HulkHogan
New member
Yuk... Icip-Icip Sate Klatak!
Pernah mencicipi sate klatak? Kalau belum, sate dari Imogiri ini wajib dicoba. Satenya unik karena dagingnya hanya dibumbui sederhana dan ditusuk dengan menggunakan jeruji besi bukan lidi. Daging sate terasa empuk, gurih tanpa aroma 'prengus'. Coba yuk!
Khazanah kuliner tanah air memang tidak akan pernah habis untuk dieksplorasi. Meski beragam penganan impor merajalela, nyatanya hidangan dalam negeri tetap eksis dan memiliki tempat khusus di lidah pencinta kuliner.
Salah satu menu yang layak dicoba adalah sate klatak. Makanan yang satu ini berbahan dasar daging kambing dan ayam. Sate yang tak biasa ini diklaim berasal dari kawasan Imogiri, Jogjakarta. Bagi penyuka sate yang ngeri terhadap potensi karsinogenik akibat pembakaran atau ancaman laten larva dalam daging, kekhawatiran tersebut agaknya dapat dikurangi.
Secara fisik, sate klatak memiliki tekstur yang tidak hangus namun tetap empuk dan terasa juicy. Agaknya proses pematangan daging didahului dengan pengolahan sehingga proses pembakaran tidak butuh waktu lama. Pada varian daging ayam, sekilas penampakannya justru mirip daging ikan.
Proses pembakaran yang singkat sepertinya tidak lepas dari peran jeruji sepeda yang digunakan sebagai tusukan. Meski bertindak sebagai konduktor panas yang baik, namun tusukan sate tidak akan membuat jari melepuh kepanasan. Keunikannya tidak hanya hanya terletak pada penggunaan jeruji sepeda sebagai tusukan. Bumbu raciknya hanya menggunakan garam, sedangkan posisi sambal kacang maupun kecap digantikan oleh kuah gulai yang gurih.
Awalnya saya yang bukan penyuka santan agak skeptis untuk mencoba. Namun setelah mencicipi sendok pertama, kuah gulai yang ringan serta merta menggusur antipati saya. 'Aksesoris' tambahan dalam gulai berupa jerohan juga terasa bebas bau prengus khas kambing, sama dengan irisan dagingnya.
Seperti kebanyakan masakan Indonesia lain yang belum klop rasanya tanpa sambal. Nah, sate klatak kuah gulai ini juga dilengkapi sambal kecap yang terbuat dari irisan cabe, bawang, tomat dan kuah kecap.
Sate klatak yang mengambil tempat di pelataran apotik Sofa Marwa Kukusan, Depok ini mematok harga Rp 13.000,00/porsi tanpa nasi. Terdiri dari dua tusuk sate, sate klatak full berisi irisan daging tanpa lemak ataupun jerohan. Selain sate klatak ada pula kuah gulai, tongseng ayam, dan sop kambing.
Tertarik icip-icip? Siapkan waktu luang di malam hari, karena warung sate klatak beroperasi mulai jam 5 sore hingga larut malam.
sumber :detik.com
Pernah mencicipi sate klatak? Kalau belum, sate dari Imogiri ini wajib dicoba. Satenya unik karena dagingnya hanya dibumbui sederhana dan ditusuk dengan menggunakan jeruji besi bukan lidi. Daging sate terasa empuk, gurih tanpa aroma 'prengus'. Coba yuk!
Khazanah kuliner tanah air memang tidak akan pernah habis untuk dieksplorasi. Meski beragam penganan impor merajalela, nyatanya hidangan dalam negeri tetap eksis dan memiliki tempat khusus di lidah pencinta kuliner.
Salah satu menu yang layak dicoba adalah sate klatak. Makanan yang satu ini berbahan dasar daging kambing dan ayam. Sate yang tak biasa ini diklaim berasal dari kawasan Imogiri, Jogjakarta. Bagi penyuka sate yang ngeri terhadap potensi karsinogenik akibat pembakaran atau ancaman laten larva dalam daging, kekhawatiran tersebut agaknya dapat dikurangi.
Secara fisik, sate klatak memiliki tekstur yang tidak hangus namun tetap empuk dan terasa juicy. Agaknya proses pematangan daging didahului dengan pengolahan sehingga proses pembakaran tidak butuh waktu lama. Pada varian daging ayam, sekilas penampakannya justru mirip daging ikan.
Proses pembakaran yang singkat sepertinya tidak lepas dari peran jeruji sepeda yang digunakan sebagai tusukan. Meski bertindak sebagai konduktor panas yang baik, namun tusukan sate tidak akan membuat jari melepuh kepanasan. Keunikannya tidak hanya hanya terletak pada penggunaan jeruji sepeda sebagai tusukan. Bumbu raciknya hanya menggunakan garam, sedangkan posisi sambal kacang maupun kecap digantikan oleh kuah gulai yang gurih.
Awalnya saya yang bukan penyuka santan agak skeptis untuk mencoba. Namun setelah mencicipi sendok pertama, kuah gulai yang ringan serta merta menggusur antipati saya. 'Aksesoris' tambahan dalam gulai berupa jerohan juga terasa bebas bau prengus khas kambing, sama dengan irisan dagingnya.
Seperti kebanyakan masakan Indonesia lain yang belum klop rasanya tanpa sambal. Nah, sate klatak kuah gulai ini juga dilengkapi sambal kecap yang terbuat dari irisan cabe, bawang, tomat dan kuah kecap.
Sate klatak yang mengambil tempat di pelataran apotik Sofa Marwa Kukusan, Depok ini mematok harga Rp 13.000,00/porsi tanpa nasi. Terdiri dari dua tusuk sate, sate klatak full berisi irisan daging tanpa lemak ataupun jerohan. Selain sate klatak ada pula kuah gulai, tongseng ayam, dan sop kambing.
Tertarik icip-icip? Siapkan waktu luang di malam hari, karena warung sate klatak beroperasi mulai jam 5 sore hingga larut malam.
sumber :detik.com