WANITA-WANITA PEMEGANG BARA API

Megha

New member
WANITA-WANITA PEMEGANG BARA API​



Den...ane ada kisah bagus nih, ane terjemahin dan ane ringkas dari ceramahnya Syaikh Dr Muhammad Al-'Arrify. Tapi pesen ane den sebelum baca kisah ini aden sedian tisu atau sapu tangan deh, karna kisahnya sedih banget den. Bagi aden yg suka silahkan dishare dengan menuliskan sumber ya



WANITA-WANITA PEMEGANG BARA API

Oleh: Dr Muhammad Al-'Arify



Tulisan ini, adalah tulisan tentang kisah "wanita-wanita pemegang bara api", tulisan tentang kisah para wanita yang sholehah lagi bertaqwa, yang Allah muliakan dan menganugerahkan mereka sebenar-benar rasa cinta, cinta di dalam ketaatan kepada-Nya.



Tulisan ini, sejatinya ditujukan kepada mereka para saudari-saudari Khadijah dan Fathimah! ditujukan kepada mereka para saudari-saudari Hafshah dan 'Aisyah! tulisan ini ditujukan kepada setiap wanita muslimah yang menjadikan para shahabiah rasulullah dan ummahatul mu'miniin sebagai suri tauladan!



Inilah kisah mereka…mereka yang menjadikan ridha Allah sebagai tujuan, dan kemaksiatan sebagai larangan. Pandangan mereka bersih dari hal-hal yang di haramkan, telinga-telinga mereka sepi dari lagu, musik dan nyanyian.



Tulisan ini adalah wasiat, kepada setiap pemudi yang masih ada dalam diri mereka rasa malu lagi condong kepada kebenaran, kepada setiap wanita yang mendambakan hidup dalam keberkahan, kepada mereka semua…yang masih punya semangat amar ma'ruf dan nahi mungkar, dan bersabar atas segala musibah dan cobaan. Inilah semangat mereka…semangat untuk menjadi kekasih Ar Rahman! Inspirasi mereka semua satu….sukses di negeri akhirat! Bukan kesuksesan semu yang dijajakan oleh acara televisi dan majalah murahan!



Tulisan ini ditujukan kepada mereka…setiap wanita mu'minah, yang ketika datang kerusakan, kemaksiatan dan kefasikan di sekitarnya dia bersedih…lalu dia mengangkat tangannya ke langit dan berdoa:

اَللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

"Ya Allah yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu"



Tulisan ini…tentang para wanita pemegang bara api, yang Nabi n pernah mengabarkan tentang mereka…dalam sabdanya yang mulia:



يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَكُوْنُ فِيْهِ الْقَابِضُ عَلَى دِيْنِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْـجَمَرِ.

"Akan datang suatu masa, orang yang bepegang teguh dengan agamanya ketika itu laksana orang yang memegang bara api"



Tulisan kepada setiap wanita yang bertakwa kepada Rabb-Nya, yang ia selalu mendahulukan kecintaan kepada Allah serta perintah-Nya ketimbang mengikuti setiap pendapat manusia. Maka jadilah ia terasing…disebabkan oleh keshalihannya ditengah-tengah manusia yang rusak. Dan benarlah apa yang disabdakan oleh Nabi n:



إِنَّ الْإِسْلَامَ بَدَأَ غَرِيْباً وَسَيَعُوْدُ غَرِيْباً كَمَا بَدَأَ فَطُوْبَى لِلْغُرُبَاء . قِيْلَ : وَمَنِ الْغُرَبَاءُ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ : اَلَّذِيْنَ يَصْلُحُوْنَ إِذَا فَسَدَ النَّاسِ.

"Sesungguhnya Islam dimulai dalam keadaan asing, dam akan kembali menjadi asing sebagaimana ia bermula, maka beruntunglah orang-orang yamg asing itu."



Inilah kisah para wanita pemegang bara api itu…kalian akan dapati apa yang telah mereka tempuh untuk menapaki jejak-jejak surga, semua itu dibayar dengan keletihan, pengorbanan…meninggalkan kelezatan dunia…bersabar dalam mengemban misi agamanya, hingga Allah azza wa jalla berkenan untuk melipatgandakan pahala mereka…mengampuni dosa-dosa mereka…mengangkat derajat mereka…hingga tidak sedikit dari mereka yang jauh melampaui pahala dan keutamaan kaum lelaki.



