Megha
New member
Aroma busuk langsung menyeruak di antara hamparan tanah kosong di Tanjung Gundap, Kelurahan Tembesi Sagulung. Semakin dekat bau busuk itu semakin menyengat hidung, saat pandangan mata beberapa warga tertumpu pada sosok tubuh kaku di balik rerimbunan semak belukar. Astaga ! Sesosok tubuh nampak dari kejauhan, sekitar 15 meter, sosok kaku itu mengenakan kaus merah bergambar boneka, dengan celana hitam sebatas paha. Kaus yang agak tersingkap hingga di bawah dada, praktis memperlihatkan bentuk perut yang menggelembung seperti orang hamil.
Dari rambutnya yang panjang dan ciri tubuh lainnya, mayat yang diperkirakan berjenis kelamin wanita itu terbujur kaku itu tak dapat dikenali lagi. Wajahnya wanita itu sudah dipenuhi belatung, bahkan belatung itu kian banyak merayapi wajah yang kulitnya mulai menghitam.
Nampak juga bola mata yang nyaris keluar diantara kerumunan belatung yang keluar masuk dari bagian mulut.
Yang lebih mengerikan ratusan belatung tak hanya dibagian wajah, perut wanita yang nampak membesar itu seperti mau pecah, bahkan di tengah perut itu nampak belatung mengerumuni permukaan kulit perut.
Sementara kedua kaki yang kulitnya mulai menghitam dan mengelupas nampak menggelembung di penuhi dengan cairan.
Lokasi penemuan mayat itu sebenarnya hanya berjarak lebih kurang 100 meter dari sebuah lokasi pembakaran arang milik warga. Namun saat didatangi, mereka mengaku tidak tahu lantaran lokasi terpisahkan dengan sungai dan hamparan hutan. Lokasi berjarak sekitar 3 KM dari jalan Raya beberapa meter sebelum Markas Batalyon Infanteri 134 Tuah Sakti.
Mayat yang tergeletak di tengah lahan kosong itu ditemukan pertama kali oleh Mansur (14) bocah SD 015 Tanjung Gundap Selasa (22/6) sekitar pukul 15.00 WIB. Anehnya bocah itu, demam saat tiba di rumah. Kepada POSMETRO, Mansur mengaku menemukan mayat pertama kali ketika sedang mencari burung. “Saya dan Bimo mencari burung dengan katapel,” kata Mansur di lokasi penemuan mayat.
Nah, saat menjelang sore itulah, langkahnya bersama Bimo untuk mencari burung terhalang dengan aroma busuk yang tiba-tiba menyerang hidung mereka. Karuan saja, Mansur yang duduk di kelas 2 SD itu menghentikan langkahnya. “Saya cari-cari sama dia (Bimo) nggak tahunya ketemu mayat di tengah tanah kosong,” ujar Mansur.
Karuan saja kedua bocah yang tinggal di Dapur Arang Tanjungu Gundap itu, tidak bisa melihat keberadaan mayat lantaran terhalang rerimbunan. Tak dapat berbuat banyak ketika melihat mayat tersebut, Mansur memutuskan mengajak Bimo pulang. “Saya ketakutan banget terus pulang,” ujarnya polos. Setelah pulang, rupanya kedua bocah ini sepakat tak menceritakan apa yang baru saja dialaminya.
Namun anehnya, Mansur setibanya di rumah merasa badannya tidak enak, bahkan mendadak badannya menggigil. “Saya tak cerita sama bapak, takut, terus sakit demam tinggi,” ungkapnya. Bahkan kata Mansur, orangtuanya juga tak mengetahui apa yang dialami anaknya itu.
Namun keesokan harinya (Rabu) , masih dalam kondisi ketakutan, Mansur pergi ke sekolah. Hal pertama yang dilakukannya adalah memberitahukan hal ini ke guru kelasnya. Karuan saja kabar yang kedengarannya aneh ini tak dianggap main-main oleh, sang guru . Langsung saja para guru yang sudah mengetahui kabar itu, menghubungi Ketua RT 01 dan Ketua RT 02. “Saya diajak melihat lokasi mayat, tapi saya nggak mau , jadi cuma menunjukkan lokasinya saja.
Identitas Terkuak di TKP
Sekitar pukul 13.00 WIB, Tim Identifikasi Poltabes Barelang bersama anggota Polsek Sagulung yang tiba di TKP langsung melakukan olah TKP. Beberapa polisi yang dibantu warga langsung menyisir lokasi yang baru saja diguyur hujan deras.
