Warga Badui Razia Barang-Barang Modern

spirit

Mod
w1200

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten menggelar razia barang-barang modern yang dilarang dan bertentangan dengan adat."Semua barang-barang modern itu dimusnahkan," kata Kudil (45) seorang warga Badui saat dihubungi di Lebak, Sabtu (3/7).

Dalam razia itu, semua warga Badui memusnahkan barang barang perabotan rumah tangga yang modern.Operasi razia dilakukan Badui Dalam yang ditunjuk sebagai penegak hukum adat.

Barang-barang modern itu di antaranya gelas, piring, teko, termos, panci, kasur, handphone juga menghancurkan toilet.Bahkan, razia hari ini membakar tiga buah motor."Perabotan rumah tangga kami yangterbuat dari karet dan besi juga dimusnahkan, " kata Kudil.

Menurut dia, razia yang digelar tiga bulan sekali itu rutin dilaksanakan adat. Mereka razia barang- barang modern itu dengan menyisir ke setiap rumah warga Badui tersebar di 68 perkampungan.

Razia itu tanpa tebang pilih jika ditemukan barang modern dimusnahkan, sekalipun itu Jaro Saija sebagai Kepala Desa Kanekes.Masyarakat Badui harus taat dan patuh terhadap peraturan adat yang melarang menggunakan peralatan modern, termasuk kendaraan roda dua dan roda empat.

.
 
sejumlah-warga-suku-badui-berjalan-kaki-ketika-menjual-hasil-_170629194345-429.jpg

Kasus Covid-19 di Badui Nihil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus penyebaran COVID-19 di kawasan pemukiman masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, hingga kini masih nihil atau nol persen. Tidak ditemukan warga Badui yang positif.

"Kami mengetahuinya setelah dilakukan tes usap antigen kepada beberapa warga Badui belum lama ini," kata Kepala Puskesmas Cisimeut Kabupaten Lebak dr Maytri Nurmaningsih, Rabu (30/6).

Meski Kabupaten Lebak masuk zona merah penyebaran COVID-19, tidak ditemukan kasusnyapada masyarakat Badui hingga kini. Sebab, masyarakat Badui sangat disiplin untuk mematuhi imbauan tetua adat dengan tidak banyak kegiatan ke luar daerah.

Selain itu juga warga Badui tetap bekerja di ladang-ladang huma, sehingga tidak hubungan kontak erat dengan orang luar. Begitu juga kawasan pemukiman masyarakat Badui diperketat protokol kesehatan bagi wisatawan.

Wisatawan harus memakai masker, tidak berkerumun dan tidak membuang sampah sembarangan. "Kami minta kawasan Badui diperketat dan semua wisatawan harus dilakukan pemeriksaan suhu dan mematuhi protokol kesehatan guna mencegah corona," katanya.

Menurut dia, petugas medis Puskesmas Cisimeut mengapresiasi tetua adat masyarakat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Jaro Saija. Puskesmas Cisimeut membawahi pelayanan di enam desa, namun yang disiplin dan mematuhi program pemerintah untuk pelayanan vaksinasi publik bagi aparatur desa hanya Jaro Saija yang dilakukan vaksin. Sedangkan, aparatur di lima desa lainnya hingga kini tidak ada yang divaksinasi.

"Kami sudah melaporkan ke Bapak Camat Leuwidamar agar mereka bisa dilakukan vaksinasi itu," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Jaro Saija mengatakan jumlah warganya itu tercatat 11.800 jiwa tersebar di 68 kampung hingga kini tidak ditemukan penyebaran COVID-19. Masyarakat suku Badui dengan merebaknya penularan virus corona dilarang ke luar daerah, seperti Jakarta, Tangerang dan Bogor untuk mencegah pandemi COVID-19.

Begitu juga warganya jika ke luar daerah diminta untuk pulang dan sebelum masuk pemukiman adat terlebih dahulu menjalani pengecekan kesehatan di Puskesmas setempat."Semua warga Badui sudah dilakukan pencegahan penularan virus corona dengan minum obat tradisional dari cikur dan jahe merah, " katanya.

.
 
Back
Top