spirit
Mod
SUDAHKAH KAMU YADAH HARI INI?
YADAH adalah sebuah ungkapan PRAISE. Artinya 'tangan yang diangkat kepada Tuhan'.
Ada 7 ungkapan Praise, seperti Yadah, Tehillah, Barak, Halal, Towdah, Zamar, dan Shabach, tetapi untuk pertama kalinya kata Praise muncul dalam Alkitab diwakili oleh 'YADAH'. Oleh karena itu bagi saya, kata YADAH ini adalah bentuk pertama dari ekpresi Praise, sedangkan yang selanjutnya adalah pengembangannya.
Kata Yadah ini lahir dari mulut seorang wanita yang mengalami duka dalam kehidupan pernikahannya, sampai suatu ketika wanita ini mampu bersyukur kepada Tuhan, and she Yadah to God.
Ingin tahu ceritanya?
Suatu ketika ada seorang pemuda yang mengembara meninggalkan kampung halamannya, untuk pergi ke tempat pamannya. Di kediaman pamannya, sang pemuda bertemu dengan seorang wanita, and he fell in love at the first sight.
Wanita itu adalah anak perempuan pamannya, dan sangatlah besar cinta pemuda ini sehingga ia rela bekerja keras pada pamannya selama 7 tahun, dengan upah memperistri wanita idamannya. Begitu besar gelora cintanya kepada kekasihnya sehingga kerja keras 7 tahun pun serasa hanya beberapa hari saja. Teman-teman pasti sudah tahu ceritanya ya?
Inilah cerita kisah cinta Yakub dan Rahel.
Rahel memiliki seorang kakak bernama Lea, tetapi Lea ini tidak berseri matanya. Sedangkan Rahel memang layak mendapat perhatian dan cinta dari Yakub karena Rahel elok sikapnya dan cantik parasnya. Singkat cerita, ternyata Laban, mertua Yakub menukar Rahel dengan Lea di hari pernikahan, sehingga demi cintanya kepada Rahel, Yakub rela bekerja keras 7 tahun lagi untuk mendapatkan Rahel. Yakub memiliki 2 istri, Lea dan Rahel, tetapi Yakub lebih cinta kepada Rahel dari pada kepada Lea.
Saya adalah penyuka film True Love Story, sehingga dulu saya agak protes sama Tuhan waktu membaca kisah ini. Kalau bahasa dramanya ....'cinta sejati Yakub dan Rahel dipermainkan oleh nasib'... Saya bilang 'kok Tuhan nggak adil sih, sama Yakub dan Rahel, malah Rahel ditutup lagi kandungannya, saat Tuhan melihat Yakub kurang mencintai Lea,.. bahkan Rahel duluan meninggal, dan kuburannya tidak berdampingan dengan kuburan suaminya kelak.... aduuhhh sedih banget...'
Kalau seandainya saat saya protes itu kisah ini difilmkan, saya pasti pro kepada Rahel. Saya sedih sekali sewaktu Rahel meninggal setelah melahirkan anak keduanya Benyamin, kemudian ia dikuburkan, dan Yakub dan rombongan keluarga besarnya melanjutkan kembali perjalanan mereka kembali ke kampung halaman. "Oh Tuhan....bahkan matinya pun tidak bisa berdampingan...."
Sampai suatu ketika, saya mulai membaca tentang pergumulan Lea...
Selalu ada air mata dalam hidup Lea.
Dulu sebelum menikah dikatakan matanya tidak berseri. Adiknya jauh lebih cantik dan menawan dibanding dirinya. Saya percaya orang-orang disekitarnya pun lebih memuja dan lebih menyukai Rahel. Ada perasaan minder dan rendah diri dalam diri Lea.
If you are a woman, and you have younger sister more beautiful and more attractive than you, you will know this feeling.
Dimadu hanya 7 hari setelah menikah, dan dalam kehidupan pernikahannya Lea menemukan kenyataan suaminya lebih sayang kepada Rahel.
Lea adalah saksi mata melihat suaminya rela membanting tulang selama 7 tahun lagi demi mendapatkan Rahel.
Merasa tidak dicintai suami, hatinya sangat senang sekali ketika melahirkan anak pertamanya, dan Lea berkata : "Sesungguhnya Tuhan telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku." (Kejadian 29:32)
Dan Lea menamai anaknya Ruben. Kenyataannya kehadiran anak pertama, tidak mengubah perasaan Yakub. Yakub tetap lebih cinta Rahel.
Lea pun kecewa.
Kemudian lahir anak kedua, "Sesungguhnya Tuhan telah mendengar, bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikannya pula anak ini kepadaku."
