Kalina
Moderator
VIVAlife - Apakah haram jika seorang wanita bekerja sebagai tukang ojek? Inilah pertanyaan yang selalu
muncul dalam benak Yupita. Profesinya menjadi
tukang ojek, kerap mendapat cibiran dan hinaan dari
tetangga sekitar. Ia sebenarnya juga menjalani banyak pekerjaan. Mulai dari menjual rempeyek, susu kedelai, keripik, buruh cuci baju, hingga profesi sebagai tukang ojek.
Wanita berusia 43 tahun ini melakoninya demi berjuang untuk kehidupan keluarganya. Toto Suharto, sang suami, terserang stroke. Sudah delapan tahun semenjak suaminya sakit, ia harus berkeliling mencari penumpang sewaannya. Sebelum sang mentari pagi memunculkan wajahnya, Ita, begitu dia disapa, sudah memarkirkan kendaraan roda dua
sewaannya berjejer dengan motor tukang ojek lainnya.
"Tiap hari saya mulai ngojek pukul lima pagi hingga
delapan malam. Tapi saya ngojek-nya lebih banyak
bulanan kadang harian juga. Kalau tak seperti itu, siapa yang akan menggantikan popok suami saya nanti," lirih wanita kelahiran Depok saat ditemui dalam acara penghargaan "Perempuan Hebat" ANTV di Ancol, Jakarta. Dalam seminggu, Ita harus merogoh kocek Rp300ribu untuk biaya obat dan keperluan suaminya. Belum lagi biaya kebutuhan sekolah dua orang anak dan kebutuhan sehari-hari.
Untungnya, dua buah hatinya termasuk anak
berprestasi. Gita Suharya, (19), dan Gilang Suryana,
(13), mendapatkan beasiswa dari sekolahnya. Hal ini
tentu meringankan sedikit beban di pundaknya.
Walau begitu, berbagai cara telah diupayakan untuk
menyembuhkan penyakit sang suami, salah satunya
adalah mengurus surat keterangan miskin untuk
mendapatkan Jamkesmas. Sayang, jarak dan biaya
operasional untuk ke rumah sakit jadi kendala.
Untung saja sang suami mendapat bantuan uluran
tangan dari seorang dokter di tempat tinggalnya. "Saya sangat beryukur, masih ada orang baik yang
membantu. Dokter itu memberikan pengobatan
dengan harga yang murah untuk suami saya," kata Ita sambil mengusap air matanya.
muncul dalam benak Yupita. Profesinya menjadi
tukang ojek, kerap mendapat cibiran dan hinaan dari
tetangga sekitar. Ia sebenarnya juga menjalani banyak pekerjaan. Mulai dari menjual rempeyek, susu kedelai, keripik, buruh cuci baju, hingga profesi sebagai tukang ojek.
Wanita berusia 43 tahun ini melakoninya demi berjuang untuk kehidupan keluarganya. Toto Suharto, sang suami, terserang stroke. Sudah delapan tahun semenjak suaminya sakit, ia harus berkeliling mencari penumpang sewaannya. Sebelum sang mentari pagi memunculkan wajahnya, Ita, begitu dia disapa, sudah memarkirkan kendaraan roda dua
sewaannya berjejer dengan motor tukang ojek lainnya.
"Tiap hari saya mulai ngojek pukul lima pagi hingga
delapan malam. Tapi saya ngojek-nya lebih banyak
bulanan kadang harian juga. Kalau tak seperti itu, siapa yang akan menggantikan popok suami saya nanti," lirih wanita kelahiran Depok saat ditemui dalam acara penghargaan "Perempuan Hebat" ANTV di Ancol, Jakarta. Dalam seminggu, Ita harus merogoh kocek Rp300ribu untuk biaya obat dan keperluan suaminya. Belum lagi biaya kebutuhan sekolah dua orang anak dan kebutuhan sehari-hari.
Untungnya, dua buah hatinya termasuk anak
berprestasi. Gita Suharya, (19), dan Gilang Suryana,
(13), mendapatkan beasiswa dari sekolahnya. Hal ini
tentu meringankan sedikit beban di pundaknya.
Walau begitu, berbagai cara telah diupayakan untuk
menyembuhkan penyakit sang suami, salah satunya
adalah mengurus surat keterangan miskin untuk
mendapatkan Jamkesmas. Sayang, jarak dan biaya
operasional untuk ke rumah sakit jadi kendala.
Untung saja sang suami mendapat bantuan uluran
tangan dari seorang dokter di tempat tinggalnya. "Saya sangat beryukur, masih ada orang baik yang
membantu. Dokter itu memberikan pengobatan
dengan harga yang murah untuk suami saya," kata Ita sambil mengusap air matanya.