resi_dj
New member
Dari semalam diriku nggak bisa tidur...kemudian kupejamkan saja mata walau pikiran masih berkelana...tiba- tiba terlintas di pikiranku, tulisan menarik di secarik kertas yang pernah kubaca 4 tahun yang lalu, tulisan ini kudapat dari seorang teman, lupa detailnya...tapi masih kuingat intinya...coba kutuliskan dengan bahasaku ya......
so, lets me explain..
Tiap orang pasti memiliki masalah di hidupannya. Dan setiap permasalahan, pasti berbeda cara menghadapinya bagi orang yang mengalaminya.
Sah- sah saja jika kita mengeluh tentang hidup yang sulit. Saat kita tidak tahu lagi harus berbuat apa dan ingin menyerah. Bosan dan lelah berjuang.... karena di setiap satu persoalan terpecahkan, persoalan yang lain muncul. Hal ini pun dialami oleh seorang anak di suatu tempat...ketika ia merasa sudah di titik jenuh pemikirannya, ia bercerita dan mengeluh pada ayahnya kemudian ia diberi solusi oleh ayahnya yang kebetulan adalah seorang juru masak. Beberapa saat kemudian ayahnya tersenyum dan membawa nya ke dapur. Ia lalu mengambil tiga buah panci, mengisinya masing-masing dengan air dan meletakkannya pada kompor yang menyala.
Beberapa saat kemudian air dalam panci-panci itu mendidih. Pada panci pertama, ia memasukkan wortel. Lalu, pada panci kedua ia memasukkan telur. Dan, pada panci ketiga ia memasukkan beberapa biji kopi tumbuk.
Ia membiarkan masing-masing mendidih.
Selama itu ia terdiam seribu bahasa. Sang anak menggereget gigi, tak sabar menunggu dan heran dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya. Dua puluh lima menit kemudian, ayahnya mematikan api. Lalu menyiduk wortel dari dalam panci dan meletakkanya pada sebuah piring. Kemudian ia mengambil telur dan meletakkanya pada piring yang sama. Terakhir ia menyaring kopi yang diletakkan pada piring itu juga.
Ia lalu menoleh pada anaknya dan bertanya, "Apa yang kau lihat, nak?"
"Wortel, telur, dan kopi, " jawab sang anak.
Ia meminta anaknya untuk memegang wortel. Anak itu melakukan apa
yang diminta ayahnya dan mengatakan bahwa wortel itu terasa lunak.
Kemudian sang ayah meminta anaknya memecah telur. Setelah telur itu dipecah dan dikupas, sang anak mengatakan bahwa telur rebus itu kini terasa keras.
Kemudian sang ayah meminta anak itu mencicipi kopi. Sang anak tersenyum saat mencicipi aroma kopi yang sedap itu. "Apa maksud semua ini, ayah?" tanya sang anak.
Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda tadi telah mengalami hal yang sama,
yaitu direbus dalam air mendidih,merasakan panas, ditempa dalam panasnya suhu air yang sama tetapi selepas perebusan itu mereka berubah menjadi sesuatu yang berbeda-beda.
Wortel yang semula
kuat dan keras, setelah direbus dalam air mendidih, berubah menjadi
lunak dan lemah.
Sedangkan telur, sebaliknya, yang semula mudah pecah, kini setelah
direbus menjadi keras dan kokoh.
Sedangkan biji kopi tumbuh berubah menjadi sangat unik. Biji kopi,
setelah direbus, malah mengubah air yang merebusnya itu.