Maka ia menamai anak itu Simeon. (Kejadian 29:33)
Kenyataannya, air mata kembali menghiasi hari-hari Lea, karena 2 anak tidak membuat Yakub lebih cinta kepadanya.
Kelahiran anak ketiga membawa pengharapan baru, masa sih 3 anak tidak mengubahkan hati suaminya, sementara Rahel belum memiliki 1 keturunan pun. Lea berkata: "Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku, karena aku telah melahirkan 3 anak laki-laki baginya."
Itulah sebabnya ia menamai anak itu Lewi. (Kejadian 29:34)
Tiga anak tidak mengubahkan hati Yakub kepada Lea.
Pada kelahiran anak laki-laki yang keempat, anak terakhir yang dikandung Lea, Lea berserah kepada Tuhan, dan kalimatnya mulai berubah.
Lea berkata: "Sekali ini aku akan bersyukur kepada Tuhan." (Kejadian 29:35)
Disinilah YADAH (bersyukur/praise) diungkapkan dari mulut seorang wanita yang merasa tidak dikasihi oleh suaminya. Pada kelahiran anak ke 4, Lea bersyukur kepada Tuhan, dan menamai anak itu Yehuda.
Suatu bentuk penyembahan diajarkan oleh wanita (yang menurut kacamata dunia 'tidak beruntung') kepada semua generasi dalam Alkitab, bahkan sampai pada kita di abad ke 21 ini.
Suatu bentuk penyembahan tanpa syarat.
Menyembah Tuhan bukan karena mengharapkan sesuatu.
Menyembah Tuhan bukan karena Tuhan dapat menjawab doa.
Menyembah Tuhan bukan karena apa yang dapat kita terima dariNya.
Tetapi menyembah Tuhan, karena memang hanya Dia saja Tuhan.
WORSHIPPING GOD WITHOUT ANY REASON.
Sekalipun yang ada di depan mata, tidak seperti yang kita harapkan. Sekalipun di depan mata, sepertinya doa tidak dijawab, tetapi kepercayaan kepada Yesus Tuhan tidak tergoyahkan.
Kelak.... akan ada 3 anak muda yang dengan lantang berkata kepada raja yang akan memasukkan mereka ke dalam api yang menyala:
"Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
(Daniel 3:16-17)
Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. They YADAH to GOD.
Worship Him without any reason.
Yadah adalah bahasa Hebrew yang artinya menyembah dengan mengangkat tangan kepada Tuhan.
Di hari-hari yang semakin sulit, di tengah-tengah dunia yang semakin kacau dan tidak menentu ini, mari kita Yadah kepada Tuhan.
Dengan mengangkat tangan kepadaNya, menandakan penyerahan total, dan kepercayaan penuh kepada segala rancangan-rancanganNya.
Sekalipun mungkin keadaan yang kita alami tidak baik. Sekalipun tidak ada dasar untuk bersyukur, tetaplah berikan syukur. Berikan pujian hanya kepada Tuhan.
Bukankah ada ungkapan 'saat kita mengangkat tangan, Tuhan akan turun tangan?'
Saya bersyukur dapat menuliskan kesaksian Budi (alm) penulis lagu "SEMUA BAIK"
Bahkan sampai akhir hayatnya, sulit melihat kebaikan Tuhan dalam hidup Budi. Hidup dalam kekurangan, bahkan mengalami sakit yang merenggut nyawanya.
Mungkin kalau kita bukan orang percaya, kita akan berkata tidak ada dasar untuk berkata Tuhan baik baginya.
Tapi istri Budi, ibu Yani bersaksi, sampai menjelang ajal, Budi selalu mengajarkan istrinya untuk bersyukur, karena Tuhan itu baik. Budi Yadah to God.
Yadah yang berlimpah dalam hidup Budi, membuat dia percaya segala rencana Tuhan baik adanya, bahwa sepeninggalnya Tuhan tidak pernah akan telantarkan istri dan anaknya. Dan itu terbukti, sampai saat ini ibu Yani dan anaknya Michael tidak pernah dibiarkan Tuhan. Mereka ada dalam pemeliharaan Tuhan.
Yadah yang berlimpah dalam hidup Budi mengurapi setiap kalimat dalam lirik lagu "Semua Baik" yang ditulisnya.
Teman-teman juga pasti merasakannya saat menyanyikan lagu ini. Yadah yang diberikan Budi kepada Tuhannya, memberkati begitu banyak orang termasuk saya untuk dapat mengucap syukur dalam segala keadaan dan berkata "Semua baik ya Tuhan.."
"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah dalam Kristus Yesus bagi kamu"(1 Tesalonika 5:18)
Sudahkah kamu "YADAH" hari-hari ini?
