Mrs_Sumart1
New member
Kisah tentang perjalanan bangsa Israel mulai dari tempat perbudakan, tanah Mesir sampai ke tanah perjanjian, tanah Kanaan senantiasa menggambarkan bangsa yang sering berkecil hati dan takut menghadapi kesukaran.Menjelang titik akhir perjalanan mereka, yang sudah berada pada posisi paling dekat, bangsa Israel melakukan langkah blunder atau tindakan bodoh. Mereka meragukan kedahsyatan kekuatan Tuhan yang menyertai mereka untuk dapat menduduki tanah Kanaan.Bangsa Israel bersungut-sungut, mereka menyesali, mengapa Tuhan membawa mereka ke tanah Kanaan, hanya karena berita bohong yang disampaikan oleh ke-10 pengintai pesimis alias penakut.
Lain sikap yang yang dilaporkan oleh Kaleb dan Yosua. Pernyataan pertama Kaleb, ialah negeri Kanaan harus diserang dan direbut sekarang, karena bangsa Israel cukup kuat.Kemudian di depan bangsa Israel, Kaleb dan Yosua mengatakan:?Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya.Jika Tuhan berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Hanya, janganlah memberontak kepada Tuhan dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis.
Sikap bangsa Israel yang berkecil hati dan penakut, Tuhan mengeluh kepada Musa. Berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku, sekalipun sudah ada segala tanda mujizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka. Tuhan marah atas sikap bagsa Israel yang tidak percaya kepada-Nya. Tuhan ingin menghukum mereka dengan penyakit sampar, untuk melenyapkan bangsa ini.Namun Musa berhasil melunakkan hukuman Tuhan kepada bangsa Israel. Bangsa Israel tetap melanjutkan rencana Tuhan untuk menduduki tanah Kanaan, tetapi ditunda selama 40 tahun sampai orang Israel yang berumur 20 tahun ke atas mati di padang gurun, kecuali Kaleb dan Yosua yang tetap percaya kepada Tuhan, boleh masuk ke tanah Kanaan, menikmati tanah perjanjian Tuhan kepada nenek moyang bangsa Israel, Abraham.
Dalam Bilangan 14: 28, firman Tuhan :? Katakan kepada mereka (bangsa Israel), demi Aku yang hidup, bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu.Apa yang dikatakan bangsa Israel di depan Tuhan? Mereka mengatakan:?Ah sekiranya kami mati di tanah Mesir atau di padang gurun ini!.Sehingga dengan kata lain, Tuhan berkata: ?Seperti yang yang kamu katakan, demikian Aku lakukan kepadamu.Dalam bahasa sehari-hari dapat kita katakan :?Perkataan yang keluar dari mulutmu, akan menentukan bagaimana nasibmu. Oleh sebab itu kita harus hati-hati dalam mengucapkan kata-kata yang berhubungan dengan kehidupan kita.
Dari kisah yang dikemukakan di atas, kita dapat mengetahui suatu yang mutlak diinginkan Tuhan kepada kita yaitu percayalah kepada Tuhan, jangan takut dan jangan bersungut-sungut tapi mengucap syukurlah.Pola berpikir di dalam alam roh, janganlah hidup berdasarkan apa yang di lihat tetapi berdasarkan apa yang dikatakan oleh Tuhan dalam firman-Nya.Bangsa Israel berpola pikir berdasarkan apa yang dilihat dan di dengar tentang penghuni tanah Kanaan, bukan atas janji Tuhan bahwa negeri Kanaan akan diberikan kepada bangsa Israel. Kegagalan bangsa Israel untuk segera mendiami tanah Kanaan terletak pada ketidak percayaan mereka kepada Tuhan.
Dalam Yakobus 5: 17, dikatakan bahwa Elia adalah manusia biasa sama seperti kita dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga setengah tahun.Hal ini menunjukkan kepada kita, bahwa apa yang kita percaya dan terucapkan dalam doa akan menjadi suatu hal nyata atau riil.Dengan demikian kita memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kondisi nyata melalui alam roh atau alam imajinasi.Kita mencipta melalui langkah pertama membayangkan dalam imajinasi dan kemudian berubah suatu kenyataan dalam alam materi.Tinggalkan fakta atau kenyataan hidup dalam alam materi, ciptakan suatu yang diinginkan dalam alam roh dan itulah yang sesungguhnya terjadi dalam kehidupan kita.
Implementasi dalam kehidupan nyata yang sedang kita alami di Indonesia dewasa ini adalah kesulitan baik ekonomi ataupun politik.Kita dapat membayangkan masalah ini sama seperti yang di lihat dan di alami bangsa Israel sebelum masuk ke tanah Kanaan.Mereka dibayangi rasa ketakutan dan berhati kecil, karena mereka mengandalkan kekuatan mereka sendiri bukan kekuatan Tuhan yang sangat dahsyat. Kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, kita tidak perlu takut akan kondisi yang sedang terjadi saat ini. Kita harus percaya akan janji Tuhan, bahwa Ia senantiasa menyertai kita sepanjang hidup kita.