Kisah wanita pertama pemegang bara api…



Dia bernama masyithah, ia adalah seorang wanita shalihah yang hidup bersama suaminya, mereka hidup dibawah kekuasaan kerajaan fir'aun, bahkan suaminya adalah orang terdekat raja Fir'aun, dan ia pula adalah pembantu yang mengurusi anak-anak fir'aun. Allah menganugerahkan iman kepada sepasang suami isteri tersebut, padahal fir’aun akan sangat marah atau bahkan membunuhnya kalau saja ia mengetahi keimanannya. Namun sepasang suami isteri tersebut masih saja bekerja di dalam istana demi menafkahi kelima anaknya. Sang isteri seperti biasa sedang mengurusi anak fir’aun, memberi makan mereka dan menyisiri rambut-rambut mereka dengan penuh kelembutan.



Suatu ketika…tatkala ia tengah menyisiri rambut salah seorang anak fir’aun sisirnya terjatuh, ia berkata “Bismillah, dengan nama Allah”, mendengar perkataan masyitah sang anakpun bertanya “Allah…? Apakah dia ayahku (fir’aun)?” dengan tegas masyithah mengatakan “Bukan! Allah adalah Tuhanku, Tuhanmu dan Tuhan ayahmu!” mendengar perkataan masyitah sang anak fir’aunpun terkejut…ia terkejut ternyata ada manusia yang menyembah tuhan selain ayahnya, fir’aun!.



Mendengar hal itu sang anakpun pergi menemui ayahnya yaitu fir’aun, lalu dia menceritakan tentang apa yang ia dengar bahwa salah seorang pembantu istana ternyata ada yang menyembah tuhan selain ayahnya, demi mendengar itu fir’aunpun terperengah…ia tak habis fikir, bagaimana mungkin di dalam istananya sendiri yang megah itu ada seseorang yang tidak menyembahnya?? Sedangkan diluar sana..yang bermil-mil jauhnya dari istana para manusia membungkuk sujud menyembah dia! Maka dengan segera ia memanggil masyithah untuk di interogasi, dengan wajah berang fir’aun bertanya meyakinkan “Siapa tuhanmu?!” masyithah menjawab dengan tenang “Tuhaku adalah Allah!” Mendengar hal itu fir’aun memaksa masyithah untuk menarik pernyataannya dan kembali menyembah dirinya, atau jika tidak ia akan terancam dengan siksaan yang akan merenggut nyawanya. Ternyata masyithah tak gentar, ia tidak takut dengan semua ancaman yang ditujukan kepadanya, fir’aunpun memenjarakannya…disiksalah ia…pukulan demi pukulan diterimanya…namum semua siksaan tersebut tidak juga membuat masyithah untuk kufur kepada tuhannya. Kesabaran fir’aun habis…ia menyuruh anak buahnya untuk menyiapkan sebuah wajan/panci yang besar, dipenuhi wajan tersebut dengan minyak untuk kemudian dimasak hingga mendidih, masyitahpun dihadapkan kedepan wajan besar yang minyaknya tengah mendidih. Melihat itu semua…masyithah yakin bahwa tidak lama lagi nyawanya akan melayang…berjumpa dengan wajah Allah yang mulia.



Namun Fir'aun memanglah sangat bengis…ia tak segera menceburkan masyithah kedalam wajan tersebut, tapi ia terlebih dahulu menghadirkan kelima anak masyithah yang sangat dicintainya itu. Ketika kelima anaknya yang malang tersebut dihadirkan…masyithah memandangi mereka semua dengan mata yang sangat nanar. Melihat ibunya berdiri lemas di sudut sana, maka kelima anak tersebut serta merta berhamburan ke arahnya…sang ibu menyambut dengan pelukan hangat…ciuman di pelipis mereka bercampur dengan air mata. Fir'aun tersenyum licik…dengan segera ia memerintahkan anak buahnya menyeret sang anak yang paling besar…untuk diceburkan kedalam wajan yang mendidih minyaknya…sang anak diseret…di ambil paksa dari pelukan ibunya…sang ibu hanya diam dan terus bercucuran air matanya, sambil tangannya terus mempertahankan pelukannya…tak ingin ia lepas, anak-anak yang lain menjerit…tangan-atangan kecil mereka memukul para tentara yang hendak merampas kakaknya. Namun tangisan tiada guna…pukulan kecil dari keempat anak malang itu tak juga menyelamatkan nyawanya kakaknya…tubuh malang itu akhirnya tercebur ke dalam minyak yang mendidih…dan hanya menyisakan tulang-tulang yang tergoreng hangus…pemandangan yang sungguh mengerikan!



