XOLAIR-Terapi Biologis Untuk Perawatan Asma

nurcahyo

New member
XOLAIR-Terapi Biologis Untuk Perawatan Asma



Produk dari program pengembangan antara Tanox, Genentex dan Novartis. Xolair (omalizunab) adalah antibodi manusia rekombinan monoklonal anti-IgE (Mab). Obat ini mendapat izin edar oleh FDA untuk perawatan asma sedang hingga parah untuk remaja dan dewasa pada tahun 2003.

Mendapatkan persetujuan setelah mengalami penundaan dalam waktu lama untuk di Amerika Serikat dan eropa. Izin untuk eropa akhirnya keluar saat oktober 2005 untuk penggunaan terapi asma karena alergi pada remaja dan orang dewasa. Penggunaan di Eropa terbatas pada pasien yang telah menggunakan inhalasi kortikosteroid dan agonis beta-2 jangka panjang, yang juga telah diuji alergen.

PERAWATAN UNTUK ASMA KARENA ALERGI

Yang pertama dalam kelas baru terapi biologis untuk asma alergi, Xolair bekerja dengan cara mengikat imunoglobulin E (IgE) bebas dalam darah sehingga mencegah berikatan dengan sel mast. Hal ini dapat mencegah sel mast berdegranulasi dan melepaskan substansi aktif seperti histamin atau leukotrien yang berperan dalam proses inflamasi dari alergi. Dengan menurunnya jumlah IgE yang berikatan pada sel mastosit, Xolair mengganggu pelepasan mediator kimia yang menyebabkan gejala klinik seperti inflamasi dan konstriksi bronkus.

Xolair berbeda dengan kebanyakan perawatan lain untuk asma konvensional. Diberikan secara injeksi subkutan, hanya perlu diberikan tiap dua hingga empat minggu. Hal ini akan berpengaruh baik untuk:


1. Pasien yang telah gagal dengan terapi konvensional.
2. Pasien yang memiliki masalah mematuhi pemberian pengobatan yang rumit.
3. Sebagai terapi tambahan untuk mengurangi penggunaan steroid.



FASE III UJI KLINIK

Efek dari Xolair sedang diuji dengan serangkaian uji klinik termasuk dua kelompok uji fase III yaitu uji plasebo dan kontrol pada lebih dari 1000 pasien dengan asma. Hasil membuktikan bahwa pasien yang diberi Xolair setelah lebih dari 52 minggu mengalami penurunan tingkat keparahan dari asma dengan pengurangan penggunaan bronkodilator dan steroid. Pada pengobatan Xolair dengan dosis rata-rata dari inhalasi kortikosteroid pada dua pengujian ternyata berkurang 83% dan 75% dibandingkan dengan 50% pada kelompok plasebo. Antara 40% dan 43% pasien pengguna Xolair dapat menghentikan penggunaan steroid dibandingkan dengan 19% kelompok plasebo.

Xolair telah menjadi gebrakan baru untuk terapi biologis yang disetujui untuk pengobatan asma. Saat ini, penderita penyakit inflamasi paru kronik ini banyak dan kemungkinan dapat menjadi fatal. Nah kapan ya obat ini sampai di Indonesia, kita tunggu saja.


sumber : Apotik online dan media informasi obat - penyakit :: m e d i c a s t o r e . c o m
 
Back
Top