andree_erlangga
New member
Belum adanya kepastian mendapatkan ganti rugi, warga korban lumpur Lapindo Brantas Inc wilayah Perumahan Anggun Sejahtera (Perumtas)-1 memblokade jalan, Kamis (22/2) siang.
Ratusan orang memblokade jalan masuk Tol Sidoarjo dan pintu keluar Tol Waru. Selain itu, satu rangkaian kereta api dihentikan.
Aksi yang berlangsung sejak siang hingga malam hari ini menimbulkan kemacetan luar biasa. Bahkan, kendaraan yang telanjur masuk jalan tol sulit melanjutkan perjalanan. Tidak hanya kendaraan pribadi, sopir truk pengangkut barang dan bus angkutan penumpang antarkota mengeluh karena tidak bisa jalan.
KA Penataran jurusan Blitar-Surabaya terpaksa tertahan empat jam, sehingga membuat para penumpang kegerahan.
Aksi warga Perumtas-1 ini berlangsung hingga Jumat (23/2) dini hari. Mereka masih terpencar dalam beberapa kelompok, yakni kelompok yang memblokade pintu keluar Porong, Sidoarjo dan di depan Pendopo Kabupaten Sidoarjo. Aksi ini berlanjut karena hasil pertemuan tim pengarah Timnas antara Gubernur Jatim Imam Utomo dan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro di Jakarta belum membuahkan hasil yang diinginkan warga.
Perwakilan warga, Kamis petang, sempat diterima Timnas bersama Bupati Sidoarjo Win Hendrarso di ruang pertemuan pendopo. Dalam pertemuan tersebut, Ketua Tim Pelaksana Timnas, Basuki Hadimuljono, menerima telepon dari Imam Utomo, yang menyatakan bahwa hasil pertemuan di Jakarta adalah memberikan penawaran bahwa warga Perumtas akan direlokasi.
Tetapi, tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh warga. Mereka minta agar warga Perumtas-1 mendapatkan ganti rugi berupa cash and carry seperti halnya warga di empat desa, yakni Kedungbendo, Jatirejo, Siring dan Renokenongo. Apalagi Perumtas-1 masuk dalam wilayah Desa Kedungbendo.
Menurut Yohanes Imam, Koordinator Umum Perwakilan warga Perumtas-1, pihaknya meminta Lapindo maupun Timnas membuat surat perjanjian atas kepastian rumah dan tanah mereka dibeli. ?Kalau memang sudah ada perjanjian bahwa rumah dan tanah kami dibeli Lapindo, kami siap membubarkan diri,? jelasnya.
Dijadwalkan siang ini perwakilan warga Perumtas-1 akan menemui Gubernur Imam Utomo, sekaligus ingin mendengarkan penjelasan atas hasil pertemuan di Jakarta. ?Kami berharap gubernur bisa memberikan jawaban pasti, karena gubernur adalah anggota tim pengarah Timnas,? tambahnya.
Bola Beton
Sementara itu, Timnas Penanggulangan Lumpur di Sidoarjo memastikan akan melakukan uji coba mengurangi volume semburan lumpur dengan metode High Density Chained Balls (HDCB) atau memasukkan rangkaian bola beton di pusat semburan, Jumat ini.
Menurut Rudy Novrianto, juru bicara Timnas, persiapan teknis sebenarnya sudah selesai, yakni memasang pengangkat beton melalui dua menara crane. ?Uji coba nanti tergantung cuaca. Jika cuaca memungkinkan, uji coba akan kita lakukan,? ujarnya.
Koordinator Monitoring Bidang Keahlian Sifat Magnetik HDCB ITB, Dr Satriya Bijaksana mengungkapkan, tahap awal uji coba ini akan memasukkan lima rangkaian HDCB yang setiap rangkaiannya terdiri dua bola besar yang berdiameter 40 cm dengan berat 200 kg dan dua bola kecil berdiameter 20 cm yang mempunyai bobot 160-170 kg.
