YouTube: Internet Membunuh Humas Israel

jmw01

New member
BETHLEHEM (Berita SuaraMedia) – Sebuah video YouTube mengecam upaya humas militer Israel menyusul serangannya tanggal 31 Mei terhadap sebuah flotilla bantuan kemanusiaan tujuan Gaza yang menewaskan sembilan anggota kru.

"Internet Membunuh Humas Israel" memparodikan hit "Radio Star" milik The Buggles tahun 1979 dan menampilkan sekumpulan klip yang dirilis oleh militer Israel dan aktivis yang berada di atas kapal sesaat setelah serangan di perairan internasional itu terjadi.

Video itu dibuat oleh Minor Demographic Threat, pengembalian ke sebuah band punk AS di tahun 1980an yang juga merupakan parodi dari argumen berbasis ras Israel melawan hak untuk kembali. MDT mengatakan bahwa anggota adalah sebuah kelompok multietnis yang didominasi oleh Yahudi Israel dan Amerika dan juga Palestina serta lainnya.

"Bisa dikatakan ‘Internet Membunuh Humas Israel’ adalah jawaban kami terhadap ‘Kami menaklukkan dunia’ dari wakil editor pengelola The Jerusalem Post, Caroline Glicks," ujar MDT, merujuk pada video musik pro-militer yang mencemooh para aktivis di atas kapal Freedom Flotilla serta bangsa Arab secara umum yang dipublikasikan oleh Kantor Pers Pemerintah Israel tapi kemudian mereka tidak mengakuinya.

"Kami puas dengan respon positif terhadap video ini sejauh ini, dan kami berharap orang-orang akan menyebarkannya dan bahkan membuat video sendiri," ujar MDT. "Video adalah alat yang sangat berpengaruh seperti halnya lelucon. Ketika keduanya bertemu bisa digunakan untuk dampak yang bahkan lebih besar."

Video itu terinspirasi oleh blogger Philip Weiss, Max Blumenthal, dan Ali Abunimah yang menyelidiki kejadian versi militer dan menyebabkan militer menarik kembali beberapa tuduhan kerasnya.

Militer merilis video yang sudah diedit yang diperolehnya dari aktivis dan wartawan bersikukuh bahwa tentara melepaskan tembakan hanya setelah mereka diserang oleh teroris Islam yang menyamar sebagai aktivis.

Para aktivis mengatakan rekamannya telah diubah untuk hanya menceritakan kejadian itu menurut versi Israel dan video musiknya menekankan kontroversi itu: "Shin Bet merampas kartu SD saya/ dan memainkanya di NPR."

Kelompok kebebasan pers, termasuk Foreign Press Association, telah meminta Israel merilis semua rekaman yang disitanya dari para wartawan dan aktivis yang ada di atas kapal Turki berbendera Mavi Marmara.

Kelompok itu mendesak para penggemar untuk mendukung kelompok-kelompok advokasi pro-Palestina seperti Artist Against Apartheid, sebuah aliansi musisi internasional yang menolak untuk tampil di Israel sampai pendudukannya selama empat dekade di wilayah Palestina berakhir dan para pengungsi diijinkan pulang ke rumah masing-masing.

Kumpulan itu mengolok-olok keputusasaan Israel untuk menjaga citra publiknya tetap bersih sementara melakukan serangan terhadap HAM di darat atau di perairan internasional, ujar produser musik dan teknisi Artists Against Apartheid, Andrew Fellus.

"Selama ini semuanya berjalan baik bagi gerakan zionis, sampai kini, ketika internet semakin kuat kemampuannya menyampaikan informasi," ujar seorang penyelenggara di New York. "Sekarang kita melihat impotensi ini sedang terjadi, saat ini, dan efeknya cukup menggelikan."

Video itu rilis satu hari setelah kepala staf militer Israel mengatakan pada panel penyelidikan bahwa pasukannya telah bertindak proporsional selama serangan.

Gabi Ashkenazi, dalam kesaksiannya di hadapan penyidik internal yang dikepalai oleh mantan hakim Israel Jacob Tirkel, mengatakan bahwa "Pasukan memperlihatkan ketenangan, keberanian, dan moralitas."

Para pejabat tinggi Israel mulai bersaksi pada hari Senin (9/8), di antara mereka ada perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Ehud Barak.

[ame="http://www.youtube.com/watch?v=ME_NpnH7jDc"]YouTube- Gaza flotilla video mashup: Internet Killed Israeli PR[/ame]
 
Bls: YouTube: Internet Membunuh Humas Israel

perang propaganda
Yg menang tentulah kebenaran itu sendiri dan kebenaran terkadang kalah oleh kekuasaan
 
Back
Top