Maka, yang manakah dirimu?" tanya sang ayah pada anaknya. "Di saat
kesulitan menghadang langkahmu, perubahan apa yang terjadi pada
dirimu? Apakah kau menjadi sebatang wortel, yang sejatinya kamu kuat,keras dan tegas, lalu ketika menghadapi masalah, mengalami tekanan,malah menjadi lemah tak berdaya, lunak dengan segala kondisi yang membuatmu dan tak mampu bangkit lagi..kehilangan semangat dan harapan
Atau kah kau memilih menjadi sebutir telur...yang semula kau bersifat lembut, tulus, sensitif, mudah retak tapi masih memiliki kekuatan lalu ketika mengalami masalah dan tekanan kau menjadi keras, egois tanpa memikirkan sekelilingmu, kau membenci sekelilingmu dan dirimu sendiri. Sudah tidak ada lagi kehangatan pada dirimu.
atau biji kopi?
yang semua kau adalah sesuatu yang kecil, hitam, tidak semua orang mengatakan bentukmu menarik....tetapi ketika kau mengalami masalah....ketika kau berada dalam tekanan, kau malah bisa merubah hal yg menekanmu. Kau merubah airnya... kau membaur dengan air menjadi satu kesatuan dengan terciptanya hal baru...minuman hangat dengan aroma wangi, segar dan rasa yang nikmat. Bukan hanya air, faktor yang menekanmu yang kau ubah...tetapi kau pun bisa mencairkan suasana bagi siapapun peminumnya.... kau bisa membagi hatimu untuk segala suasana dan orang sekitarmu. Ketika beberapa teguk minuman kopi yang keluar dari cangkir merasuk ke tubuh orang yang meminummu...kau juga tidak lupa untuk memberiikan kenangan bagi cangkir yang sudah menjadi wadahmu selama itu.
Tak masalah jika perubahanmu yang sudah menjadi ampas itu dibuang oleh seseorang ke lubang wastafel katika hendak membersihkan cangkirnya...kau tetap bisa bertahan dan menyesuaikan diri...seiring air berjalan, kau pun tak ragu melepaskan sebutir bagian ampas kopimu berpegangan bada batu/ kerikil untuk merasakan masalah yg lain.
Jelas kan....bukan air yang mengubah kopinya..tapi biji kopi lah mengubah airnya....SEMAKIN PANAS AIRNYA....MAKIN NIKMAT KOPINYA.
so guys....aku siap menjadi biji kopi.
Dan sekarang aku yang bertanya...Apa pilihan kalian?? Apa kah menjadi WORTEL, TELUR atau BIJI KOPI?????[<
so, lets me explain..
Tiap orang pasti memiliki masalah di hidupannya. Dan setiap permasalahan, pasti berbeda cara menghadapinya bagi orang yang mengalaminya.
Sah- sah saja jika kita mengeluh tentang hidup yang sulit. Saat kita tidak tahu lagi harus berbuat apa dan ingin menyerah. Bosan dan lelah berjuang.... karena di setiap satu persoalan terpecahkan, persoalan yang lain muncul. Hal ini pun dialami oleh seorang anak di suatu tempat...ketika ia merasa sudah di titik jenuh pemikirannya, ia bercerita dan mengeluh pada ayahnya kemudian ia diberi solusi oleh ayahnya yang kebetulan adalah seorang juru masak. Beberapa saat kemudian ayahnya tersenyum dan membawa nya ke dapur. Ia lalu mengambil tiga buah panci, mengisinya masing-masing dengan air dan meletakkannya pada kompor yang menyala.
Beberapa saat kemudian air dalam panci-panci itu mendidih. Pada panci pertama, ia memasukkan wortel. Lalu, pada panci kedua ia memasukkan telur. Dan, pada panci ketiga ia memasukkan beberapa biji kopi tumbuk.
Ia membiarkan masing-masing mendidih.
Selama itu ia terdiam seribu bahasa. Sang anak menggereget gigi, tak sabar menunggu dan heran dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya. Dua puluh lima menit kemudian, ayahnya mematikan api. Lalu menyiduk wortel dari dalam panci dan meletakkanya pada sebuah piring. Kemudian ia mengambil telur dan meletakkanya pada piring yang sama. Terakhir ia menyaring kopi yang diletakkan pada piring itu juga.
Ia lalu menoleh pada anaknya dan bertanya, "Apa yang kau lihat, nak?"