Kelima ibu dan anak itu hanya diam di sudut sana…mata-mata nanar mereka jelas menggambarkan ketakutan yang luar biasa…menyaksikan kekejaman dan kebengisan Fir'aun yang durjana. Keempat anak yang tersisa hanya bisa menutup mata mereka dengan tangan-tangan kecilnya…lelehan air mata mereka terus mengalir deras, tangan sang bunda terus mendekap mereka, tak mau dilepaskan. Melihat itu semua Fir'aun mengira bahwa masyithah akan merubah pendiriannya, akan kembali menyembah dirinya. Fir'aun kembali memberikan penawaran…sembah dirinya atau anaknya akan kembali di rebus dalam minyak yang panas! Masyitah seperti batu karang yang kokoh menyambut badai…ia tak juga menggadaikan imannya…ia menolak mentah-mentah tawaran Fir'aun untuk kufur kepada tuhannya. Fir'aun kembali berang…anak yang kedua kembali diseret dari pelukan ibu dan saudara-saudaranya…sang ibu hanya bisa mengikuti dengan pandangan nanarnya…jilatan minyak yang panas didalam wajan yang besar akhirnya menyambut tubuh malang tersebut…hanya sekejap saja tubuh itu kini sudah menjadi tulang-belulang…menyisakan kepedihan yang sangat di depan mata saudara-saudaranya. Kembali Fir'aun menaunyakan pendirian masyithah…namun ia tetap dalam keimanannya. Sang anak ketiga kembali diceburkan ke dalam minyak yang panas…begitupula yang keempat…setiap kali selesai merebus satu anak…Fir'aun kembali menanyakan pendirian masyithah…masyithah tak gentar.



Tertinggalah satu anak…dia adalah anak yang terakhir…masih belia pula umurnya…sedari tadi dia hanya menelungkupkan wajahnya di pangkuan sang bunda tercinta…tak berani ia mendongakan kepala melihat apa yang terjadi. Sang ibu kini telah yakin..bahwa sebentar lagi ia akan menjumpai Rabbnya tercinta…bersama dengan para anak-anaknya yang tak berdosa…sejenak terlintas keindahan hidup bersama anak-anaknya yang sangat ia cintai…yang ia asuh dengan kehangatan kasih sayangnya…ia beri makan dengan penuh kelembutan…canda tawa menghiasi rumah mereka yang sederhana setiap hari…kini semua itu akan berakhir…ia hanya bisa berharap kepada Allah untuk kembali dikumpulkan dengan anak-anaknya di alam sana. Perpisahan itu tiba…sang anak terakhir kembali diseret oleh prajurit Fir'aun…entah kenapa…kali ini masyithah begitu berat melepaskannya…dipertahankan dengan erat anaknya itu…dipeluk dan tak mau dilepaskan…air matanya sudahlahlah bercampur dengan air mata sang anak…sikecilpun hanya bisa merengek dan merengek…meminta ampun kepada sang prajurit…rengekan itu tiada guna…tendangan kecil yang sedari tadi diluncurkan oleh kaki-kaki kecil itu tiada bermanfaat…terlepaslah pelukan sang anak...sang ibupun tak kuasa menahan rengkuhannya lagi… sambil terus menangis dan memandangi sikecil yang tak berdosa itu…sang ibu hanya bisa memberikan sebuah kecupan hangat di pelipisnya sebagai tanda perpisahan …selamat tinggal anakku! Maafkan ibumu…kita akan berkumpul lagi di surga! Mata keduanya sejenak saling bartautan…dan akhirnya berpisah bersamaan dengan menghilangnya tubuh mungil itu…ditelan wajan yang bergojolak minyaknya….



Masyithah menangis sejadinya…ia berteriak sambil memeluk tubuhnya sendiri…seakan-akan tubuh-tubuh mungil itu masih berada di dekapannya, seakan-akan mereka masih memanggil namanya dengan manja…seakan-akan mereka masih memperebutkan mainan di depannya…seakan-akan nanti malam masih ada dongeng sebelum tidur untuk mereka. Berapa banyak hari-hari yang mereka lalui dengan indah…berapa banyak malam-malam yang dipenuhi dengan canda dan tawa…kini semua itu berlalu…hanya menyisakan luka yang menganga. Di tengah paraunya suasana itu…seakan-akan ia mendengar si bungsu berteriak: "Wahai Bunda bersabarlah…sesungguhnya engkau dia atas kebenaran!". Mendengar suara itu ia terperanjat…dicarinya sumber suara itu…namun suara itu tiada terdengar lagi…sebagaimana tiada di dapatinya lagi jasad-jasad anaknya di wajan itu…yang ada hanya bekas-bekas darah disisi-sisinya…tulang-tulang yang mengambang hangus…bekas-bekas rambut yang berceceran…duhai! Manusia seperti apakah yang sanggup melakukan perbuatan yang sangat kejam ini!



