Waspada! Aktivitas Fisik Berlebih, Risiko Kanker Usus Besar

Megha

New member
Waspada! Aktivitas Fisik Berlebih, Risiko Kanker Usus Besar

Kanker adalah jenis penyakit yang mematikan jika terlambat penanganannya. Kanker memiliki banyakjenis dan menyerang seseorang tanpa melihat status ataupun usianya. Pada beberapa jenis kanker seperti kanker usus besar atau kolorektal biasanya menyerang pada usia lanjut. Sayangnya, hal itu tidak berlaku di Indonesia.

obesity2.jpg

Menurut riset yang telah dilakukan oleh lembaga kangker sedunia, kanker kolorektal merupakan kanker keempat terbanyak di dunia dan menempati urutan kedua terbanyak di Amerika Serikat dengan rata-rata usia penderitanya adalah 67 tahun, Dalam beberapa dekade terakhir ini, insiden kanker kolorektal meningkat cepat di Negara Asia. Menurut kepustakaan Barat, dikatakan Dr. Murdani dalam seminar disertasinya, bahwa prevalensi kanker itu terjadi pada usia di bawah 50 tahun adalah 2-8 persen. Anehnya, penderita kanker kolorektar di Indonesia yang berusia lebih muda itu menunjukkan proporsi yang lebih besar.

Menurut hasil penelitiannya, penderita kanker kolorektal di Indonesia justru dialami oleh penderita usia muda (di bawah 50 tahun), sekitar lebih dari 51 persen.

“Di Jakarta, usia dibawah 45 tahun terdapat 47.85 kasus" paparnya.

Penyakit Turunan
Pada umumnya kanker kolorektar usia muda di negara-negara maju memiliki riwayat keluarga, seperti hereditary non polyposis colorectal cancer (HNPCC). Artinya, penyakit kolorektal jenis itu disebabkan

oleh faktor keturunan. Patogenesis HNPCC melibatkan mutasi sel benih pada gen-gen mismatch repair, sehingga secara genetik telah ada instabilitas mikrosatelit pada penderitanya.

Hati-hati! Aktivitas Fisik Berlebih
Selain itu, kanker kolorektal juga dapat muncul sendiri tanpa ada riwat penyakit pada keluarga. “Kanker koorektal muncul tiba-tiba dan itu dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan gaya hidup jelas Dr. Murdani. Kanker kolorektal yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan gaya hidup adalah jenis kanker kolorektal sporadik. Ditegaskan oleh Dr.Murdani bahwa faktorgaya hidup dan lingkungan adalah faktor utama penyebab munculnya kanker kolorektal sporadik pada usia muda.

Aktivitas fisik yang berlebih adalah salah satu jenis gaya hidup yang dikatakan Dr.Murdani menjadi penyebab terbanyak penyakit kanker kolorektal. Oleh sebab itu,tidak ada salahnya jika aktivitas berlebih itu harus lebih mendapatkan perhatian.

Selain itu faktor lingkungan yang tidak sehat yang mengakibatkan inflamasi (peradangan sebagai respon tubuh terhadap luka akibat infeksi atau non-infeksi) juga menjadi penyebab yang tidak disadari. Salah satu contohnya, penggunaan air tidak bersih yang menyebabkan mencret berdarah. Itu merupakan salah satu masalah yang dianggap sepele namun dapat menjadi penyebab infeksi pada usus sehingga harus benar-benar diwaspadai.

Probiotik, Benarkah Sebagai Alternatifnya?
Beberapa pendapat mengatakan, probiotik memiliki peran penting yang menguntungkan kesehatan. Bahkan peranan penting itu sejajar dengan sayur-sayuran, kacang-kacangan, gandum dan aktivitas fisik teratur sebagai upaya untuk menurunkan risiko kanker. Probiotik diyakini mampu menjadi alternatif yang akan berkembang di kalangan masyarakat penderita kanker. Sayangnya, hasil penelitian Dr. Murdani tidak mengatakan demikian. Kabar baik tersebut disanggah dengan tegas oleh Dr.Murdani dalam basil penelitiannya. Probiotik tidak terbukti secara klinis berperan membantu dalam mencegah kanker, termasuk kanker kolorektal.

Aspirin
Selanjutnya, untuk pengobatan dikatakan oleh Dr. Murdani bahwa akan digunakan jenis obat aspirin dan obat anti inflamasi lainnya. Seperti yang telah diketahui oleh kebanyakan orang, jenis obat itu mampu mencegah perkembangan sel kanker. Sayangnya, jenis aspirin juga dapat menimbulkan kerusakan pada organ tertentu. Bahkan, aspirin juga dapat menyebabkan pendarahan di saluran cerna dan nisiko pada kardiovaskular. Hal yang harus menjadi perhatian utama adalah, aspirin dilarang tegas penggunaannya untuk orang dengan penyakit jantung. (DK/NF)
Special thanks to Dr. Murdani Abdullah, SpPD-KGEH, yang sudah membantu dalam kelengkapan tulisan
 
Last edited:
Back
Top