Sambil beberapa anggota mempersiapkan kantung mayat, anggota polisi lainnya melakukan penyisiran. Hasilnya cukup menggembirakan. Di samping tubuh mayat itu ditemukan segepok kunci. Nah dari kunci ini lah misteri identitas kematian mayat tersebut terungkap. Di antara kunci dan alat potongan kuku, tertulis jelas sebuah nama. “Namanya Nur, alamat Dormitori Blok N2.4 (Baca “ N lantai 2 Nomor kamar 4),” ujar seorang penyidik.
Penyisiran segera dilakukan ke sekitar lokasi penemuan mayat dengan jarak sekitar 100 meter. Menakjubkan, lagi polisi menemukan beberapa benda yang diduga sebagai milik korban. Sebuah jam tangan warna silver dan kacamata warna cokelat tergeletak di tepi sebuah rerumputan. Bahkan kondisi jam tangan tersebut dalam keadaan hidup. Di samping kacamata juga tergeletak bando warna putih yang sudah tak utuh, dan berjarak sekitar 5 meter potongan bando putih itu ditemukan polisi.
Penyisiran lebih jauh dilakukan, dan hasilnya cukup menggembirakan saat polisi berhasil menemukan sebuah sandal jepit sebelah kanan warna hitam kecokelatan. Tak seperti barang sebelumnya, sandal ditemukan itu didalam semak yang berjarak sekitar 10 meter dari tergeletaknya mayat. Satu persatu barang milik korban ditemukan polisi dan dimasukkan kedalam kantong.
Selanjutnya anggota Polsek Sagulung dan Tim Identifikasi segera melakukan evakuasi tubuh korban untuk selanjutnya dibawa ke rumahsakit untuk dilakukan visum. Beberapa anggota polisi lainnya langsung mengecek kebenaran nama dan alamat yang tertera di kunci tersebut.
Beberapa warga yang ditemui di lokasi mengaku tidak mengenal sosok wanita yang mereka perkirakan sudah berumur seminggu. Namun mereka hanya menebak jika mayat wanita itu berasal dari jauh. “Kami tidak kenal siapa dia, mungkin orang pacaran cari tempat di lokasi terbuka, “ kata warga. Hal itu mereka katakan lantaran beberapa kali sempat melihat ada pasangan yang berduaan di sekitar lokasi kejadian.
Kapolsek Sagulung AKP Agus Joko Nugroho SIK, yang berada di TKP mengaku mendapatkan laporan penemuan mayat hari Rabu. Soal identitas, Agus mengatakan akan melakukan penelusuran berdasarkan nama yang tertera disana. Namun ketika ditanya soal modus kematian korban, Agus belum menyimpulkan. “Belum bisa disimpulkan penyebab,” katanya. (teguh joko lismanto )
“Sempat Ada Telpon, Nurhaida Kecelakaan”
Tepat di Blok N Dormitori Mukakuning, beberapa warga menunjukkakan lokasi Blok N.2.4 yang berada di belakang Masjid Nurul Iman. Pencarian terpusat di sebuah ruang di Blok N lantai dua. Sebuah ruangan dormitori yang berisi sekitar 15 wanita muda yang tengah beristirahat lantaran tengah mempersiapkan diri untuk kerja malam. “Polisi tadi juga sudah ada yang kesini Bang, dari barang barang yang mereka sebutkan dan bawa, benar mayat itu adalah Nurhaida Sinaga,” katanya .
Wanita usia 25 tahun itu, diketahui pergi sekitar Minggu (20/6) menjelang Maghrib. Seorang rekan korban Lamtumiur S, ketika ditanya POSMETRO mengatakan tak satupun teman korban mengatakan kemana korban pergi. “Ada yang tahu dia mau pergi habis maghrib, tapi nggak jadi,” ungkap Lamtumiur.
Namun rupanya, akhirnya Nurhaida jadi pergi juga. “Tapi nggak tahu sama siapa, dia pergi pakai kaus merah dan celana pendek warna hitam,” ungkap Lamtumiur .
Penghuni Dormitory itu merasa yakin barang-barang yang ditemukan polisi milik Nurhaida. Korban dikenal sosok pendiam. Bahkan setelah keluar dari PT Panasonic, Nurhaida yang tercatat sebagai karyawan PT di Mukakuning itu, baru masuk kerja dua bulan. “Dia teman kami kerja di PT Sanyo Syinergi Batam, baru dua bulan,” kata Lamtumiur.
Ada yang aneh saat mereka tahu Nurhaida pergi dan belum kembali. Pasalnya, ketika itu Selasa sore, seorang teman kos yang satu kamar dengan korban mengatakan kalau dia mendapatkan telepon dari seorang pria mengatakan perihal kondisi Nurhaida yang berasal dari Sumatera Utara.
“Selasa sore ada yang nelpon ngakunya dari pamannya, kata pria dalam telpon itu Nurhaida mengalami kecelakaan,” kata Lamtumiur.
