pratama_adi2001
New member
Waspada di hari besar keagamaan
?Thailand akan hadapi lebih banyak serangan teroris?
Bangkok (Espos)
Pemerintah Thailand, Senin (19/2), mengeluarkan peringatan kelompok gerilyawan kemungkinan akan meningkatkan serangan, setelah sembilan orang tewas dalam serangan yang terjadi, Minggu (18/2) malam, saat warga setempat tengah merayakan Tahun Baru Imlek.
Kepala staf militer Thailand mengatakan para gerilyawan yang berjuang melawan pemerintah selama tiga tahun di provinsi-provinsi mayoritas muslim di Thailand selatan, akan mencoba melakukan serangan baru selama hari libur umat Buddha.
?Kekerasan mungkin akan meningkat, dan akan ada taktik serangan yang sama oleh teroris,? ujar Jenderal Montri Sangkasap kepada wartawan Senin kemarin, setelah mengikuti pertemuan darurat di Bangkok.
Kepala junta militer Thailand, Jenderal Sonthi Boonyaratkalin, dan Perdana Menteri Surayud Chulanont telah mengumpulkan kepala-kepala keamanan dan militer untuk membahas serangan yang menewaskan sembilan orang dan melukai 44 orang lainnya itu.
Surayud berkeras wilayah itu tidak memerlukan pasukan lagi, bahkan mengatakan dirinya akan mengupayakan kampanye ?hati dan pikiran? untuk memenangkan dukungan dari para penduduk di wilayah itu.
?Tugas kami saat ini perlu difokuskan pada pembangunan kerja sama antara pejabat-pejabat pemerintah dan rakyat, untuk menghilangkan ketakutan mereka terhadap pemerintah,? ujar Surayud.
Para gerilyawan melakukan 49 pengeboman, penembakan dan serangan pembakaran, Minggu malam dan Senin, dengan mengambil target utama rumah-rumah dan pusat bisnis milik warga penganut Buddha atau etnis China.
Tiga orang tewas dalam penembakan dan enam lainnya dalam 12 jam aksi kekerasan. Menurut pejabat setempat, jumlah orang yang terluka mencapai 44 orang. Polisi mengatakan pada Senin pagi empat orang terluka ketika gerilyawan melakukan penembakan dan peledakan sebuah bom di Provinsi Yala.
?Para penyerang ingin menakut-nakuti umat Buddha dan etnis China yang tinggal di sana, agar mereka segera pergi,? juru bicara militer Kolonel Acar Tiproch.
Jenderal Montri Sangsakap mengatakan para pejabat meyakini serangan-serangan itu dilakukan bertepatan dengan hari libur Tahun Baru China. ?Kekerasan itu terjadi karena itu adalah hari libur ketika orang-orang sedang berpesta. Kami harus hati-hati selama festival keagamaan, khususnya pada perayaan Buddha pada bulan Maret dan April nanti,? ujar Montri. - tya/AP
?Thailand akan hadapi lebih banyak serangan teroris?
Bangkok (Espos)
Pemerintah Thailand, Senin (19/2), mengeluarkan peringatan kelompok gerilyawan kemungkinan akan meningkatkan serangan, setelah sembilan orang tewas dalam serangan yang terjadi, Minggu (18/2) malam, saat warga setempat tengah merayakan Tahun Baru Imlek.
Kepala staf militer Thailand mengatakan para gerilyawan yang berjuang melawan pemerintah selama tiga tahun di provinsi-provinsi mayoritas muslim di Thailand selatan, akan mencoba melakukan serangan baru selama hari libur umat Buddha.
?Kekerasan mungkin akan meningkat, dan akan ada taktik serangan yang sama oleh teroris,? ujar Jenderal Montri Sangkasap kepada wartawan Senin kemarin, setelah mengikuti pertemuan darurat di Bangkok.
Kepala junta militer Thailand, Jenderal Sonthi Boonyaratkalin, dan Perdana Menteri Surayud Chulanont telah mengumpulkan kepala-kepala keamanan dan militer untuk membahas serangan yang menewaskan sembilan orang dan melukai 44 orang lainnya itu.
Surayud berkeras wilayah itu tidak memerlukan pasukan lagi, bahkan mengatakan dirinya akan mengupayakan kampanye ?hati dan pikiran? untuk memenangkan dukungan dari para penduduk di wilayah itu.
?Tugas kami saat ini perlu difokuskan pada pembangunan kerja sama antara pejabat-pejabat pemerintah dan rakyat, untuk menghilangkan ketakutan mereka terhadap pemerintah,? ujar Surayud.
Para gerilyawan melakukan 49 pengeboman, penembakan dan serangan pembakaran, Minggu malam dan Senin, dengan mengambil target utama rumah-rumah dan pusat bisnis milik warga penganut Buddha atau etnis China.
Tiga orang tewas dalam penembakan dan enam lainnya dalam 12 jam aksi kekerasan. Menurut pejabat setempat, jumlah orang yang terluka mencapai 44 orang. Polisi mengatakan pada Senin pagi empat orang terluka ketika gerilyawan melakukan penembakan dan peledakan sebuah bom di Provinsi Yala.
?Para penyerang ingin menakut-nakuti umat Buddha dan etnis China yang tinggal di sana, agar mereka segera pergi,? juru bicara militer Kolonel Acar Tiproch.
Jenderal Montri Sangsakap mengatakan para pejabat meyakini serangan-serangan itu dilakukan bertepatan dengan hari libur Tahun Baru China. ?Kekerasan itu terjadi karena itu adalah hari libur ketika orang-orang sedang berpesta. Kami harus hati-hati selama festival keagamaan, khususnya pada perayaan Buddha pada bulan Maret dan April nanti,? ujar Montri. - tya/AP