Marilah kita menyaksikan kebenaran firman Tuhan ini, sehingga kita menjadi terang di tengah-tengah kemelut atau kegelapan yang sedang terjadi disekitar atau Negara kita. Pegangan kita sudah jelas yaitu kepada Tuhan Yesus yang hidup dan tinggal beserta kita. Amin.
Lain sikap yang yang dilaporkan oleh Kaleb dan Yosua. Pernyataan pertama Kaleb, ialah negeri Kanaan harus diserang dan direbut sekarang, karena bangsa Israel cukup kuat.Kemudian di depan bangsa Israel, Kaleb dan Yosua mengatakan:?Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya.Jika Tuhan berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Hanya, janganlah memberontak kepada Tuhan dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis.
Sikap bangsa Israel yang berkecil hati dan penakut, Tuhan mengeluh kepada Musa. Berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku, sekalipun sudah ada segala tanda mujizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka. Tuhan marah atas sikap bagsa Israel yang tidak percaya kepada-Nya. Tuhan ingin menghukum mereka dengan penyakit sampar, untuk melenyapkan bangsa ini.Namun Musa berhasil melunakkan hukuman Tuhan kepada bangsa Israel. Bangsa Israel tetap melanjutkan rencana Tuhan untuk menduduki tanah Kanaan, tetapi ditunda selama 40 tahun sampai orang Israel yang berumur 20 tahun ke atas mati di padang gurun, kecuali Kaleb dan Yosua yang tetap percaya kepada Tuhan, boleh masuk ke tanah Kanaan, menikmati tanah perjanjian Tuhan kepada nenek moyang bangsa Israel, Abraham.
Dalam Bilangan 14: 28, firman Tuhan :? Katakan kepada mereka (bangsa Israel), demi Aku yang hidup, bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu.Apa yang dikatakan bangsa Israel di depan Tuhan? Mereka mengatakan:?Ah sekiranya kami mati di tanah Mesir atau di padang gurun ini!.Sehingga dengan kata lain, Tuhan berkata: ?Seperti yang yang kamu katakan, demikian Aku lakukan kepadamu.Dalam bahasa sehari-hari dapat kita katakan :?Perkataan yang keluar dari mulutmu, akan menentukan bagaimana nasibmu. Oleh sebab itu kita harus hati-hati dalam mengucapkan kata-kata yang berhubungan dengan kehidupan kita.
Dari kisah yang dikemukakan di atas, kita dapat mengetahui suatu yang mutlak diinginkan Tuhan kepada kita yaitu percayalah kepada Tuhan, jangan takut dan jangan bersungut-sungut tapi mengucap syukurlah.Pola berpikir di dalam alam roh, janganlah hidup berdasarkan apa yang di lihat tetapi berdasarkan apa yang dikatakan oleh Tuhan dalam firman-Nya.Bangsa Israel berpola pikir berdasarkan apa yang dilihat dan di dengar tentang penghuni tanah Kanaan, bukan atas janji Tuhan bahwa negeri Kanaan akan diberikan kepada bangsa Israel. Kegagalan bangsa Israel untuk segera mendiami tanah Kanaan terletak pada ketidak percayaan mereka kepada Tuhan.
Dalam Yakobus 5: 17, dikatakan bahwa Elia adalah manusia biasa sama seperti kita dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga setengah tahun.Hal ini menunjukkan kepada kita, bahwa apa yang kita percaya dan terucapkan dalam doa akan menjadi suatu hal nyata atau riil.Dengan demikian kita memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kondisi nyata melalui alam roh atau alam imajinasi.Kita mencipta melalui langkah pertama membayangkan dalam imajinasi dan kemudian berubah suatu kenyataan dalam alam materi.Tinggalkan fakta atau kenyataan hidup dalam alam materi, ciptakan suatu yang diinginkan dalam alam roh dan itulah yang sesungguhnya terjadi dalam kehidupan kita.
Implementasi dalam kehidupan nyata yang sedang kita alami di Indonesia dewasa ini adalah kesulitan baik ekonomi ataupun politik.Kita dapat membayangkan masalah ini sama seperti yang di lihat dan di alami bangsa Israel sebelum masuk ke tanah Kanaan.Mereka dibayangi rasa ketakutan dan berhati kecil, karena mereka mengandalkan kekuatan mereka sendiri bukan kekuatan Tuhan yang sangat dahsyat. Kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, kita tidak perlu takut akan kondisi yang sedang terjadi saat ini. Kita harus percaya akan janji Tuhan, bahwa Ia senantiasa menyertai kita sepanjang hidup kita.
Marilah kita menyaksikan kebenaran firman Tuhan ini, sehingga kita menjadi terang di tengah-tengah kemelut atau kegelapan yang sedang terjadi disekitar atau Negara kita. Pegangan kita sudah jelas yaitu kepada Tuhan Yesus yang hidup dan tinggal beserta kita. Amin.