Sumber : CR renungan harian
YADAH adalah sebuah ungkapan PRAISE. Artinya 'tangan yang diangkat kepada Tuhan'.
Ada 7 ungkapan Praise, seperti Yadah, Tehillah, Barak, Halal, Towdah, Zamar, dan Shabach, tetapi untuk pertama kalinya kata Praise muncul dalam Alkitab diwakili oleh 'YADAH'. Oleh karena itu bagi saya, kata YADAH ini adalah bentuk pertama dari ekpresi Praise, sedangkan yang selanjutnya adalah pengembangannya.
Kata Yadah ini lahir dari mulut seorang wanita yang mengalami duka dalam kehidupan pernikahannya, sampai suatu ketika wanita ini mampu bersyukur kepada Tuhan, and she Yadah to God.
Ingin tahu ceritanya?
Suatu ketika ada seorang pemuda yang mengembara meninggalkan kampung halamannya, untuk pergi ke tempat pamannya. Di kediaman pamannya, sang pemuda bertemu dengan seorang wanita, and he fell in love at the first sight.
Wanita itu adalah anak perempuan pamannya, dan sangatlah besar cinta pemuda ini sehingga ia rela bekerja keras pada pamannya selama 7 tahun, dengan upah memperistri wanita idamannya. Begitu besar gelora cintanya kepada kekasihnya sehingga kerja keras 7 tahun pun serasa hanya beberapa hari saja. Teman-teman pasti sudah tahu ceritanya ya?
Inilah cerita kisah cinta Yakub dan Rahel.
Rahel memiliki seorang kakak bernama Lea, tetapi Lea ini tidak berseri matanya. Sedangkan Rahel memang layak mendapat perhatian dan cinta dari Yakub karena Rahel elok sikapnya dan cantik parasnya. Singkat cerita, ternyata Laban, mertua Yakub menukar Rahel dengan Lea di hari pernikahan, sehingga demi cintanya kepada Rahel, Yakub rela bekerja keras 7 tahun lagi untuk mendapatkan Rahel. Yakub memiliki 2 istri, Lea dan Rahel, tetapi Yakub lebih cinta kepada Rahel dari pada kepada Lea.
Saya adalah penyuka film True Love Story, sehingga dulu saya agak protes sama Tuhan waktu membaca kisah ini. Kalau bahasa dramanya ....'cinta sejati Yakub dan Rahel dipermainkan oleh nasib'... Saya bilang 'kok Tuhan nggak adil sih, sama Yakub dan Rahel, malah Rahel ditutup lagi kandungannya, saat Tuhan melihat Yakub kurang mencintai Lea,.. bahkan Rahel duluan meninggal, dan kuburannya tidak berdampingan dengan kuburan suaminya kelak.... aduuhhh sedih banget...'
Kalau seandainya saat saya protes itu kisah ini difilmkan, saya pasti pro kepada Rahel. Saya sedih sekali sewaktu Rahel meninggal setelah melahirkan anak keduanya Benyamin, kemudian ia dikuburkan, dan Yakub dan rombongan keluarga besarnya melanjutkan kembali perjalanan mereka kembali ke kampung halaman. "Oh Tuhan....bahkan matinya pun tidak bisa berdampingan...."
Sampai suatu ketika, saya mulai membaca tentang pergumulan Lea...
Selalu ada air mata dalam hidup Lea.
Dulu sebelum menikah dikatakan matanya tidak berseri. Adiknya jauh lebih cantik dan menawan dibanding dirinya. Saya percaya orang-orang disekitarnya pun lebih memuja dan lebih menyukai Rahel. Ada perasaan minder dan rendah diri dalam diri Lea.
If you are a woman, and you have younger sister more beautiful and more attractive than you, you will know this feeling.
Dimadu hanya 7 hari setelah menikah, dan dalam kehidupan pernikahannya Lea menemukan kenyataan suaminya lebih sayang kepada Rahel.
Lea adalah saksi mata melihat suaminya rela membanting tulang selama 7 tahun lagi demi mendapatkan Rahel.
Merasa tidak dicintai suami, hatinya sangat senang sekali ketika melahirkan anak pertamanya, dan Lea berkata : "Sesungguhnya Tuhan telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku." (Kejadian 29:32)
Dan Lea menamai anaknya Ruben. Kenyataannya kehadiran anak pertama, tidak mengubah perasaan Yakub. Yakub tetap lebih cinta Rahel.
Lea pun kecewa.
Kemudian lahir anak kedua, "Sesungguhnya Tuhan telah mendengar, bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikannya pula anak ini kepadaku."