Sumber : posmetrobatam.com/
Dari rambutnya yang panjang dan ciri tubuh lainnya, mayat yang diperkirakan berjenis kelamin wanita itu terbujur kaku itu tak dapat dikenali lagi. Wajahnya wanita itu sudah dipenuhi belatung, bahkan belatung itu kian banyak merayapi wajah yang kulitnya mulai menghitam.
Nampak juga bola mata yang nyaris keluar diantara kerumunan belatung yang keluar masuk dari bagian mulut.
Yang lebih mengerikan ratusan belatung tak hanya dibagian wajah, perut wanita yang nampak membesar itu seperti mau pecah, bahkan di tengah perut itu nampak belatung mengerumuni permukaan kulit perut.
Sementara kedua kaki yang kulitnya mulai menghitam dan mengelupas nampak menggelembung di penuhi dengan cairan.
Lokasi penemuan mayat itu sebenarnya hanya berjarak lebih kurang 100 meter dari sebuah lokasi pembakaran arang milik warga. Namun saat didatangi, mereka mengaku tidak tahu lantaran lokasi terpisahkan dengan sungai dan hamparan hutan. Lokasi berjarak sekitar 3 KM dari jalan Raya beberapa meter sebelum Markas Batalyon Infanteri 134 Tuah Sakti.
Mayat yang tergeletak di tengah lahan kosong itu ditemukan pertama kali oleh Mansur (14) bocah SD 015 Tanjung Gundap Selasa (22/6) sekitar pukul 15.00 WIB. Anehnya bocah itu, demam saat tiba di rumah. Kepada POSMETRO, Mansur mengaku menemukan mayat pertama kali ketika sedang mencari burung. “Saya dan Bimo mencari burung dengan katapel,” kata Mansur di lokasi penemuan mayat.
Nah, saat menjelang sore itulah, langkahnya bersama Bimo untuk mencari burung terhalang dengan aroma busuk yang tiba-tiba menyerang hidung mereka. Karuan saja, Mansur yang duduk di kelas 2 SD itu menghentikan langkahnya. “Saya cari-cari sama dia (Bimo) nggak tahunya ketemu mayat di tengah tanah kosong,” ujar Mansur.
Gambar disembunyikan untuk kenyamanan bersama
http://3.bp.blogspot.com/_-_AgD_Cc_nQ/TCHwQ9fIAEI/AAAAAAAABj0/WhqNKSRdtos/s400/220610-mayat.jpg
http://3.bp.blogspot.com/_-_AgD_Cc_nQ/TCHwQ9fIAEI/AAAAAAAABj0/WhqNKSRdtos/s400/220610-mayat.jpg
Karuan saja kedua bocah yang tinggal di Dapur Arang Tanjungu Gundap itu, tidak bisa melihat keberadaan mayat lantaran terhalang rerimbunan. Tak dapat berbuat banyak ketika melihat mayat tersebut, Mansur memutuskan mengajak Bimo pulang. “Saya ketakutan banget terus pulang,” ujarnya polos. Setelah pulang, rupanya kedua bocah ini sepakat tak menceritakan apa yang baru saja dialaminya.
Namun anehnya, Mansur setibanya di rumah merasa badannya tidak enak, bahkan mendadak badannya menggigil. “Saya tak cerita sama bapak, takut, terus sakit demam tinggi,” ungkapnya. Bahkan kata Mansur, orangtuanya juga tak mengetahui apa yang dialami anaknya itu.
Namun keesokan harinya (Rabu) , masih dalam kondisi ketakutan, Mansur pergi ke sekolah. Hal pertama yang dilakukannya adalah memberitahukan hal ini ke guru kelasnya. Karuan saja kabar yang kedengarannya aneh ini tak dianggap main-main oleh, sang guru . Langsung saja para guru yang sudah mengetahui kabar itu, menghubungi Ketua RT 01 dan Ketua RT 02. “Saya diajak melihat lokasi mayat, tapi saya nggak mau , jadi cuma menunjukkan lokasinya saja.
Identitas Terkuak di TKP
Sekitar pukul 13.00 WIB, Tim Identifikasi Poltabes Barelang bersama anggota Polsek Sagulung yang tiba di TKP langsung melakukan olah TKP. Beberapa polisi yang dibantu warga langsung menyisir lokasi yang baru saja diguyur hujan deras.
Sambil beberapa anggota mempersiapkan kantung mayat, anggota polisi lainnya melakukan penyisiran. Hasilnya cukup menggembirakan. Di samping tubuh mayat itu ditemukan segepok kunci. Nah dari kunci ini lah misteri identitas kematian mayat tersebut terungkap. Di antara kunci dan alat potongan kuku, tertulis jelas sebuah nama. “Namanya Nur, alamat Dormitori Blok N2.4 (Baca “ N lantai 2 Nomor kamar 4),” ujar seorang penyidik.