"Wortel, telur, dan kopi, " jawab sang anak.
Ia meminta anaknya untuk memegang wortel. Anak itu melakukan apa
yang diminta ayahnya dan mengatakan bahwa wortel itu terasa lunak.
Kemudian sang ayah meminta anaknya memecah telur. Setelah telur itu dipecah dan dikupas, sang anak mengatakan bahwa telur rebus itu kini terasa keras.
Kemudian sang ayah meminta anak itu mencicipi kopi. Sang anak tersenyum saat mencicipi aroma kopi yang sedap itu. "Apa maksud semua ini, ayah?" tanya sang anak.
Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda tadi telah mengalami hal yang sama,
yaitu direbus dalam air mendidih,merasakan panas, ditempa dalam panasnya suhu air yang sama tetapi selepas perebusan itu mereka berubah menjadi sesuatu yang berbeda-beda.
Wortel yang semula
kuat dan keras, setelah direbus dalam air mendidih, berubah menjadi
lunak dan lemah.
Sedangkan telur, sebaliknya, yang semula mudah pecah, kini setelah
direbus menjadi keras dan kokoh.
Sedangkan biji kopi tumbuh berubah menjadi sangat unik. Biji kopi,
setelah direbus, malah mengubah air yang merebusnya itu.
Maka, yang manakah dirimu?" tanya sang ayah pada anaknya. "Di saat
kesulitan menghadang langkahmu, perubahan apa yang terjadi pada
dirimu? Apakah kau menjadi sebatang wortel, yang sejatinya kamu kuat,keras dan tegas, lalu ketika menghadapi masalah, mengalami tekanan,malah menjadi lemah tak berdaya, lunak dengan segala kondisi yang membuatmu dan tak mampu bangkit lagi..kehilangan semangat dan harapan
Atau kah kau memilih menjadi sebutir telur...yang semula kau bersifat lembut, tulus, sensitif, mudah retak tapi masih memiliki kekuatan lalu ketika mengalami masalah dan tekanan kau menjadi keras, egois tanpa memikirkan sekelilingmu, kau membenci sekelilingmu dan dirimu sendiri. Sudah tidak ada lagi kehangatan pada dirimu.
atau biji kopi?
yang semua kau adalah sesuatu yang kecil, hitam, tidak semua orang mengatakan bentukmu menarik....tetapi ketika kau mengalami masalah....ketika kau berada dalam tekanan, kau malah bisa merubah hal yg menekanmu. Kau merubah airnya... kau membaur dengan air menjadi satu kesatuan dengan terciptanya hal baru...minuman hangat dengan aroma wangi, segar dan rasa yang nikmat. Bukan hanya air, faktor yang menekanmu yang kau ubah...tetapi kau pun bisa mencairkan suasana bagi siapapun peminumnya.... kau bisa membagi hatimu untuk segala suasana dan orang sekitarmu. Ketika beberapa teguk minuman kopi yang keluar dari cangkir merasuk ke tubuh orang yang meminummu...kau juga tidak lupa untuk memberiikan kenangan bagi cangkir yang sudah menjadi wadahmu selama itu.
Tak masalah jika perubahanmu yang sudah menjadi ampas itu dibuang oleh seseorang ke lubang wastafel katika hendak membersihkan cangkirnya...kau tetap bisa bertahan dan menyesuaikan diri...seiring air berjalan, kau pun tak ragu melepaskan sebutir bagian ampas kopimu berpegangan bada batu/ kerikil untuk merasakan masalah yg lain.
Jelas kan....bukan air yang mengubah kopinya..tapi biji kopi lah mengubah airnya....SEMAKIN PANAS AIRNYA....MAKIN NIKMAT KOPINYA.
so guys....aku siap menjadi biji kopi.
Dan sekarang aku yang bertanya...Apa pilihan kalian?? Apa kah menjadi WORTEL, TELUR atau BIJI KOPI?????[<