Demam batu akik melanda Nusantara. Padahal batu akik, menurut Nur Amin, sebenarnya tidak memiliki nilai ekonomis yang tinggi, itu karena memang produknya melimpah sehingga harga pasarannya juga tidak panas seperti batu zambrut apalagi intan.
“Tetapi batu alam itu bisa bernilai bila yang memakainya orang terkenal apalagi ulama yang memiliki kharisma tinggi,” ujar mantan pedagang yang pernah menggeluti bisnis batu ini puluhan tahun di Banjarmasin, Senin (16/2/2015).
Selain tergantung status pemilik, menurut Amin, bentuk urat dalam batu akik juga ikut memengaruhi mengapa batu itu menjadi buruan kolektor. Urat dalam batu yang lurus tidak bercabang, kemudian menyatu tanpa ujung juga sangat dicari.
“Tentunya yang lebih mahal lagi bila urat-urat itu membentuk huruf istimewa seperti membentuk Asma Allah,” ujarnya menanggapi semakin ramainya demam batu akik yang melanda Nusantara.
Hanya saja, menurut mantan pedagang batu-batuan ini, secara kualitas batu akik yang terbaik itu akik dari batu kawasan Martapura, Kabupaten Banjar.
“Saya pernah diberi tahu oleh para ahli batu seorang keturunan Cina, katanya batu akik dari Martapura kualitasnya baik karena jenisnya batu tambang, bukan jenis batu sungai atau gunung,” jelas Amin.(YR)
cahaya.co
