Yulianto Sang Jagal

spirit

Mod
Polisi bongkar makam korban Yulianto di Pacitan
Hardono tak yakin Rusmini tewas diracun​

Sudah hampir dua pekan terakhir kasus pembunuhan yang dilakukan Yulianto menyita perhatian publik. Selama itu pula aparat Satreskrim Polres Sukoharjo mendatangi sejumlah daerah mulai dari Gua Cerme, puncak Gunung Merapi hingga Pacitan untuk membongkar kasus itu. Berikut laporan Tim Espos mengenai hal itu.

Suaranya sedikit parau. Suara yang menunjukkan kelelahan. Laki-laki itu baru saja buka puasa meski jarum jam sudah menunjukkan pukul 19.40 WIB. Sudah seharian, dia bersama sejumlah anak buahnya berada di Pacitan, Jawa Timur. Di salah satu kabupaten di Jawa Timur itu, untuk keenam kalinya selama dua pekan terakhir, dia dan tim Satreskrim Polres Sukoharjo menelusuri jejak pembunuhan yang dilakukan Sang Jagal, Yulianto.

Suara itu adalah suara Kasatreskrim Polres Sukoharjo, AKP Sukiyono. Meski menunjukkan kelelahan tapi semangatnya masih terlihat membara. Kata-katanya masih tegas dan jelas. Dia mengakui penanganan pembunuhan itu membutuhkan tenaga ekstra karena sejak terungkap akhir bulan lalu, korban masih terus bertambah.

Bersama Unit V Satreskrim dengan dibantu Unit Reserse Mobil (Resmob), Tim Identifikasi dan Tim Olah TKP, Sukiyono menelusuri jejak-jejak pembunuhan yang sebagian telah dilakukan beberapa tahun silam.

“Kalau anggota bisa bergiliran, kalau saya dan Pak Kapolres (Kapolres Sukoharjo AKBP Suharyono-red) tetap memantau dan mendampingi para anggota,” ujar Sukiyono.

Bagi dia mengungkap kasus pembunuhan itu sudah menjadi konsekuensi tugas. Seperti menggabungkan puzzle, Sukiyono selalu siap kala fakta baru terungkap. “Sudah menjadi konsekuensi ketika bertugas di Satreskrim. Saya biasa tidur 2-3 jam/harinya,” kata dia.

Kerja keras Sukiyono sepertinya masih panjang. Polisi memang sudah mengungkap pembunuhan lima kasus pembunuhan yang dilakukan Yulianto. Tapi munculnya korban keenam, Siti Rusmini menjadikan Korps Bhayangkara itu harus kembali bekerja keras. Upaya pengungkapan pun dipimpin langsung Kapolres Sukoharjo AKBP Suharyono.

Minggu (5/9) pagi, AKP Sukiyono beserta sejumlah anak buahnya dan tim Dokkes Polresta Solo sudah menuju sebuah desa di Pacitan. Daerah yang mereka tuju adalah Dukuh Sukoharjo RT 4/RW VII, Kelurahan Widoro, Kecamatan Donorejo, Pacitan. Desa itu adalah tempat asal Siti Rusmini, pembantu rumah tangga (PRT) yang sempat bekerja di rumah pengusaha Solo, Hardono. Rusmini yang meninggal sekitar tujuh tahun silam akhirnya dikaitkan dengan pembunuhan berantai itu karena mereka pernah menjalin hubungan asmara.

Sekitar pukul 12.00 WIB, polisi mulai membongkar makam Rusmini. Tim Dokkes Polresta Solo yang dipimpin AKP Aji K langsung melakukan autopsi di permakaman. Setelah autopsi dilakukan, kerangka Rusmini kembali dikebumikan sekitar pukul 16.30 WIB. Kaur Dokkes Polresta Solo, AKP Aji K mengatakan kerangka manusia yang diperiksa itu masih utuh. Dia menyebut kerangka itu berjenis kelamin perempuan yang diperkirakan berusia 21-30 tahun.

Selain mengambil sampel DNA dari kerangka Rusmini, tim mengambil beberapa sampel darah ibu kandung Rusmini, Katiyem. Sukiyono mengatakan penyebab kematian Rusmini baru bersumber dari keterangan tersangka. “Secara tertulis kami belum menyatakan hasilnya. Namun menurut pengakuan tersangka, korban diberi kecubung,” jelas Sukiyono mewakili Kapolres.

Terpisah, pengusaha mebel, Hardono menyangkal penyebab kematian salah satu pembantunya, Siti Rusmini tahun 2003 akibat diracun Yulianto. Pasalnya, saat kejadian dirinya bersama-sama polisi sudah mengecek kondisi fisik korban. Ketika itu, kata dia, keadaan korban baik dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan ataupun bekas racun. “Sebelum saya mengetahui korban meninggal dunia sekitar pukul 05.00 WIB tidak ada gejala apa-apa. Sekitar 22.30 WIB pembantu saya yang bernama Siti itu sempat memberesi raket dan baju saya. Waktu itu dia sehat, jadi tidak mungkin kalau diracun,” ujar Hardono saat ditemui wartawan di kediamannya, Minggu.

Dia mengatakan begitu pembantunya ditemukan tewas, dirinya langsung melaporkan polisi. “Polisi pun tidak menemukan gejala yang aneh. Makanya, korban dipersilakan dibawa pulang ke Pacitan,” ulas dia.

sumber: solopos
 
Bls: Yulianto Sang Jagal

rumah si yulianto msh satu kelurahan ma saia, kelurahan pucangan, kartasura ...:D

pekan kmarin, hampir tiap hari jd headline d koran solopos ...
 
Bls: Yulianto Sang Jagal

perut lapar membuat orang tega membunuh orang sebanyak itu..
kasian..tapi termasuk keterlaluan
 
Bls: Yulianto Sang Jagal

harusnya pemerintah melihat akar permasalahan yg terjadi. Hukum d tegakan dan juga rasa keadilan yg tinggi. Semoga jgn hanya koruptor yg dapat keringanan hukum tp rakyat kecil juga memperolehnya
 
Back
Top