Maka ia menamai anak itu Simeon. (Kejadian 29:33)
Kenyataannya, air mata kembali menghiasi hari-hari Lea, karena 2 anak tidak membuat Yakub lebih cinta kepadanya.
Kelahiran anak ketiga membawa pengharapan baru, masa sih 3 anak tidak mengubahkan hati suaminya, sementara Rahel belum memiliki 1 keturunan pun. Lea berkata: "Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku, karena aku telah melahirkan 3 anak laki-laki baginya."
Itulah sebabnya ia menamai anak itu Lewi. (Kejadian 29:34)
Tiga anak tidak mengubahkan hati Yakub kepada Lea.
Pada kelahiran anak laki-laki yang keempat, anak terakhir yang dikandung Lea, Lea berserah kepada Tuhan, dan kalimatnya mulai berubah.
Lea berkata: "Sekali ini aku akan bersyukur kepada Tuhan." (Kejadian 29:35)
Disinilah YADAH (bersyukur/praise) diungkapkan dari mulut seorang wanita yang merasa tidak dikasihi oleh suaminya. Pada kelahiran anak ke 4, Lea bersyukur kepada Tuhan, dan menamai anak itu Yehuda.
Suatu bentuk penyembahan diajarkan oleh wanita (yang menurut kacamata dunia 'tidak beruntung') kepada semua generasi dalam Alkitab, bahkan sampai pada kita di abad ke 21 ini.
Suatu bentuk penyembahan tanpa syarat.
Menyembah Tuhan bukan karena mengharapkan sesuatu.
Menyembah Tuhan bukan karena Tuhan dapat menjawab doa.
Menyembah Tuhan bukan karena apa yang dapat kita terima dariNya.
Tetapi menyembah Tuhan, karena memang hanya Dia saja Tuhan.
WORSHIPPING GOD WITHOUT ANY REASON.
Sekalipun yang ada di depan mata, tidak seperti yang kita harapkan. Sekalipun di depan mata, sepertinya doa tidak dijawab, tetapi kepercayaan kepada Yesus Tuhan tidak tergoyahkan.
Kelak.... akan ada 3 anak muda yang dengan lantang berkata kepada raja yang akan memasukkan mereka ke dalam api yang menyala:
"Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
(Daniel 3:16-17)
Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. They YADAH to GOD.
Worship Him without any reason.
Yadah adalah bahasa Hebrew yang artinya menyembah dengan mengangkat tangan kepada Tuhan.
Di hari-hari yang semakin sulit, di tengah-tengah dunia yang semakin kacau dan tidak menentu ini, mari kita Yadah kepada Tuhan.
Dengan mengangkat tangan kepadaNya, menandakan penyerahan total, dan kepercayaan penuh kepada segala rancangan-rancanganNya.
Sekalipun mungkin keadaan yang kita alami tidak baik. Sekalipun tidak ada dasar untuk bersyukur, tetaplah berikan syukur. Berikan pujian hanya kepada Tuhan.
Bukankah ada ungkapan 'saat kita mengangkat tangan, Tuhan akan turun tangan?'
Saya bersyukur dapat menuliskan kesaksian Budi (alm) penulis lagu "SEMUA BAIK"
Bahkan sampai akhir hayatnya, sulit melihat kebaikan Tuhan dalam hidup Budi. Hidup dalam kekurangan, bahkan mengalami sakit yang merenggut nyawanya.
Mungkin kalau kita bukan orang percaya, kita akan berkata tidak ada dasar untuk berkata Tuhan baik baginya.
Tapi istri Budi, ibu Yani bersaksi, sampai menjelang ajal, Budi selalu mengajarkan istrinya untuk bersyukur, karena Tuhan itu baik. Budi Yadah to God.
Yadah yang berlimpah dalam hidup Budi, membuat dia percaya segala rencana Tuhan baik adanya, bahwa sepeninggalnya Tuhan tidak pernah akan telantarkan istri dan anaknya. Dan itu terbukti, sampai saat ini ibu Yani dan anaknya Michael tidak pernah dibiarkan Tuhan. Mereka ada dalam pemeliharaan Tuhan.
Yadah yang berlimpah dalam hidup Budi mengurapi setiap kalimat dalam lirik lagu "Semua Baik" yang ditulisnya.
Teman-teman juga pasti merasakannya saat menyanyikan lagu ini. Yadah yang diberikan Budi kepada Tuhannya, memberkati begitu banyak orang termasuk saya untuk dapat mengucap syukur dalam segala keadaan dan berkata "Semua baik ya Tuhan.."
"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah dalam Kristus Yesus bagi kamu"(1 Tesalonika 5:18)
Sudahkah kamu "YADAH" hari-hari ini?
Sumber : CR renungan harian