Walikota berpesta rakyat menderita

emansipasi

New member
Kota Tangerang, Senin (7/6), memperoleh Piala Adipura 2010 dari Kementerian Lingkungan Hidup sebagai penghuni peringkat kelima kategori kota metropolitan. Selasa (8/6), banjir setinggi satu sampai 1,5 meter melanda Kecamatan Priuk.

Banjir, yang merupakan bukti buruknya penanganan lingkungan, merendam ratusan rumah di Perumahan Total Persada dan Mutiara Pluit. Meski demikian, acara mengarak Piala Adhipura tetap dilaksanakan dan Wali Kota Wahidin Halim merasa cukup berprestasi.

Rudi Firdaus, pemilik kios minuman di Mutiara Pluit, mengatakan, hujan turun sekitar pukul 02.00 dini hari. Tidak lama sesudah hujan turun, air mulai memasuki kiosnya dan mencapai tinggi sekitar satu meter.

“Langsung saja saya menyelamatkan barang dagangan saya ke tempat yang lebih tinggi,” ucap Rudi. “Setelah itu saya bergegas meninggalkan kiosnya dan mencari tempat yang lebih aman.”

Banjir bukan yang pertama kalinya. Kapan pun hujan turun dengan sangat deras, Perumahan Total Persada tergenang. Bahkan, ia pernah mengalami yang lebih buruk di tahun 2009.

Masyarakat yang ingin melintasi permukiman harus menggunakan gerobak yang ditarik warga. Banjir seolah membawa berkah bagi penjual jasa penarik gerobak. Sedangkan bagi anak-anak, banjir adalah waktu paling menyenangkan untuk bermain air.

Ditemui wartawan seusai mengarak Piala Adipura, Wali Kota Wahidin Halim mengatakan, kawasan yang tergenang tidak termasuk wilayah yang dinilai juri Piala Adipura. “Yang dinilai kan kebersihan, penanganan sampah, dan penghijauan,” kata Wahidin kepada wartawan.

Menurut Wahidin, Pemkot Tangerang telah berupaya mengatasi banjir di kedua perubahan yang dilalul Kali Sabi itu. Yaitu, dengan membangun tanggul penahan banjir. Pemkot juga telah membersihkan eceng gondok penyumbat laju Kali Sabi.

“Banjir itu kan luapan kali yang ada di Kabupaten Tangerang,” ujar Wahidin.
Sepanjang Selasa (8/6) sore, Piala Adipura diarak ke jalan-jalan di Kota Tangerang untuk memberi tahu masyarakat tentang keberhasilan pemerintah kota menangani kebersihan, penghijauan, dan mengelola sampah. Menjadi ironis ketika pemerintah berpesta merayakan suksesnya, sebagian warga sibuk menyelamatkan harta benda dari rendaman air. Warga menumpuk barang-barang di dalam masjid atau mushala dan menjaganya sampai air surut.



Sumber : Republika
 
Back
Top