tekajeprakerin
New member
GAGANSTORE – Pada pertengahan bulan Mei lalu produsen sepatu Vans telah merilis secara resmi salah satu video skateboarding terbaik yang pernah dibuat. Adalah “Propeller” video yang disutradarai oleh Greg Hunt dan memuat dokumentasi 14 skater terbaik dunia sekelas Gilbert Crockett, Daniel Lutheran, Chris Pfanner, Rowan Zorilla, Tony Trujillo, Dustin Dollin, Pedro Barros, Curren Caples, Geoff Rowley, Andrew Allen, Elijah Berle, Chima Ferguson, Kyle Walker, dan tentu saja, Anthony Van Engelen.
Misi Brand Sepatu Vans untuk Melestarikan Olahraga Skateboarding, Bisakah Vans Indonesia Ikut Mengembangkannya juga?
Video berdurasi 60 menit ini terbukti berhasil memukau seluruh penontonnya dengan pertunjukan berbagai trik dari para skater diatas sejak pemutaran perdananya di Teater Babylon di Berlin, Jerman. Beranjak dari kesuksesannya di Berlin, Propeller kemudian juga dirilis di Los Angeles AS, Melbourne Australia, dan Shanghai China untuk membuktikan bahwa proyek video yang menghabiskan waktu pembuatan selama empat tahun ini tidak sia-sia dilakukan.
Di awal kemunculan trailernya yang hanya berdurasi 15 detik penonton dibuat penasaran karena tidak tercantum identitas apapun selain merek sepatu Vans dalam video ini, sehingga penonton lebih mengenalnya dengan sebutan Vans Video. Dalam Propeller, Hunt selaku sutradara juga telah berhasil mengolaborasikan para skater lintas generasi di mana beberapa skater senior profesional layaknya Tony Alva, Hosoi, Grosso, dan Ray Barbee memang sengaja diajak untuk turut berkontribusi dalam video ini.
Propeller diproduksi tanpa sebuah niatan khusus dari Vans kecuali hanya sebagai dokumentasi budaya skateboarding yang telah berkembang selama ini. Sejak awal kemunculannya, Vans memang sudah menunjukkan dukungan mereka terhadap dunia olahraga ekstrim khususnya skateboarding dan kepada para pelakunya. Bagi Hunt, Vans boleh berbangga diri untuk menyatakan bahwa dunia skateboarding telah mengadopsi mereka sebagai bagian dari budayanya, bukan justru sebaliknya di mana biasanya sebuah merek yang memunculkan sebuah budaya baru.
Dalam Propeller, juga diperlihatkan tentang bagaimana Hunt membangun hubungan personal dengan setiap skater yang tengah ia videokan, tidak hanya saat mereka melakukan trik di skatepark saja namun pada momen “biasa” yang juga turut ia dokumentasikan dan dirasa akan membawa nuansa yang berbeda mengenai keseharian para skater dalam videonya.
Begitulah arti dari sebuah brand sepatu Vans yang dapat selalu mempertahankan “benang merah” dalam setiap kampanyenya, yakni terus melestarikan olahraga ekstrim kepada seluruh anak muda. Simak salah satu potongan videonya yang menampilkan skater muda Rowan Zorilla yang turut menjadi inspirasi para pecinta Vans Indonesia disini: [ame]http://www.youtube.com/watch?v=Q8XN-iqhMu4[/ame]
Misi Brand Sepatu Vans untuk Melestarikan Olahraga Skateboarding, Bisakah Vans Indonesia Ikut Mengembangkannya juga?
Video berdurasi 60 menit ini terbukti berhasil memukau seluruh penontonnya dengan pertunjukan berbagai trik dari para skater diatas sejak pemutaran perdananya di Teater Babylon di Berlin, Jerman. Beranjak dari kesuksesannya di Berlin, Propeller kemudian juga dirilis di Los Angeles AS, Melbourne Australia, dan Shanghai China untuk membuktikan bahwa proyek video yang menghabiskan waktu pembuatan selama empat tahun ini tidak sia-sia dilakukan.
Di awal kemunculan trailernya yang hanya berdurasi 15 detik penonton dibuat penasaran karena tidak tercantum identitas apapun selain merek sepatu Vans dalam video ini, sehingga penonton lebih mengenalnya dengan sebutan Vans Video. Dalam Propeller, Hunt selaku sutradara juga telah berhasil mengolaborasikan para skater lintas generasi di mana beberapa skater senior profesional layaknya Tony Alva, Hosoi, Grosso, dan Ray Barbee memang sengaja diajak untuk turut berkontribusi dalam video ini.
Propeller diproduksi tanpa sebuah niatan khusus dari Vans kecuali hanya sebagai dokumentasi budaya skateboarding yang telah berkembang selama ini. Sejak awal kemunculannya, Vans memang sudah menunjukkan dukungan mereka terhadap dunia olahraga ekstrim khususnya skateboarding dan kepada para pelakunya. Bagi Hunt, Vans boleh berbangga diri untuk menyatakan bahwa dunia skateboarding telah mengadopsi mereka sebagai bagian dari budayanya, bukan justru sebaliknya di mana biasanya sebuah merek yang memunculkan sebuah budaya baru.
Dalam Propeller, juga diperlihatkan tentang bagaimana Hunt membangun hubungan personal dengan setiap skater yang tengah ia videokan, tidak hanya saat mereka melakukan trik di skatepark saja namun pada momen “biasa” yang juga turut ia dokumentasikan dan dirasa akan membawa nuansa yang berbeda mengenai keseharian para skater dalam videonya.
Begitulah arti dari sebuah brand sepatu Vans yang dapat selalu mempertahankan “benang merah” dalam setiap kampanyenya, yakni terus melestarikan olahraga ekstrim kepada seluruh anak muda. Simak salah satu potongan videonya yang menampilkan skater muda Rowan Zorilla yang turut menjadi inspirasi para pecinta Vans Indonesia disini: [ame]http://www.youtube.com/watch?v=Q8XN-iqhMu4[/ame]