Kini masyithah diam terpekur…menerima keputusan Allah yang diberikan kepadanya…ia harus bersabar sebagaimana pesan yang disampaikan sibungsu tadi. Akhirnya…pasukan-pasukan bengis fir'aun kembali beraksi…ia kini menyeret tubuh masyithah dengan kasar…dan akan melemparkannya kedalam wajan…ketika sampai dipinggir wajan tersebut, sejenak ia melihat tulang-tulang anak-anaknya yang berserakan, ia teringat tentang kebersamaannya dengan mereka di dunia ini…lalu ia menoleh kepada fir'aun dan berkata: "Wahai Fir'aun..! aku punya satu permintaan..satukanlah tulangku dengan tulang-tulang anak-anakku dalam satu kuburan…!". Tubuh masyithahpun terlempar…minyak panas itu menyambut…menggoreng sampai hangus…sejenak minyak itu berwarna merah…lalu kemudian memutih lagi dengan mengambangnya tulang-tulang masyithah dan anak-anaknya…pergilah mereka ke negeri abadi yang kekal…dengan membawa kesabaran yang akan membuahkan berjuta pahala…

Itulah kisah wanita pertama pemegang bara api…kisah keteladan yang tiada duanya…kisah yang menggetarkan keimanan kita…kisah yang mengantarkan masyithah dan anak-anaknya berkumpul di surga…sebagimana yang ia dambakan dulu di dunia. Rasulullah ketika pada malam isra' pernah melihat sebagian nikmat yang telah Allah berikan kepada masyithah dan anak-anaknya, kemudian beliau menceritakannya kepada para shahabatnya, beliau bersabda:



لَمَّا أُسْرِيَ بَيْ مَرَّتْ بِيْ رَائِحَةٌ طَيِّبَةٌ .. فَقُلْتُ: مَا هَذَهِ الرَّائِحَةُ ؟ فَقِيْلَ لِي : هَذِهِ مَاشِطَةُ بِنْتِ فِرْعَوْنَ وَأَوْلَادُهَا.



"Ketika pada malam aku di'isra'-kan aku mendapati suatu wangi yang sangat harum, maka akupun bertanya (kepada malaikat), "Apa ini?" lalu dikatakan kepadaku, "Itulah (sebagian kenikmatan) masyithah dan anak-anaknya."

Allahu akbar…..! Sungguh masyithah telah menanggung kelelahan yang sedikit jika di banding dengan banyak kenikmatan yang dia dapatkan di akhirat!



Allah berfirman:



Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam Keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). bagi orang-orang yang berbuat kebaikan diantara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar. (QS Ali Imran: 169-170)



Sang mu'minah itu telah pergi menuju PenciptaNya…ia telah bergembira di sisiNya...menunggu hari yang sangat dinanti…hari di mana ia akan bertelekan pada dipan yang indah…mengalir di bawahnya sungai surga yang menawan…Itulah hari yang lebih indah dari banyaknya hari di dunia…keindahan sesaat di hari itu jauh lebih indah ketimbang banyaknya keindahan di dunia.



Sungguh luar bisa kehidupan mu'minah itu di surga…ia menikmati kejernihan sungainya…menikmati manis madunya…tetapi kenikmatan yang terbesar baginya ialah ketika ia melihat wajah Rabbnya…

Sungguh indah hidupmu wahai setiap wanita mu'minah! Sampai-sampai Tuhanmu bertanya kepadamu ketika itu: "Wahai Fulanah…Apakah engkau telah ridha dengan semua kenikmatan ini?!, niscaya engkau akan menjawab: "Kenapa aku tidak ridha wahai Rabbku…Engkau telah menganugerahkan kepadaku kenikmatan ini yang aku harapkan dari semua ketakutanku di dunia.." Allahpun berkata kepadamu: "Aku akan berikan kenikmatan yang lebih dari itu semua…" Kemudian tersingkaplah hijab yang menutupi wajahNya yang mulia…engkaupun wahai wanita mu'minah akan melihat wajah Tuhanmu dengan sangat bahagia…sampai-sampai pandanganmu tidak beralih kepada kenikmatan lainnya.