?Sebelum memasukkan HDCB, kita akan lakukan survei dengan sonar untuk mengetahui posisi lubang yang selama ini menyemburkan lumpur panas ke permukaan,? ujarnya.
sumber : SINAR HARAPAN
Ratusan orang memblokade jalan masuk Tol Sidoarjo dan pintu keluar Tol Waru. Selain itu, satu rangkaian kereta api dihentikan.
Aksi yang berlangsung sejak siang hingga malam hari ini menimbulkan kemacetan luar biasa. Bahkan, kendaraan yang telanjur masuk jalan tol sulit melanjutkan perjalanan. Tidak hanya kendaraan pribadi, sopir truk pengangkut barang dan bus angkutan penumpang antarkota mengeluh karena tidak bisa jalan.
KA Penataran jurusan Blitar-Surabaya terpaksa tertahan empat jam, sehingga membuat para penumpang kegerahan.
Aksi warga Perumtas-1 ini berlangsung hingga Jumat (23/2) dini hari. Mereka masih terpencar dalam beberapa kelompok, yakni kelompok yang memblokade pintu keluar Porong, Sidoarjo dan di depan Pendopo Kabupaten Sidoarjo. Aksi ini berlanjut karena hasil pertemuan tim pengarah Timnas antara Gubernur Jatim Imam Utomo dan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro di Jakarta belum membuahkan hasil yang diinginkan warga.
Perwakilan warga, Kamis petang, sempat diterima Timnas bersama Bupati Sidoarjo Win Hendrarso di ruang pertemuan pendopo. Dalam pertemuan tersebut, Ketua Tim Pelaksana Timnas, Basuki Hadimuljono, menerima telepon dari Imam Utomo, yang menyatakan bahwa hasil pertemuan di Jakarta adalah memberikan penawaran bahwa warga Perumtas akan direlokasi.
Tetapi, tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh warga. Mereka minta agar warga Perumtas-1 mendapatkan ganti rugi berupa cash and carry seperti halnya warga di empat desa, yakni Kedungbendo, Jatirejo, Siring dan Renokenongo. Apalagi Perumtas-1 masuk dalam wilayah Desa Kedungbendo.
Menurut Yohanes Imam, Koordinator Umum Perwakilan warga Perumtas-1, pihaknya meminta Lapindo maupun Timnas membuat surat perjanjian atas kepastian rumah dan tanah mereka dibeli. ?Kalau memang sudah ada perjanjian bahwa rumah dan tanah kami dibeli Lapindo, kami siap membubarkan diri,? jelasnya.
Dijadwalkan siang ini perwakilan warga Perumtas-1 akan menemui Gubernur Imam Utomo, sekaligus ingin mendengarkan penjelasan atas hasil pertemuan di Jakarta. ?Kami berharap gubernur bisa memberikan jawaban pasti, karena gubernur adalah anggota tim pengarah Timnas,? tambahnya.
Bola Beton
Sementara itu, Timnas Penanggulangan Lumpur di Sidoarjo memastikan akan melakukan uji coba mengurangi volume semburan lumpur dengan metode High Density Chained Balls (HDCB) atau memasukkan rangkaian bola beton di pusat semburan, Jumat ini.
Menurut Rudy Novrianto, juru bicara Timnas, persiapan teknis sebenarnya sudah selesai, yakni memasang pengangkat beton melalui dua menara crane. ?Uji coba nanti tergantung cuaca. Jika cuaca memungkinkan, uji coba akan kita lakukan,? ujarnya.
Koordinator Monitoring Bidang Keahlian Sifat Magnetik HDCB ITB, Dr Satriya Bijaksana mengungkapkan, tahap awal uji coba ini akan memasukkan lima rangkaian HDCB yang setiap rangkaiannya terdiri dua bola besar yang berdiameter 40 cm dengan berat 200 kg dan dua bola kecil berdiameter 20 cm yang mempunyai bobot 160-170 kg.
?Sebelum memasukkan HDCB, kita akan lakukan survei dengan sonar untuk mengetahui posisi lubang yang selama ini menyemburkan lumpur panas ke permukaan,? ujarnya.
sumber : SINAR HARAPAN