Penyisiran segera dilakukan ke sekitar lokasi penemuan mayat dengan jarak sekitar 100 meter. Menakjubkan, lagi polisi menemukan beberapa benda yang diduga sebagai milik korban. Sebuah jam tangan warna silver dan kacamata warna cokelat tergeletak di tepi sebuah rerumputan. Bahkan kondisi jam tangan tersebut dalam keadaan hidup. Di samping kacamata juga tergeletak bando warna putih yang sudah tak utuh, dan berjarak sekitar 5 meter potongan bando putih itu ditemukan polisi.
Penyisiran lebih jauh dilakukan, dan hasilnya cukup menggembirakan saat polisi berhasil menemukan sebuah sandal jepit sebelah kanan warna hitam kecokelatan. Tak seperti barang sebelumnya, sandal ditemukan itu didalam semak yang berjarak sekitar 10 meter dari tergeletaknya mayat. Satu persatu barang milik korban ditemukan polisi dan dimasukkan kedalam kantong.
Selanjutnya anggota Polsek Sagulung dan Tim Identifikasi segera melakukan evakuasi tubuh korban untuk selanjutnya dibawa ke rumahsakit untuk dilakukan visum. Beberapa anggota polisi lainnya langsung mengecek kebenaran nama dan alamat yang tertera di kunci tersebut.
Beberapa warga yang ditemui di lokasi mengaku tidak mengenal sosok wanita yang mereka perkirakan sudah berumur seminggu. Namun mereka hanya menebak jika mayat wanita itu berasal dari jauh. “Kami tidak kenal siapa dia, mungkin orang pacaran cari tempat di lokasi terbuka, “ kata warga. Hal itu mereka katakan lantaran beberapa kali sempat melihat ada pasangan yang berduaan di sekitar lokasi kejadian.
Kapolsek Sagulung AKP Agus Joko Nugroho SIK, yang berada di TKP mengaku mendapatkan laporan penemuan mayat hari Rabu. Soal identitas, Agus mengatakan akan melakukan penelusuran berdasarkan nama yang tertera disana. Namun ketika ditanya soal modus kematian korban, Agus belum menyimpulkan. “Belum bisa disimpulkan penyebab,” katanya. (teguh joko lismanto )
“Sempat Ada Telpon, Nurhaida Kecelakaan”
Tepat di Blok N Dormitori Mukakuning, beberapa warga menunjukkakan lokasi Blok N.2.4 yang berada di belakang Masjid Nurul Iman. Pencarian terpusat di sebuah ruang di Blok N lantai dua. Sebuah ruangan dormitori yang berisi sekitar 15 wanita muda yang tengah beristirahat lantaran tengah mempersiapkan diri untuk kerja malam. “Polisi tadi juga sudah ada yang kesini Bang, dari barang barang yang mereka sebutkan dan bawa, benar mayat itu adalah Nurhaida Sinaga,” katanya .
Wanita usia 25 tahun itu, diketahui pergi sekitar Minggu (20/6) menjelang Maghrib. Seorang rekan korban Lamtumiur S, ketika ditanya POSMETRO mengatakan tak satupun teman korban mengatakan kemana korban pergi. “Ada yang tahu dia mau pergi habis maghrib, tapi nggak jadi,” ungkap Lamtumiur.
Namun rupanya, akhirnya Nurhaida jadi pergi juga. “Tapi nggak tahu sama siapa, dia pergi pakai kaus merah dan celana pendek warna hitam,” ungkap Lamtumiur .
Penghuni Dormitory itu merasa yakin barang-barang yang ditemukan polisi milik Nurhaida. Korban dikenal sosok pendiam. Bahkan setelah keluar dari PT Panasonic, Nurhaida yang tercatat sebagai karyawan PT di Mukakuning itu, baru masuk kerja dua bulan. “Dia teman kami kerja di PT Sanyo Syinergi Batam, baru dua bulan,” kata Lamtumiur.
Ada yang aneh saat mereka tahu Nurhaida pergi dan belum kembali. Pasalnya, ketika itu Selasa sore, seorang teman kos yang satu kamar dengan korban mengatakan kalau dia mendapatkan telepon dari seorang pria mengatakan perihal kondisi Nurhaida yang berasal dari Sumatera Utara.
“Selasa sore ada yang nelpon ngakunya dari pamannya, kata pria dalam telpon itu Nurhaida mengalami kecelakaan,” kata Lamtumiur.
Sumber : posmetrobatam.com/