Sekali-kali tidak, Sesungguhnya kitab orang-orang yang berbakti itu (tersimpan) dalam 'Illiyyin. Tahukah kamu Apakah 'Illiyyin itu? (yaitu) kitab yang bertulis, yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah). (QS. al Muthaffifin [83]: 18-21)



Namun…tidaklah seseorang itu akan bisa mencapai surga kecuali setelah ia menundukkan syahwatnya…karena jalan menuju surga di kelilingi oleh sesuatu yang umumnya di benci manusia, adupun neraka…jalannya penuh di kelilingi dengan syahwat yang menggoda manusia, maka manusia banyak sekali yang tertipu..mereka mengikuti syahwat-syahwat mereka yang datang dari berbagai arah, dari makanan, pakaian, pasar-pasar, semua itu bisa menjadikan sebagai jalan ke neraka! Nabi pernah bersabda dalam shahih Bukhari dan Muslim:



حَفَّتِ الْـجَنَّةُ بِالْـمَكَارِهِ ، وَحَفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ.



Surga di kelilingi oleh hal-hal yang di benci manusia, sedangkan nereka di kelilingi oleh syahwat.



Maka berlelah-lelahlah engkau hari ini wahai saudariku mu'minah, dan bersabarlah…niscaya engkau akan beristirahat esok kelak di hari kiamat.



Tahukah engkau…para penduduk surga nanti akan diserukan kepada mereka:



"Salamun 'alaikum bima shabartum"[1]. Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (QS. ar Ra'du [13]: 24)



Adapun para penduduk neraka, maka akan diserukan kepada mereka:



"Kamu telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; Maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik". (QS. al Ahqaaf [36]: 20)



Sungguh luar biasa kisah masyithah…sang wanita pertama pemegang bara api…Ia kokoh seperti batu karang…tak goyah sedikitpun di terpa gelombang fitnah yang datang bergulung-gulung. Sungguh sangat bertolang belakang dengan keadaan wanita di zaman ini…mereka tak bisa kokoh di atas agamanya…meski dengan menegakkan sholat! Mereka masih saja menyia-nyiakannya…kalaupun mereka shalat itupun setelah di undur-undur waktunya, bahkan di antara mereka tidak sedikit yang sudah meninggalkan sholat…mereka tidak sadar…kekufuran mengancam di depan mata. Nabi bersabda dalam hadits yang di riwayatkan oleh Imam at Tirmidzi:



اَلْعَهْدُ الَّذِيْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلَاةُ ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ.



"Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat, barangsiapa yang meninggalkannya maka dia telah kafir."

Barangsiapa yang meninggalkan shalat, maka Allah akan masukkan ia ke dalam niiran (api), Allah akn mengadzabnya bersama syaithan, dan ia akan di beri minum dengan hamiim (air panas yang mendidih).





Allah ta'ala berfirman:



(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan yang besar. Dan Barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. (QS. an Nisa [4]: 13-14)



Al Imam adz Zahabi menyebutkan sebuah kisah dalam kitabnya 'al Kabaa'ir', pernah seorang wanita meninggal dunia, kemudian saudara laki-lakinya mengurusi jenazahnya hingga ia di kubur, ketika wanita itu dikubur terjatuhlah kais (tempat menyimpan uang) saudara laki-lakinya itu namun ia tidak menyadarinya, ia baru sadar kehilangan kantungnya ketika ia telah pulang ke rumahnya, maka iapun kembali ke kubur saudarinya, dari kejauhan nampak kuburan saudarinya itu di penuhi oleh debu…setelah sampai di kubur iapun sangat terkejut…kuburan saudarinya itu tiba-tiba terbakar api…iapun ketakutan dan kembali lagi ke rumahnya. Sambil menangis ia bertanya ke ibunya, 'Wahai Ibu…ceritakanlah kepadaku apa yang saudariku lakukan semasa hidupnya?', sang ibupun berkata keheranan, 'Kenapa Engkau bertanya seperti itu?, ia menjawab: 'Aku melihat kubur saudariku terbakar api' . Sang ibu menangis sesaat, kemudian ia berkata kepada anaknya, 'Saudarimu itu dulu semasa hidupnya sering melalaikan shalat, mengakhirkan dari waktunya…shalat shubuh ia kerjakan setelah matahaei terbit…begitu juga ia melalaikan shalat-shalat lainnya.



Saudariku mu'minah…itulah balasan bagi orang yang melalaikan shalat, yang ia sering mengakhirkan waktunya, lalu bagaimana pula keadaan orang yang meninggalkan shalat sama sekali?!.
 
Back
Top