mbak saya dr.nurcahya ardian bramantha, SpM , kalo boleh ikut sumbang saran dari saya dan konsultasi silahkan sesuai bidang saya ataupun lain hal yang saya ketahui.trims
 
Back
Top