Wakil/Pengkhianat Majikan ?!!

gupy15

Mod



Fenomena wakil atau utusan yang mengkhianati tuan/majikannya bukanlah suatu hal yang aneh di dongeng-dongeng masa lampau saat manusia masih primitif. Mungkin karena gaji yang mereka dapatkan dari majikan mereka terlalu sedikit, sehingga mereka mau menggadaikan kepercayaan yang diamanahkan kepada mereka. Padahal yang namanya wakil atau utusan sebenarnya hanyalah seorang bawahan yang mengabdi kepada orang yang diwakili yaitu majikannya. Mereka dibayar untuk membela kepentingan majikannya tersebut.

Akan tetapi, ternyata tindakan manusia-manusia primitif tersebut juga ada di jaman modern ini. Mungkin diantara kita beberapa waktu yang lalu secara sadar telah melakukan perekrutan terhadap wakil atau utusan kita dengan pengorbanan waktu dan biaya yang cukup besar. Seharusnya dengan adanya pengorbanan tersebut kita mendapatkan manusia pilihan yang benar-benar mengabdi kepada kita dan membela kepentingan kita. Apa lacur, kepercayaan kita ternyata di khianati. Wakil yang sudah pilih dengan susah payah, ternyata tidak lebih dari manusia primitif yang menghianati majikannya sendiri.

Walaupun mereka telah kita bayar dengan uang hasil mengayuh becak, ngarit, nyangkul, nguli, atau glidig, ternyata lebih membela lawan-lawan kita. Lawan yang mengaku kawan melalui baju-baju hansip, serta mulut manis pengusaha dan ternyata ingin mendudukan kelanggengan kita sebagai warga kelas bawah yang selalu mereka lindas. Saya jadi teringat dengan cerita Pak Cokro, tetangga saya di desa

Pak Cokro memelihara anjing yang tampangnya besar dan serem untuk menjaga rumahnya. Untuk memberi makan anjingnya, pak cokro harus merelakan sebagian lauknya (yang untuk standar orang desa termasuk wah). Tiap minggu sekali dia datang ke Kang Paijo, jagal sapi untuk nempil sedikit tulang agar asupan gizi anjingnya menuhi syarat kesehatan. Pada suatu hari, ternyata rumah Pak Cokro kedatangan pencuri. Rupanya Sang Maling sudah mengetahui seluk beluk rumah calon korbannya termasuk keberadaan anjing tersebut. Sehingga dia menyiapkan strategi khusus berupa senjata pamungkas untuk menaklukkannya sang anjing. Senjata pamungkas yang dimaksud bukan berupa tongkat pemukul alat pembunuh anjing yang lain, tapi berupa Steak daging sapi dari restoran kota. Sang anjing yang biasanya hanya makan makanan dari desa merasa tersanjung dengan oleh-oleh dari tamu tak diundang itu. Sehingga setelah dia menganggap tamu tak dikenal tersebut sebagai teman atau bahkan majikan baru. Dan ternyata Sang Maling malam itu bisa sukses menguras habis harta Pak Cokro yang sebenarnya majikan dari anjing tersebut.

Buat saudara-saudaraku yang ingin menjadi wakil atau utusan kami, apakah kalian akan berlaku seperti peliharaan Pak Cokro diatas ? Semoga bisa dijadikan sebagai pencerah bagi kita semua

Sumbernya dari sini
 
Capek deh..bahas caleg. Kalo liat mereka asal tempel gambar dijalan..aturan dah dilanggar. Nanti aturan yg mana lagi yg dilanggar. Mereka bingung gak ya kalo 50% rakyat gak ada yg mau milih?hehhe...malu gak ya? Btw, tolong jangan samain anjing sama caleg dong...anjing kan "men's best friend". caleg bukan...:)):)):))
 
Back
Top